All Chapters of KAUM TERAKHIR: Chapter 71 - Chapter 80
109 Chapters
71. Tidak Mendapatkan Titik Terang
71. Tidak Mendapatkan Titik Terang"Jadi apa sudah ada bukti yang kalian dapatkan?!" Raja Eslav bertanya dengan tegas membuat beberapa sang prajurit yang menghadap kepadanya menundukkan kepalanya dalam-dalam."Belum, Yang Mulia."Salah satu prajurit memberanikan diri untuk menjawab mewakili para rekan kerjanya. Membuat mimik wajah sang raja berubah drastis. Rahangnya yang sejak tadi menegang semakin kentara, dengan kedua mata yang menyorot tajam. Samar suara gertakan gigi terdengar darinya, membuat suasana ruang singgasana itu menjadi mencekam. Untung sang raja tidak sekeras dahulu sebelum memutuskan untuk setia mengabdi di bawah pimpinan sang lord dan permaisuri. Dengan gerakan tangan, dirinya memberi perintah agar para prajurit yang dipanggil olehnya untuk kembali menjalankan tugas mereka. Dirinya tidak mau kelepasan. Bisa-bisa dirinya terkena amukan sang lord.Hembusan napas dirinya keluarkan. Tatapannya berubah drastis menjadi tatapan sayu nan lelah. Tangan kanannya terangkat, mem
Read more
72. Obat dari Segalanya
72. Obat dari SegalanyaAvram memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut. Kedua matanya terasa lelah menghadapi berkas-berkas yang tidak pernah habis dirinya hadapi. Dan kini tugasnya semakin bertambah dengan kasus kematian misterius yang dialami beberapa warga kaum immortal. Tidak hanya terjadi pada kaum bangsawan, beberapa kaum penting seperti perdana menteri bahkan anggota keluarga kerajaan sendiri juga ada yang menjadi korbannya. Pagi ini, kabar itu semakin memanas saat tersebar kematian yang dialami oleh raja dari Kaum Kurcaci sendiri. Tentu saja hal itu membuat suasana semakin gempar. Bahkan pihak para kaum mulai menuduh satu sama lain. Yang mendapatkan tuduhan paling tinggi adalah Kaum Vampir. Untungnya sang ratu vampir cukup bersikap bijak dan memerintahkan penduduknya agar tidak terbawa emosi. Avram cukup lega mengenal adik tiri wanitanya itu yang jauh berbeda dengan sang ibu sendiri yang memilih memberontak.Aroma mawar bercampur darah yang tiba-tiba tercium, menusuk in
Read more
73. Mencari Tahu
73. Mencari TahuKyana melangkahkan kedua kakinya ke sebuah ruangan di mana beberapa mayat dari kasus pembunuhan misterius yang berhasil mengguncang Dunia Immortal dikumpulkan. Gadis itu melanggar larangan yang diucapkan Avram agar tidak ambil pusing mengenai masalah ini. Tetapi, sepertinya gadis ini telah begitu gatal agar tidak mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi. Kedatangannya yang tiba-tiba tanpa dikawal ketiga kesatrianya membuat orang-orang yang ada di ruangan tersebut terkejut, terlebih ketika mereka juga tidak menyadari aura gadis itu."Yang Mulia!" Serempak yang ada di sana menundukkan kepalanya memberi hormat, mengingat ada sang lord juga di antara mereka. Jika mereka tidak memperlakukan gadis layaknya sang permaisuri yang ada nyawa mereka akan menyusul para mayat-mayat di sana, hanya saja cara matinya tentunya sudah dipastikan akan lebih sadis.Avram melangkah cepat menuju gadisnya yang telah dengan santai berjalan menuju ke salah satu mayat yang dimasukkan ke dalam kot
