Semua Bab Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku: Bab 51 - Bab 60
106 Bab
51
Sesampainya didalam rumahnya, Ghea langsung memberikan Jaka segelas air putih dan diminumlah olehnya saat itu juga. Suatu upaya untuk dirinya agar lebih tenang. "Om enggak nyangka ternyata kabar itu juga sampai kesini, om enggak benar-benar menyangka mereka sejulid itu sama kita." ucap Jaka. "Udahlah om, enggak usah terlalu dipikirin." "Kalo om dijulidin gitu, om langsung labrak Ge. Kamu juga harusnya labrak aja.""Tetangga soalnya om, nanti muncul keributan, aku lagi yang kena. Lagipula aku tinggal disini enggak ada yang dewasa, kalo enggak ada masalah enggak ada yang jadi penengah." ucap Ghea. "Ya terus kamu mau digituin aja? Om sih enggak, langsung dijelasin langsung." "Iya, kadang pernah sih dikampus kayak gitu, ah enggak.... Bahkan udah tiga kali aku ngelabrak orang kayak gitu terkait masalah ini. Eh ujung-ujungnya kena semprotan dosen lagi. Untung enggak di D.O." ucap Ghea. "Biarin aja selama kita benar mah." Esok paginya. Shanum memutuskan untuk pergi ke Jakarta saat itu be
Baca selengkapnya
52
"Vin, ibu di Jakarta sekarang, kamu udah pulang kuliah kan? Ibu ke kampus kamu ya?" tanya Shanum. "Loh, ibu disini? Kok bisa bu? Mau ngapain? Vin, lagi kuliah." ucap Gavin. "Iya ada perlu tadi, ibu ke kampus kamu ya sekarang." ucap Shanum langsung mematikan ponselnya padahal Gavin belum selesai bicara ketika itu. Shanum langsung pergi saat itu juga. Menyusul Gavin ke kampusnya. Shanum keluar dari angkot, dan tak lama ia pun tiba dihadapan kampus Gavin. Ia langsung berjalan cepat menuju area dalam kampus, disana ia mulai menelepon kembali Gavin saat itu, kebetulan juga banyak yang sudah pulang untuk kuliah pagi, mungkin Gavin juga sudah pulang sekarang. Namun ketika sedang semangatnya ia masuk ke dalam kampus, mendadak kedua matanya membulat saat melihat Ghea dihadapan sana, berniat akan pulang juga, sudah memakai tasnya bersama teman-temannya.Apalagi saat dilihatnya Ghea memakai tas yang super mahal dari Jaka dulu, yang harganya 8 jutaan. Sangat tidak dipercaya, ia terlalu bersema
Baca selengkapnya
53
Doni mendempet ke dekat Rina dan berbisik. "Bu maaf, tapi memang benar yang saya katakan. Mbak Delianya enggak ada di kantor ini. Pak Rian sangat berharap ibu tidak menyita waktunya untuk menunggu kehadirannya soalnya tidak akan datang." bisik Doni, setelah menerima sebuah pesan ancaman dari Rian untuk segera memulangkan kembali ibunya. Mau tak mau pun ia terpaksa membujuk dengan cara seperti ini, sekalipun orang yang sedang dibicarakan olehnya tepat ada didepan mereka. Delia sedikit mendengar suara Doni dibelakangnya, ia kemudian menoleh ke arahnya dan terkejut saat melihat disebelah Doni ada Rina yang usianya cukup dikatakan kategori ibu-ibu disertai dengan penampilannya yang cukup modis. Rina tidak percaya. "Udahlah sebanyak apapun kata pencegahan kamu, saya akan tetap menemui anak saya dan cari dengan mata kepala saya sendiri tentang keberadaan Delia." Merasa namanya disebut, Delia langsung menoleh ke arah mereka, Doni merasa gawat, menepuk jidatnya. "Ibu menyebut nama saya
Baca selengkapnya
54
