Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku

Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku

Oleh:  putrimaharani  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
106Bab
8.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bagi suamiku Anak kuliah itu bukanlah anak dari selingkuhannya, melainkan kepadanyalah dia berselingkuh. "Mereka selalu menyebut kami pasangan yang serasi, ketika diluar kami terlihat sangat harmonis. Kami saling mendukung satu sama lain, rumah tangga kami membuat semua orang iri. Aku memiliki suami yang begitu perhatian dan layak untuk dibanggakan karena dia adalah seorang PNS, akan tetapi semua sirna setelah dia mengenal gadis kuliahan itu. Lebih tepatnya dia adalah pacar dari anak lelakiku."

Lihat lebih banyak
Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
106 Bab
bab1
Matahari sudah berada di peraduannya, selesai berbenah di rumah. Shanum bergegas untuk pergi ke pasar. Namanya adalah Shanum, banyak orang sudah cukup tahu siapa ia sebenarnya. Wanita si pemilik agen sembako terkenal di pasar. Toko Berlian Sembako. Setelah selesai mengunci pintu, tiba-tiba seorang wanita berambut cepol dan wanita berkerudung hijau mendekatinya. "Mau ke pasar Shan?" tanya Bu Ratmi."Iya, Bu. Biasa lah, tugas." ucapnya tanpa mengindahkan jika akan muncul petir setelah ini."Eh Pak Jaka punya keponakan perempuan ya?" tanya Bu Ratmi."Keponakan? Yang mana ya?" tanyanya heran."Ituloh anak kuliahan, yang rada cakepan itu.""Enggak punya keponakan perempuan perasaan." ucapnya tersenyum cemas. "Oh, atau itu adiknya Gavin ya? Kok jarang kelihatan, enggak pernah keluar ya anaknya?" tanya Bu Lisa."Anak cewek? Ibu nih bisa aja, Gavin tuh anak tunggal, Bu. Mana pernah saya bilang si Gavin punya adik perempuan." ucap Shanum. "Tuh kan bener, Jeng. Bu Shanum emang enggak punya an
Baca selengkapnya
bab2
Siang harinya Shanum mencoba mengecek persediaan barang yang ada di agennya ditemani bersama beberapa anak buahnya untuk sekaligus stock opname."Apa aja barang yang kosong, Tan? Biar sekalian belanja mumpung masih siang?" tanya Shanum. "Minuman ini, biskuit ini juga tinggal satu, teh kotak, sama apalagi ya...""Ditulis aja Tan.""Oke bu juragan."Intan pun menuliskan sesuai yang dititah setelah dirinya mengambil kertas sobekan. Mencatat segala macam yang kosong dan perlu distok ulang. Mendadak Intan teringat sesuatu. "Oh iya bu, waktu itu aku lupa kasih tau kalo waktu itu suami ibu ngambil 10kg beras. Ibu udah tau kan?" "Mas Jaka? Ngambil beras?" tanyanya curiga."Iya, udah bilang ke ibu kan ya? Katanya mau dikasih ke ibunya bu juragan." Ia membatin heran. "Kok bisa sih dia ngasih ibu tapi gak bilang-bilang aku? Aneh banget, ibu juga enggak ngomong kalo dikasih beras sama mas Jaka." batinnya. Malam harinya."Kamu tuh WA-an mulu sama si Ghea-Ghea itu! Ibu kan bilang jangan pacaran
Baca selengkapnya
bab3
"Macet tadi?" tanya Shanum. Mas Jaka melepas helmnya dan membuka jaketnya. "Iya." jawabnya.Dia masih sibuk dengan beberapa hal termasuk menaruh helm ke tempatnya. Ia mendiamiku, yah dia memang pendiam sih."Mas, kamu kemarin ke toko ya? Ngambil beras? Katanya buat ibuku 10 kg? Kok gak ngomong sih?" tanyanya langsung ke inti. Mas Jaka melihat Shanum. "Kamu tahu dari mana?" tanyanya."Ada yang ngomong orang bawahanku." ucapku."O-oh. Iya." ucapnya, entah kenapa terdengar canggung di telinga Shanum. Meski masih percaya dan tidak terlalu memusingkan hal ini. Shanum mengambil helm darinya dan taruh ke tempatnya serta juga dengan jaket yang dipakainya lalu gantungkan. Mas Jaka sudah masuk ke dalam bersama Shanum. "Mas, aku rencananya mau ngajakin kamu makan malam sama Gavin dan pacarnya akhir pekan ini." ucap Shanum. Mas Jaka mendadak menghentikan langkahnya mengernyit heran ke arahnya. "Makan malam sama pacar Gavin? Dimana, disini? Emang kamu kenal sama dia?" tanya mas Jaka cemas. "Iya
