All Chapters of Pembalasan Dendam Istri CEO: Chapter 51 - Chapter 60
112 Chapters
bab. Berhasil
"Hai gadis cantik, om punya permen nih. Kamu mau nggak permen dari om ini?"Dimas mengeluarkan dua permen telapak kaki berwarna merah dan bermaksud untuk memberikannya kepada Rindu yang berdiri mematung di depan gerbang sekolah menunggui mamanya Seina yang akan datang menjemput.'Wah permen telapak kaki kesukaannya Rindu tuh, tapi mama bilang kalau ada orang asing yang datang mendekati Rindu, Rindu harus jauh-jauh dari dia" pikir Rindu yang mengingat setiap ucapan dari Seina untuk segera menjauh apabila ada orang asing yang hendak memberikan sesuatu kepadanya maka Rindu harus segera menghindar dari orang itu.Rindu pun segera mundur dari tempat berdirinya sekarang Ia pun hendak masuk kembali ke dalam gerbang sekolah namun Dimas yang melihat aksi ketakutan di wajahnya Rindu pun sedikit menahan langkah kepinggir agar gadis kecil itu segera menjauh dirinya.'Mungkin aku sebaiknya tidak terlalu memaksakan supaya Rindu langsung mau menerimaku, aku harus pikirkan cara lain agar aku bisa men
Read more
bab. jadi mataharimu
"Ayo cepetan Mas William kamu ngebut dong nyetirnya, kalau kamu lelet kayak keong gini kita bisa telat nih ke sekolahnya Rindu" di sepanjang perjalanan menuju ke sekolahnya Rindu seina begitu cemas dan mengkhawatirkan keadaan Rindu. Ia terus menguji kesabaran beliau yang sedang menyetir."Seina, kamu bisa diam bentar nggak sih? ntar aku sumpal tuh mulut biar nggak ngedumel terus. Kamu nggak lihat apa di depan ada kemacetan panjang akibat kecelakaan bisa diam bentar nggak?"William malah balik memarahi Seina yang tidak mau diam sedikitpun menutup mulutnya terus saja menyerocos tidak beraturan."Ada-ada aja deh orang depan, masak aku lagi mau buru-buru ke sekolah Rindu kayak gini pakai acara kecelakaan segala. Gimana nih dengan Rindu, aku takut dia diapa-apain orangnya sekolahnya"lagi-lagi Seina tidak bisa menahan kegelisahan yang menggerogoti hatinya kini."Seina Seina, kamu pikir orang kecelakaan tuh pengen kalau dia celaka. Ada-ada aja kamu kalau ngomong. Kalau mau ngomong tuh yang b
Read more
bab. boleh Menang kali ini
"Rindu putri mama. Kamu dimana sayang?" Aku terus berteriak memanggil nama Rindu di sekitar taman depan sekolahnya Rindu. Aku sangat mengkhawatirkan keadaan Rindu saat ini. Memang aku yang salah telah datang untuk menjemput putriku itu ke sekolah. Namun Rindu biasanya tidak sepeti ini. Keluyuran di luar sekolah. Ia akan setia menungguiku di depan gerbang sekolah sampai aku datang nanti."Mas William. Bagaimana ini mas? Kalau Rindu diculik ornag bagaimana mas? Aku sangat khawatir mas sama Rindu" air mataku meluruh tanpa bisa aku tahan sedikitpun. Dadaku terasa berat kala membayangkan putri semata wayangnya itu tidak bisa aku temui. Jika sesuatu yang buruk menimpa Rindu,maka aku tidak akan bisa lagi untuk hidup. Ragaku seakan mati rasa. Hatiku akan hancur seiirng dengan kepergian separuh jiwaku itu."Kamu tenang dulu ya Seina. Saya akan berusaha menemukan Rindu untuk kamu. Tidak akan ada yang menyakiti Putri kita!" Kata-kata dari William tadi kembali membuat batinku terenyuh. Baru kali
Read more
bab. besok hasilnya