"Saya tahu pasti kamu memendam sesuatu kan mengenai hubungan saya dan mbak Shanum? Saya ingin tahu selama ini apa yang terjadi antara saya dengan mbak Shanum." ucap Rian. "Apa yang diomongin orang-orang mengenai bapak amnesia itu benar pak?" "Iya saya benar amnesia." Doni membulat sesaat kedua matanya. Lalu ia mulai paham sekarang. "Pantesan." ucapnya. "Pantesan?" tanya Rian. "Sebelum bapak amnesia, bapak sering banget melibatkan diri ke dalam hidup mbak Shanum. ucap Doni. "Ya, saya inget sedikit-sedikit mengenai itu." ucap Rian.Doni tersenyum dan mulai ceritakan tentang beberapa hal penting yang pernah terjadi diantara mereka. "Mulai dari awal ya pak, jadi bapak pertama kali ketemu sama bu Shanum saat di rumah sakit, terus kebetulan bu Shanum juga sering menghubungi bapak sebagai pemilik kios di pasar. Dari sana bapak dan bu Shanum saling bekerja sama dalam bisnis beras bukan hanya sebagai pemilik kios dan penyewanya, setelah itu kalian saling komunikasi intens, cukup dekat ke
Baca selengkapnya
55
"Iya sih, cerai keputusan yang cukup berat tapi trauma yang mbak alami juga pastinya lebih berat lagi rasanya." ucap Rian. Shanum tersenyum tipis, entah kenapa didalam lubuk hatinya ia ingin mengucapkan terima kasih karena ia sudah mengerti dirinya. "Lalu anak mbak gimana? Kenapa enggak disuruh tinggal disini aja?" tanya Rian. "Mungkin kalau sudah lulus kuliah nanti, tapi kalo sekarang kayaknya harus sama ayahnya dulu. Biaya kuliahnya saya enggak kuat mas. Tapi ya itu, malah dianya angot-angotan enggak mau pulang, nginep terus di rumah orang. Aku juga udah ngebujuk mas Jaka, tapi malah gitu responnya. Jadi bingung." ucap Shanum. Rian tersenyum tipis cukup memahami situasinya dan bagaimana posisi Shanum disana. "Yaudah suruh tinggal aja disini mbak, nanti kuliahnya pindah kesini.""Saya gak ada biaya buat membayarnya mas." ucap Shanum tersenyum lirih. "Kalau sambil kerja disini gimana?" "Enggak mungkin kayaknya, disini juga palingan kerja jadi apa. Saya cuma ngerasa sayang aja uda
Baca selengkapnya
56
"Ah, enggak... Cuma pengen deket aja sama calon mantu mama." ucap Rina. "Udahlah ma, enggak perlu aneh-aneh. Toh Rian enggak akan sampai kapanpun sama dia." ucap Rian kekeh. "Kenapa sih Yan? Delia tuh kayaknya cinta sama kamu loh, kamu tahu kan pesan mama, lebih enak mencintai seseorang yang mencintai kamu juga.""Iya iya."Rian pun pada akhirnya menuruti saja keinginan ibunya itu, memberikan nomor telepon Delia padanya. Tapi sekalipun ibunya mengatakan seperti itu, Rian tetap tidak akan menerima kembali Delia didalam hatinya. Ia sudah bertekad pada dirinya, tidak mungkin ia melanggar janjinya itu. Delia sedang dalam perjalanan menuju ke tempat biasanya bekerja, ia ingin melihat dulu situasi di acara pernikahan dekat sana, tempat kliennya berada. Tapi sayangnya muncul sebuah telepon dari nomor tidak dikenal. Ia khawatir kalau itu nomor telepon orang penting atau klien lainnya, hingga membuatnya menepikan mobilnya terlebih dahulu dan mengangkat teleponnya. Sangat mengejutkan saat
Baca selengkapnya
57
Yah, sepantasnya memang Rian lebih sebanding dengan Delia. Delia juga orang yang baik setahunya. Banyak orang mendukung mereka. Sekalipun.... Terkadang beberapa hal terpintas liar didalam kepalanya mengenai Rian, saat-saat ketika dirinya dan pria itu tertawa hingga bercanda, tak terasa sudah cukup lama dirinya mengenal pria itu, pintasan itu seolah menggoyahkan keteguhan hatinya yang dilanda kebimbangan. Dari sana muncul sebuah pertanyaan menggema seisi ruangnya, apakah setidak pantas itu dirinya di mata semua orang terkait Rian? Dan bodohnya kenapa mendadak muncul pertanyaan semacam itu didalam kepalanya? Seakan tidak sopan dan tidak melihat situasi saat setelah dirinya baru saja dimaki seperti itu oleh ibu Rian. Ah tidak, tidak.... Apa sebenarnya yang kau pikirkan! Mana ada sih... Ia tidak boleh menyukai lelaki itu. Sekalipun begitu banyak kenangan yang sudah terlewati bersamanya. Shanum kuat-kuat menolak diri dari perasaan itu. Dirinya menghela nafas dan kembali ke pekerjaannya
