Besoknya Riana dan Radit menikah secara siri. Teman Andri yang penghulu menikahkan mereka. Pernikahan dilakukan sehabis magrib menyesuaikan jadwal dengan teman Andri. Akhirnya mereka sah menjadi suami istri.Keluarga Riana tetap menjamu mereka, seperti syukuran atas pernikahan Radit dan Riana. Selesai makan penghulu dan saksi pulang. Tersisa di rumah tersebut keluarga kedua mempelai saja."Radit, mau tidur di sini?" tawar Wati."Nggak usah, Tante, saya di hotel saja " Radit ingin menyentuh Riana saat dia telah memberikan pernikahan yang layak kepada Riana."Sebaiknya, Riana yang ikut kamu. Sebagai istri dia harus mengikuti kemana kamu pergi," sela Miriam."Wat, suruh Riana siap-siap saja, biar ikut sama suaminya." Miriam memerintahkan Wati. Wati segera menuju kamar Riana. Riana telah mengganti kebayanya dengan gamis santai.Riana keluar bersama Wati dengan membawa tas kecil yang berisi pakaian ganti.***Radit membawa Riana masuk ke kamar hotelnya."Kamu mau mandi?" tanya Radit. Dia b
Sesuai rencana, Riana, Radit dan keluarga kembali ke kota Batam. Riana juga malahan telah menstransfer uang yang diserahkan Radit kepada Miriam.Radit mengantar Riana ke butik, untuk mengambil pakaiannya."Selamat datang!" teriak Wirda, dia pikir pelanggan yang datang."Kak Ri!" Tyas langsung berlari dan memeluk Riana, saat mengetahui bahwa yang datang adalah Riana.Wirda baru sadar jika yang datang adalah Riana, langsung berlari menghampiri Riana dan memeluknya juga."Kak Ri, liburnya lama banget, kami ikut sedih ya kak, atas meninggalnya ayah kak Ri," cecar Wirda masih memeluk Riana."Tidak apa-apa, semua sudah Allah atur," ucap Riana bijak."Oleh-oleh mana, kak?" tanya Tyas."Ada, sebentar." Radit dan Nayla masuk ke dalam butik membawa kantong oleh-oleh."Wah, ada Nayla dan papanya. Nayla mau nyari gamis ya?" terka Wirda."Enggak, kak, Nay, cuma nemanin Papa," jawab Nayla. Dia meletakan kantong oleh-oleh diatas meja kasir."Emang, papa Nayla, mau nyari gamis?" heran Wirda."Wah, P
Hari pernikahan Riana dan Radit akhirnya tiba. Riana baru mengetahui kabar tentang kejadian yang menimpa Lea dan Lisda. Lea saat ini masih belum mau bicara, sekalipun kondisinya secara fisik telah sembuh. Namun, traumanya belum hilang. Lea beraktifitas hanya melakukan yang wajib saja. Akan tetapi, dia tetap saja tidak bicara.Lilis berkali-kali datang dan meminta maaf kepada keluarga Riana. Bahkan dia berharap Riana mau menerima putranya kembali untuk melanjutkan rencana pernikahan. Lilis tidak tega melihat putranya yang sedikit frustasi. Namun, sayang Riana telah menikah meskipun secara siri. Lilis dan Leon pun diundang ke pesta pernikahan Riana.Rumah Riana telah di dekorasi oleh wedding organizer, sedangkan untuk jasa katering, Miriam lebih suka dibantu tetangga. Riana telah memberitahu Miriam agar memakai jasa katering saja karena tidak ingin Miriam dan keluarganya terlalu kecapekan. Miriam menolak karena lebih enak masakan mereka sendiri. Alasan lainnya adalah agar para tetangga
"Papa, ayo," seorang gadis menarik tangan seorang pria yang dipanggilnya Papa? Agar mengikutinya masuk kedalam sebuah butik. Si pria mengikuti si gadis ke tempat tujuannya. Gadis tersebut berusia sekitar 16 tahun dan pria yang bersamanya berusia kira-kira 42 tahun. Pria tersebut melirik sekilas seorang wanita, mungkin karyawan di toko tersebut. Si wanita tengah sibuk mendandani manekin.Si gadis kecil menarik tangan pria itu. Si Pria tampan dengan tinggi 178 cm. "Loch, kok gak ada lagi!" heran si gadis, dia mencari-cari pada gantungan baju."Ya udah yang ini aja bagaimana?" Si pria menarik satu gamis dari gantungan yang mungkin disukai si gadis.Pria tersebut mengenakan celana jeans hitam dan kemeja berwarna putih. Memakai sepatu sport perpaduan hitam dan putih.Sedangkan gadis remaja mengenakan rok plisket hitam dan kemeja berwarna peach. Si gadis remaja juga memakai sepatu sport berwarna peach. "Nggak mau, Papa sih, udah Nayla bilang dari kemarin-kemarin," sungut si gadis remaja,