"Selamat siang dokter Billy saya Dimas Aditya, saya datang kemari untuk mencocokkan DNA saya dengan rambut ini dokter apa bisa lakukan di Rumah Sakit ini dok?"Dimas baru saja mendatangi sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Ia ingin mencocokkan DNA miliknya dengan rambut yang telah ia curi dari Rindu tadi."Tentu pak Dimas. Akan tetapi tes ini akan memakan biaya yang cukup besar pak. Yaitu sekitar sepuluh juta rupiah. Apa bapak masih setuju untuk melanjutkan tes ini?" Tanya dokter Billy, S.p.PD itu. Dimas mendatangi salah satu rumah sakit swasta yang bisa dibilang cukup terkenal itu. Sehingga biaya pengobatannya pun terbilang mahal. Dengan posisi pekerjaan Dimas yang sekarang hanya OB begini sudah barang tentu gajinya tidak akan cukup untuk membayar itu semua. Untunglah Dimas masih mempunyai sisa tabungannya yang tidak sampai dua puluh juta lagi setelah habis dipakai oleh Celine untuk membayar Zein kala itu."Berapa pun biayanya tetap lakukan saja dok berapapun biayanya saya akan mena
Read more
bab. keputusan
"Perut kamu mas.."ucapku dengan senyuman yang cengengesan. Aku mendengar suara cacing diperutnya mas William yang sudah bergemuruh sejak tadi."Perut saya? Emang kenapa? Datar kok nggak berisi sama sekali" aku kembali mengulum senyuman. Mas William masih saja bersifat angkuh dan belum menyadari kalau dia sedang kelaparan. Aku pun buru-buri untuk menarik lengan mas Wiliam menuju ke meja makan. Disana sudah ada Ibuku yang menata makanan untuk hidangan makan siang."Kamu mau ngapain narik saya terus ke sini?" Tanya mas William keheranan. "Makan siang disini dulu nak Wiliam. Ibu baru saja selesai masak hidangan kesukaannya Seina. Ayam penyet dan sambal terasi." Tak lupa Ibu memberikan satu piring kepada William. Aku kemudian menyuruh mas William untuk duduk bersamaku. Rindu juga sudah duduk manis disamping mas William."Iya om ganteng. Makan dulu sama Rindu disini" ujarnya dengan logat khasnya yang sangat menggemaskan. Kemudian William pun duduk bersamanya. "Baiklah kalau si kecil ini me
Read more
bab. cocok
" Iya bu Ningsih saya begitu serius dengan hubungan saya dengan Seina, bahkan sejak 10 tahun yang lalu"jawab William dengan mantap. Sepertinya William benar-benar mantap untuk mencintai Seina bahkan akan menerima Rindu menjadi bagian dari hidupnya nanti. Ibu tersenyum lebar kala mendengar ucapan William tadi."Alhamdulillah kalau begitu nak William. Ibu begitu senang mendengar jawaban nak William. Satu yang ibu pinta dari kamu nak, tolong kamu jaga nanti cucu dan anak Ini dengan setulus hati kamu. Seina begitu rapuh William asal kamu tahu. Dia memang terlihat kuat diluar. Namun didalam ia begitu rapuh dan goyah." Ibu terlihat menyeka air matanya. Matanya yang keriput itu amsih saja harus menanggung kesedihan yang mendalam akan penderitaan yang selama ini harus aku jalani." Tentu Bu Ningsih. Saya janji sama ibu dan juga sama kamu Seina." Tanpa terasa aku juga larut dalam suasana hangat ini. Laki-laki yang dihadapanku ini sekarang begitu gentel dalam mengungkapkan isi hatinya dihadapan
Read more
bab. Mahar
"Seina setuju Bu, apapun itu asalkan Rindu bahagia maka Seina akan ikuti semuanya. Semua Seina lakukan demi Rindu." Aku sangat berharap dengan keputusan yang ku ambil ini akan kembali membuat raut wajah Rindu tampak kembali bersinar, tidak seperti biasanya yang masih diselimuti oleh kesedihan dan juga kesepian akan kerinduan sosok seorang ayah di sisinya.'Mbak Sena ternyata Mbak Seina akan menikah dengan mas William sedangkan aku... aku hanyalah perempuan bodoh dan bernasib malang yang sebentar lagi akan melahirkan seorang anak tanpa ayah. Bagaimana dengan nasib janin yang kini aku kandung ini? Ya Tuhan kenapa engkau Izinkan aku masih hidup di dunia ini? kenapa tidak sekalian saja aku pergi waktu itu' tanpa Seina dan keluarganya ketahui Lusi rupanya mendengar rencana pernikahan antara Seina dan juga William. Begitu sedih dan hancur raut wajah Lusi kini terlihat. Bayangan air mata begitu tersirat di sudut matanya.'Tidak akan ada laki-laki yang akan mau menikahi gadis tapi hamil sep
