All Chapters of Cinta di hati suamiku: Chapter 11 - Chapter 20
37 Chapters
11. Kau cantik
Zachary selesai menyerahkan proposal desertasinya kepada profesor Zigler. Di lorong kampus dia bertemu Leo, lelaki itu tampak tampan dengan mantel abu-abu silver. Segera Zachary menghampiri Leo."Assalamualaikum, Brother.""Walaikumsalam, Ustaz Zachary.""Bagaimana, jadi ikut kajian nanti malam? Syekh Salman nanti yang akan mengisi materinya," ujar Zachary mensejajari langkah Leo."Insyaallah, Ustaz. Kenapa bukan Ustaz yang mengisi kajiannya?" "Saya tidak bisa datang awal, saya ada penelitian, saya akan mengisi kajian besok sore untuk para akhwat," ucap Zachary.Leo sekarang sedang semangat mengikuti kajian. Dia juga sering bertemu dan mengajak diskusi Zachary seputar keagamaan terutama ilmu fiqih dan muamalah. Sebagai lulusan magister ilmu kajian Dakwah universitas Madinah, Zachary memiliki kapasitas ilmu yang mumpuni."Ustaz, aku memiliki kasus, apakah kau bisa membantuku?" ucap Leo."Tentu, jika bisa aku pasti membantumu.""Sepupuku seorang pria di Jakarta, memiliki kakak laki-l
Read more
12. Wanita kuat
Sepulang berbelanja, hati Mira menjadi murung. Zahira sengaja membuatkan susu hamil sebelum mereka beranjak untuk istirahat. Awalnya Mira tidak selera untuk meminumnya, namun setelah dibujuk Zahira dengan alasan anak dalam kandungannya dia meminumnya."Zahira, tidurlah bersamaku. Suasana hatiku sedang tidak baik." Zahira dengan senang hati mengabulkan permintaan Mira. Dia tidak akan mengabaikan temannya dalam kondisi hamil dan lemah. Zahira tahu, temannya itu tidak baik-baik saja. Siapa yang akan baik, dalam kondisi hamil diabaikan oleh suaminya."Ayo tidurlah, hari sudah malam," kata Zahira setelah melihat Mira tidak juga memejamkan mata, padahal malam sudah begitu larut."Aku tidak bisa tidur Zahira, akhir-akhir ini banyak kejadian yang mengingatkan aku pada Hendri." Mira menghembuskan napasnya kasar."Untuk apa lagi kau mengingat laki-laki brengsek itu, sudahlah lupakan dia. Kau mengingatnya sampai tidak bisa tidur, di sana lelaki itu setiap malam tidur di pelukan wanita lain. Kua
Read more
13. Menolak sentuhan
Hendriyanto pulang bekerja sudah jam sepuluh malam, akhir-akhir ini dia menjadi workaholic, dia tidak memikirkan hal lain selain kerja, kerja dan kerja. Sesampai di rumah, dia dikejutkan kehadiran Sarah yang menunggunya di sofa ruang tamu, senyuman Sarah yang begitu menggoda membuat Hendriyanto tertegun, dia sudah beberapa Minggu tidak menemui wanita itu."Baru pulang, Mas?" sapa Sarah dengan suara yang menggoda, dia menyingsingkan gaun malamnya yang sebatas lutut."Kau, ke sini? Kenapa bisa masuk?" tanya Hendriyanto keheranan."Mas Hendri ... Aku sudah menjadi kekasihmu kembali sudah setengah tahun, kau dengan suka rela memberi kode akses apartemenmu, masak kau lupa," ucap Sarah sambil menghampiri Hendriyanto yang tengah melepaskan jasnya, wanita itu membantunya."Oya, kapan? Aku kok gak ingat," ujar Hendriyanto masih merasa heran.Sarah hanya mendengus lemah, dia juga membantu Hendriyanto melepaskan dasi dan sepatu lelaki itu, dia tidak menanggapi ucapan Hendriyanto, Sarah menyadari
Read more
14. Masa lalu Zahira
