All Chapters of Wanita Simpanan Pilihan Mertua: Chapter 21 - Chapter 30
146 Chapters
Tamparan Keras dari Sinta
Aditya meninggalkan rumah Dahlia dengan perasaan kesal, marah, dan malu. Memang ini di luar rencananya semula. Tadinya ia hanya ingin melihat Dahlia sebentar saja dari kejauhan. Namun melihat sang mantan istri kini begitu mempesona, hati Aditya tak bisa berbohong. Aditya merasakan ada getaran lain di dalam hatinya. Aditya menyadari, perasaan cinta itu masih ada untuk Dahlia. Sore hari itu Aditya pulang kembali ke rumah kosnya. Sebuah telepon masuk dari ibu mengejutkan Aditya."Hallo, Bu," kata Aditya. "Hallo, Nak. Akhir pekan besok kamu pulang, ya. Kita ke rumah Sinta. Ibu sudah bicara pada Sinta, dan katanya dia mau kembali padamu. Tapi kamu harus menemui dia secara langsung, Nak." kata ibu. "Apa, Bu? Kenapa ibu menemui Sinta tanpa bicara dulu padaku?" kata Aditya. "Iya, Nak. Ibu tahu kamu membutuhkan pendamping hidup, dan ibu mau kamu kembali pada Sinta," kata ibu. "Tapi Bu, dia itu bukan istri yang baik. Dia meninggalkan Adit saat sedang jatuh, dia juga begitu boros dan susah
Read more
Jangan pernah hina orang tuaku!
"Kurang ajar kamu! Kamu yang pelakor!" kata Sinta. Sinta maju dan menjambak rambut Dahlia. Terjadi pergulatan antara Dahlia dan Sinta, keduanya tak mau menyerah dan mengalah. Dahlia pun membalas dengan mencakar dan menjambak rambut Sinta.Bapak dan ibu Dahlia tergopoh-gopoh keluar dari rumah karena melihat dan mendengar keramaian itu. Bapak melotot dan terkejut melihat pertengkaran Dahlia dan seorang wanita muda yang belum dikenalnya. Ibu Dahlia pun berteriak-teriak meminta pertolongan orang-orang untuk melerai perkelahian itu. Dibantu oleh beberapa orang, bapak Dahlia berhasil memisahkan Sinta dan Dahlia. Namun keduanya masih terlihat marah dan ingin kembali saling menyerang. Bapak terpaksa menyuruh semuanya masuk ke dalam rumah, agar mereka tidak menjadi tontonan warga. "Apa yang kalian lakukan di rumah saya? Kenapa harus membuat keributan seperti ini?" tanya bapak. "Bapak tahu? Putri Bapak ini merayu suami saya, Mas Aditya," jawab Sinta dengan penuh percaya diri. "Oo, jadi kam
Read more
Ternyata hanya seorang sopir
Ibu Aditya dan Sinta sudah sampai di depan kantor Aditya. Mereka menatap gedung kantor yang megah dan menjulang tinggi itu. "Wah, bagus banget kantornya, Bu," kata Sinta. "Iya, memang Aditya hebat. Bisa menjadi manajer di kantor sebesar ini," kata ibu Aditya dengan senyum ceria dan bangga. "Iya ya, Bu. Pasti gaji Mas Aditya besar, ya Bu. Kalau begitu aku mau kembali sama Mas Adit. Aku masih sayang koq sama Mas Adit. Tapi apa dia masih mencintai aku, Bu? Sedangkan katanya dia malah kembali mengejar Dahlia," kata Sinta dengan raut wajah kecewa. "Aditya masih cinta sama kamu, Sin. Itu kemarin hanya karena Dahlia yang merayu dia. Kita tadi sudah memperingatkan Dahlia dan keluarganya, jadi pasti Dahlia tidak akan berani mendekati Aditya lagi. Kamu tenang saja, Sin, Ibu akan selalu mendukung kamu untuk menjadi menantu Ibu," kata ibu Aditya. Sinta melihat wajahnya di cermin dan memakai bedaknya, lalu memulas bibirnya dengan lipstik yang membuatnya merah merona. Sinta juga menyisir dan m
