Semua Bab Istri Kontrak Presdir Arogan: Bab 71 - Bab 80
113 Bab
Bab 71. Hari Pertunangan Mereka
Albert lekas memungut liontin yang telah terjun ke lantai. Matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang ia saksikan sekarang.Liontin ular mata biru. Persis dengan apa yang dimiliki oleh Poppy di gelang wanita tersebut. Begitu juga liontin kepunyaan Franklin.Albert mencengkeram erat benda itu dan memutar otaknya keras. K Group. Apa hubungan kejadian dua puluh tahun lalu dengan perusahaan raksasa itu? Apa yang sebenarnya terjadi?Kali ini ia harus meminta bantuan Lucas untuk mengulik keluarga itu. Ini aneh. Apakah dulu antara keluarganya dan K Group juga saling mengenal?Albert menghela napasnya. Dadanya begitu sesak dan berat saat terpaksa menguak kejadian kelam itu lagi. Padahal dengan susah payah Albert berusaha melupakan kejadian tersebut. Sampai-sampai ia rela mengubah nama dan identitasnya demi memudarkan jejak kenangannya.Albert merasakan jika langkahnya semakin dekat dengan si oknum pembunuh kedua orang tuanya. Bahkan menghilangkan nyawa ayah, ibu serta adiknya yang masih b
Baca selengkapnya
Bab 72. Menarik Perhatian
Poppy yang ada di samping Lucas juga menegang. Rahang Poppy mengeras, wajahnya tertekuk. Diam-diam ia mengepalkan sebelah tangannya."Kenapa mereka bisa datang bersama?!" desisnya geram.Ketiga temannya masih terpesona dengan ketampanan Zyan yang maskulin, juga penampilan Chiara yang memukau. Keduanya tampak berjalan dengan penuh percaya diri. Meski Chiara memaksakan diri jika ia harus menjadi pusat perhatian saat ini."Menyebalkan!" berang Poppy lagi.Seharusnya hari ini adalah pesta miliknya. Sebaiknya memang begitu dan dirinya akan menjadi ratu utama di pesta pertunangannya. Namun menyaksikan Chiara tak kalah cantik darinya, apalagi sampai membuat Zyan bertekuk lutut pada wanita itu, Poppy tak akan pernah terima. Ia harus segera bertindak agar ekspektasinya tak dirusak oleh Chiara.Tapi Kitty, temannya, justru berseru senang. "Wah, mereka kelihatan keren! Siapa wanita itu? Bisa-bisanya bersama Zyan!" celetuknya kagum. Matanya berbinar.Sontak Chloe yang ada di dekatnya mendorong ke
Baca selengkapnya
Bab 73. Wanita Bermata Amber
Wajah Chiara memerah. Ia menunduk malu saat tangannya digeret Lucas. Sekarang puluhan pasang mata seakan menginterogasi dan melucuti mereka. Beberapa paparazzi juga mengambil kesempatan membidik keduanya. Sementara itu, Robert, Sarah, Poppy, Zyan dan Franklin tersentak. Robert marah, lantas mengepalkan tangannya.Setelah menjauh dari kerumunan dan tak terjangkau paparazzi yang ada di luar, Chiara langsung menarik kembali tangannya dan menepis cekalan Lucas."Apa yang kau lakukan, Lucas?" hardik Chiara tak mempercayai semua ini.Lucas menatapnya nyalang. "Sudah kubilang, jangan mendekati Zyan! Aku tidak suka kau bersamanya!" geram Lucas masih tersulut emosi.Chiara menggelengkan kepala dengan tertawa getir. Tak tahu apa lagi yang harus ia ucapkan agar Lucas sadar."Lucas, tapi sekarang ini adalah acara pertunanganmu. Acara yang cukup penting bagimu. Dan kau juga harus ingat kalau aku pura-pura tidak ada hubungannya lagi denganmu! Jangan melupakan itu, Lucas!" Chiara hampir terisak. Bag
Baca selengkapnya
Bab 74. Bolehkah Mengulanginya?