Baca selengkapnya
bab4
Mas Jaka langsung cepat-cepat mematikan teleponnya dan membiarkan Shanum berdiri dihadapannya dengan tangan melipat di dada. "Kamu ngomong sayang kan barusan? Buruan ngaku!" "Sayang apanya? Kamu ngaco aja sih. Enggak kok, salah denger kamu.""Kamu kira aku budeg apa?" Mas Jaka semakin tercekat. Ia pun mulai beralasan. "Oh maksud kamu sayang itu... Gini loh... temanku kan punya anak, nah itu aku ngomong sayang ke anaknya. Anaknya kan masih kecil banget tuh. Lucu dia." "Bohong?" "Beneran, nih kalo mau telepon lagi mah." Shanum menimbang-nimbang perkataannya dan lantas berkata. "Yaudah aku percaya tapi kalo bohong awas aja. Nanti aku bakalan gantung kamu di tiang jemuran.""Tega banget, emang aku pakaian apa."Mereka pun saling masuk kembali ke dalam rumah. Mas Jaka mengambil kantung belanjaan yang tertinggal lalu membawanya masuk dan menaruhnya sembarang. "Gavin kok masih belum pulang ya? Betah dia disana kayaknya." "Yah kayak enggak tahu anak muda aja." jawab mas Jaka. "Ya jang
Baca selengkapnya
bab5
"Denger dulu, Num. Aku bisa jelasin." ucapnya mencoba untuk menyabarkanku. Shanum menangkis tangannya. Shanum mencoba untuk memukulnya lagi. "Dengerin dulu." ucapnya seraya memegang tangannya yang tidak bisa diam ingin memukul atau mencakarnya. "DENGERIN DULU!" teriaknya tiba-tiba yang langsung membuatku terpatung dan bungkam karena rasa kagetnya. Bahkan baru kali ini dia membentak Shanum seperti itu."Semua berawal sejak desember tahun lalu dan perempuan ini adalah Ghea dan dia bukan pelakor. Aku beberapa kali udah pernah ketemu Ghea sebelumnya bersama Gavin, mereka sering mengunjungi rumah sakit tempat aku dinas. Tapi hubungan kita waktu itu enggak lebih dari sekedar seorang Bapak dan anaknya. Lalu suatu hari aku melihat Ghea nangis di rumah sakit, ya aku pun nyamperin dia. Katanya dia baru kehilangan kakeknya yang sakit, yaudah aku temenin dia, nyabarin dia dan bayarin semua tunggakan rumah sakitnya karena dia bilang, dia enggak ada uang buat bayar tunggakan pengobatannya. Ya mula
Baca selengkapnya
bab6
Ghea mengangkat kepalanya dan membuka kedua tangan yang mendekap wajahnya. Ia terkejut ketika melihat Jaka, pun sama dengan Jaka yang terkejut melihat kalau dia benar Ghea."Ghea ya? Kamu kenapa nangis?" tanya Jaka penasaran.Ghea masih terisak, ia segera usap kedua matanya yang dialiri deras air mata. Wajahnya tampak sendu dan sedikit berantakan, kedua matanya juga terlihat merah. Tampaknya sudah lama ia menangis seperti itu."K-kakekku meninggal...hiks.." ucapnya sambil terisak dengan air mata yang kembali mengalir, Jaka terkejut dan langsung menatapnya sendu. "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun." ucap Jaka prihatin, segera mengusap-usap punggung gadis itu. "Kamu yang sabar ya Ge." ucapnya menenangkan. Ghea masih terus terisak dan menyeka air matanya.Tak lama kemudian. Ghea pun sudah agak mendingan dan tidak menangis lagi setelah barusan aku membiarkannya mengeluarkan semua tangisnya. Sejak saat itu pun aku terus menemaninya, dengan dilandasi rasa prihatin."K-kenapa Om bisa ada
Baca selengkapnya
Bab7