Read more
Membungkam hinaan dengan karya
Kedatangan Sinta dan mantan mertua Dahlia kemarin, membuat luka lama yang hampir sembuh kembali menganga dan terasa perih. Apalagi ketika Dahlia mendengar hinaan yang terlontar dengan mudahnya dari mulut mereka, membuat Dahlia ingin marah dan menangis lagi. Ibu terus mengingatkan Dahlia agar tidak menyimpan kebencian dan dendam di dalam hati, tapi perasaan yang terluka tak mudah untuk dipulihkan. Namun hinaan mantan mertuanya itu seperti cambuk bagi Dahlia. Dahlia ingin membuktikan bahwa ia bisa hidup lebih baik dan terus meningkatkan kualitas dirinya setelah bercerai dari mantan suaminya. "Lia, Bapak mendapatkan informasi, ada tanah yang dijual. Sepertinya lokasi tanah itu cukup strategis, di pinggir jalan besar dan dekat dengan keramaian dan fasilitas umum," kata bapak."Oh, dimana lokasinya, Pak? Bagaimana kalau kita melihat tanah itu? Siapa tahu harganya cocok, Pak," kata Dahlia penasaran. "Boleh, nanti coba Bapak tanyakan pada teman Bapak ya. Nanti kita hubungi langsung penjua
Read more
Ditolak karena status jandaku
Siang itu, Bima sedang duduk di sofa menonton acara televisi. Walaupun mata Bima memandang lurus ke layar televisi itu, tapi pikirannya melayang entah kemana. "Mas Bima, aku lihat dari tadi Mas diam saja dan bengong. Kenapa Mas? Masalah Mbak Dahlia lagi?" tanya LuluLulu duduk di sofa di samping Bima. "Iya, aku sudah tahu kenapa dia menolak aku. Dia sudah pernah menikah. Dahlia itu seorang janda, dia bercerai dari mantan suaminya. Aku masih belum tahu cerita lengkapnya, tapi aku rasa karena statusnya itu, dia menjadi ragu. Mungkin dia berpikir aku akan mundur setelah mengetahui statusnya itu," kata Bima. "Oo.. Jadi itu penyebabnya, lalu apa tanggapan Mas Bima setelah mendengar itu?" tanya Lulu. "Aku sempat terkejut, tetapi setelah aku berpikir dan merenung, aku masih tetap mencintai dia, Lu. Aku sudah mengatakan padanya bahwa perasaanku tidak pernah berubah, aku masih tetap mengharapkan dirinya. Bagiku statusnya itu tidak penting, walaupun dia pernah gagal dalam hubungannya bersam
Read more
Berusaha membuka hati
"Sudahlah Bima, kamu renungkan dulu baik-baik apa yang akan kamu lakukan. Kamu itu sudah dewasa, bukan waktunya lagi menjalin hubungan dengan wanita untuk main-main, sekedar suka atau mengagumi untuk sesaat," kata papa Bima. Papa dan Mama Bima masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Bima dan Lulu. Bima hanya diam sambil memijat dahinya."Mas, yang sabar, ya. Om dan Tante cuma membutuhkan waktu. Semuanya pasti akan terkejut jika mendengar berita seperti ini, tapi aku yakin kalau Om dan Tante sudah mengenal Mbak Dahlia, mereka juga akan menyukainya. Intinya, kalau memang Mas Bima dan Mbak Dahlia berjodoh, pasti akan bersatu," kata Lulu.---Beberapa hari telah berlalu, Bima kini lebih sering berdiam diri dan mengurung diri di dalam kamar. Sampai suatu sore, mamanya masuk ke dalam kamarnya dan berbicara pada Bima. "Nak, apa kamu serius mencintai wanita itu?" tanya mama. "Iya, Bima belum pernah merasa seyakin ini, Ma. Bima sangat menyukai semua yang ada di dalam diri Dahlia," kata Bima.
