All Chapters of AYO KAWIN KONTRAK: Chapter 71 - Chapter 80
98 Chapters
Bab 71 I Love You Sarah
"Lo dah dengar apa yang barusan gue omong," sungut Heru.Sarah memandang lekat Heru mencoba mencari kebenaran dari wajahnya, "Lo gak usah ngerayu gue kalau pipi Lo sendiri ada bekas lipstiknya."Heru kaget, ternyata ciuman Kalina membekas di pipinya. Salahnya dia langsung ke toko Sarah karena menahan rindu. Sekarang malah Sarah yang tidak percaya apa yang sedang dia usahakan. Langsung saja pipinya digosok-gosok agar tidak membekas lagi. Sarah memalingkan wajahnya memandangi deru ombak dan beberapa anak yang sedang asyik berlarian."Maaf.""Gue bilang, gue udah maafin Lo," sahut Sarah tampak tak peduli. Hatinya sakit karena dia cemburu. Dia ingin mengatakan dirinya juga cinta dengan Heru, tapi tampaknya Heru hanya bermain-main dengannya."Sorry kalau dulu gue ninggalin Lo sewaktu bokap gue meninggal.""Lo gak usah bahas yang lalu. Gue udah bebasin Lo. Bahkan hotel gue sudah gak urus lagi. Lo boleh nikah dengan Kalina, bukannya kal
Read more
Bab 72 Ancaman Kalina
Sarah pergi menjauh dari Heru, tapi Heru mengambil jasnya dan menyusul Sarah, "Kalina sama gue gak ada hubungan apa-apa," sanggah Heru.Sarah tidak menanggapinya dia jalan terus menuju ke tokonya, "Gue sedang buat proyek di Bali, dan Kalina, dia sekretaris gue.""Oh yah? Bagus! Jadi di kantor juga Lo tetap bisa mesra-mesraan dengannya," celetuk Sarah berhenti untuk menanggapi Heru."Gue tahu, Lo cemburu," jawab Heru dengan tersenyum."Gak," jawab Sarah dengan ketus melanjutkan perjalanannya.Heru menarik tangan Sarah ke dalam pelukannya, dan memegang leher Sarah seraya mencium bibirnya dengan lembut, "Gue cinta sama Lo, sampai gue bela-belain dari Jakarta buat proyek di Bali. Sorry kalau gue datang lebih lama, karena gue harus mempersiapkan segala sesuatunya."Ucapan Heru membuat Sarah terpukau, begitu besar cinta Heru hingga dia berusaha untuk menemui dirinya. Heru menggandeng tangan Sarah untuk kembali ke toko, "Besok, gue pulang ke Jakarta, gue harap Lo bisa ikut gue ke Jakarta," ta
Read more
Bab 73 Rencana Kalina
***"Tolong cari keberadaan Haryadi! Haryadi Tjokroaminoto," perintah Kalina.Kedua bodyguard saling berpandangan, "Gak salah, bos?""Gue bilang, cari ya cari! Gue dah dapat ijin buat nyuruh kalian cari Haryadi itu! Gue telepon, gak diangkat-angkat!" maki Kalina dengan kesal."Tapi bos--.""Gak ada tapi, tapi! Mau gue pecat kalian?" ancam Kalina bertambah kesal. Sepertinya dua bodyguard ini tidak mengerti apa yang dia perintahkan."Apa bos gak tahu kalau si Haryadi itu sudah mati?" tanya salah satu bodyguard yang berperawakan botak dengan tubuh berisi dan padat, Hercules orang menyebutnya."Mati? Kapan? Kok bisa?" Kalina balik bertanya."Ng, sudah beberapa waktu yang lalu, sempat heboh di YT bos, si Haryadi itu gosipnya dibunuh karena ada bekas luka tusukan di perut dan di dada, trus ditaruh di atas rel kereta api, langsung saja ... duaaar!""Meledak?" tanya Kalina."Gak, bos, maksudnya keseret gitu, ada beberapa bagian yang dilindas, ngeri kalo dilihat, hehehe," jelas bodyguard yang l
Read more
Bab 74 Kalina ingin hamil