Kehamilan Mira sudah memasuki sembilan bulan, karena kehamilan pertama dia mulai cemas. Mira tidak tidur dengan nyenyak, kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya. Kecemasannya kadang berlebihan, dia selalu membayangkan bagaimana sakitnya melahirkan, seandainya dia memiliki suami yang peduli mungkin kecemasannnya akan sedikit berkurang. Hari sudah menunjukkan jam dua dini hari, namun Mira tak juga bisa memejamkan matanya, dia bermaksud ke kamar Zahira agar dia merasa sedikit tenang, seandainya tiba-tiba Mira akan melahirkan ada seseorang di sisinya.Ternyata pintu kamar Zahira tidak terkunci, lampu kamarnya juga dalam keadaan menyala. Mungkinkah Zahira masih terjaga tengah malam begini? Mira segera masuk ke kamar Zahira tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, takut mengganggu atau membangunkan gadis itu. Terdengar suara Isak tangis, membuat Mira sedikit terkejut. Terlihat Zahira tengah terpekur di atas sajadah, berdoa dengan sangat khusuk. Bahu gadis itu tampak terguncang, bahkan suara Isak
Read more
15. Perhatian Zachary
Salju sudah mulai turun di pertengahan Desember ini. Zahira masih sibuk di kampus, Mira sebenarnya tidak memiliki kegiatan, namun dia ingin berbelanja bahan makanan di toko China yang menyediakan berbagai bahan makanan dan bumbu-bumbu khas Indonesia. Sebelum ke toko dia mampir di gerai humburger daging sapi berlabel halal. Dia memesan kopi susu dan dua porsi burger ukuran sedang, pengunjung cafe tampak ramai, sehingga dia tidak makan di tempat hanya membungkusnya. Ketika hendak keluar dari cafe, di tengah pintu masuk dia bertemu dengan beberapa mahasiswa asal Indonesia, dua diantaranya dia kenal, dia adalah Tama dan Zachary."Mbak Mira! Mbak sendirian saja?" tegur Tama yang memang seorang pemuda yang ramah dan supel."Iya, Tama. Kalian mau ke cafe ya?" jawab Mira berbasa-basi."Mana Zahira? Kenapa kau sendirian?" tanya Zachary."O, Zahira ada kelas hari ini, Doktor Zachary apa kabar?" jawab Mira tidak mengabaikan Zachary."Kelas Zahira sudah berakhir, kenapa dia tidak menemanimu?"Z
Read more
16. Mira melahirkan
Ting tong ... Ting tong ....Zachary memencet bel berkali-kali, belanjaan di tangan kanannya diturunkan, dia segera merogoh saku jaketnya dan mengambil ponselnya. Berkali-kali dia melakukan panggilan ke HP Mira, namun tidak juga di jawab. Kenapa wanita itu pergi? Apakah dia tidak jadi pulang ke rumah? Zachary merasa bimbang, mungkin dia akan meninggalkan belanjaan di pintu apartemen dan mengirim Mira pesan jika belanjaannya di taruh di sini. Namun ketika dia akan mengetik pesan, wajahnya nampak begitu gelap, kecemasan melanda hatinya. Mira tengah hamil tua, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya di dalam? Apartemen ini kedap suara, jika dia berteriak dari dalam, suaranya tidak akan terdengar dari luar. Zachary segera mencari nomor Leo, lelaki itu pasti tahu kode akses ke apartemen Mira. Berkali-kali dipanggil namun Leo tak juga menjawab panggilannya, Zachary menjadi tidak sabaran, dia berlari menuju lantai dasar, ingin bertemu dengan pengelola apartemen, pasti mereka bisa membuka ap
Read more
17. Pernikahan Sirri Hendriyanto
Setelah perjalanan kurang lebih enam jam, Leo sampai ke rumah sakit. Kepanikan jelas tergambar di kedua matanya, perlajanannya terasa lama sekali, hal itu membuatnya terasa tercekik. Tanpa basa-basi lagi dia menelpon Bibi Marni dan menanyakan ruang perawatan Mira. Sesampainya di dalam kamar rawat, kecemasannya sedikit berkurang."Bagaimana kondisimu, Mira? Apakah masih sakit?" ujar lelaki itu dengan suara lembut.Bias mata Mira sedikit memudar, dia belum pernah mendengar Leo memanggilnya dengan namanya saja, dan nada suaranya begitu lembut penuh kasih sayang, hal itu membuat perasaan Mira menjadi ambigu."Seharusnya aku tidak meninggalkanmu, aku tidak akan memaafkan diriku jika terjadi sesuatu padamu," ujar Leo sambil duduk di sebelah ranjang Mira."Aku baik-baik saja, Paman Leo. Apakah Paman Leo sudah melihat si kecil Winter Sonata?" tanya Mira mencairkan suasana."Apakah kau serius mau memberi nama bayimu Winter Sonata?" Kedua bola mata Leo membulat."Ya serius dong, apakah selama i