Baca selengkapnya
58
Rian sedikit pengang telinganya, ia menjauhkan hpnya dari telinga. Ia kembali berkata. "Udah dulu ya bu, nanti diceritain pas aku pulang." ucap Rian langsung mematikan sambungan teleponnya. Rian kembali memandang ke arah Shanum. "Mbak.... Saya harap mbak kembali pulih, saya menunggu mbak sadar dan kembali menyapa saya seperti biasa." ucap Rian lalu mulai pergi dari sana, menutup pintunya. Beberapa saat kemudian Rian pun sampai didepan rumahnya dan sudah disambut terlebih dahulu oleh ibunya. Bahkan langsung dicecar segala macam. "Kamu ngapain ke pasar lagi? Kamu tadi ke pasar kan nemuin mbak Shanum?!" tandas Rina. Rian langsung masuk bersama ibunya dan menutup pintunya terlebih dahulu. "Mbak Shanum tadi ditusuk sama preman dalam upaya ingin menyelamatkan aku." ucap Rian. "Hah?! Kamu.... Mau ditusuk katamu?! Bagus kan?! Terus aja kamu libatin ke dalam hidup si Shanum itu! Mama udah bilang kan ke kamu, dia itu cuma mau manfaatin kamu doang, mau harta kamu dan ini adalah hasil dari ka
Baca selengkapnya
59
"Tanya apa?" "Papa selama ini juga biayain kuliah Ghea?" tanya Gavin membuat Jaka tersentak. "Kenapa kamu ngomong kayak gitu?" tanya Jaka. "Ah enggak... Cuma tanya aja.... Soalnya kalau Ghea nunggak juga kan jadi beban buat papa." "Iya papa bayar kuliah Ghea juga." Gavin mengangguk dan tersenyum tipis. Meski dalam hati dirinya merasa....Jengah. Ternyata... Benar dugaannya. Kalau ia pasti membiayainya.... Gavin kembali berkata. "Apa papa cukup kuat buat nanggung biaya kuliah kita berdua?" tanya Gavin. "Siap... Memangnya kenapa?" tanya Jaka. "Papa yakin?" "Iyalah, kamu pikir papa enggak kuat cuma bayar beberapa juta. Kuat lah." ujar Jaka. Gavin mengangguk. Bukan berapa juta sebenarnya tapi mestinya belasan juta kalau untuk dua orang.Entahlah, Gavin merasa kalau sang papa mungkin akan kuat, tapi akan sedikit keteteran sepertinya.Ada tidak ya buat biaya sehari-hari dan bayar cicilan motor? Ah sudahlah... ia pokoknya akan fokus bekerja mulai dari sekarang. Dua hari kemudian
Baca selengkapnya
60
Rian sedikit heran dengannya yang tampak sepanik itu, dirinya lamtas bertanya. "Kenapa mbak?" tanyanya. "Mas.... Mas Jaka kesini sama Gavin!" "Loh, gimana kok bisa tahu?" tanya Rian."Aku yang ngasih tahu, tadi pagi aku kasih tahu Gavin aku yang ada dirumah sakit." "Dikasih tahu juga kalau mbak habis ditusuk orang?" "Iya." "Pantesan. Mereka mungkin khawatir sama mbak." "Oh gitu ya.... Aku kasih aja ya serloknya sekarang." ujar Shanum yang langsung memberikan serlok keberadaannya saat ini. Beberapa saat kemudian ayah Jihan masih belum kembali juga dari luar, setelah dicek juga tidak ada siapapun diluar. Sekalipun begitu, Jihan terus diajak mengobrol oleh Shanum akan tetapi tiba-tiba saja suara seseorang mengetuk pintunya, Jihan mengira itu papanya ternyata bukan.... Itu... Jaka dan Gavin yang setelahnya langsung melotot saat melihat Shanum sedang bersama seorang anak dan seorang pria. Apakah mungkin dia.... Anak dari hasil selingkuhannya bersama Rian dulu? Entah kenapa pemikir
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status