Semua Bab Ibu untuk Anakku: Bab 21 - Bab 30
31 Bab
Kesempatan
Adik-adik Riana, suami dan istri mereka serta anak-anak mereka telah diberitahu. Besok mereka akan sampai. Ayah akan di makamkan besok karena tidak memungkinkan juga untuk menguburkan ayah hari ini. Adik-adik Riana telah mengizinkan untuk segera memakamkan ayah. Karena bagi mereka memakamkan segera lebih baik.Riana merawat ibu yang masih lemah. Memaksa ibu untuk makan. Saudara laki-laki Riana yang mengurus semua proses pemakaman ayah.Riana menemani ibu tidur, untuk menguatkan ibu. Ibu seperti kehilangan pegangan. Akan tetapi ibu masih berusaha tegar. Besoknya, saudara-saudara Riana telah lengkap. Mereka menyelengaraka proses pemakaman.Leon juga datang melayat, dia mengajak mamanya juga. Namun, mama Leon menolak. Dia masih tidak terima keluarga Riana membohonginya.Setelah dari pemakaman, mereka kembali ke rumah. "Tante, Riana, maafkan mama saya," pinta Leon saat mereka duduk di ruang tamu. Di sana ada Miriam, Wati, Riana dan Leon."Kami memahami kondisi mamamu, dia ingin kamu men
Baca selengkapnya
Menuju Padang
Lilis menghubungi Leon, agar sepulang kerja mampir ke rumah Lilis. Lilis juga memberitahu Leon, jika Lea ada di rumahnya. Leon sengaja memberikan rumah dan mobil untuk Lisda sebagai ganti hak asuh anak. Karena Leon tidak yakin jika Lisda bisa menjaga Lea dan tidak memberikan dampak buruk."Mama, ada apa?" tanya Leon saat memasuki rumah. Mama dan Lea sedang menonton sinetron."Lea, melihat Lisda bersama Doni di kamar ... mereka ... kau tahulah ...." Lilis tidak meneruskan perkataannya."Tahu mama sekarangkan, seperti apa wanita pilihan, Mama?" sindir Leon. Lisda yang dulu dibangga-banggakan Lilis. Saat bercerai memang Lilis tidak respect lagi terhadap Lisda. Lilis hanya terdiam, karena memang dia yang memaksa Leon untuk menikahi Lisda."Papa!" Lea memeluk papanya. "Maafkan Lea, Pa. Lea tidak akan melarang Papa menikah lagi," ucap Lea."Jika kamu ingin ke rumah mamamu, sebaiknya beritahu dia dulu." Lea hanya menganggukan kepalanya.***Rayhan menghubungi Radit untuk membicarakan pendam
Baca selengkapnya
Calon Kedua
Riana telah menerima pesan dari Liana. Calon dari Andro akan ke kampung Riana untuk melihat Riana dalam waktu dua hari. Inilah harinya, Liana juga memberitahu bahwa pria ini duda dengan anak satu, istrinya telah meninggal dunia. Miriam telah menyiapkan hidangan untuk menyambut tamu ini. Dia berharap kali ini si pria menjadi jodoh Riana.Informasi yang mereka dapat pria ini seorang developer perumahan dan memiliki usaha lainnya. Berusia empat puluh dua tahun, bernama Radit. Riana tidak mengetahui data si pria, hanya Miriam dan Wati yang mengetahuinya.Sedang sibuk-sibuknya menyiapkan cemilan. "Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh," ucap seseorang sambil mengetuk pintu rumah Riana."Jangan-jangan ... dia telah datang?" tanya Miriam dia menoleh ke arah Wati yang sedang membuatkan minuman."Ri, kamu udah mandikan?" tanya Wati."Udahlah, Tan, ada-ada aja, Tante ini." Riana tahu, Wati bercanda agar dia tidak kaku."Ya, udah Tante bukain pintu dulu." Wati menuju ruang tamu. Dia membu
Baca selengkapnya
Menerima Masa Lalu Riana