Read more
74. Pelakunya?
74. Pelakunya?"Aku jelas-jelas melihatnya membunuh Ratu Draisie! Aku bersumpah demi dewa dan dewi!"Pagi-pagi sekali Istana Pusat sudah dihebohkan dengan kedatangan seorang pelayan dari Kerajaan Worewolf yang juga diikuti oleh beberapa anggota kerajaan yang mengiringi pelayan itu. Avram yang mendengar itu menukikkan alisnya tidak suka, ditambah lagi ketika pelayan itu dengan lancang menunjuk istrinya dengan tatapan nyalang penuh keberanian tanpa ada rasa hormat sedikit pun. Hanya dengan tatapannya saja pelayan itu tiba-tiba saja tertunduk, mengubah posisinya menjadi sujud."Berani-beraninya kau menunjuk permaisuri seperti itu!" serunya menggelegar membuat pelayan itu tanpa dikendalikan oleh kekuatan Avram menunduk dalam. Takut, serta merutuki dirinya sendiri yang telah lancang menunjuk Kyana yang telah memiliki gelar permaisuri tanpa rasa hormat."Ma-maafkan hamba, Yang Mulia!" ucapnya cepat meminta permohonan yang hanya dibalas tatapan tajam dari Avram.Suasana menjadi hening. Avram
Read more
75. Belum Selesai
75. Belum SelesaiAkhir-akhir ini Kyana merasa ada yang aneh. Entah dengan dirinya sendiri yang akan terbangun dalam keadaan sangat lelah atau menyadari bahwa musuh mereka tidak lagi menunjukkan batang hidungnya sedikit pun. Pagi ini, dirinya kembali bangun dalam keadaan begitu letih. Padahal dirinya ingat betul tidur di jam seperti biasanya, bahkan dirinya tidak melakukan aktivitas apapun yang memberatkannya. Hanya saja memang akhir-akhir ini otaknya terasa diperas untuk memikirkan kasus yang tidak ada habisnya. Pintu kamarnya terbuka, masuk Rose dengan meja dorong yang berisikan sarapan untuk permaisurinya dan juga segelas susu hangat di pagi hari. Helaan napas kasar terdengar dari bibir Kyana membuat Rose yang kini murni mengadipkan dirinya menjadi pelayan pribadi gadis itu menatap prihatin."Sepertinya anda sedang tidak enak badan, Yang Mulia," ucap Rose khawatir.Kyana memegangi dahinya dengan ujung jari-jemarinya lantas mendongak. Menatap Rose dengan sorot mata datarnya. Bahkan
Read more
76. Rencana
76. RencanaMalam ini seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Semua orang yang turut serta dalam rencana memerangkap sang pelaku telah menyebar ke setiap sudut kerajaan. Berjaga di bawah bayang-bayang kegelapan siap memantau. Satu-dua bergerak lincah, berkeliling dengan hati-hati takut sang pelaku kasus pembunuhan yang berhasil menggemparkan satu dunia itu telah memulai aksinya. Berbeda dengan para kesatria maupun anggota kerajaan yang telah berada di posisi mereka dalam menjalankan tugas mereka, Sang Lord malah kini terlihat tenang menghabiskan waktu bersama dengan gadisnya. Laki-laki itu setia merengkuh tubuh mungil sang istri yang berhasil dirinya paksakan untuk terlelap karena terus memaksa untuk turut serta dalam rencana.Sedangkan Avram tidak memberikan izin kepada gadis itu, hingga terjadilah drama kecil antara keduanya karena hal tersebut. Kyana yang bersikeras memaksa untuk turut serta dan Avram yang melarang tegas memerintah sang istri untuk beristirahat di dalam kamarny
Read more
77. Ketahuan
77. Ketahuan"Permaisuri?!"Seruan penuh keterkejutan itu membuat suasana di sana terdiam. Semua orang yang berkumpul di sana membeku di tempat mereka menyaksikan sang permaisuri yang kini tengah berdiri dengan seorang mayat di dalam dekapannya dengan tangan kanannya yang terlihat menusuk masuk mengambil jantung sang korban. Queem yang menjadi salah satu saksi di sana tidak bisa berkata-kata. Tubuhnya menegang di tempat karena keterkejutan. Sedangkan seseorang yang menjadi tontonan tampak tenang dengan raut wajah tampa ekspresinya. Manik ungu kemerahannya menyorot tajam membuat semua orang yang ada di sana semakin tidak bisa berkutik."Kakak apa yang kakak lakukan?" tanya Queem pelan mencoba membuang pikirann buruknya yang terus-menerus menjeritkan bahwa sang kakaklah pelaku dari pembunuhan misterius yang selama ini menggemparkan banyak orang. Bahkan membuat kaumnya sempat menjadi amukan massa karena dicap sebagai pelakunya.Kyana tidak menjawab, gadis itu bahkan dengan santainya meng
