Semua Bab Rencana Rahasia Para Ipar Serakah: Bab 51 - Bab 60
106 Bab
Bab 51
Nauna tidak bisa melihat wajahnya, tapi menyadari perawakannya berbeda dengan laki-laki yang datang ke rumah tempo hari.Penampilannya juga terlihat lebih sederhana—hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Sangat kontras dengan penampilan laki-laki yang dia lihat waktu itu. Akan tetapi, penampilan bisa saja menipu. Jika laki-laki ini benar adalah Jeremy, maka dia mungkin sedang menyembunyikan status sosialnya dengan berpenampilan sederhana. Nauna terus memperhatikan laki-laki itu, sampai seorang pelayan datang menghampirinya. Pelayan ini menyapa dengan ramah dan menawarinya duduk di tempat yang masih kosong. Dia langsung setuju dan beranjak ke tempat yang dimaksud. Jarak tempat duduknya dengan Rudy dan laki-laki itu agak berjauhan. Posisinya cukup aman, karena tertutup oleh pelanggan lain. Sayangnya, dia tidak bisa mendengar pembicaraan mereka sama sekali. Jadi, dia hanya bisa memperhatikan gerak-gerik dua orang itu dengan seksama. Mereka tampak mengobrol dengan santai sam
Baca selengkapnya
Bab 52
Setelah mendapatkan semua barang yang diperlukan, Nauna bergegas pulang. Susah payah dia menenteng tiga kantong besar belanjaan dan membawanya masuk ke dalam rumah. Tika langsung menyambutnya di depan pintu. Wajah tidak tahu malu itu menatapnya dan bertanya dengan tidak sabar, “Mana pesananku?”Nauna mengulurkan salah satu kantong belanjaan. Tika meraihnya dengan kasar dan memeriksa isinya. Dia tersenyum puas, tapi ekspresinya kembali sinis saat mengangkat wajah. “Jangan lupa cuci pakaian!” Dia memperingatkan dan melotot dengan tajam. Nauna mengangguk dengan patuh. Tika langsung membalikkan badan dan beranjak pergi dengan perasaan gembira. Nauna diam-diam mencebikkan bibir. Perempuan itu bukan hanya tidak tahu malu, tapi juga tidak tahu terima kasih. Dia mungkin akan sesak napas jika mengucapkan terima kasih padanya. Setelah memastikan Tika benar-benar pergi, Nauna beranjak ke dapur untuk menyimpan semua belanjaan yang tersisa di tangannya. Pikirannya sebenarnya masih kacau. Dia
Baca selengkapnya
Bab 53
Hari ini adalah hari penentuan bagi karir Dean di perusahaan. Layak tidaknya dia naik jabatan, akan ditentukan oleh berhasil tidaknya dia memenangkan proyek kerjasama. Pukul sembilan pagi, dia sudah tiba di PT. Erafood Internasional, tbk. Ini adalah perusahaan yang akan ditawarkan proyek kerjasama dengan perusahaan tempatnya bekerja. Dean dipersilahkan masuk ke ruangan rapat dan segera disambut oleh para petinggi perusahaan. Dia bukan satu-satunya perwakilan yang akan melakukan presentasi hari ini. Ada beberapa perwakilan perusahaan lain yang juga ingin melakukan kerjasama. Mereka akan bersaing secara sehat untuk memenangkan proyek kerjasama yang cukup besar dan menguntungkan. Dean mendapat kesempatan sebagai perwakilan pertama yang akan melakukan presentasi. Dia sedikit gugup, tapi bisa mengendalikan diri dengan baik dan bersikap profesional. Dia memulai presentasinya dengan tenang dan mengakhirinya tanpa kendala sama sekali. Beberapa pertanyaan yang diajukan, berhasil dia jaw
Baca selengkapnya
Bab 54
