All Chapters of AYO KAWIN KONTRAK: Chapter 61 - Chapter 70
98 Chapters
Bab 61 Breaking News
"Sarah, Bunda buat cemilan. Ayo dicoba dulu selagi masih hangat." Sarah meletakkan perlengkapan kebersihannya, dan mencoba cake yang baru saja dibuat Helena. "Hm, cake buatan bunda memang tiada duanya, enak, tapi ...." Tiba- tiba saja, perut Sarah bergejolak. Sarah berlari ke toilet dan memuntahkan semua yang ada.Helena menghampiri Sarah yang tiba-tiba ke toilet, "Kamu gak apa-apa, Sayang?" tanya Helena dengan kuatir.Sarah menggeleng, "Bun, aromanya terlalu kuat, tiba-tiba saja tercium di hidung Sarah," keluh Sarah."Apakah terlalu kuat? Bunda pakai resep yang selalu bunda pakai kok," Helena mencium aroma cake yang baru saja diciumnya, "Gak terlalu harum kok," gumam Helena."Bunda mau coba kasih ke tetangga ya. Mungkin ada yang salah dengan resep bunda," ucap Helena sambil memotong beberapa untuk tetangga ruko sebelah."Iya, Bun. Sarah mau naik saja, rasanya tambah mual setelah mencium cake itu," keluh Sarah naik ke
Read more
Bab 62 Kedatangan Hotman Ferris
"Pak Heru, setelah beberapa bulan ini, saya mau mengevaluasi pekerjaan Kalina, menurut pak Heru, apakah Kalina membantu pekerjaan bapak, ataukah sama seperti pada waktu pertama kali, pendapat pak Heru yang ragu menggunakan Kalina?" tanya Rahmat pada suatu kesempatan berdua ngobrol dengan Heru.Heru yang sudah ditinggal Sarah beberapa bulan sudah bisa menerima keadaannya. Heru bekerja sangat keras, tapi hasilnya cukup memuaskan. Perusahaan Hadiningrat berkembang luar biasa. Sekarang ini, fokus Heru untuk mengembangkan perusahaan dan membuat cabang kantor di Bali untuk mengakomodir penjualan di Indonesia bagian timur dan ekspor ke negara Australia dan beberapa negara Asia."Pada mulanya, aku ragu terhadap kinerja Kalina, secara pribadi, aku tidak menyukai kepribadiannya. Tapi aku melihat, Kalina begitu profesional dalam melakukan pekerjaannya, ditambah dia pun banyak memberikan masukan dan usulan kepadaku hingga perusahaan ini bisa berkembang.""Jika memang
Read more
Bab 63 Suatu Peristiwa terkuak
"Tapi ini menyalahi data privasi klien saya loh pak Heru," canda Hotman."Pak Hotman tidak akan disalahi, saya tidak akan memberitahukan kepada Sarah, bahwa aku memintanya dari bapak, hahaha" jawab Heru dengan tertawa.Pak Hotman pun memberikan nomor telepon Sarah kepada Heru. Dengan senang, Heru menyimpannya."Sebenarnya, ibu Sarah sendiri yang memperlambat kasus perceraian ini pak Heru, dia meminta saya untuk menangani permasalahan perceraiannya, sudah bayar dimuka, tapi kemudian nomor kontaknya dia hapus. Kesulitan bagi saya untuk berinteraksi dengannya untuk membahas perkembangan kasusnya ini. Tapi kemarin, dia menelpon saya, tidak menanyakan kasus perceraiannya tapi meminta tolong kepada saya," jelas Hotman."Meminta tolong apa?" tanya Heru."Apa pak Heru kenal dengan perempuan ini?" tanya Hotman memperlihatkan berkas foto seorang wanita kepada Heru.Heru memperhatikan foto wanita yang tanpa polesan make up, tapi masih terli
Read more
Bab 64 Makan Malam Kalina