Read more
18. Hendriyanto sakit perut
"Ya, mungkin saja. Sarah bilang Mira selingkuh," jawab Hendri acuh tak acuh.Darmawan dan Waluyo saling memandang, dia merasa Hendri benar-benar bucin sama Sarah, semua perkataan Sarah dipercaya Hendri. Darmawan sendiri benar-benar kesal dengan keputusan Hendri, sebenarnya dia sengaja membawa Sarah ke tengah- tengah hubungan Hendri dan Mira, ya mau bagaimana lagi, sejak Hendri mengenalkan calon istrinya setahun yang lalu, Darmawan Laksita begitu terpesona dengan wanita itu, mungkin itu karena Darmawan dan Hendri memiliki beberapa selera yang sama dari remaja, mereka menyukai aliran musik yang sama, slow rock. Mereka juga menyukai basket, menyukai motor gede, dan tidak menapik kemungkinan menyukai tipe wanita yang sama.Ketika Hendri menyukai Sarah waktu remaja dulu, Darmawan juga sangat menyukai Sarah, dia bahkan rela menjadi ban serep menggantikan Hendri untuk menemani Sarah kemana-mana, namun Sarah menghilang tak ada kabar setelah lulus kuliah, dan Hendriyanto punya tambatan hati ya
Read more
19. Sarah frustasi
"Aaarrrgggghhh." Terdengar pekikan dari dalam yang cukup keras.Edi terkejut, dia segera bergegas masuk ruang IGD, Dokter segera memberi obat bius agar Hendriyanto tidak kesakitan, dosis pereda nyeri yang sudah diberikan sudah dosis maksimal, namun Hendriyanto masih kesakitan juga."Bagaimana, Dokter? Kenapa Pak Hendri malah tambah parah kesakitannya?" ujar Edi panik."Sudah saya bius, Pak. Biarkan dia istirahat, setelah dia sadar jika kesakitannya tidak berkurang saya panggilkan dokter spesialis penyakit dalam yang terbaik di rumah sakit ini, sementara saya belum menemukan apa penyakitnya, organ dalamnya baik-baik saja, apendiksnya bagus, hasil USG tidak ada masalah diperutnya, usus normal, bahkan asam lambung juga normal. Kami belum mengetahui apa penyebabnya. Kita tunggu hasil laboratoriumnya dua jam lagi," ujar Dokter menyeka peluh di dahinya.Edi terperangah mendengar penjelasan dokter, sebenarnya dia menduga Hendri terkena usus buntu, namun kata dokter semua organ dalamnya baik-
Read more
20. Acara syukuran baby winter
"Kita kan baru menikah, Mas. Kenapa kau malah mikirin kerjaan terus sih, Mas?" seru Sarah merasa frustasi.Sarah berpikir setelah menikah maka hubungannya dengan Hendriyanto akan berjalan manis dan menggairahkan, namun kenyataannya sama saja, lelaki itu masih juga seperti sepotong kayu, apakah dia tidak memiliki nafsu?"Jangan sekarang, aku sedang banyak proyek yang akan digarap, masih banyak hari esok, kita tidak akan kekurangan hari, tapi proyek besar seperti ini tidak akan datang dua kali, maafkan aku ya, Sayang," ujar Hendriyanto, lelaki itu langsung bergegas masuk kamar mandi dan mengguyur seluruh tubuhnya di bawah shower.Kali ini mungkin Hendriyanto bisa beralasan banyak pekerjaan, namun bagaimana selanjutnya? Hendriyanto segera menyabuni seluruh tubuhnya, entah kenapa berdekatan dengan Sarah, apalagi jika wanita itu memberi sinyal untuk melakukan hubungan s*x Hendriyanto justru merasa jijik, anggota tubuhnya langsung melakukan penolakan secara otomatis, dia begitu risih berdek
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status