Semua Bab DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU: Bab 31 - Bab 40
121 Bab
Terjebak
“Aku lah yang lebih takut.. aku!!” teriakku kesal, lalu kumatikan telepon.Akhirnya kuputuskan untuk pulang dari pada Elena terus mengadu pada Kak Vira yang terus mengomeliku.Saat berada di parkiran, aku merasa sedikit ragu untuk menyalakan mesin mobil, rasa takut pada istriku kian menjadi, dia bukan istri biasa, dia itu monster.“Ah, sudahlah, kalau aku tidak cepat pulang, masalah akan bertambah,” gumamku.Kunyalakan mesin mobil, tiba-tiba pintu penumpang dibuka.“Aaaaa…” aku berteriak histeris.Ternyata Jessica, dia berdiri mematung melihatku ketakutan sebelum akhirnya masuk dan duduk disebelahku dengan wajah heran.“Apa kamu menungguku menyalakan mobil sebagai kode?” tanyaku sambil mengurut dada.“Bukannya kamu yang sedang menungguku?” Jessica bertanya balik.Aku menarik napas berkali-kali untuk menetralkan keterkejutanku.Jessica tertawa melihatku ketakutan, “apa aku turun aja, gitu?” ucapnya.“Setiap hari pulang kerja pada waktu yang sama, bosku dan istrinya begitu sempurna. Bah
Baca selengkapnya
Kehilangan Ponsel
POV ElenaAku tahu Mas Bastian mengikutiku ke pasar grosi kopi, saat aku bertemu Denis, kami sengaja melakukan sandiwara seolah tak ada yang menginti, ku buka bungkusan uang 10 M yang ada di dalam termos es besar yang dibawa Denis, di tempat sepi. Suamiku pasti melihat uang ini.Saat Denis membawa pergi uang itu, suamiku mengikutinya, aku segera menghalanginya dan pura-pura terkejut saat bertemu dengannya disana. Dia tampak kesal saat kehilangan jejak Denis.‘Kamu masih belum berubah dan masih tidak mempercayaiku, hanya uang itu yang kamu incar, bukan aku yang akan kamu pertahankan, baiklah! Ikuti permainanku,’ ucapku dalam hati.“Oh, aku datang untuk membeli biji kopi,” ucap Mas Bastian saat aku bertanya kenapa dia berada disini sambil celingukan.“Aku tadi sudah pergi ke grosir kopi, kamu tak perlu kesana lagi, aku senang bisa ketemu kamu disini..” aku menggandeng tangan mas Bastian berjalan menuju keluar pasar.Di dalam mobil, mas Bastian terlihat sangat kikuk, dia masih takut deng
Baca selengkapnya
Kita Sudah Berakhir
“Denis..! kenapa kamu melakukan ini?” aku mendekatinya perlahan lalu membuang benda yang kupegang untuk memukulnya tadi.“Untuk membebaskanmu, kak. Setidaknya bisa membiarkanmu mencari kebebasan..” ucap Denis dengan suara lirih.“Lagi pula aku sudah tamat, aku gak mau pergi sendirian. Tapi sebelum itu, aku harus menyingkirkan bajingan ini dulu..” Denis bergerak mendekati Mas Bastian lagi, aku pun menghalanginya dengan sigap.Darahku seakan mendidih, meskipun Bastian memang bajingan, aku harus tetap melindunginya, karna yang kubutuhkan adalah seorang suami.“Bukannya sudah kukatakan, jangan bertindak sesukamu, Denis!” aku menghardik, meluapkan emosiku.Kalau sampai suamiku kenapa-napa, tujuan utamaku bisa gagal.“Kak Elena… sadar!” ucap Denis bersikeras.“Denis, aku sudah bilang, aku gak peduli kalau harus tertangkap! Kamu hanya perlu membantuku sesuai yang kuperintahkan saja!”“Tidak, kak. Aku melakukan ini karena kehendakku sendiri!” bentak Denis padaku.Dia merasa putus asa dengan k
Baca selengkapnya
Kumpul Keluarga