Nauna berencana pergi ke kantor Rudy lagi dan membuntutinya seperti kemarin siang. Akan tetapi, dia tidak punya alasan yang bisa dikatakan pada para iparnya agar diizinkan pergi ke luar. Pergi diam-diam juga terlalu beresiko. Dia tidak mau mereka mencurigainya. Dia terus memikirkan alasan yang masuk akal sambil mengerjakan semua pekerjaan rumah. Saat sedang menyapu lantai ruang tengah, dia melihat Lusi berjalan masuk ke dalam kamar sambil menempelkan ponsel di telinga. Tanpa pikir panjang, Nauna langsung mengambil handsfree yang selalu dia bawa di dalam saku dan memasangkannya di telinga. Suara Lusi terdengar jelas, sedang berbicara dengan nada kesal. “Jadi, bagaimana, Mas? Kapan kamu dan Jeremy bisa bertemu? Kenapa dia selalu sibuk dan nggak bisa bertemu setelah memegang surat-surat penting dan sertifikat rumah ini?”Nauna langsung mengerti arah pembicaraan iparnya. Sepertinya, Rudy lagi-lagi tidak bisa bertemu dengan Jeremy hari ini. Lusi pasti sangat kesal. Sedangkan Nauna mer
Baca selengkapnya
Bab 55
Rasa kagetnya belum hilang, tapi Nauna sudah diseret keluar dari kafe. Dia dibawa ke dekat mobilnya sendiri dan didorong sampai membentur pintu mobil. Masker yang menutupi wajahnya ditarik dengan kasar. Nauna tidak bisa mengelak lagi. Dia benar-benar telah tertangkap basah. Lusi menatapnya dengan tajam dan berkata, “Ternyata benar, kamu memang memata-matai kami!” Dia terlihat sangat marah. Nauna menggeleng dan mencoba membela diri “Aku nggak bermaksud begitu. Aku hanya—”“Hanya apa?” Lusi menyela dengan sengit. “Jelas-jelas kamu mengikutiku ke sini. Apanya yang nggak bermaksud begitu, hah?!”“Kamu memang sangat berani, Nauna.” Suara lain tiba-tiba terdengar di antara mereka. Nauna menoleh ke samping dan tersentak kaget. Dia melihat Rudy berjalan mendekat dan bersandar di pintu mobil. Ekspresinya terlihat jauh lebih tenang daripada Lusi. “Bukan hanya mencoba membuntuti kami, kamu juga menyadap pembicaraan kami.” Rudy berkata dengan tenang. Nauna membelalakkan mata. Dia benar-bena
Baca selengkapnya
Bab 56
Nauna mengira, Rudy dan Lusi akan membawanya ke suatu tempat yang jauh agar tidak mengacaukan rencana mereka. Dia mungkin akan dibuang atau diasingkan. Kemungkinan yang lebih buruk adalah dia akan dihabisi. Dia sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi, tetapi sepertinya pikirannya terlalu berlebihan. Rudy dan Lusi ternyata justru membawanya pulang ke rumah. Lusi membuka pintu mobil dan menariknya turun dengan paksa. Dia tidak melawan dan membiarkan dirinya diseret masuk ke dalam rumah. “Kamu harus menanggung akibat dari kenekatanmu sendiri!” Rudy berkata dengan ketus. Lusi mendorongnya hingga jatuh tersungkur di lantai ruang tengah. Yoga, Daniel, Tari dan Tika sudah berkumpul di sana. Mereka pasti sudah tahu tentang apa yang sedang terjadi. “Benar kan dugaanku? Dia hanya berpura-pura bersikap baik! Sebenarnya, dia sudah punya taktik untuk membongkar rencana kita!” Yoga berkata dengan sinis. Nauna meliriknya sekilas. Laki-laki ini pasti merasa sangat bangga sekarang, karena d
Baca selengkapnya
Bab 57
Suasana hati Dean seharusnya sedang baik, tetapi perkataan Rudy telah mengubahnya menjadi kacau. Dia tertegun dan terdiam selama beberapa saat. Dia tidak tahu apa yang telah dilakukan Nauna, tetapi situasi tidak nyaman ini mengingatkannya pada kejadian yang sudah berlalu. Itu adalah saat di mana Nauna menyusup ke dalam kamar Rudy dan mencoba membuka brankas. Saat itu, mereka berada dalam situasi yang sama persis seperti saat ini. Perlahan, Dean menoleh pada Nauna. Di luar dugaannya, perempuan itu tampak sangat tenang. Dia berdiri tegak, menatap lurus ke depan dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. Sikapnya saat ini, berbanding terbalik dengan apa yang dia tunjukkan saat itu, ketika berada dalam situasi yang sama. Dean masih ingat betapa panik dan kalapnya Nauna waktu itu. Melihat betapa tenangnya dia sekarang, Dean mulai berpikir dengan jernih. Mungkin ini hanya salah paham yang perlu diselesaikan secara baik-baik. Setelah hening yang cukup lama, Dean mengarahkan tatapan pada
