Semua Bab WITHERED: Bab 11 - Bab 20
210 Bab
SESAK YANG KUPERTAHANKAN
"Come on, di sini hanya kamu yang bernama Mira, no one else, Darling." Aku hanya mengangguk. Ini bukan kali pertama aku bersikap seperti ini saat orang memanggilku. Rasanya, meski sudah lima tahun berlalu, aku belum terbiasa dengan panggilan 'Mira' sampai orang yang memanggilku bersikap seperti Muray atau yang parah, berteriak padaku."Kamu mau aku melakukan apa?"Muray langsung tersenyum lebar dan menyentuh bahuku. Aku sudah biasa dengan pinta Muray yang kadang menyuruhku menambah jam kerja, mengingat banyaknya lansia yang bekerja di hotel ini.Aku masih muda dan tenagaku pasti lebih besar dibanding kakek-kakek ataupun nenek-nenek yang gerakannya kadang lambat. Tapi, aku tahu mereka melakukan yang terbaik meski kadang menggerutu. "Aku tahu kau belum tidur. Tapi, bisakah kau kerja sampai siang hari? Mike dan Shanon tak enak badan. Kurasa musim dingin berpengaruh besar pada sendi tua mereka."Aku langsung mengangguk setuju dan tepukan lega tangan dingin Muray langsung mendarat di pun
Baca selengkapnya
TIDAK MEMILIKI ATAU TERIKAT
"Mommy, I want my candy." Aku menoleh pada bocah yang terlihat begitu manja dan tak sabar melihat lolipopnya dikupas."Berikan ini pada adikmu dulu." Meski memutar bola matanya malas, bocah lelaki yang menerima lolipop warna ungu mengangguk lalu berlari menghampiri anak lain yang lebih kecil.Entah, apa yang keduanya bicarakan. Tapi, mataku tak ingin lepas memperhatikan dua anak kecil yang berdiri di samping boneka salju mereka dengan pose menggemaskan di bawah jepretan ponsel sang ibu sambil mengemut lolipop masing-masing. "!" aku terkejut saat wanita yang tertawa senang itu menoleh padaku yang berdiri diam, dan baru sadar rambutku sudah dipenuhi salju-salju halus yang langsung meleleh saat kuusap.Tak ingin dicurigai, aku melangkah pergi dan mengangkat tanganku kaku, saat ia melambai diikuti dua anak kecil yang semangat mengangkat tangan mereka yang memakai sarung tebal dengan senyum lebar nan lugu. Aku berusaha untuk tak berpikir apapun, saat melihat barisan gigi-gigi kecil ked
Baca selengkapnya
ENCAUNTER
"Seolah kau tak ingin memiliki ataupun terikat dengan apapun, Mira."Aku tak memberi komentar pada ucapan Sidney yang lalu duduk di atas ranjangku yang selimutnya masih tersibak."Tapi, aku tak akan bertanya lebih jauh. But tell me, Mira, kenapa kamu memandangi lemari kosongmu sampai tak sadar aku masuk?"Aku menatap sekali lagi lemariku lalu menarik nafas, "aku butuh gaun, tapi ternyata aku tak punya satu pun." Mendengar itu Sidney tertawa, ia berdiri dan menarikku ke luar kamar lalu masuk ke dalam kamarnya sendiri.Sidney membuka lebar lemari pakaiannya yang penuh terisi, tanpa ruang kosong.Ia memperhatikanku beberapa lama sebelum beralih lagi pada lemari yang isinya hanya diketahui yang punya. Sampai Sidney menarik satu potong pakaian yang ia buka lebar di hadapanku. "Kau tak akan kelihatan murahan dengan baju ini, percayalah. I know your a nun, Mira."Aku sadar maksud ucapan Sidney dan menatap gaun floral tanpa lengan yang akan benar-benar tertutup jika aku menggunakan kardigan