“Selamat keluar dari rumah sakit, Tante..” ucap Sheza sambil menyerahkan buket bunga padaku.“Terima kasih, Sheza..” aku mengambil buket bunga yang diberikannya sambil tersenyum manis dan bersikap lembut.Mantan suami Kak Vira juga datang, padahal selama ini yang kutahu dia tak pernah lagi peduli pada keluarganya semenjak dipecat dari kepolisian.Mereka bersorak kembali menyambutku, aku tersipu malu dan ikut senang. Lebih tepatnya menghargai kebaikan mereka.“Cukup..!! cukup..!! apa-apaan ini?” teriak Bastian.Aku menoleh pada suamiku yang berdiri di sampingku, “apakah kamu takut dan terkejut, suamiku?”Aku memberi kode lewat mata pada suamiku, untuk bersikap biasa dan anggap tidak pernah terjadi apa-apa pada kami berdua sebelumnya. Lalu suamiku itu naik ke lantai dua, sementara yang lainnya mengucapkan selamat, termasuk Bang Rozi, mantan suami Kak Vira.“Selamat ya, Elena.. akhirnya kamu bisa melewati semuanya,” ucap Bang Rozi.Aku tersenyum, lantas mengucapkan terima kasih.“Ah, beg
Baca selengkapnya
Pameran
Setelah semua orang pulang, aku pun sudah berberes rumah dan membersihkan dapur. Kemudian ke lantai dua untuk memastikan suamiku sudah tertidur.Saat sudah memastikan Bastian terlelap, aku mengambil tas dan kunci mobil lalu menuju garasi. Kucabut kartu memori dari kamera dashboard mobil suamiku agar tidak ada yang terekam. Aku juga me-nonaktifkan GPS pada mobil ini.Kulajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju suatu tempat yang sudah lama ingin kukunjungi. Sekitar setengah jam aku mengemudi, akhirnya sampai pada tempat yang kutuju, aku memarkirkan mobil di tepi jalan, karena tempat itu ada di dalam gang yang tidak bisa di masuki mobil.Saat aku berjalan kaki memasuki gang, aku sadar ada seseorang yang sedang mengikutiku, tapi aku tetap bersikap santai dan terus berjalan.Bar REA, tempat yang banyak menyimpan cerita. Sudah lama aku tidak kesini. Langsung saja aku masuk ke dalam bar untuk menemui seseorang yang selama hidupku sudah banyak berjasa. Namanya Raffi, pria tampan bertubuh
Baca selengkapnya
Kabar Baik
POV BastianSetelah menyaksikan drama antara Elena dan Denis, aku lanjut berdebat dengan istriku itu. Aku mengajaknya untuk mengakhiri pernikahan kami, tapi dia bilang tak ingin menyerah. Aku lelas hidup dengan monster dengannya.Saat masuk ke dalam rumah, aku dibuat terkejut oleh ulah keluargaku, jika jantung ini bukan ciptaan Tuhan, sudah pasti akan copot dari tempatnya.Bang Rozi juga hadir. Kak Vira bilang, karena Sheza memaksanya untuk ikut. Aku yakin dia sangat senang mengambil kesempatan ini.Mereka membuat kejutan untuk merayakan kembalinya Elena dari rumah sakit sekaligus terlepas dari kasus penculikan yang menggemparkan seluruh negeri.Mereka terus bersorak, sementara istriku tampak sangat senang.“Cukup..!! cukup..!! apa-apaan ini?” teriakku kesal.Elena menatapku horor, dia memberi kode lewat matanya agar aku bersikap biasa dan jangan mengacaukan acara yang sudah dibuat oleh keluargaku untuknya.Saat bel rumah berbunyi, Elena segera melihat monitor, membuat semua orang yan
Baca selengkapnya
Apartemen Denis
Selesai bersiap, aku turun membawa benda itu dan melemparkannya ke meja makan saat Elena tengah sibuk menyajikan sarapan.Aku menyuruhnya untuk menyerahkan alat penyadap itu kepada polisi, namun dia meminta agar aku saja yang menyerahkan benda ini pada polisi ke arah yang lebih bermanfaat bagiku. Padahal dia sendiri yang menyadap rumah ini, apa yang sebenarnya dia pikirkan?Aku bertanya padanya, apa sebenarnya rencana dia selanjutnya. Karena aku butuh persiapan untuk melawan musuh yang keberadaannya tepat di depan mataku.Dia mengucapkan hal yang membuatku jijik, “aku hanya ingin menjalani hidup yang bahagia bersamamu,” begitu kata Elena.Aku tersenyum miring, “bahagia?”Bagiku itu tidak masuk akal, bagaimana bisa menjalani hidup yang bahagia jika aku hidup bersama monster yang mengerikan seperti dirinya.Elena bilang, ini adalah kesempatan terakhir untukku. Justru aku tak tertarik untuk berubah, atau memanfaatkan kesempatan terakhir yang dia berikan, aku hanya fokus pada uang itu. Ak
