Semua Bab Gadis Lugu Milik CEO Duda: Bab 71 - Bab 80
102 Bab
71. Menegarkan Hati
Aku saranin dengerin lagu Can You See My Heart - Heize waktu baca part ini. Selamat membaca (⌒▽⌒)Seika kembali menguap lalu melihat jam yang menempel di dinding ruang tamu. Jarum pendek menunjuk angka dua belas, sedangkan jarum panjang menunjuk angka sembilan. Pantas saja dia merasa sangat mengantuk, ternyata sekarang hampir tengah malam. Namun, Devan belum juga pulang.Di mana, Devan? Kenapa lelaki itu tidak memberi kabar jika ingin pulang terlambat?Rasanya Seika ingin sekali tidur kamar, tapi dia berusaha keras menahan rasa kantuknya karena ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan Devan. Tentang hubungan mereka.Seika berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau pernikahannya dan Devan pasti akan bertahan seperti yang yang Bara katakan tadi siang. Dia hanya perlu membangun komunikasi yang baik dengan Devan dan menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka. Sekarang yang harus dia lakukan hanyalah bersabar menunggu Devan pulang.Detik demi detik berlalu, kedua mata Seika
Baca selengkapnya
72. Pesan yang Tidak Tersampaikan
Ini sudah hari kelima, dan selama itu pula Seika setia menunggu Devan pulang hingga larut malam. Telepon dan pesan yang dia kirim untuk Devan tidak ada satu pun yang dibalas, padahal dia dan Cherry sangat merindukan lelaki itu.Helaan napas panjang lolos dari bibir mungil Seika, kedua matanya menatap nanar layar ponselnya yang menampilkan foto pernikahannya dengan Devan. Kemarin dia menelepon Pramudya, sekretaris sekaligus orang kepercayaan Devan itu mengatakan kalau Devan sudah kembali dari luar kota sejak tiga hari yang lalu. Namun, Devan belum pulang sampai sekarang.Kenapa Devan tidak pulang? Apa lelaki itu sedang bersama Flora?Seika menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang tiba-tiba menghimpit di dalam dadanya. Entah kenapa oksigen di sekitar Seika seolah-olah lenyap. Dadanya sesak. Seika sebenarnya tidak ingin berpikir macam-macam tentang Devan. Namun, sikap lelaki itu akhir-akhir ini membuat pikiran dan perasaannya mendadak tidak tenang. Apa lagi dia pernah menden
Baca selengkapnya
73. Kabar Buruk
Seika tidak benar-benar tidur semalam. Setiap satu jam sekali dia selalu terbangun lalu memeriksa ponselnya. Helaan napas panjang kembali terdengar, perasaan hampa selalu datang menyelimuti dirinya setiap kali memikirkan Devan. Lima hari tidak bertemu membuat rasa rindu kian memupuk. Obatnya hanya temu, tapi Devan seolah-olah jemu.Seika berbaring telentang sambil memandangi langit-langit kamar. Sejenak dia memejamkan mata karena kepalanya begitu berisik sekarang. Seika pernah kecewa, patah, dan hancur karena cinta. Seika pikir dia sudah terbiasa dengan rasa sakitnya. Akan tetapi kenyataannya begitu sulit, hatinya benar-benar sakit.Seika merasa sangat lelah dan ingin menyerah. Namun, hati kecilnya meminta untuk bertahan karena rumahnya hanyalah Devan.Seika membetulkan selimut yang menutupi tubuh Cherry lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Dengan memasak setidaknya dia bisa mengalihkan sedikit pikirannya dari Devan. Seika mengeluarkan kornet, telur, tomat, dan timun dari
Baca selengkapnya
74. Kehilangan
"Apa?!" Napas Seika tercekat, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak selama beberapa saat mendengar ucapan Uncle Muthu barusan. Seika tahu Uncle Muthu suka bercanda, tapi candaan lelaki paruh baya yang tinggal di samping rumahnya itu tidak lucu sama sekali."Uncle Muthu jangan bercanda. Bang Sat tidak mungkin meninggal karena lima hari yang lalu Bang Sat masih menelepon Seika.""Uncle tidak mungkin membuat kematian seseorang menjadi bahan candaan, Seika. Uncle tahu ini pasti berat buat kamu. Tapi Abangmu memang sudah meninggal."Kepala Seika seperti dihantam palu godam yang sangat besar. Ponsel yang berada di dalam genggamannya jatuh begitu saja."Abang ...." Kristal bening itu jatuh begitu saja membasahi pipi Seika. Entah kenapa oksigen yang berada di sekitarnya seolah-olah berubah menjadi karbondioksida yang begitu mencekik leher. Dadanya sesak. Seika masih tidak percaya kalau Satria pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya."Abang tidak mungkin pergi. Abang tidak mungkin pergi .