"Tante telah menikah dan memiliki anak," jawab Riana. Sontak hal tersebut membuat Radit kecewa."Yah, sayang sekali," sahut Nayla lesu."Padahal Tante cocok loch jadi ibu sambung Nayla." Nayla menghela nafas."Maafkan kelancangan putri saya," ucap Radit."Tidak apa-apa, Pak," balas Riana. "Kalau begitu, kami pamit dulu," ucap Radit kikuk. Dia merasa kecewa saat mengetahui bahwa Riana telah menikah dan memiliki anak.Padahal Radit berdo'a, Riana, gadis yang bekerja di Ri Butik and Collection menjadi pendampingnya. Radit tidak mengetahui bahwa Riana pemilik butik. Dia hanya mengenal Riana sebagai karyawan.Radit dan Nayla meninggalkan butik. Riana sempat melihat mereka memasuki mobil Pajero warna putih."Kenapa kakak berbohong?" tanya Wirda yang kebetulan mendengar pembicaraan mereka. Begitu Radit dan putrinya meninggalkan Butik."Aku hanya menghindari orang-orang yang menggoda," balas Riana."Tapi sepertinya, bapak tadi serius loch kak, makanya dia nyuruh anaknya. Wirdakan lihat dari
Radit keluar dari sebuah Restoran private bersama rekan bisnisnya di pusat perbelanjaan kota tersebut. Kebetulan restorannya berada di samping D'cost Restoran dan Cafe. Tidak sengaja Radit melihat Riana bersama pria dan seorang anak perempuan berusia SMP. Riana sedang membersihkan pakaian si gadis karena seperti menumpahi makanannya. Si pria membantu mengambilkan tissu dan memberikannya kepada Riana. Radit melihat mereka bahagia. Radit menelan kekecewaannya. Itu pasti suami dan anaknya?"Kenapa berhenti pak Radit?" tanya rekan bisnisnya. Membuyarkan lamunan Radit yang memandang Riana dengan kecewa."Oh, maaf, saya seperti melihat orang yang saya kenal," ujar Radit. Radit kemudian mengajak rekan bisnisnya untuk pergi dari sana. Lama-lama melihat Riana dan suaminya, membuat Radit menjadi cemburu.Setelah Radit pergi, Meri datang."Apa yang terjadi, Bang?" tanya Meri melihat baju putrinya kotor."Jihan, menumpahkan makanannya. Tapi Riana telah membantu membersihkannya," jawab suami Mer
Radit kecewa melihat Riana meninggalkannya dan Nayla. Sebulan Radit tidak bertemu wanita pujaan hatinya. Dia memang memberikan jatah belanja pakaian kepada Nayla sekali sebulan. Tadinya Nayla ingin mengajak Radit ke Mall saja, namun Radit tolak dengan alasan nanti Nayla minta kemana-mana. Padahal karena Radit ingin bertemu Riana.Radit ingin meminta nomor handphone Riana kepada gadis yang sekarang melayaninya. Hanya saja Radit gengsi. Jelas-jelas Riana telah memberitahunya bahwa dia telah menikah. Sekalipun suami Riana berselingkuh. Tapi Radit tidak mau dicap sebagai pebinor."Ini aja, atau ada tambahan yang lain, Pak?" tanya Wirda ramah. Wirda ingat jika om-om ini yang satu bulan yang lalu bertanya tentang Riana. Apa kasih tahu aja ya, kalau kak Ri belum nikah? Wirda menimbang-nimbang dengan ragu. Ah jangan deh, nanti kak Ri marah, dianggap lancang, yang ada gue dipecat."Nay. Ada lagi gak?" Radit bertanya kepada putrinya yang tengah asik dengan handphonenya."Bentar, Pa!" Nayla m
Radit pulang dari acara pertunangan keponakannya. Radit masih memikirkan tentang pasangan untuknya. Tidak dipungkiri, dua tahun menduda Radit juga membutuhkan sosok yang dapat melayani dan memperhatikannya. Namun, menjadikan Maya, adik iparnya sebagai pengganti Naya, almarhumah istrinya adalah pilihan terakhir Radit.Radit memikirkan Riana, sayang sekali menurutnya, Riana mendapatkan suami yang berselingkuh di belakang Riana. Radit ingin memberitahu Riana tapi apa haknya. Bagi Riana, Radit hanya orang asing dan hanya pelanggan di Butik tempat dia bekerja.Radit tidak bisa tidur, keinginannya untuk menikah lagi ada. Hanya saja Radit tidak mau terburu-buru dan salah pilih. Radit memutuskan untuk sholat sunat dua rakaat. Berdo'a Allah mengabulkan keinginan egoisnya untuk bersama Riana. Namun jika Riana bukan wanita baik untuknya maka Radit meminta agar menghilangkan Riana dari pikirannya.Setelah sholat, baru Radit bisa tertidur. Bangun subuh Radit mandi dan bersiap sholat subuh di mesji