Mas Jaka tertunduk. Gavin melihat perubahan ekspresi ayahnya itu. Ia mendadak jadi merasa cemas, Gavin seperti menyadari ada rasa bersalah terpancar dari raut wajah ayahnya itu. Gavin pun mendekati Mas Jaka dan bertanya. "Itu bener, Pah? Bener yang diucapin sama Ibu?" tanyanya. Mas Jaka mengangguk, Gavin merasa sangat tidak percaya dicampur rasa kecewa saat itu, Mas Jaka berniat menjelaskan namun Gavin mengelak tangan Mas Jaka yang coba memegangnya. "KENAPA HARUS GHEA PAH?!""KENAPA JUGA PAPA TEGA DUAIN IBU?! MEMANGNYA PAPA ENGGAK TAHU KALO SELINGKUH ITU DOSA?! PAPA SENDIRI BILANG KE GAVIN UNTUK BERBUAT BAIK SAMA PEREMPUAN! TAPI PAPA SENDIRI KHIANATIN IBU!" "Sekarang tolong kabulkan permintaan aku, Mas. Talak aku! Biar aku bisa pergi sekarang juga!" ucapnya. Ia terdiam. "Ayo, Mas talak aku!" ucapnya kembali mencecarnya. "Kenapa kamu diam aja?! Kamu kan katanya cinta sama Ghea! Cuma kamu yang bisa ngertiin dia! Cuma kamu yang dia butuhkan! Mau jadiin dia istri keduamu! Memangnya
Baca selengkapnya
Bab8
Di rumah sakit daerah Ciawi. Shanum terduduk di kursi tunggu yang tersedia didepan ruang rawat Nenek Aisyah. Shanum bingung harus bagaimana, Shanum tidak bisa meninggalkan Nenek Aisyah begitu saja.Tapi dari pihak keluarganya sudah ada yang Shanum hubungi. Itu adalah cucu Nenek Aisyah yang namanya terpampang paling awal di kontak ponsel sang nenek.Shanum menutup kedua matanya, merasa sangat cemas dengan keadaan Nenek Aisyah. Jujur aku trauma melihat kejadian seperti tadi.Almarhum ibuku pernah pingsan seperti itu didepanku, dan besoknya ia... meninggal.Aku sangat takut.Aku memeluk diri dengan tubuh gemetar. Tiba-tiba Shanum melihat bayangan seorang pria didepannya. Aku mendongak dan terkejut saat melihat pria tampan bertopi hitam dan didepannya."Anda? Yang menelepon saya?" tanya pria jangkung dengan tubuh ideal itu. Shanum bahkan tidak berkedip saat melihatnya. Gavin masih terus melihat keluar jendela kelasnya yang tak pernah pindah dan masih terus berada disamping kirinya. Ia
Baca selengkapnya
bab 9
Malam harinya.Ghea dan adiknya, Kayla sedang berada didepan tv. Bedanya, Ghea sedang belajar sedangkan Kayla sedang sibuk menonton tv.Kayla yang masih berusia remaja sekitar anak SMP itu berkata. "Kak, kok Om ganteng enggak kesini sih? Biasanya kan dia bawain kita martabak. Aku laper tahu kak." tanyanya.Ghea yang kebetulan sedang sensi, langsung marah saat dikatakan begitu, ia langsung menegur adiknya itu. "Kamu tuh. Enggak usah ngarep-ngarepin kayak gitu. Kamu kalau mau ya tinggal beli, enggak usah maunya minta terus." ucap Ghea terkesan ngegas. Kayla tampak kaget dengan perubahan sikap kakaknya yang biasanya bersikap baik dan lembut padanya. "Iya, maap." ucapnya.Ghea kembali melihat ke arah bukunya. Meskipun selalu terlintas pemikiran tentang perkataan Gavin tadi.Entah kenapa. Ghea merasa sangat sedih dikatakan seperti itu. Wajahnya mendadak murung seketika. Ia pun langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan frustasi.Gavin pasti tahu semuanya, tentang hubungan antara ia d
Baca selengkapnya
10
Shanum segera membalas chat dari Gavin. "Vin, kamu harus pulang. Bagaimana dengan kuliah kamu? Kamu enggak boleh ninggalin kuliah. Maafin Ibu Nak, karena tiba-tiba meninggalkan kamu. Tapi kamu harus kembali lagi ke rumah. Kamu harus lanjut sekolah tinggi, kamu enggak boleh tiba-tiba putus kayak gini." chatnya pada Gavin, sambil mengusap air matanya seraya terisak."Anda menunggu lama?" tanya seseorang yang tiba-tiba ada didepannya. Aku mendongak dan terkejut ketika melihat pria didepannya adalah...Mas Rian?"Loh anda kan?" tanya Mas Rian.Shanum segera mengusap air matanya dan menyeka ingusnya."Loh? Jadi Mas Rian pemilik kios ini?!" tanyanya tidak percaya."Iya, saya pemiliknya. Jadi yang mau menyewa kios saya itu anda?" tanyanya ikut tidak percaya.Shanum tertawa kecil saat itu, padahal habis menangis. "Oalah, iya. Ya ampun, dunia sempit banget ya? Kayak berasa didalam kotak." ucapnya. Mas Rian terkekeh.Dia mendadak melihatnya intens. "Ibu barusan menangis?" tanyanya spontan. Sh
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status