Baca selengkapnya
75. Keputusan Bodoh
Noah mengeluarkan ponselnya dari saku celana sambil berusaha fokus mengemudikan mobilnya menuju rumah Seika."Hai, Baby. Tumben sekali kamu meneleponku?" ucap seorang wanita di seberang sana."Aku butuh bantuanmu, Jessy."Jessyca Riley—wanita berusia tiga puluh lima tahun yang menjadi bodyguard sekaligus kaki tangan keluarga Mercellio itu mengerutkan dahi heran mendengar ucapan Noah barusan."Kamu tahu kan, kalau bantuanku ini tidak gratis?"Noah menggeram kesal. Dia sebenarnya malas sekali berurusan dengan tante-tante genit seperti Jessy. Namun, dia tidak bisa menemukan orang lain yang bisa membantunya selain Jessy."Baiklah, aku akan menemanimu minum Sabtu malam ini.""The sound it's so good, but I want more than alcohol." Jessy terlihat berpikir sebentar sebelum melanjutkan kembali kalimatnya. "Maybe something like kiss or cuddle?""Okay, fine. Aku akan menuruti apa pun yang kamu mau.""Wah, good boy!" Jessy menyeringai senang. Sepertinya masalah yang sedang dihadapi Noah lumayan b
Baca selengkapnya
76. Rumit
Devan meringis kecil ketika menyentuh sudut bibirnya yang terluka akibat ditonjok Noah. Pipi kanannya bahkan masih terasa nyeri sampai sekarang. Seumur-umur baru pertama kali dini Devan melihat Noah begitu marah pada dirinya. Keponakannya itu bahkan berani memukulnya karena dia lebih memilih Flora.Entah alasan apa yang membuat Noah begitu membenci Flora. Padahal Flora tidak seburuk yang mereka pikirkan. Flora memang pernah meninggalkannya, tapi mantan kekasihnya itu sebenarnya wanita yang sangat baik. Flora bahkan memintanya untuk pulang dan ingin menemui Seika secara pribadi untuk mengucapkan belasungkawa.Noah yang sudah terlanjur membenci Flora sepertinya tidak bisa melihat kebaikan wanita itu. Noah bahkan menyebut Flora sebagai wanita ular dan mengatakan akan membawa Seika pergi jauh darinya.Siapkah dia berpisah dengan Seika?Devan mengusap wajahnya dengan kasar. Entah kenapa melihat ekspresi Noah yang begitu marah membuatnya mendadak ragu untuk meninggalkan Seika, padahal dia t
Baca selengkapnya
77. Bertahan
Seika mengerjapkan kedua matanya perlahan, tubuhnya seolah-olah memiliki alarm otomtis yang membuatnya selalu bangun tepat jam lima pagi. Senyum tipis menghiasi bibir tipisnya ketika melihat Cherry yang tertidur lelap di sampingnya. Entah kenapa wajah anak tirinya itu terlihat begitu menggemaskan di matanya sekarang.Seika berbalik miring lalu mengecup pipi tembam Cherry dengan penuh sayang hingga membuat anak itu menggeliat pelan. Seika pikir Cherry akan bangun, tapi anak itu malah memeluk pinggangnya semakin erat dan kembali tidur.Helaan napas panjang keluar dari bibir mungil Seika, kedua matanya menatap nanar langit-langit kamarnya dengab nanar karena teringat dengan mimpi yang dia alami semalam.Tadi malam dia bermimpi pergi ke suatu tempat yang sangat indah bersama ayah, ibu, dan abang yang paling dia sayang. Tempat tersebut mirip sekali dengan taman bermain. Di sana ada bianglala, komedi putar, istana boneka, dan permen kapas. Memori masa kecil Seika yang begitu menyenangkan se
Baca selengkapnya
78. It's Not Fine
