All Chapters of Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan: Chapter 11 - Chapter 20
116 Chapters
Berubah Drastis
Sebelah sudut bibir Qiyana terangkat membentuk senyum miris. Setelah menyentuhnya tanpa izin, kini ia malah mendapati Kenzo sedang bermesraan dengan wanita lain. Qiyana semakin meyakini kalau lelaki itu memang sama saja dengan lelaki lain di luar sana. Qiyana ingin beranjak pergi dari sana, mungkin lebih baik ia menitipkan berkas di tangannya pada sekretaris lelaki itu. Tetapi, kakinya tak bisa bergerak ke mana pun. Seolah-olah ada sesuatu yang menahannya agar tetap berdiri di sana. Kenzo dan perempuan itu memang hanya berpelukan, begitulah yang terlihat di depan mata Qiyana. Namun, entah apa yang sedang mereka lakukan sebelumnya. Mungkin malah sudah lebih dari yang terlihat saat ini. Kedatangan Qiyana menyebabkan Kenzo dan perempuan yang bersama lelaki itu terkejut. Sang perempuan langsung mengambil tasnya yang berada di atas sofa. “Sepertinya aku harus pergi. Sampai jumpa lagi, jangan lupa dengan janjimu!” Sebelum benar-benar pergi, perempuan itu mengecup pipi Kenzo sekilas.
Read more
Penyelamat Misterius
Qiyana nyaris menjatuhkan ponsel di tangannya saat melihat video syur Jovan dan Feli yang tersebar luas di mana-mana. Baru melihat beberapa detik pertama saja, ia sudah mual dan jijik. Buru-buru wanita itu menekan ikon kembali sebelum benar-benar muntah hanya karena melihat video tersebut. Entah siapa yang menyebar dan dari mana asalnya video tersebut. Qiyana yang baru berani kembali berselancar dengan dunia maya sangat terkejut melihatnya. Dan secara tidak langsung, video ini juga berhasil membuat pemberitaan tentang perkelahian Qiyana dan Feli di restoran tempo hari terkikis. Qiyana perlu berterima kasih sebanyak-banyaknya pada orang yang menyebar video ini walaupun tindakan tersebut bilang dibilang keterlaluan. Bahkan, hanya menyebar video seperti itu saja tidak dibenarkan. Apalagi disebar luas di mana-mana seperti ini. “Apa mungkin Kenzo yang melakukannya?” gumam Qiyana menebak-nebak. Wanita itu langsung menggeleng. “Dia tidak mungkin repot-repot melakukannya. Apalagi dia ju
Read more
Di Ranjang yang Sama
Qiyana memaksakan matanya yang berat terbuka karena merasakan kerongkongannya begitu kering. Keningnya mengerut saat menyadari ruangan tempatnya berada sangat temaram. Wanita itu terlonjak ketika ingat kalau seharusnya ia sudah berangkat ke luar kota. Dan sekarang ia malah sudah berada di kamarnya. Sesuatu yang jatuh dari keningnya berhasil mengalihkan atensi Qiyana. Rupanya benda itu adalah sebuah handuk kecil yang dilipat-lipat dan sedikit basah. Saat itu juga ia baru menyadari kalau suhu tubuhnya meningkat drastis, bahkan napas pun berubah panas. “Apa yang terjadi padaku sebenarnya? Siapa yang membawaku pulang?” gumam wanita itu seraya berusaha menggerakkan tubuhnya yang terasa remuk redam. Kilasan kejadian yang terjadi di kantor kembali berputar di kepala Qiyana. Saat dirinya hendak pergi ke toilet dan malah berpapasan dengan sekretaris Kenzo hingga akhirnya ia pingsan di toilet. Menyadari saat ini hari sudah gelap, manik mata Qiyana membulat sempurna. Itu artinya sudah berjam-j
Read more
Godaan Terberat