Read more
Aditya menghina Bima
"Bu, Lia pergi dulu, ya. Mas Bima minta Lia menemaninya mencari tempat kos. Katanya dia baru mendapatkan pekerjaan di kota ini," kata Dahlia. "Kelihatannya kamu sudah cukup dekat dengan Nak Bima," kata ibu. "Yah, kami sedang mencoba untuk menjalani dan saling mengenal dulu, Bu. Doakan saja yang terbaik, Bu," kata Dahlia. "Ibu dan bapak pasti mendoakan yang terbaik untuk kamu, Nak," kata ibu. HP Dahlia berbunyi, Bima menelepon dan mengabarkan jika dirinya sudah berada di dekat rumah. Dahlia menunggu sebentar di depan rumah, dan beberapa saat kemudian Bima sampai. Ternyata Bima mengendarai sepeda motor. "Lia, kita naik sepeda motor, ga apa-apa kan? Kita kan mau keliling dan masuk jalan-jalan kecil, jadi lebih nyaman dengan sepeda motor." kata Bima. "Oke," kata Dahlia sambil tersenyum. Dahlia dan Bima mulai berkeliling, pertama-tama Bima menunjukkan lokasi kantornya, lalu mereka mulai mencari tempat kos di daerah dekat kantor Bima. Dahlia dan Bima mulai memasuki satu demi satu tem
Read more
Senjata Makan Tuan
Sepuluh menit berlalu dan terasa begitu lama, Dahlia, Bima, dan Aditya masih berdiri dan menunggu. Bima yang awalnya diam, kini menatap Aditya dengan tatapan tajam dan terlihat kemarahan di matanya. Sementara itu, Aditya mulai terlihat cemas dan gelisah, menunggu apa yang mungkin terjadi nanti. "Lama sekali, ya. Sebenarnya kamu sedang memanggil siapa? Saya tidak ingin membuang-buang waktu. Saya sangat sibuk dan harus pergi, mungkin orang yang kamu panggil tidak bisa datang," kata Aditya. "Tunggu sebentar, tidak perlu terburu-buru. Tadi saja kami sabar dan membiarkan kamu mengoceh seperti itu, kan?" kata Bima. Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah berwarna putih datang dan mendekati mereka. Dari dalam mobil itu, turun empat orang pria yang memakai jas hitam yang rapi. Seorang pria yang bernama Pak Aris datang dan mendekati Bima. Aditya langsung mengenali Pak Aris, yaitu orang yang mewawancarai dirinya saat melamar pekerjaan di perusahaan. Aditya terlihat semakin gelisah dan kebingu
Read more
Sinta meminta bercerai
Suatu hari, Sinta datang ke rumah Ibu Aditya. Ibu Aditya menyambutnya dengan senang hati. Tetapi ternyata Sinta datang untuk menyampaikan ssesuatu yang membuat Ibu Aditya terkejut."Bu, aku tidak akan berbasa-basi dan lama di sini. Tolong sampaikan saja sama Mas Aditya, aku mau bercerai darinya!" kata Sinta. "Apa? Sin, Ibu mohon jangan seperti itu, jangan meminta cerai dari Aditya! Sabarlah sebentar lagi, pasti tidak lama lagi Aditya akan naik jabatan, atau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ibu yakin, Aditya akan sukses kembali," kata Ibu Aditya sambil memegang erat tangan Sinta. "Hahaha.. Seorang sopir naik jabatan menjadi manajer? Jangan mimpi deh, Bu! Aku tidak mau orang sampai mendengar kalau aku adalah istri seorang sopir. Bisa malu dan jatuh harga diriku. Karena itu, sebelum semua itu terjadi, aku harus bercerai dari Mas Aditya," kata Sinta mencibir dan menertawakan Ibu. Aditya. "Sin, kamu akan menyesal kalau Aditya kembali menjadi manajer," kata Ibu Aditya. "Aku tidak
Read more
Dahlia bertemu keluarga Bima
"Sayang, akhir pekan besok kamu ga ada acara, kan?" tanya Bima. "Iya, Mas. Masih belum ada acara, kenapa Mas?" tanya Dahlia. "Kita ke rumahku, ya. Aku mau memperkenalkan kamu ke orang tuaku," kata Bima. "A-apa? Apa kamu yakin, Mas?" tanya Dahlia terkejut. "Iya donk, aku sangat yakin dan tidak sabar menunggu pertemuan itu. Kenapa? Kamu cemas, ya?" tanya Bima. "Iya, Mas. Aku takut, bagaimana kalau orang tuamu tidak menerima aku? Apa mereka akan menyukai aku, Mas?" tanya Dahlia. "Tenanglah sayang, aku selalu ada bersamamu. Apapun yang akan terjadi nanti, kita akan menghadapinya bersama. Aku tidak akan membiarkanmu sendiri, aku juga tidak akan membuatmu merasa tertekan atau tidak nyaman di sana," kata Bima. "Tapi aku takut kalau orang tuamu mengetahui bahwa aku ini seorang janda, wanita yang pernah bercerai, mereka tidak akan menyetujui hubungan kita. Jujur aku trauma, Mas. Dulu ibu mertuaku tidak pernah merestui dan menerima aku sebagai menantunya. Aku pikir ketika kami akhirnya m
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status