Keesokan paginya, dentingan sibuk alat makan memenuhi meja makan kembali. Lucas, Chiara dan Albert tengah menyantap makanan mereka masing-masing. Sejak acara pertunangan usai dan berita mengenai hubungan Lucas-Poppy tersiar dimana-mana, baik Lucas maupun Chiara tak mengobrol sama sekali. Keduanya menjadi canggung karena Lucas yang masih sibuk dengan pekerjaan yang harus tertunda sehari, serta Chiara yang merasa situasinya terlalu aneh. Bayangkan kau tinggal bersama pria yang telah berstatus bertunangan.Albert meneguk ludah. Suasana hening ini terlalu mencekam baginya. Bagaimana tidak, ia jadi bingung dengan apa yang harus ia lakukan."Nona Chiara, apa tidur Anda nyenyak semalam?" tanyanya basa-basi. Daripada tidak ada yang dibicarakan sama sekali.Lucas ikut mendongak dan melempar pandang sekilas ke arah Chiara. Namun karena pandangan mereka bertemu, akhirnya Lucas segera mengalihkan perhatian ke layar tabletnya lagi.Chiara memaksakan senyum khusus untuk Albert. "Lumayan, Albert. Ka
Baca selengkapnya
Bab 75. Rencana Pembalasan
Sontak Zyan terbatuk-batuk karena tersedak. Tarra lekas mengulurkan minuman untuk Zyan. Merasa sangat bersalah."Ah, maaf. Kau pasti kaget." Tarra memperhatikan raut wajah yang tercetak pada Zyan."Kau serius mengatakan itu?" Zyan tergelak lagi. Kali ini tak habis pikir kenapa ia bisa bertemu dengan wanita sepolos ini. Bukan. Sebenarnya bukan 100% polos.Tarra menggigit bibir bawahnya sambil mengangguk. "Ya. Malam itu pertama kalinya bagiku. Dan… aku candu pada tubuhmu.""What the fuck! Jadi kau masih perawan waktu itu?" Zyan mengusap wajahnya frustasi. Tapi saat itu ia tak melihat bercak darah di sprei kasur. Atau itu karena ia kesal lantas tergesa-gesa meninggalkannya?"Jangan dibahas." Muka Tarra bersemu merah. "Boleh kan?"Zyan mengaduk kuah ramen di depannya. Tampak berpikir. Sejujurnya, wanita seperti Tarra terlihat membosankan baginya. Ia menyukai wanita yang cepat dan liar di ranjang. Kecuali Chiara. Zyan memang menyukai Chiara secara tulus.Lalu Zyan punya sebuah ide. Ia mena
Baca selengkapnya
Bab 76. Hawa Kebencian Robert
Poppy menyapu seluruh apartemen Zyan dengan tajam. Bahkan ketika menelepon Zyan, sebelah tangannya sedang membuka lemari atau bufet pria itu. Mencari bukti jika Zyan membawa wanita lagi di apartemennya."Apa yang kau lakukan di sana, huh?" Di seberang teleponnya, Zyan mengernyit. Telinganya memperhatikan suara Poppy yang tampak sibuk sendiri. Sekarang ia tak nyaman jika perempuan tersebut berada di apartemennya."Jangan tanya terus dan cepat pulang! Kau juga belum menjawab sekarang ada dimana," ketus Poppy. Tangan dan matanya masih aktif mencari bukti."Kau jangan lupa. Kita juga perlu bicara soal pesta kemaren!" rengek Poppy lagi. Pasalnya ia sudah berusaha menghubungi Zyan untuk bertemu. Tapi justru diacuhkan oleh pria itu. Poppy jadi kesal dan semakin curiga.Zyan mendesah. Melirik sekilas Tarra yang masih ada di sampingnya. Masih terpejam dengan salah satu tangan melingkar di tubuh Zyan. Padahal ini masih siang, tapi Poppy tak membiarkannya bersenang-senang dulu."Oh, come on!" Zy
Baca selengkapnya
Bab 77. Mencari Bukti
"Tuan. Apa Anda tahu sejak kapan Chen Ze mulai bekerja untuk Franklin?" Albert menoleh ke arah Lucas. Mendahului kalimat Lucas yang sempat terpotong.Lalu kedua pasang mata mereka bertemu. Saling memutar otak dan menyambungkan satu per satu logika.Lucas lalu menautkan alisnya. "Mungkinkah pembunuh itu Franklin?" celetuknya. Sama persis dengan dugaan yang terlempar dari isi kepala Albert.Albert tak menjawab. Ia justru mengalihkan perhatian lagi kepada layar monitor di tabletnya. Tampak Franklin datang bersama Chen Ze ke rumah tersebut.Kedua orang itu perlahan berjalan menuju teras rumah Chen Ze. Albert bersiap-siap mendengarkan percakapan mereka dengan tampang serius.Rasa ingin tahu Lucas tinggi. Ia pun meraih pengeras suara lainnya dan menancapkan ke lubang telinganya sendiri. Ia pun menyimak apa yang sedang dibicarakan oleh kedua orang itu.[Akhirnya Anda mampir juga di rumah kecil saya, Tuan. Mau saya buatkan apa?]Itu suara Chen Ze.[Iya, terakhir kapan aku ke rumahmu ya? Hahah