Baca selengkapnya
TIDAK BERPIKIR APAPUN
Aku yang diam terpaku.Seolah diperlihatkan gambaran cepat kehidupan yang kutinggalkan lima tahun lalu. Namun, aku tak bisa melihat adanya kebahagiaan di sana. Hanya ada gambaran dari wanita bodoh menyedihkan, juga kehidupan macam apa yang ia jalani. Wanita bodoh yang menunggu suaminya pulang dalam rumah sepi, saat ia sadar suaminya baru akan kembali saat hari berganti.Wanita bodoh yang memaksakan diri, untuk bertahan dengan menutup rapat mulutnya dan saat disadarkan siapa dirinya, ia hanya bisa diam termangu tanpa balasan.Wanita bodoh yang berpikir, rumah tangganya akan baik-baik saja selama ia bertahan dan mempertahankan rasa yang nyatanya hanya ia miliki sendiri.Wanita bodoh yang ternyata dikasihani suaminya sendiri, lalu pergi meninggalkan segalanya, tapi membawa luka dan rasa bersalah yang tak akan pernah hilang juga tak ingin dihilangkan. Wanita bodoh yang bahkan tak menyadari di dalam rahimnya ada bakal anak yang bertahan, sampai Tuhan mengambilnya lagi. Bakal manusia ya
Baca selengkapnya
AKU INGIN SADAR
Aku kembali masuk saat jam kerjaku hampir di mulai dan terkejut saat mendapati Muray duduk di ruang loker dengan botol minuman di tangan."Minumlah denganku, Mira."Aku menghampiri Muray yang mengangkat botol minuman beralkohol di tangannya tinggi-tinggi, anggur putih yang terlihat keemasan, gelembung udaranya menambah keelokan minuman yang biasanya kuhindari."Aku mengambil satu, kuharap tak akan ada yang bertanya kemana perginya wine yang seharusnya diminum GM baru kita." "Kurasa tak hanya kamu yang melakukan itu," ucapku membuat Muray tertawa dan mengedipkan mata.Ia membuka tutup yang meloncat entah kemana. Tapi, tak ada yang perduli saat yang Muray butuhkan hanya waktu untuk benar-benar melepas penat yang akhirnya terangkat sementara aku tak ingin berpikir tentang apapun. Tidak ada gelas. Muray menenggak langsung wine dari botol lalu menyodorkan padaku, "your turn, girl."Aku langsung menerima dan melakukan hal sama. Meneguk minuman yang aromanya sedikit menusuk hidung. Seteguk
Baca selengkapnya
BOCAH TERSESAT
Saat bangun, aku langsung memastikan pakaianku masih melekat di badan. Pun, menatap pintu kamar yang tertutup rapat.Ku tenarik nafas dalam, lega, meski saat aku menyentuh pipi, rasanya aku masih bisa merasakan kehangatan dari tangan yang bergetar.Dengan tubuh masih berbaring di atas ranjang dan selimut hangat yang menutupi tubuh, aku menggigit bibir bagian bawahku.Baru kali ini aku bermimpi seperti itu, bahkan rasanya kulit wajahku masih bisa merasakan sentuhan tangan yang rasanya dihafal kulitku. Mimpiku ..., 'kurasa ini hanya karena aku bertemu dengan Ken semalam.'Tapi, mulai hari ini aku harus mengunci pintu karena aku tak akan sadar, apa yang terjadi saat aku tidur di bawah pengaruh obat tidur. Mungkin berlebihan, karena aku baru pertama kali merasakan mimpi seperti ini sejak aku tinggal di rumah Rose. Mimpi yang membuat batinku tidak tenang.Sangat tidak tenang.Tok! Tok! "Mira, are you awake?"Aku bangun saat mendengar pintu kamarku diketuk. Sebelum kujawab, pintu terbuka
Baca selengkapnya
APA AKU MENGENALNYA?
