All Chapters of ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA: Chapter 51 - Chapter 60
532 Chapters
BAB 51_WAS-WAS
Aku mengusap keringatku yang muncul di dahi. Tegang. Itu sudah pasti. Luna pun terlihat tak enak. Sedari tadi hingga sampai rumah, dia hanya diam saja. "Kamu baik-baik saja, Dek?" Dia hanya mengangguk. "Aku ke kamar duluan, Mas," ucapnya. Giliran aku yang mengangguk sekarang. 10 hari lagi challenge menuju malam pengantin seperti perjanjian itu. Harusnya aku senang dan mempersiapkan moment itu. Tapi entah kenapa, banyak hal yang memenuhi pikiranku. "Karena mereka dilahirkan dari keluarga biasa bukan seperti keluargaku," jawab Luna dingin. "Memangnya keluargamu itu kenapa, Dek?!" tanyaku membungkuk sambil memasang sepatu. "Keluarga mafia," jawab Luna santai. Percakapan itu terus saja berulang-ulang di otakku. Kubuka ponselku dan sejenak kutatap foto itu tanpa bernafas. Luna, apakah kau benar-benar dari keluarga Mafia? Pukul 12.00 dini hari. Aku gelisah. Apa langkah yang harus aku lakukan untuk menyelidiki semua rahasia yang masih terselip ini? Kokom! Yah, aku yaki
Read more
BAB 52_TERKEJUT
Aku langsung duduk dan sejenak membatu.  Pikiranku berputar-putar ketika Aleksei datang dengan 10 temannya yang berhoody gelap, lalu menyalamatkan perusahaanku. Mengapa aku tak menaruh curiga sedikit pun?  Dan Luna? Dia ...  Aku menghela nafasku.  Mungkinkah Luna juga salah satu bagian dari Aleksei dan komplotannya?  Tapi ....  Tak mungkin! Lunaku rajin ibadah. Dia pun juga tak pernah kutemukan serius di depan laptopnya. Lunaku hanya sibuk memasak! "Apalagi yang kamu tahu?" tanyaku kembali setelah di antara kami tak ada suara.  "Aku tak tak tahu lebih dalam. Mereka tinggal berpindah-pindah. Mereka bergerak di bawah tanah," ujar Benjiro lagi. 
Read more
BAB 53_TERKUAK
Dan 24 jam berlalu, tiba-tiba Aderald mendapatkan ketukan pintu dari Jono.  "Masuk!" seru Aderald.  "Maafkan saya, Tuan. Saya membawa berita penting," ujar Jono.  Aderald masih menutup matanya. Laki-laki itu duduk di kursi goyangnya sejak sore.  "Ada apa?" lirihnya.  "Tepat 5 menit yang lalu, anjing itu mati, Tuan," ucap Jono yang membuat mata Aderald langsung terbuka.  "Kk-kamu yakin itu?" "Yakin, Tuan," jawab Jono tegas.  Aderald berdiri.  "Panggilkan aku Ratih, sekarang!" seru Aderald dengan mata menyala-nyala.  Gegas Jono berlari.  Di sisi lain, Ratih sejak kemarin tak merasa tenang. Nindi mendekatinya ke kamar.  "Mana Papa, Ma?" "Belum pulang kerja," jawab
Read more
BAB 54_AKHIRNYA TAHU
Benjiro menangkap tubuhku yang terasa tak bertulang.  "Kamu kenapa?" Tampak dia mengkhawatirkanku.  "Ayo kita pergi," ajakku pelan.  Dia mengangguk Aku membuka kaca mobil, agar udara malam masuk ke rongga hidungku. Rasanya sedari tadi, sesak memenuhi. Benjiro tak bertanya apapun.  "Maafkan aku, kau jadi tak bisa puas bermain," ucapku.  "Its oke," jawabnya.  "Besok akan kutransfer 100 jutamu," ujarku.  "Tak perlu. Kamu membawa hoki. Aku tadi sudah menang 200 juta," jawabnya datar.  Aku mengukir sedikit senyum.  "Kamu kenal Miss Harram?" tanyanya.  "Bukan hanya kenal. Dia kekasihku selama 2 tahun. Dan baru-baru ini, kami putus." Benjiro melirikku seperti tak menyangka
Read more
BAB 55_BISA
"Kamu gak ngantor, Dha?" tanya ibuku yang sedang membaca majalah. "Gak, Ma. Kok rada sepi ya? Kemana para pelayan?" tanyaku. "Mama pecat mereka semua. Rekrut orang baru tapi cuma 3 orang. Sebab kakek bilang keuangan sedang tidak baik," jawab ibuku masih fokus membaca. "Kalau butuh uang sekedar buat makan, aku transferkan, Ma," tawarku. Ibuku menutup majalahnya. "Mama minta 50 juta boleh?"Aku mengangguk. Ibuku tersenyum sangat manis. "Ngomong-ngomong, kamu ke sini mau ngapain?""Mau cari sepatuku masa lajang, Ma. Nyempil di mana ya? Warna biru tua ada garis-garis putih," ujarku mengarang. "Gak pernah lihat tuh, Dha. Cari sendiri lah," ujarnya. "Oke, Ma. Aku keliling gak apa-apa, ya," tanyaku mulai celingak celinguk. "Ya. Rumahmu sendiri, pakai izin segala."Ibuku tersenyum sembari geleng-geleng. Raut wajahnya berubah cerah dan ceria. 50 juta jumlah yang sedikit untuk membeli kesempatan ini. 'Ya Allah semoga aku mendapatkan petunjuk tentang racun itu. Walaupun mustahil, aku h
Read more
BAB 56_BABON
"Kau baik-baik saja?" tanya Jesica seperti sadar dengan kondisiku.  Aku hanya mengangguk pelan.  "Tak ada yang meminum racun ini kan Yudha?" selidiknya.  Aku menggeleng.  "Syukurlah. Baiknya kau buang saja. Lebih baik kau bungkus dan tanam di tanah lapang sebab jika dekat pohon, dikhawatirkan mengganggu tanaman itu," jelas Jesica.  "Separah itu?" Jesica mengangguk.  "Dan ini racun yang mahal. Harganya mencapai 200 juta. Benda ini tidak diproduksi di sini. Kemungkinan dari Uzbekistan atau India. Selama ini, aku hanya membaca tentang racun ini tapi sekarang aku menelitinya langsung. Luar biasa." 'Mama, kenapa Mama ingin membunuh Luna?' desis hatiku.  "Are you oke?" tanya Jesica.  Aku tersenyum.  "Terimakasih, Jes.