Baca selengkapnya
Bab 78. Hilangnya Chiara
Lucas langsung mendelik tajam ke arah Melly. "Apa?!""Iya, Tuan. Nona Chiara tidak ada. Barang-barangnya juga di bawa!" ungkap Melly gusar.Seketika Lucas bangkit dengan raut wajah pucat dan panik. Ia melangkahkan kaki cepat mengikuti Melly yang ada di depannya.Melly membuka pintu kamar Chiara. Menunjukkan keadaan isinya kepada Lucas. Lucas kian terperanjat. Kedua kakinya ia giring cepat untuk memeriksa pintu kaca yang telah terbuka.Kedua mata Lucas menyapu seluruh balkon dan di sekitarnya. Jangan-jangan wanita itu keluar dari mansion melalui balkon ini!Tapi, bagaimana caranya?! Otak Lucas mulai berpikir.Lucas segera meraih ponsel dari saku celana yang ia kenakan, lantas mencoba menelepon nomor Chiara.[Maaf, nomor yang Anda hubungi sudah tidak aktif. Mohon untuk memeriksa—]"Sialan!" Lucas mendengus keras. Chiara sudah mengganti nomornya. Apa yang terjadi kepada wanita itu?!Lalu Lucas memutuskan untuk kembali ke dalam kamar, menyambar kunci yang tergeletak di meja dan berderap k
Baca selengkapnya
Bab 79. Bisakah Semakin Dekat?
Lucas menggeram. Ia mengatupkan rahang selama menyaksikan mobil Robert berhenti di depan mansionnya. Lucas melihat dengan kedua mata sendiri sewaktu Robert keluar dari sana dan membawa Chiara pergi.Albert di sisinya juga ikut tersentak dengan aksi nekat Robert. Ia lalu menoleh ke arah Lucas. "Sekarang apa yang akan Tuan lakukan?" tanyanya.Tanpa mengalihkan hunjaman matanya, Lucas mendesis tajam. "Tunggu apa lagi, aku harus menemui ayahku sekarang!"Lucas memukul tinjunya ke meja, lantas melangkahkan kakinya pergi."Ayo, Albert, kita berangkat sekarang!" titah Lucas yang langsung dipenuhi oleh Albert di belakangnya.Lucas dan Albert masuk ke mobil dan menuju kantor. Mereka datang lebih awal dari biasanya. Namun, sewaktu memarkir mobil tadi, kedua netra Lucas menangkap bahwa mobil Robert sudah ada di sana. Semakin menyulutnya untuk segera menemui ayahnya itu.Lucas berjalan cepat sembari mengendurkan kerah leher yang kini terasa mencekiknya. Melewati beberapa pegawai yang berlalu-lala
Baca selengkapnya
Bab 80. Dimana Wanita Itu?
Zyan melipat dahi. "Maksudmu apa?"Tarra jadi tergelak. "Ya, bisakah kau membuka hatimu untukku?"Zyan mencebik dan mengedikkan bahu singkat. "Sekarang pun kau bisa mengambil keuntungan dariku.""Apa? Keuntungan?" Tarra mencondongkan tubuhnya. Memperhatikan setiap maksud pria di hadapannya."Kau bisa mengambil waktuku seperti sekarang. Hmm, my body too." Zyan mengangkat kedua bahunya lagi. Berharap Tarra paham apa yang ia maksud. Zyan tidak ingin terikat oleh siapapun, kecuali jika nanti dirinya dapat menaklukkan Chiara.Napas Tarra tercekat sewaktu tergelak. Ia tak habis pikir. Selama ini ia tak pernah mengalami penolakan."Apa kau sudah punya wanita yang kau sukai, Zyan?" tanyanya lagi, tak putus asa."Maybe." Kini secangkir kopi di hadapannya lebih menarik perhatiannya. Ia memandang lurus. Menerawang jika itu adalah Chiara. Satu-satunya wanita yang dapat menjatuhkan hatinya ketika ia justru akan mempergunakan wanita tersebut untuk menyiksa adiknya.Tatapan Tarra jadi menajam. "Siap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status