"Bolehkah, saya tahu siapa pelakunya?" tanya Radit hati-hati."Pelakunya telah tiada, semoga Allah mengampuni dosanya ... dan sebaiknya kita tidak perlu mengungkitnya lagi ... saya memberitahu mas Radit, agar tidak merasa dibohongi di kemudian hari jika mengetahui masa lalu saya ... terus terang ta'aruf dengan orang sebelum mas Radit batal karena masa lalu saya, diawal saya tidak mengatakannya sehingga saat keluarganya mengetahui, mereka merasa dibohongi," terang Riana lagi."Saya tidak peduli dengan masa lalu kamu, bagi saya adalah masa depan ...." ucap Radit lagi."Apakah itu artinya, nak Radit bersedia menikahi Riana?" tanya Wati. Dia harus memastikan bahwa Radit memang serius ingin menikahi Riana."Benar, Bu, saya serius ingin menikahi Riana," jawab Radit mantap. "Terima kasih, mas Radit mau menikahi saya dan menerima masa lalu saya, ada satu lagi permintaan saya, sebaiknya mas Radit meminta restu dari orang tua mas Radit terutama ibunya mas Radit ... dan sebaiknya kita sama-sama
Baca selengkapnya
Kedatangan Calon Mertua
Radit dan Nayla menunggu Riana untuk bersiap-siap rencananya mereka akan ke pantai yang ada di luar kota Padang. Sekitar tiga puluh menit perjalanan. Wati dan Miriam menemani Radit dan Nayla."Diminum tehnya, Radit, Nayla," tawar Miriam. Dia duduk di samping Wati."Iya, Bu," ucap Radit sungkan."Jadi besok, orang tua kamu ke sini?" tanya Miriam penasaran."Iya, Bu, insha Allah, hanya mama, kakak saya dan Rayhan, Omnya Andro." Radit mengambil teh dan meminumnya sedikit karena masih panas."Papa kamu?" Kali ini Wati yang bertanya."Papa, saya telah meninggal tiga tahun yang lalu." Radit meletakkan cankir tehnya."Maaf," ucap Wati merasa tidak enak."Tidak apa-apa, Tante, kejadiannya udah lama kok." Radit menenangkan Wati."Jadi, jam berapa mereka ke sini?" tanya Miriam lagi. Dia harus memastikan untuk menjamu tamu specialnya dengan baik. Agar mereka tidak hanya melihat Riana. Namun juga keluarganya yang Ramah. Siapa tahu hal itu menjadi pertimbangan keluarga Radit."Mereka dari kota Bat
Baca selengkapnya
Kejadian Naas
Lea memasuki rumah mamanya, dia telah memberitahu mama bahwa dia akan mengambil beberapa pakaian. Lea tidak mau lagi tinggal sesekali bersama mamanya. Melihat mamanya melalukan hal yang tak bermoral, membuat Lea muak. Papanya belum pernah melakukan hal seperti itu dengan seorang wanita.Lea ingat pesan Leon bahwa dia harus memastikan mamanya, siap menerima kedatangannya. Agar Lea tidak menyaksikan lagi kejadian seperti waktu itu.Lea membunyikan bel, jika biasanya dia selalu membuka sendiri tanpa membunyikan bel. Sekarang Lea tidak mau main masuk saja. Lea kaget karena yang membukakan pintu adalah pria yang dia lihat bersama mamanya, Doni.Lea ingin pergi dari sana. Namun,"Oh Lea, silahkan masuk ... mamamu berpesan, jika kamu datang. Kamu disuruh tunggu. Dia hanya ke warung depan sebentar," bujuk Doni.Lea tidak menyadari jika Doni berniat jahat kepadanya. Doni sengaja menyuruh Lisda untuk membelikannya makanan yang dia inginkan dan tempat membelinya jauh dari rumah. Doni tidak senga
Baca selengkapnya
Rencana Lamaran
Polisi datang dan mengamankan TKP. Ambulance juga datang dan membawa jenazah Doni. Lea juga dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Lea sepertinya mengalami trauma. Lisda dibawa polisi ke kantor polisi dan dijadikan tersangka pembunuh Doni.Leon menunggui Lea yang sedang diperiksa oleh dokter. "Bersyukur, Lea tidak diperkosa, hasil visum hanya mendapatkan kekerasan fisik. Sepertinya Lea melawan dengan sekuat tenaga, sehingga dia mendapat beberapa memar di pipi dan bekas cekikan." Dokter yang menangani Lea memberitahu Leon."Lalu kenapa dia hanya diam?" heran Leon."Sepertinya Lea mengalami goncangan hebat, membuat dia trauma," jelas dokter lagi."Lea!" teriak Lilis saat memasuki ruangan tempat Lea diperiksa. Lilis memang telah dikabari Leon bahwa telah terjadi sesuatu kepada Lea."Saya tinggal dulu, karena masih ada pasien yang lain." Dokter meninggalkan ruangan.Lilis memeluk Lea yang diam seperti patung. Papa Leon hanya terdiam, melihat Lea hanya diam dengan tatapan kosong."Jelaska