Baca selengkapnya
Bab 58
Semua orang terlihat tak percaya dengan keputusan yang Dean ambil. Nauna sampai tercengang dan kehilangan kata-kata. Dia menatapnya lamat-lamat, berharap laki-laki itu tidak serius dengan ucapannya. “Aku mewakili Nauna, meminta maaf pada kalian semua. Aku harap, hubungan persaudaraan kita nggak akan pernah putus.” Dean menundukkan kepala dalam-dalam, sebagai tanda permintaan maafnya yang tulus. Pada saat ini, Nauna bisa melihat perubahan ekspresi di wajah para iparnya. Mereka yang awalnya tertegun, mulai menunjukkan senyum penuh kemenangan. Begitu Dean mengangkat kepala, ekspresi mereka segera kembali seperti semula. Nauna merasa seperti sedang melihat pertunjukan teater dengan para pemain yang begitu pintar mengatur mimik wajah. “Dean, jangan bicara seperti itu. Kamu nggak perlu pergi dari sini. Kami lah yang harus pergi.”Rudy berlagak seperti seorang Kakak yang begitu mengasihi adiknya. Seakan-akan tidak rela, jika Dean yang harus berkorban dan pergi dari rumah ini. Padahal seb
Baca selengkapnya
Bab 59
“Dean, kamu salah paham!” Yoga segera menyangkal. Sedari tadi, dia berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk selamat dari situasi ini. Dia tidak mau menjadi pihak yang terpojokkan. Akan tetapi, dia tidak menemukan alasan untuk membela diri. Jadi, hanya bisa mengatakan hal yang tidak masuk akal, “Itu bukan surat wasiat Ibu! Itu palsu!”Tatapan Dean segera mengarah padanya. Laki-laki itu mendengus dan tertawa pendek. “Palsu?” Dia bertanya dengan nada tidak percaya. Yoga mengusap tengkuknya yang lembab karena keringat. Dia mengabaikan tatapan tajam Dean dan berkata dengan lantang, “Nauna dan Rey pasti sudah bekerjasama. Mereka meniru tulisan tangan Ibu dan membuat surat wasiat palsu!”Nauna membuka kelopak matanya lebar-lebar. Tuduhan Yoga sama sekali tidak berdasar. Otaknya pasti sudah tidak dapat berpikir dengan jernih, sehingga tercetus pemikiran tak masuk akal seperti itu. “Untuk apa aku melakukan hal seperti itu?” sangkal Nauna. “Tentu saja untuk menyingkirkan kami dari rumah
Baca selengkapnya
Bab 60
Mendengar permintaan Dean yang lugas, Rudy segera mengangkat wajahnya. Dia merasa sangat terkejut hingga tidak bisa berkata-kata. Melihat bagaimana reaksinya, Dean merasa curiga. Dia memicingkan mata dan bertanya dengan dingin, "Kenapa?"Nauna tahu jawabannya. Dia segera berkata, "Mas Rudy sudah menyerahkan semua surat-surat penting dan sertifikat asli rumah ini pada orang lain!""Apa?" Dean terperangah. Dia menatap Rudy dengan ekspresi tidak percaya. "Bagaimana mungkin Mas Rudy menyerahkan semua itu pada orang lain?"Rudy segera berkata, "Aku hanya ingin menyimpannya di tempat yang aman.""Bohong!" Nauna tidak segan menyangkal. "Dia menyerahkan dokumen-dokumen penting itu pada orang yang akan membeli rumah ini. Orang itu juga menjanjikan akan mendapatkan tanda tangan kamu Mas. Entah dengan cara apa."Dean semakin tercengang mendengarnya. Rudy segera mencoba menjelaskan, "Begini. Aku memang menyerahkan dokumen-dokumen penting itu pada orang yang akan membeli rumah ini, tapi tenang saj
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status