Kenzo yang sudah berbaring di sofa spontan bangkit dari posisinya setelah mendengar tawaran mengejutkan Qiyana. Sedangkan di tempatnya berada, Qiyana masih berusaha mempertahankan ekspresinya meskipun wajahnya sudah merah padam. Secara status, Qiyana dan Kenzo memang sudah sah menjadi suami-istri yang tentunya boleh melakukan apa pun. Namun, semuanya masih terasa sangat asing bagi Qiyana. Terlebih, kapan pun pernikahan ini bisa berakhir dan Qiyana tidak ingin ada apa pun yang tersisa. Qiyana kembali berdeham pelan. “Aku serius dengan tawaranku barusan. Kalau kamu ingin tidur di sini, tidurlah di sampingku, jangan di sofa. Rumah ini milikmu, kamu yang lebih berhak mendapat tempat paling nyaman. Meski sebenarnya kamu tidak perlu repot-repot menemaniku. Lagipula aku sudah merasa lebih baik.” Meskipun kilasan kejadian di club malam itu masih terus terbayang di kepala Qiyana, ia tidak ingin berlarut-larut dalam masalah tersebut. Walaupun harus berhati-hati, ia tetap tahu diri di mana dir
Read more
Bukan Orang Biasa
Qiyana terhuyung ke belakang ketika tembok di tempatnya bersandar tiba-tiba bergerak. Nyaris saja tubuhnya terjerembab kalau tidak buru-buru mencari pegangan. Wanita itu spontan memutar tubuhnya dan matanya langsung terbelalak saat melihat apa yang terjadi. Awalnya, Qiyana mengira terjadi gempa bumi di sini sampai tembok tempatnya bersandar bergetar. Tak disangka, ternyata ia malah dibuat terkejut dengan pemandangan yang kini tersaji di depan matanya. Tembok tempatnya bersandar tadi bergerak dan bergeser. Yang lebih mengejutkan lagi, rupanya ada sebuah ruangan gelap yang bmada di balik tembok tersebut. Selama beberapa saat, Qiyana masih menatap ke arah sana dengan tatapan tak percaya. Ia tidak menyangka ada ruangan tersembunyi di balik tembok ini. “Ruangan apa ini sebenarnya?” gumam Qiyana sembari mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Qiyana berusaha mencari orang yang mungkin saja bisa dirinya tanyai mengenai ruangan di balik tembok ini. Namun, tidak ada satu pun orang yang meli
Read more
Penantian yang Sia-Sia
Diamnya Kenzo membuat Qiyana ingin menarik pertanyaannya kembali. Namun, tentu saja ia tidak mungkin melakukan itu. Ketegangan semakin terlihat jelas di wajahnya, jantungnya pun sudah berdebar keras sejak tadi. Reaksi aneh yang Kenzo tunjukkan cukup mengejutkan Qiyana. Dari segala macam respon yang bisa lelaki itu berikan, Kenzo malah menertawakan dirinya. Bukan jenis tawa sinis atau mencemooh, melainkan tawa geli. Seolah-olah pertanyaannya yang sangat serius itu sebatas lelucon belaka. Padahal Qiyana sudah ketar-ketir sendiri setelah melontarkan pertanyaan seperti itu. Di saat Kenzo terlihat santai dan tidak sedikit pun memarahinya, ia malah memancing pertanyaan lain yang lebih buruk. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Kenzo yang sudah menghentikan tawanya. Lelaki itu kembali memasang wajah datar dan menatap Qiyana dengan sebelah alis terangkat. Qiyana gelagapan. Ia terlalu penasaran siapa sebenarnya lelaki yang telah menikahinya ini sampai tanpa sadar menanyakan perta
Read more
Paksaan untuk Bertemu
Sebuah pesan lagi datang dari nomor yang sama seperti sebelumnya. Kali ini berisi alamat sebuah café yang letaknya tidak jauh dari rumah ini. Qiyana berdecih sinis. Rupanya sang pengirim pesan bukan sedang mengajukan penawaran, melainkan memaksanya mengikuti yang dia inginkan. Qiyana masih menatap dua pesan tersebut tanpa berminat membalas. Membiarkan centang dua berubah menjadi centang biru. Seseorang di seberang sana pasti tahu kalau dirinya sudah membaca pesan ini. Tetapi, jangan harap Qiyana akan memberi balasan. Qiyana tidak menyangka manusia tak berperasaan ini masih berani mengirim pesan padanya. Bahkan, terkesan memaksanya untuk mengikuti yang orang itu inginkan. Memangnya siapa dia sampai Qiyana harus patuh?Seseorang itu memang pernah Qiyana anggap penting dalam hidupnya. Setidaknya begitu sebelum orang itu menusuknya dari belakang tanpa belas kasihan sama sekali. Sekeras apa pun orang itu memaksanya, ia tidak peduli. Paling-paling si pengirim pesan ini hanya ingin mena