Read more
BAB 57_PEMBALASAN
Ratih dan Nindi bergegas turun dari mobil. Mereka terlihat bersemangat sebab Ratna meminta kedatangan mereka untuk bebas memilih tas branded miliknya.  "Ada angin apa Si Bungsu mau kasih kita barang brandednya ya, Nind?" tanya Ratih.  "Kepenuhan kali, Ma. Suaminya kan banyak uang, jadi dia mau beli yang terbaru," jawab Nindi.  Ratih menganguk-angguk. Ingin rasanya ia menanyakan putri keduanya itu kapan menikah juga, tapi ia takut Nindi tersinggung.  Ratna menyambut ibu dan kakaknya. Ada peluh di dahi wanita itu.  "Kok pucat mukamu, Rat?" tanya Nindi.  "Biasa kak. Orang hamil muda," jawabnya senetral mungkin.  "Suamimu ngantor?" tanya Ratih celingak-celinguk.  Belum sampai Ratna menjawab, Aleksei muncul.  "Aku di sini, Ma. Nemenin Ratna yang lagi ngidam,
Read more
BAB 58_PERANG DIMULAI
"Wanita ular? Akan kutunjukkan kau, bagaimana menjadi wanita ular sesungguhnya," ujar Luna sebenarnya.  "Aleksei!!!" teriak Luna. Aleksei hadir yang diikuti Ratna di belakangnya.  "Kalian berdua! Pengkhianat!"  Ratih melempar sorot mata amarah pada anak dan menantunya.  "Maa ...." Ratna akan mendekati ibunya namun Aleksei menarik lengan istrinya. "Maafkan kami, Ma!" Ratna menangis ketika suaminya meletakkan sebuah kotak kayu dan segera menutup pintu.  "Maaas!!! Aku tak ingin kakak dan ibuku mati, Mas!!!" Ratna memukul dada suaminya.  "Lalu kau mau, aku dan kamu yang mati?" desis Aleksei serius.  Ratna menangis histeris lalu tak sadarkan diri. Terlalu tinggi rasa takut dan cemasnya membuat wanita hamil
Read more
BAB 59_ADA APA DENGAN LUNA?
"Hallo! Hallo My Angel?" suara Marimar terdengar panik. "Hallo!" pekiknya lagi. Luna menghembus nafas. "Aku di sini, Marimar," jawab Luna datar. "Bagaimana ini My Angel? Aku harus bagaimana!? Apa yang harus aku katakan? Mendapatkan email darinya saja sudah membuat kulitku mengelupas. Aku sangat takut, My Angel," racau Marimar dengan kecepatan tinggi. "Jangan khawatir. Katakan pada Eville, aku tidak takut. Aku memilih mati daripada menjadi gundiknya." "My Angel! Lebih baik kita pergi dari sini lebih jauh lagi. Ke tempat di mana iblis kadal itu tak kan bisa menemukan kita!" "Tenanglah. Kamu jaga dirimu baik-baik." Tanpa pikir panjang, Luna langsung mematikan ponselnya. Dihembuskan nafasnya kuat-kuat. Melesat, mengendarai mobil suaminya, pulang. Perlahan Luna memasukkan kunci cadangan yang selalu ada di mobil. Dia membuka pintu rumah dengan hati-hati, jangan sampai ada suara. Wanita bercadar itu menduga, pastilah suaminya sudah tidur. Jam dinding rumahnya menunjukkan sudah
Read more
BAB 60_DENDAM AYU
"Ya ampun, sudah seperti lihat setan aja sih kamu, sayang. Aku jadi heran, pelet apa ya, yang dipakai istrimu?" Aku mundur. Takut. Sungguh takut. Wanita yang bergandengan tangan dengan laki-laki berlidah kadal itu ada di depanku. Tersenyum dan semakin dekat.  "Pergi, jangan dekati aku!" seruku.  "Kamu kenapa sih, Mas?! Oke lah, kalau kamu memang sudah move on dari aku, ya sudah. Tapi aku ingin tetap berteman sama kamu. Bolehkan? Apa aku harus mengulangi momen saat kita berkenalan untuk pertama kali?" Wanita itu mengulurkan tangannya.  Aku menggeleng. Kulonggarkan sedikit dasiku. Rasa kaget dan takutku menyatu, membuat nafasku serasa agak sesak.  "Kok sombong sekali sih, Mas. Aku mau kita memulai dari awal. Tepat sebelum kamu kenal aku," rayunya lagi.  "Aku sudah mengenalmu," jawabku mencoba menenangkan diri. Bagai
Read more
PREV
1
...
45678
...
54
DMCA.com Protection Status