Baca selengkapnya
Lamaran
"Gimana kata ibu Riana, Ma?" cecar Radit tidak sabar."Mereka tidak menargetkan, maharnya apa? yang penting semampu kita ... kamu mau seperti apa?" Rosma mengembalikannya kepada Radit. "Maksud Mama?" Radit sedikit bingung, padahal ini bukan pernikahan pertamanya."Kamu mau menikahnya kapan dan di mana?" tanya Rosma."Sebaiknya pas acara lamaran saja kita tanyakan kembali. Sekarang kita fokus membawa hantaran saja," saran Rania."Ya, begitu lebih baik, besok jam sepuluh kita mencari persiapan untuk seserahan," putus Rosma.Mereka mengakhiri rapat kecil. Radit, Rania dan Rayhan kembali ke kamar masing-masing.***Keluarga Radit telah membeli hantaran untuk dibawa ke rumah Riana. Selesai sholat isya mereka bersiap-siap menuju ke rumah Riana.Keluarga Riana telah menunggu dan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan keluarga Radit.Proses acara lamaranpun di mulai. Mereka berunding segala persiapan untuk menikah."Untuk tanggal pernikahan dari keluarga mas Radit, ingin tan
Baca selengkapnya
Menikah Siri
Besoknya Riana dan Radit menikah secara siri. Teman Andri yang penghulu menikahkan mereka. Pernikahan dilakukan sehabis magrib menyesuaikan jadwal dengan teman Andri. Akhirnya mereka sah menjadi suami istri.Keluarga Riana tetap menjamu mereka, seperti syukuran atas pernikahan Radit dan Riana. Selesai makan penghulu dan saksi pulang. Tersisa di rumah tersebut keluarga kedua mempelai saja."Radit, mau tidur di sini?" tawar Wati."Nggak usah, Tante, saya di hotel saja " Radit ingin menyentuh Riana saat dia telah memberikan pernikahan yang layak kepada Riana."Sebaiknya, Riana yang ikut kamu. Sebagai istri dia harus mengikuti kemana kamu pergi," sela Miriam."Wat, suruh Riana siap-siap saja, biar ikut sama suaminya." Miriam memerintahkan Wati. Wati segera menuju kamar Riana. Riana telah mengganti kebayanya dengan gamis santai.Riana keluar bersama Wati dengan membawa tas kecil yang berisi pakaian ganti.***Radit membawa Riana masuk ke kamar hotelnya."Kamu mau mandi?" tanya Radit. Dia b
Baca selengkapnya
Persiapan Ke Padang
Sesuai rencana, Riana, Radit dan keluarga kembali ke kota Batam. Riana juga malahan telah menstransfer uang yang diserahkan Radit kepada Miriam.Radit mengantar Riana ke butik, untuk mengambil pakaiannya."Selamat datang!" teriak Wirda, dia pikir pelanggan yang datang."Kak Ri!" Tyas langsung berlari dan memeluk Riana, saat mengetahui bahwa yang datang adalah Riana.Wirda baru sadar jika yang datang adalah Riana, langsung berlari menghampiri Riana dan memeluknya juga."Kak Ri, liburnya lama banget, kami ikut sedih ya kak, atas meninggalnya ayah kak Ri," cecar Wirda masih memeluk Riana."Tidak apa-apa, semua sudah Allah atur," ucap Riana bijak."Oleh-oleh mana, kak?" tanya Tyas."Ada, sebentar." Radit dan Nayla masuk ke dalam butik membawa kantong oleh-oleh."Wah, ada Nayla dan papanya. Nayla mau nyari gamis ya?" terka Wirda."Enggak, kak, Nay, cuma nemanin Papa," jawab Nayla. Dia meletakan kantong oleh-oleh diatas meja kasir."Emang, papa Nayla, mau nyari gamis?" heran Wirda."Wah, P
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status