Read more
Video Menggoyahkan Hati
Tubuh Qiyana mendadak kaku dengan sorot mata yang tertuju pada sebuah video yang ada di dalam ponsel Feli. Tampilan yang tersaji di depan matanya sangat mengerikan. Namun, manik matanya seakan terkunci dan tak bisa berpaling sama sekali. Feli menampilkan sebuah video berisi rekaman CCTV di suatu tempat. Entah di mana tempat itu, Qiyana juga tidak mengetahuinya. Namun, bukan itu yang menjadi fokusnya, melainkan seseorang yang sedang menghajar lawannya tanpa ampun padahal jelas-jelas sang lawan sudah terkapar. Kenzo Pradipta. Qiyana yakin seseorang yang memukuli lawannya tanpa ampun itu adalah lelaki yang berstatus sebagai suami kontraknya sekarang. Wanita itu bergidik ngeri menyaksikan bagaimana bengisnya Kenzo menghajar lelaki yang sudah tidak berdaya. Seringai penuh makna yang tersungging di wajah Feli semakin lebar melihat ekspresi tegang adik tirinya. Tak sia-sia ia jauh-jauh datang ke tempat ini untuk menemui Qiyana. “Melihat ekspresimu yang tegang begini, sepertinya kamu memang
Read more
Nyaris Ketahuan
Qiyana yang sudah nyaris membuka pintu mobil Kenzo langsung menegang mendengar pertanyaan lelaki itu. Selama beberapa saat, ia bergeming di tempat sembari memikirkan alasan apa paling masuk akal untuk menjawab pertanyaan tersebut. Qiyana tidak menyangka Kenzo sampai menyusulnya kemari dan malah bertemu dengan Feli juga. Padahal ia sudah susah-susah menyembunyikan semuanya dari lelaki itu. Ia benar-benar menyesali keputusannya bertemu dengan kakak tirinya itu hari ini. Wanita itu kembali memutar tubuhnya setelah berhasil menemukan sebuah alasan di kepalanya. Entah alasan ini tepat atau tidak, yang terpenting ia sudah mencoba. Semoga saja jawabannya termasuk masuk akal dan Kenzo akan percaya. “Kak Feli?” sahut Qiyana dengan kening mengerut, berpura-pura bingung. “Memangnya dia ada di sini juga? Kapan? Aku tidak tahu dia ada di sini. Aku tidak melihatnya saat berada di dalam tadi. Mungkin karena aku terlalu fokus berbincang dengan teman lamaku itu.” Di balik ketenangan yang terpampang
Read more
Sikap yang Ambigu
Qiyana yang sedang mengunyah makanannya langsung tersedak mendengar kata-kata yang Nadira lontarkan. Wanita itu sampai terbatuk-batuk dengan mata berkaca-kaca dan memerah. Sontak saja itu membuat Nadira panik dan segera membantu mengusap punggung wanita itu seraya menyodorkan segelas air. Meskipun sudah merasa lebih baik, Qiyana belum berani membalas tatapan Nadira yang masih menatapnya dengan sorot khawatir. Wanita itu terlalu terkejut mendengar informasi yang Nadira sampaikan barusan. Waktu itu Qiyana memang ingin menanyakan pada Kenzo apa yang terjadi setelah dirinya pingsan. Dan juga bagaimana ceritanya hingga lelaki itu bisa membawanya pulang. Tetapi, akhirnya ia malah lupa. “Kamu kenapa sampai tersedak begini? Apa aku salah bicara?” tanya Nadira yang masih berdiri di samping Qiyana. Sebelah tangan wanita itu juga masih mengusap punggung Qiyana naik-turun. “Sudah merasa lebih baik?” Qiyana kembali mengangkat kepalanya setelah berhasil menyembunyikan keterkejutannya. Kemudina,
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status