"Her, Lo sudah gak ingin ke pub seperti jaman kita dulu?" tanya Kalina ketika sudah lewat jam pulang kantor dan Heru masih ada di ruang kerjanya.Heru melirik jam tangannya, sudah hampir pukul enam, tapi dia masih bergelut dengan pekerjaannya, "Tidak," jawab Heru.Kalina sedikit kesal karena tidak dilirik oleh Heru, "Lo sudah berubah sekarang, Her. Itu lebih baik. Tapi, apakah Lo akan memforsir diri untuk bekerja hingga tidak memperhatikan kesehatan Lo? Ayolah kita bersenang-senang. Setidaknya, ayo kita makan malam bersama," ucap Kalina menghampiri meja Heru menaruh kedua tangannya pada meja dan menyejajarkan wajahnya dengan wajah Heru.Sontak saja mata Heru disuguhi oleh dada Kalina yang terlihat jelas karena 2 kancingnya sengaja dibuka, "Lo bisa mati menjadi workaholic kalau bekerja terus! Oke, kita tidak usah ke pub, tapi kita bisa makan. Sebagai teman!" Kalina menegakkan tubuhnya dan bersidekap melihat reaksi Heru.Heru menegakkan badannya. Di
Read more
Bab 65 Kegelisahan Teddy Sugiharta
"Kalina. Dia tanyain Lo, tapi Lo udah tidur tadi," ucap Michael."Bilang sama Anggie, mobil gue mogok di dekat rumah loe, karena gue habis meeting di daerah sini sama Heru," pesan Kalina."Kalina tadi lewat daerah kita Sayang, tapi mobil dia mogok, makanya dia telepon gue," ucap Michael kepada Anggie, istrinya."Oh, Lo bantuin dia deh Sayang, kasihan," ucap Anggie. Kalina adalah sahabat sejak jaman kuliah. Kalina terbiasa menyuruh-nyuruh dirinya maupun Michael dan sebagai ucapan terimakasih, dirinya dan Michael selalu mendapatkan pelayanan di pub miliknya. Tapi setelah mereka menikah dan Kalina bekerja, dirinya jarang bertemu dengan Kalina kecuali Michael yang diam-diam menemui Kalina."Baiklah, Sayang. Lo tidur aja ya, gue bantuin Kalina dulu," jawab Michael berpamitan kepada Anggie."Nanti gue share lokasi gue. Setidaknya, gue bakal berada di daerah tempat tinggal Lo," ujar Kalina kemudian memutuskan nomor teleponnya.Kalina be
Read more
Bab 66 Rencana Teddy Sugiharta
"Kalina, sekarang, kamu sudah mengerti tentang bisnis, saatnya papi mau bercerita," ujar Teddy perlahan mempersiapkan hati untuk membicarakan isi hatinya. Kalina dengan tegang, mulai menyimak apa yang hendak disampaikan papinya."Kamu tahukan, usaha papi ini harus banyak menutup mulut banyak orang agar tidak bangkrut? Dari mulai kepolisian, pajak, para pejabat?" tanya Teddy dan Kalina mengangguk."Salah satu pejabat yang papi suap, terciduk KPK dan sekarang dalam pengawasan KPK. Jika dia buka mulut, maka, perusahaan papi ikut terseret. Bukan hanya itu saja, sepertinya dirjen pajak mulai mengawasi usaha papi. Kalau selama ini papi bayar uang untuk menyuap petinggi pajak, sekarang sedikit sulit, karena pejabatnya dimutasi karena banyak kekayaan yang terlalu dipamerkan di media sosial.""Dirjen pajak yang baru, adalah seorang idealis. Papi harus membayar pajak hampir 500 milyar karena tunggakan pajak. Kau tahu uang segitu banyak? Bisa-bisa pub-pub yang papi m
Read more
Bab 67 Gangguan Jiwa Bella
"Sugandi? Si tua itu? Hahaha, dia sudah mati!!! Tapi apa yang aku dapat? Cuma apartemen kecil dengan toko. Cuih!! Itu barang-barang milikku, kenapa dijual? Aku tidak bisa memakainya lagi bukan? Apa yang harus aku lakukan? Dia sudah membuangku! Jadi aku tusuk saja dia di perut dan di dadanya!" teriak Bella dengan marah."Siapa yang kau tusuk di perut dan di dada?" tanya lagi Heru."Kau ingin tahu? Stttt!! Kau bukan polisi kan? Polisi brengsek! Dia tidak menolongku!! Mereka memperkosaku!!! Mereka memperkosaku!!! Heru! Heru! Tolong Tante! Suruh Daddy menghajar mereka! Aku marah! Mereka memperlakukanku seperti seorang pelac*r murahan! Ini tidak sebanding dengan apa yang Sarah lakukan buat kamu bukan? Sarah mendapatkan warisan yang lebih banyak dariku padahal dia baru datang lebih beberapa bulan! Aku!! Aku!!! Sudah bertahun-tahun tinggal di rumah itu! Tapi kau! Kau!! Kenapa kau mengusirku, Heru???" ucapnya dengan lirih. Sesekali Bella berteriak dan marah, namun tiba-tiba dia menangis hing