Seika berjongkok lalu meletakkan seikat bunga Baby's Breath di atas makam Satria. Dia termenung selama beberapa saat sambil menatap kosong gundukan tanah basah yang ada di hadapannya. Sampai sekarang Seika masih tidak menyangka jika Satria pergi meninggalkannya secepat ini. Padahal rasanya seperti baru kemarin dia mendengar suara sang kakak.Helaan napas panjang lolos begitu saja dari bibir mungil Seika. Rasanya Seika ingin sekali menyusul kedua orang tuanya dan sang kakak ke surga karena masalahnya dan Devan tidak kunjung menemukan titik temu. Namun, dia sudah berjanji akan bertahan demi Cherry. Lagi pula dia tidak mungkin tega meninggalkan Cherry karena anak itu hanya memilikinya di dunia ini."Hai, Bang. Gimana kabarnya?" Seika menarik napas panjang untuk mengurangi sesak yang menghimpit di dalam dadanya. "Ini baru tiga hari, tapi Seika udah kangen banget sama Abang."Cherry yang berjongkok di samping Seika tiba-tiba mendekat, tangannya yang kecil perlahan bergerak, memeluk tubuh S
Baca selengkapnya
79. Bimbang
'Lo goblok banget Paman Devan. Buang berlian demi batu kali kayak Flora. Lihat tuh, Seika sayang banget sama anak lo'-NOAH-Devan melihat foto yang Noah kirim pada dirinya dengan lekat. Foto Seika yang sedang menikmati es krim bersama Cherry. Seika terlihat sangat sayang dan perhatian pada putrinya, Cherry pun tampak nyaman dan senang berada di dekat Seika.Bukan satu dua tahun dia menjalani hidup sendiri setelah Elea meninggal, tapi lima tahun. Selama itu pula dia berusaha keras menutup pintu hatinya untuk gadis mana pun demi menepati janjinya pada mendiang Elea. Hingga suatu hari dia bertemu dengan Seika. Gadis bodoh dan ceroboh yang tiba-tiba dipanggil mama oleh putrinya. Entah sihir apa yang Seika miliki hingga berhasil menghapus nama Elea dari dalam hatinya.Tiga bulan yang lalu dia pun memutuskan untuk menikahi gadis itu. Dia membuat pesta lamaran dan pernikahan yang sangat mewah untuk Seika. Dengan bangga dia memperkenalkan Seika sebagai istrinya di depan semua tamu undangan y
Baca selengkapnya
80. Dua Garis Biru
Bara berulang kali melihat jam tangannya, menunggu jarum panjang menunjuk angka dua belas dengan tidak sabar. Dia cepat-cepat beranjak dari tempat duduknya setelah memastikan kalau sekarang sudah waktunya makan siang."Kamu mau pergi, Bar?""Ah ...." Bara yang baru saja keluar dari ruangannya refleks mengusap dadanya karena terkejut mendengar pertanyaan dari seorang gadis berambut hitam yang berdiri di belakangnya."Maaf kalau aku mengagetkanmu." Gadis bernama Ruwi itu menatap Bara penuh dengan rasa bersalah."Tidak apa-apa Ruwi. Jangan minta maaf."Ruwi tersenyum lega. "Ada restoran sea food yang baru buka dekat sini. Apa kita bisa makan siang bersama, Bar?"Ruwi menatap Bara dengan penuh harap. Gadis berusia dua puluh tiga tahun itu memang sudah menaruh hati pada Bara sejak bekerja di perusahaan Devan. Namun, Bara ternyata susah sekali untuk didekati."Maafkan aku Ruwi."Jantung Ruwi seketika mencelus, kesedihan tergambar jelas di wajahnya karena Bara lagi-lagi menolak ajakannya. "A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status