"Where are you going?"'Mau kemana?' Aku menatap Sidney."Sebentar," jawabku tak nyambung, lalu berjalan menjauh meninggalkan sepasang kekasih yang menatap dengan pandangan bingung. Dan, keduanya terlihat makin heran saat aku kembali, tanganku menggandeng tangan kecil yang begitu erat menggenggam jemariku. "Who? Your son? Aw." Carter mengaduh saat Sidney mencubit pahanya."Hay, young man. What is your name?" tanya Sidney menjajarkan wajahnya dengan Banyu yang menatapi uluran tangan Sidney. Aku bisa merasakan jemariku diremas tangan kecil yang mungkin tak menyadari apa yang ia lakukan. "Onty Sidney bertanya, siapa namamu?" ucapku mengulang tanya Sidney dengan bahasa. Banyu yang mendengar itu menoleh padaku, lalu pada Sidney juga tangannya yang terus terjulur. Tangan kecil Banyu terangkat, ia menjabat uluran tangan Sidney. "Aku, Banyu Hutama."Jawaban Banyu membuat Sidney memandangku, "a proud kid, e'? tapi, apa yang ia katakan?""His name is Banyu Hutama. Both of you can call him
Baca selengkapnya
AKU TIDAK SIAP
'Ken ... orang seperti apa dia?' Suami yang kutinggalkan 5 tahun lalu.Suami yang menyentuhku karena itu sebuah kewajiban.Suami yang mengasihani istrinya sendiri sementara hatinya milik wanita lain.Suami yang membagi tubuhnya dengan wanita lain--Tidak! Bukan!-- Tapi dia adalah suami yang membagi tubuhnya denganku, istrinya sendiri.Bukan dengan Anggita, wanita yang ia cintai, tapi diriku!"Mira, is something wrong?" suara bariton Carter membuatku sadar dari lamunanku."No," jawabku mengeratkan dekapan pada bocah kecil yang tangannya terasa meregang di leherku. Entah wajah seperti apa yang kutunjukan sampai ekspresi Sidney terlihat khawatir. Sementara Carter masih memandangku yang berdiri memeluk Banyu yang tertidur, "aku- ... aku akan langsung bekerja. Kalian bisa pulang duluan dan terimakasih traktirannya." "It's no big deal, Mira, lain kali aku akan mengajakmu lagi tanpa Sidney," canda Carter tersenyum saat sang kekasih memberinya tatapan mengancam lalu melihat sup jamur ku yan
Baca selengkapnya
TIDAK ADA BEDANYA
Pintu yang sama sekali tak mengeluarkan bunyi saat di dorong seketika membuatku menutup mulutku rapat-rapat.Aku bisa merasakan keringat dingin mulai membasahi punggung.Apalagi saat pintu yang ku jadikan tempat sembunyi makin menempel bahkan hampir menyentuh tubuhku yang rasanya sudah menyatu dengan tembok.'Apa yang lebih buruk dari situasiku sekarang?'Tentu ditemukan langsung oleh orang yang sangat ingin ku hindari di belakang pintu yang sedang ia dorong.Akan seaneh apa jika itu terjadi?Entahlah, aku hanya sungguh-sungguh berharap Ken tak akan menutup pintu yang ia buka.Bahkan, pintu yang bergerak makin jauh dari tubuhku ingin ku teriaki agar tetap di tempat sama meski mulutku masih rapat tertutup.Tanganku yang berkeringat menggenggam erat jemariku sendiri dan merasa lega meski jantungku masih berdetak begitu cepat saat Ken urung menutup pintu.Tanpa menyalakan penghangat ataupun lampu ruangan, Ken yang menjauh dari pintu langsung duduk di ujung ranjang, ia melepas sepatu dan
Baca selengkapnya
PENOLAKAN
"Jika aku ada di dalam rumah saat kamu pulang, apa kamu juga akan tetap pergi?"Tapi, apa bedanya jika saat aku pulang Ken ada di rumah atau tidak.Menyambutku yang merasakan rasa bersalah yang sama sekali tak ingin kuhilangkan dari diri karena kelalaian dan ketakpekaanku pada apa yang seharusnya tumbuh dalam rahimku pergi. Anak kami.Anak kami yang seharusnya sudah besar, berlarian kesana-kemari membuat kewalahan, membuat rumah berantakan, mencorat-coret tembok bahkan tak akan berhenti ketika mendengar teguran, memanggilku dengan sebutan ibu ataupun mama, 'Kh--'Aku menarik nafasku dalam saat merasakan sesak yang teramat sangat.Sementara mataku yang terasa perih mengingat wanita bodoh yang terus memegang gagang telepon meski sambungan diputus secara sepihak. Sementara selembar kain yang kukenakan rasanya tak mampu kutopang saking beratnya.Ia, suamiku, lelaki yang kuhubungi menolak bicara denganku yang membutuhkannya, masih mengharapkan kehadirannya, atau setidaknya sekedar mendeng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status