Read more
Bab 68 Mendatangi Tjokro Bakery
"Lo mau cari Sarah?" tanya Kalina kaget."Yah, dia ada di Bali disekitar hotel ini, kalau Lo keberatan, Lo bisa jalan-jalan di pantai--.""No! Gue bantu Lo cari Sarah, okey? Bukankah gue sudah bilang kalau kita adalah teman?""Okey," jawab Heru bersiap.Heru dan Kalina keluar hotel kemudian menyusuri jalan yang cukup ramai dengan wisatawan. Heru mengeluarkan ponselnya dan mencari berdasarkan GPS dari nomor milik Sarah."Sialan! Ternyata Heru ke Bali karena dia ingin mencari Sarah? Jadi selama ini, dia bergadang membuat proyek adalah untuk bisa melihat Sarah dari dekat?" gumam Kalina dengan berang sambil mengepalkan tangannya.Heru berjalan diikuti Kalina, tampak didepannya ada ruko yang menarik hatinya, dengan tulisan Tjokro Bakery dengan gambar yang sama pada lambang hotel The Tjokro. Sepertinya, lambang yang dipakai adalah lambang keluarga.Heru tersenyum, ruko Tjokro Bakery bercat putih dengan lampu berwarna kuning pada bagian luarnya dengan dua meja bundar sebagai tempat makannya.
Read more
Bab 69 Heru yang Malang
"Gue harus berhasil saat ini juga!" batin Kalina memperhatikan Heru yang sedang mencicipi pastry sambil memegang gelasnya.Kalina mengambil salah satu roti dan mencobanya, "Enak yah? Gue gak nyangka rotinya begitu lembut," ucap Kalina mereview makanan yang dicicipinya, kemudian duduk di sofa meminum soda yang dituang di gelasnya lalu mengkompres kakinya."Apa masih sakit?" tanya Heru meminum sodanya hingga habis dan Kalina tersenyum, "Apa Lo bisa pijat di bagian sini?" tanya Kalina menaruh kakinya pada paha Heru, sedangkan badannya dia rebahkan."Hei! Gue bukan tukang pijat!" protes Heru."Sedikit saja Lo pijat gue, kalau ternyata pijatan Lo gak mempan, nanti gue ke bagian spa untuk minta dipijat," ucap Kalina tidak peduli.Mau tidak mau, Heru mulai memijat kaki Kalina, dan setiap sentuhan Heru, membuat Kalina mendesah, "Ah, enak sayang ... ah!" "Lo tampak lebay," ketus Heru.Kalina menegakkan badannya, "Gue gak lebay,
Read more
Bab 70 Ungkapan Heru
Heru mulai menghindari Kalina, dia tidak mau kejadian dirinya tak sadarkan diri terulang kembali. Hari jumat, dia mulai meeting dengan para investor. Mengeluarkan semua ide yang dia inginkan dan disambut baik oleh para investor. Diakhir diskusi dilakukan tanya jawab dan meeting hari pertama diselesaikan hingga larut malam.Pada hari kedua, di hari Sabtu, meeting diisi dari berbagai masukan dari para investor hingga terbentuk management baru untuk proyek Heru dan kemudian diakhiri dengan kesepakatan bersama. Para investor adalah pemilik saham yang memasukkan modalnya sesuai dengan kemampuan masing-masing yang dimasukan kedalam proyek, dan Heru, sebagai pemegang proyek yang akan bertanggung jawab."Terima kasih pak Heru, atas kepercayaan pak Heru menggandeng perusahaan kami untuk bekerjasama dengan perusahaan Hadiningrat. Ide anda sangat brilian. Tampaknya mustahil tapi jika dijabarkan seperti penjelasan anda kemarin, ternyata begitu simple dan belum pernah ada di In
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status