All Chapters of Mantan Datang, Suamiku Tak Pulang: Chapter 11 - Chapter 20
66 Chapters
Malam panas Sandi & Almira (1)
Semilir angin yang masuk lewat celah-celah jendela kamar seolah menerpa lembut permukaan kulit Almira yang sedikit terbuka. Gelenyar-gelenyar hangat mulai timbul ketika telapak tangan Sandi mengelus pipi sambil menatapnya penuh damba. Bukan sekali ini saja suaminya itu bersikap demikian, namun tak sekali pun hal itu dia lanjutkan lantaran bayangan mantan kekasihnya selalu hadir di tengah-tengah kebersamaan mereka.Tatapan mata Sandi meski di bawah cahaya temaram lampu kamar, seolah menyeret Almira tenggelam ke dalam pesonanya yang tiada dua. Paras rupawan Sandi begitu menghipnotis Almira yang sebentar lagi berada di bawah kendali lelaki itu. Akan tetapi, Almira sekuat mungkin menahan. Menahan dorongan hasrat yang kerap kali timbul apabila Sandi menyentuhnya. Almira hanya tidak mau jika sampai keinginannya lagi-lagi harus berakhir tanpa adanya kepastian. Sesuatu yang lama dia dambakan dari suaminya ini."Mas ...." Napas Almira terdengar putus-putus, mati-matian dia tengah menahan gejol
Read more
Malam panas(2)~
Sandi menyeringai di bawah Almira yang mulai larut dalam sentuhannya. "Kamu cantik, Al," ucapnya sambil mengulum bibir manis itu lagi. Rasanya dia mulai kecanduan dengan bibir Almira."Mas, aku enggak bisa napas." Almira menarik pelan wajahnya menjauhi wajah Sandi yang masih ada di bawahnya. "Kamu baru sadar kalo istrimu ini cantik? Kemarin-kemarin ke mana aja, Pak?""Kemarin-kemarin aku sibuk mengenang masa lalu sampai aku melupakan kecantikan istriku ini." Sandi tersenyum, lalu mengecup bibir Almira yang mengerucut lucu."Mas, dingin." Almira bergidik sebab angin malam yang masuk lewat celah-celah jendela kamar yang terbuka terasa membelai seluruh tubuh polosnya."Kalo begitu biar aku yang menghangatkanmu, Al." Sejurus kemudian, Sandi merubah posisi mereka. Kini Almira telah berada di bawah tubuh kekarnya."Mas. Aku suka dadamu ini. Rasanya aku ingin terus berada di dekapanmu ini." Jemari lentik Almira membelai dan menelusuri dada Sandi."
Read more
Minta gendong~
Pergumulan panas Almira dan Sandi berakhir hampir tengah malam. Lelaki itu nampaknya begitu menikmati malam pengantinnya bersama istrinya yang dinikahi selama tiga tahun itu. Almira pantas mendapatkan semua ini sejak dulu, sayangnya Sandi begitu egois dan bodoh. Sehingga lupa akan kewajibannya sebagai seorang suami.Di dekapannya kini ada Almira yang nampak kelelahan akibat ulahnya, memejamkan mata seraya mendengkur halus. Napas Almira terdengar teratur, tidurnya begitu damai dan pulas. Sandi yang tak tahan memutuskan mengecup kening Almira dengan sangat dalam."Maafkan aku, Al. Maaf... seharusnya aku memberikan semua hak ini dari dulu," lirihnya sembari membenarkan rambut Almira yang sedikit berantakan. Istrinya sangat cantik bila terlelap seperti ini.Oh, apakah kamu baru menyadari itu, Sandi? Ke mana saja kamu selama ini sampai tidak pernah memerhatikan istrimu? batinnya merutuki kebodohannya sendiri.Rasa kantuk sepertinya belum menghampiri Sandi, mes
Read more
Niat Sandra~
Di tempat lain, tepatnya Villa yang dihuni oleh sepasang pengantin baru—Danu dan Sandra. Sosok perempuan berkulit putih pucat duduk termangu di stoolbar sambil menikmati jus jeruk favoritnya, masih mengenakan gaun tidur malam berbahan lace, warna merah menyala, warna favorit seseorang yang semalaman mengganggu pikirannya. Sandra tersenyum miris, membayangkan Sandi dan istrinya yang berada di tempat lain, pasti tengah asyik memadu kasih. Sedangkan di sini, dia hanya bisa meratapi penyesalan yang kian menjadi.  Kebodohan dan penyesalannya tak lagi berarti untuk saat ini. Karena kenyataannya, Sandi telah memiliki istri yang cantik dan lebih segala-galanya. Seorang model, kaya, dan disukai seluruh keluarga. Ck!  Sandra benci dengan yang dimiliki Almira. Kenapa bisa Almira seberuntung itu, pikir Sandra. Belum lagi, bila diperhatikan Sandi begitu mencintai Almira.  "Harusnya kita sudah
Read more
"Hubungan apa?"