"Tapi Bu Bella sedang dalam pengawasan pihak kepolisian. Jadi kami tidak sembarangan menerima tamu untuk Bu Bella. Kami kuatir Bu Bella menyerang dirinya sendiri, maupun tamunya.""Baiklah, jika aku datang lagi kemari, apakah diijinkan? Seperti yang perawat lihat, Bu Bella tampak tenang," Kalina menunjuk Bella yang sedang bermake-up dengan kosmetik yang dibawa Kalina."Tentu saja boleh kak. Kami tunggu kembali kedatangannya," ucap perawat mempersilahkan Kalina untuk pergi.***"Bagaimana bos?" tanya Hercules dan Bima yang berada di luar rumah sakit."Besok, kalian harus menyamar menjadi polisi, meminta untuk melakukan penyelidikan. Bantu dia untuk melarikan diri.""Baik, bos!" Hercules dan Bima pergi meninggalkan Kalina terlebih dahulu, sedangkan Kalina sendiri menelepon Michael untuk bertemu di sebuah cafe untuk makan siang, karena bertepatan Michael sudah bekerja di kantor milik keluarga Anggie."Apa yang Lo mau?" tanya Mic
Read more
Bab 75 Harga sebuah kesepakatan
"Sepertinya perusahaan raksasa milik Sugiharta akan segera jatuh," gumam Rahmat ketika dilihatnya berita di salah satu televisi, ditambah koran-koran digital terus membahas masalah pengemplangan pajak terbesar dari perusahaan hiburan. Bahkan saham lain milik Sugiharta turun dari pasar bursa saham dengan drastis.Sewaktu bekerja, Rahmat tidak terlalu banyak mendengar berita ekonomi seperti ini kecuali yang berkaitan dengan kompetitor dan para supplier yang ada hubungannya dengan perusahaan. Namun sekarang, karena sudah menjadi komisaris yang hanya datang pada saat diundang, Rahmat jadi memiliki banyak waktu untuk melihat perusahaan lain yang sedang viral."Aku harus memberikan informasi ini kepada Heru," gumamnya.***"Selamat pagi Bu, kami dari pihak kepolisian hendak menginterogasi Bu Bella, apakah sudah bisa kami tanyai?" tanya Hercules pada perawat rumah sakit jiwa."Ini surat perintahnya," ucap Bima menyerahkan surat dalam amplop coklat da
Read more
Bab 76 Rencana Kalina
"Ya! Ini semua kartu milik Tante. Tapi. Aku akan mengontrol semua pengeluaran Tante semua dari sini. Untuk tempat tinggal, makan, perjalanan ke Bali, semua boleh Tante pergunakan sampai Sarah berhasil dibunuh. Jika aku mendengar kematian Sarah, maka aku akan mentransfer semua pengeluaran Tante, kembali menjadi 500 juta. Apakah Tante bersedia? Disini, aku juga sudah buatkan identitas baru buat Tante tertulis atas nama Ningrum. Bagaimana?"Penawaran Kalina sangat menggiurkan, bukankah sekarang dia memang sudah menjadi penjahat? Hukuman sudah di depan mata. Perkiraan hukuman minimal 10 tahun sampai seumur hidup. Jika ditambah 1 nyawa lagi, bukankah hukumannya sama? Hal terberat adalah menjadi orang yang berpura-pura gila, tapi menjadi buronan juga tidak masalah asalkan memiliki uang untuk dinikmati. "Baiklah, aku bersedia," jawab Bella. Kalina tersenyum, kemudian memasukkan semua berkas itu ke dalam amplop coklat, "Tante bisa ditemani 2 bodyguard ini untuk membantu s
Read more
Bab 77 Hasil USG
***"Kalina! Sebaiknya hubungan kita berhenti sampai disini!" ucap Michael ketika sedang berada di hotel."Kenapa?" tanya Kalina, dia mengambil pakaiannya yang berceceran di lantai dan menaruhnya di atas kasur."Anggie mulai curiga ketika gue pulang telat. Lo tahu kan kalau itu adalah perusahaan keluarganya Anggie? Kalau gue bilang meeting dan ternyata dia telepon omnya, atau tantenya, atau sepupunya dan gak ada seorang pun yang ngomong kalo kita sedang ada meeting, maka, habislah gue!!" ucap Michael sambil memakai kembali kemeja kerjanya.Kalina tidak peduli, dia masuk ke dalam shower tanpa menggunakan handuk penutup. Dibukanya kran shower dan mandi di bawah guyuran shower."Kalina! Lo dengar gue kan?" tanya Michael. Ingin rasanya dia cepat-cepat pulang. Dia lebih kangen bersama dengan istrinya yang sebentar lagi hendak melahirkan. Bersama Kalina, dan sekarang dia tampak frustasi. Khawatir akan keutuhan keluarganya. Keluarga Anggie sudah menerima dirinya dengan baik, walau dirinya bel
Read more