Read more
78. Dia Bangkit
78. Dia BangkitKetiga orang penting itu terdiam ketika mendapati seseorang yang sempat dikatakan sebagai sang pelaku kini tengah tertidur nyenyak di atas kasurnya. Terlihat begitu tenang, bahkan napas gadis itu terlihat naik-turun dengan teratur. Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu sempat melakukan aktivitas. Tidak ada kerutan yang memamdakan bahwa gadis itu tengah berpura-pura tidur. Hanya ada wajah polos yang terlihat begitu menikmati waktu tidurnya."Bukankah ini sudah jelas?" celetuk Avram membuat Nathan dan Queem saling pandang dengan raut wajah bingung. Mereka sangat yakin bahwa mereka tidak salah lihat tadi. Apakah permaisuri mereka itu memiliki seorang saudara kembar?"Apakah kalian sedang mencoba melakukan pemboikotan?" tanya Avram tajam yang langsung mendapatkan gelengan ribut dari sepasang suami-istri yang masih belum bisa menyadarkan diri dari keterkejutan.Suara lenguhan pelan membuat Raja Nathan yang hendak membuka mulutnya seketika terurungkan. Tatapan ketiganya deng
Read more
79. Penampilan yang Berbeda
79. Penampilan yang Berbeda"Ada informasi apa kali ini yang kau bawa?"Seseorang pria yang tidak pernah melepas jubahnya itu sedikit pun bertanya kepada tangan kanannya yang kini telah menunduk hormat di hadapannya. Pria itu setia duduk di singgasananya yang berhasil dirinya dapatkan usai hampir meratakan Kerajaan Mermaid/Mermain jika saja pimpinan mereka tidak kunjung mengakui kekalahan mereka. Dan sekarang, sang raja dan ratu kaum lautan itu kini hanya mampu berdiam diri di samping pria itu. Menjadi kacung yang siap diberi perintah."Kabar mengenai pembunuhan misterius yang terjadi di Dunia Immortal semakin memanas diperbincangkan, Tuan. Bahkan kini gadis itu dicurigai sebagai pelakunya," ucap sang tangan kanan dengan lancar, membuat sang pria yang dipanggil sebagai tuan itu terkekeh kecil. Cukup terhibur dengan berita itu."Biarkan saja, bukankah itu akan mempermudah jalan kita untuk menaklukkan pria cecunguk itu? Ah, rasanya aku sudah tidak sabar untuk kembali merebut singgasanak
Read more
80. Hilang Kendali
80. Hilang KendaliSepanjang jalan yang gadis itu pijak, tatapan itu tetap sama menghunus ke arahnya. Walau begitu, seperti biasanya gadis itu akan bersikap tenang tanpa terganggu sedikit pun dengan sikap orang-orang kepadanya. Kyana tetap mengangkat tinggi-tinggi dagunya, menunjukkan bahwa posisinya lebih tinggi dari orang-orang yang kini menatapnya sinis secara terang-terangan. Rose yang sejak tadi setia membuntuti Kyana mengerutkan dahinya dalam-dalam. Jelas gadis itu juga merasakan perbedaan tatapan banyak orang yang mengarah kepada ratunya. Memang benar beberapa minggu yang lalu tatapan mereka mulai melunak bahkan memuja gadis yang kini berjalan di depannya, tetapi entah mengapa tatapan tajam nan sinis itu kembali hari ini. "Yang Mulia sebaiknya kita kembali ke istana," bisik Rose karena sudah mencium sesuatu yang tidak mengenakan terjadi. "Kita baru saja sampai, Rose. Kenapa kamu terburu-buru?" jawab Kyana tenang membuat Rose menggigit bibir bawahnya menahan gemas. Gadis itu d
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status