Almira tetap terlihat sangat cantik, meski pakaian yang dikenakan tergolong pakaian yang sopan. Hanya celana kulot panjang berwarna dusty pink—warna favoritnya, dipadupadankan dengan blouse berkerah agak tinggi, untuk menutupi tanda-tanda merah yang bertebaran di lehernya. Rambut hitamnya juga sengaja digerai bebas, tertiup angin di pagi menjelang siang ini.  Dia merasa malu, tak ingin orang lain melihat bukti kenakalan suaminya yang ganas di ranjang. Almira pun tak berhenti tersenyum saat mengingat adegan-adegan panas semalam. Tiga tahun menahan diri, dan akhirnya dia mendapatkan haknya sebagai istri sah Sandi. Sementara Sandi, juga berpenampilan santai, hanya memakai kaos polo berkerah berwarna navy dan celana jeans panjang berwarna hitam. Menarik perhatian sang mantan, yang semakin mengagumi ketampanan sosok gagah itu.  Ke dua pasang suami istri itu tengah menyantap sarapan pagi, yang disediakan oleh p
Read more
Sandra Memanas~
Beberapa menit sebelumnya... "Duh ... ganggu banget, deh!" Almira menggerutu, sambil melangkah tergesa-gesa menuju toilet yang letaknya cukup jauh dari Pendopo—tempatnya makan.  Setibanya di toilet, Almira bergegas masuk dan membuang hajat yang sedari tadi mendesak di bawah sana. Almira meringis, saat rasa perih kembali terasa di bagian intinya. Pagi tadi Sandi rupanya hanya modus, dibalik bantuan yang diberikan pada Almira. Suaminya itu meminta jatahnya lagi dengan beralasan tidak tahan melihat tubuh polos Almira.  Mau tak mau, Almira pun hanya pasrah, dan menikmati aktivitas intim dengan Sandi di kolam Jacuzi. "Aduuh ... perih." Almira sampai menggigit bibirnya, seraya membasuh inti tubuhnya dengan air.  Begitu selesai, Almira lantas keluar dan mencuci tangannya terlebih dahulu di wastafel, sembari mengecek riasan di wajahnya.  "Ma
Read more
Danu yang usil~
Selepas sarapan, Almira mengajak Sandi jalan-jalan, karena dia ingin menghabiskan banyak waktu bersama suaminya itu. Tentu, Sandi pun tidak menolak ajakan tersebut, lantaran dia sendiri ingin menyenangkan hati sang istri yang selama ini dia abaikan. Walaupun, ada Sandra dan Danu yang ikut serta dalam rencana bulan madunya ini.Tak masalah dan sama sekali tak mempengaruhi niatnya tersebut, Sandi justru akan memanfaatkan momen ini untuk menegaskan, jika dia sudah mulai move on. Agar Sandra sadar dan tidak lagi berharap kepadanya.Dengan mobil sewaan yang memang sudah disediakan oleh pihak Villa berserta sopirnya, Almira dan yang lainya diajak ke suatu tempat yang mungkin tidak akan ditemui di ibukota. Destinasi wisata yang paling terkenal dan populer di Seminyak Bali, berjarak sekitar 20 menit dari Villa. Kendra Galeri—tempat yang memamerkan berbagai macam karya seni lukisan artistik dan unik.Saat tiba di sana, Almira yang memang menyukai hal-hal berbau seni, langsung bersemangat, meny
Read more
Candu~