Baca selengkapnya
Denis Meninggal
Aku memutuskan untuk pulang ke rumah setelah mengantarkan Jessica ke kosannya.Sampai di rumah, aku melihat Elena sedang meminum anggur seorang diri. Matanya lurus ke depan, tak menoleh sama sekali kearahku saat tahu aku baru saja pulang.“Apa kamu masih ingat film romantis yang pernah kita tonton? Sang suami harus membunuh istrinya sendiri yang menderita demensia. Dia merasa seperti bunuh diri dan menderita selama hidupnya.” Aku masih berdiri mendengarkan ucapannya.“Bisakah kamu melakukan itu juga?” lanjutnya, lalu menoleh padaku.“Itu hanya film,” sahutku lalu bergerak hendak ke kamar.“Aku pikir jika ada cinta seperti itu, dalam pernikahan juga patut dicoba, tetap disisinya sampai akhir, juga bisa mempercayakan akhir dari diri sendiri kepadanya. Tidakkah menurutmu itu sangat romantis?” Elena tersenyum, lalu menenggak anggur dalam gelas yang ia pegang.“Maaf aku menolak, aku tidak bisa melakukannya!” ujarku tegas.Tak ingin menghiraukan perkataan Elena lagi, aku segera naik ke lant
Baca selengkapnya
Masuk Perangkap
Setelah memasuki jalan raya. Akhirnya aku bisa bernapas lega, sepertinya mereka tidak mengejarku.Tiba-tiba terdengar lagi suara sirine polisi, aku mengintip dari kaca spion.“Sial!” aku mengumpat dan memukul setir mobil. Ternyata polisi mengejarku. Perasaan panik mulai datang. Ini terjadi lagi seperti sebelumnya, dimana aku terjebak menjadi penculik Elena, dan sekarang aku terjebak menjadi pembunuh.“Seperti aku yang telah membunuhnya, sebenarnya kenapa Denis bisa mati,” kesalku.“Apakah dia bunuh diri, atau seseorang yang membunuhnya…” aku berpikir keras.Mungkinkah ini semua strategi istriku? Sejak awal dia tahu aku mengejar uang itu dan sengaja membuat perangkap. Apakah Denis rela melakukan ini demi menjabakku? Aku telah membuat orang yang tidak bisa kulawan menjadi musuhku.Aku melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga polisi kehilangan jejakku. Aku segera menuju kosan Jessica.“Kamu gila? Kenapa kamu kesini! Kalau ada yang mengikuti kamu sampai kesini gimana?” ucap Jessic
Baca selengkapnya
Menunggu Jam Empat
“Selamat datang!” ucap seorang pelayan, menyambut kedatangan detektif Toni dan timnya.“Kamu harus tetap tenang dan diam sampai jam empat!” bisik Elena.“Apa maksudmu..” Aku sudah panik, tapi Elena masih bicara ngelantur, bagaimana bisa aku menunggu sampai jam empat, polisi sudah datang.“Aku akan membuatmu tidak bersalah, percaya saja padaku! Aku akan menyelamatkanmu,” Elena berujar dengan suara pelan.“Selamat siang..” ujar detektif Toni, mereka sudah berdiri di dekat kami duduk.Elena segera menarik pisau tadi dan memasukkannya ke dalam tas.“Chef Bastian.. akhirnya kita bertemu..” ucap detektif Toni seraya duduk dihadapanku.“Suamiku…” lirih Elena, memulai sandiwara.Mereka memboyongku ke kantor polisi, aku tetap diam mengikuti perintah Elena. Ah, kenapa aku mengikuti orang yang kuanggap musuh? Bisakah aku mempercayainya?***Sekarang aku sudah berada di ruang interogasi berdua dengan detektif Toni.“Aku hanya ingin menanyakan satu hal padamu. Kenapa kamu bisa muncul di dekat TKP?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status