Read more
bab. Cemburu
"Lusi. Coba lihat siapa yang memencet bel di depan" suruh Ibu kepada Lusi yang sudah kembali ke dalam ruangan tamu. "Baiklah Bu." Dengan malas ia melangkahkan kakinya menuju pintu depan. Kakinya masih terlalu rapuh untuk menginjak keramik rumah mewah milik Seina. Bayangan masa depan yang suram membuat dunianya runtuh dan meluruh seketika. Sama sekali tak ada semangat untuknya bertahan hidup."Cari siapa mas?" Tanyanya kepada laki-laki kurus tak jauh beda darinya. Bedanya laki-laki itu tampak gagah dengan stelan jas dan juga dasi serta kaca mata hitam khas mirip dengan calon kakak iparnya William.Laki-laki itu tersenyum tipis dengan perlahan ia membuka kaca mata yang memperlihatkan mata hitamnya. Rambut berponi bak idola K-Pop menambah ketampanan laki-laki itu. Wanita mana pun pasti akan tergoda oleh pesona asisten pribadinya William itu. "Saya Gery. Asisten pribadinya pak William Alka. Apa saya bisa bertemu dengan beliau?"tanyanya kemudian dengan mengulurkan tangannya kepada gadis
Read more
Bab. saya yang akan menjadi maharnya
"Kamu dari mana aja sih mas? Kaki aku sampai pegel gini nungguin kamu nggak nongol-nongol juga" sudah satu jam lamanya Celine menunggui Dimas yang berpamitan ke kamar mandi tadi. Celine kemudian mengerucutkan bibirnya, kecewa dengan tingkah Dimas kali ini yang kebangetan.Ditangan Dimas masih memegang amplop berisi hasil tes DNA dia dna putri kandungnya Rindu. Diana lupa menyembunyikannya dari Celine karena buru-buru mau menemui Celine yang sudah menungguinya lama di bangsal rumah sakit."Maaf sayang. Buat kamu nunggu lama. Tadi di kamar mandi antri soalnya. Ayo kita pulang sekarang. Aku juga harus buru-buru ke kantor. Karena aku cuma izin selama dua jam kepada pak Wagiman tadi." Dimas lalu buru-buru pergi dari rumah sakit untuk segera mengantar Celine terlebih dahulu kepertigaan lampu merah."Kamu turun disini Celine. Saya sudah telat pergi ke kantor. Rumah kita udh nggak jauh dari sini." Dimas kemudian membukakan pintu untuk Celine supaya mau turun di pertigaan."Maas. Kamu gimana s
Read more
bab. Just kidding
"Gery. Stop! Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucakpan barusan? Saya sedang mencari seorang suami untuk Lusi adikknya Seina. Stop kamu ngeolok-ngolok saya dengan guyonan kamu itu!" William sama sekali tidak mempercayai dengan ucapan serius dari Gery barusan. Mana ada laki-laki di dunia yang mau menikahi Lusi dalam keadaan hamil seperti sekarang. Apalagi laki-laki sekeren Gery. Gery punya masa depan yang cerah berkat usahanya menjadi kaki tangan William saat ini. Bagaimana mungkin Gery mau menikahi Lusi yang sudah hamil duluan seperti itu. Atau justru Gery malah mengasihi nasib bosnya itu yang seakan digantung oleh Seina berkat permintaan anehnya kepada William saat ini yang membuat William semakin putus asa untuk menikahinya."Pak William yang terhormat. Saya sangat serius dengan ucapan saya pak. Jangan pikir karena saya mengasihani nasib bapak yang malang itu. No. Tidak sama sekali. Saya sudah memikirkannya dengan sangat matang. Saya telah menyukai gadis itu pada pertemuan pertama
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status