Seharian berputar-putar mengelilingi Seminyak Bali ternyata cukup melelahkan, tetapi sangat menyenangkan. Almira begitu menikmati kebersamaannya dengan Sandi, tak pernah sekalipun mereka menghabiskan waktu berdua saja semenjak menikah. Ini merupakan pengalaman yang tidak akan pernah Almira lupa. Ide bulan madu dari Khanza rupanya sangat membantu, berkat fashion stylist-nya itu, hubungan Almira dan Sandi semakin ada kemajuan. Perlahan tapi pasti, Almira berharap jika sang suami akan menuliskan namanya di hati, menggantikan nama sang mantan yang telah bertahun-tahun betah menguasai. Almira tidak pernah tahu seperti apa sosok perempuan yang sangat dipuja suaminya itu, Sandi juga tidak pernah bercerita secara gamblang, menyibak masa lalunya yang katanya penuh kenangan manis.Ah, andai saja Almira tahu, tentu dia tidak akan merasa penasaran selama tiga tahun terakhir. "Mas, lagi apa?" tanya Almira pada sang suami yang terlihat menatap serius layar ponselnya. Almira yang baru saja selesa
Read more
Merasa dipermainkan.
"Perasaan baru kemaren, deh. Tau-tau udah pulang aja." Entah sudah ke berapa kalinya, Almira mengeluh, dirinya seakan enggan pulang ke Jakarta dan mengakhiri masa-masa bulan madunya bersama sang suami tercinta. Almira masih belum puas menghabiskan waktu berduaan di Pulau Bali ini.Keluhan Almira disambut kekehan oleh Sandi yang sibuk membereskan beberapa barang yang hendak dibawa pulang ke Jakarta. Istrinya itu membeli banyak sekali oleh-oleh untuk orang rumah juga teman-temannya. Almira juga membelikan orang tua dan mertuanya. "Kalo aku senggang, besok-besok kita bisa ke sini lagi, Sayang. Jakarta Bali itu 'kan deket, kita bisa kapan aja ke sini," ucap Sandi, meletakkan koper merah tua yang berisi perlengkapan pribadinya bersama Almira di dekat pintu. Supaya memudahkan petugas Villa tempatnya menginap. Bibir Almira mengerucut, lalu beranjak dari tempat duduk dan mendekati Sandi. "Tapi bulan-bulan besok jadwal pemotretan aku banyak, Mas. Mana udah tanda tangan kontrak semuanya." Di
Read more
Merasa Iri~
Sepanjang perjalanan kembali ke Surabaya, raut Sandra tampak begitu masam. Kemesraan Sandi dan istrinya benar-benar membuatnya makin merasa iri. Padahal, selama berada di Bali, dia terus saja berupaya menarik kembali perhatian sang mantan kekasih. Namun sepertinya, Sandi tidak terpengaruh sedikit pun, bahkan terkesan tak acuh. Sandra merasa tidak terima bila namanya telah tersingkir oleh nama Almira di hati Sandi. Sandra pikir jika lelaki yang dulu memujanya ini tidak akan pernah bisa move on. Sandra yang terlalu percaya diri atau Sandi yang memang telah melupakannya. Tiga tahun tentu bukan waktu yang singkat, mengingat jika dulu dia dan Sandi begitu saling mencintai. Sampai pada suatu ketika Sandra meminta berpisah lantaran dirinya yang tidak bisa bersabar menjalani hubungan jarak jauh bersama Sandi.Ah, dia memang sangat bodoh sebab telah menyia-nyiakan lelaki sebaik dan setampan Sandi. Kalau boleh jujur, Sandra berharap bisa kembali menjalin hubungan dengan Sandi, tak peduli pada
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status