Bab 78 Kehamilan Kalina, Petaka untuk Heru
"Ya Sayang, gue hamil.""Bagaimana mungkin Lo hamil?" tanya Heru tidak percaya."Apa Lo gak tahu apa yang terjadi pada waktu kita datang ke Bali sebelum meeting dengan para investor? Lo gak mungkin gak inget kan?" desak Kalina.Heru berpikir dengan keras apa yang terjadi pada saat dia bersama dengan Kalina. Antara sadar dan tidak sadar, Heru merasa dekat dengan Kalina, tapi merasa tidak melakukan apapun."Akan gue ingatkan lagi," ucap Kalina sambil mengeluarkan ponselnya, kemudian membuka fitur videonya lalu menayangkan adegan dimana Heru berada didalam pelukannya, serta beberapa foto Heru berada di atas tubuh Kalina dan beberapa pose foto yang mengarah mereka sedang melakukan aktivitas seksual.Heru menyugar kepalanya, "Apakah ini benar? Tapi mengapa gue tidak menyadarinya? Pada saat gue terbangun, kepala gue ngerasa pusing.""Lo gak usah berpikir bagaimana kepala Lo bisa pusing, sedangkan Lo sendiri sangat beringas pada waktu k
Read more
Bab 79 Sarah dan Helena dalam pengawasan
"Ya! Aku akan pergi dari sini, demi janinku," mohon Sarah."Okey! Mari kita buat perjanjiannya. Toko bakery ini menjadi milikku. Kau dan si Helena, pergi dari tempat ini hanya pakaian saja yang dibawa! Ponsel, password ATM, mobile banking milik Lo, tinggalkan semuanya disini! Deal?" tanya Bella.Sarah hanya mengangguk mengiyakan, "Baiklah aku sepakat!"Sarah melakukan apa yang diinginkan Bella. Memberitahukan dana miliknya, password, ponsel, diserahkan kepada Bella. Dengan tersenyum kemenangan, Bella mengambil semuanya itu."Hercules! Bima! Pastikan si Sarah dan ibunya keluar dari sini hanya membawa pakaiannya saja!" Perintah Bella duduk dengan kaki berpangku pada kaki yang lain.Hercules dan Bima melepaskan semua ikatan yang ada pada Helena dan memantau bagaimana Sarah dan Helena mengemasi barang-barang milik pribadi.Sarah dan Helena berdiri dengan kedua koper ditangannya kemudian turun ke toko, dimana Bella membuka berbagai c
Read more
Bab 80 Pencarian Sarah dan Helena
***"Terima kasih ya mas, sudah bantuin kami bawain koper-koper ini," ucap Sarah kepada petugas minimarket."Oh gak apa-apa mbak," jawab petugas minimarket.Sarah dan Helena berjalan sendiri-sendiri agar tidak terlihat dari tempat Bima dan Hercules sehingga dapat masuk ke dalam mobil taksi, "Ke pelabuhan Gilimanuk ya pak," ucap Sarah. Helena melihat dua bodyguard yang masih setia memandangi minimarket. Mereka tidak sadar, jika petugas minimarket itu membawa koper dengan menggunakan troli karena diminta bantuan oleh Sarah.Sarah tersenyum, "Sebaiknya kita harus lebih hati-hati sekarang, Bun, yang akan kita datangi adalah sarang macan," celetuk Sarah."Emang mbak ini mau ke kebun binatang? Kok ke Gilimanuk?" tanya sopir."Hahaha, gak pak, hanya ungkapan dari anak saya saja," jawab Helena.Sesampainya di pelabuhan untuk naik perahu, Sarah berpikir untuk tidak cepat-cepat ke Jakarta, "Bun, sebaiknya kita bermalam semalam atau dua
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status