Semua Bab Istri Kontrak Presdir Arogan: Bab 51 - Bab 60
113 Bab
Bab 51. Calon Suamiku
Chiara mengernyit, termangu selama sepersekian detik karena tak menyangka dengan pemandangan di depannya. Dan apa indra pendengarnya tak salah tangkap? Sayang? Sejak kapan Lucas memanggil Poppy dengan sebutan sayang?Chiara menarik napas dalam-dalam. Apalagi yang akan ia hadapi pagi-pagi begini? Tak terkecuali Albert yang juga keheranan. Sebenarnya ia tahu Lucas akan melakukan apa yang pria itu katakan beberapa hari lalu. Tapi momen di depannya sangat tidak masuk akal. Albert bahkan tak memercayai apa yang sedang ia lihat.Poppy mengusap dagu Lucas lembut. Ia menarik salah satu kurs tepati di samping Lucas, kemudian mendudukkan diri di sana. Ia mengulum senyumnya sambil mengamati ketampanan Lucas yang tiada cela."Iya dong. Mulai sekarang aku akan ke sini tiap pagi hanya untuk melihat calon suamiku."Chiara mengernyit samar. Kini pandangannya terfokus pada makanan di depannya. Mulutnya sedang rajin mengunyah, tapi pikiran dan indra pendengarnya masih serius menyelidiki hubungan Lucas
Baca selengkapnya
Bab 52. Pilihan Lucas
Poppy sengaja mempermainkan senyumnya. Lalu sambil menyibak rambut dan mencondongkan tubuh mendekat, ia berkata, "Aku sengaja mengundang mereka biar orang tua kita tahu, Lucas. Kau pikir apa?!"Lucas mendesah. Baginya Poppy memang kurang kerjaan. Ia memijat hidungnya."Sudahlah. Terserah kau saja," ucapnya tak ingin ambil pusing.Poppy semakin memiringkan senyum. "Kalau begitu, aku mau kau pakai yang itu." Ia menggerakkan kepala menuding tuxedo yang ia pilih tadi.Sontak Lucas menyahutnya dengan tatapan nyalang. Ia mengatupkan rahang dan berdesis, "Tapi tidak sampai mencampuri pilihanku sendiri. Ingat itu!"Air muka Poppy berubah kesal. Ia mengerutkan dahinya."Tapi terakhir kali yang kau pilih adalah wanita yang sudah mati, Lucas. Juga wanita miskin," sahut Poppy sembari mencebik dan mengerdikkan bahu.Kemudian Poppy langsung sibuk mengikuti si pelayan untuk mencoba ball gown di ruang ganti. Lucas tercenung. Membiarkan wanita itu pergi meski dirinya naik darah. Poppy tak boleh memand
Baca selengkapnya
Bab 53. Cincin Tunangan
Lucas dan Poppy kemudian beralih ke tempat lain. Sekarang mobilnya terparkir rapi di sebuah toko besar dengan halaman luas. Sebelum turun Lucas mengedarkan pandangnya."Kau tak mengundang paparazzi ke sini kan?"Poppy tergelak. Ia juga ikut menyeret matanya. "Tidak. Sudah kukumpulkan di sana tadi."Lucas menghela napas lega. Tak nyaman jika berada di antara para wartawan yang haus akan validasi. Ia benci suara gaduhnya yang saling menyahut kurang ajar, tidak suka pertanyaan ingin tahu yang dilontarkan, serta bau keringat yang menguar di antara mereka."Toh, berita tentang kita sudah menyebar luas, Lucas," tambah Poppy menyeringai.Lucas berpaling, mengernyit tak mengerti. "Maksudmu?""Memberitahu orang tua kita, juga masyarakat luas. Sepertinya keluarga kita akan lebih suka itu," jawab Poppy tak acuh sembari mengedikkan bahu.Lucas tercenung. Memperkokoh niatnya untuk meneruskan segala sesuatu yang telah ia mulai. Meski sejujurnya terkadang kepalanya masih memikirkan Chiara.Lucas dan
Baca selengkapnya
Bab 54. One Fine Day
Zyan bersiul sambil mengenakan kemejanya. Setelah itu, ia mengoleskan cream pada wajah dan mengagumi sendiri betapa tampan dirinya dibanding Lucas.Sambil terus menatap ke arah bayangannya di cermin, Zyan mengenakan arloji di tangan kemudian menyemprotkan parfum miliknya. Ia merapikan rambutnya sekali lagi dan menyambar kunci mobil di depannya.Siang itu lumayan terik. Namun tak terlalu masalah bagi Zyan yang hatinya sedang berbunga-bunga. Ia rela menyusuri jalanan, membalap kendaraan lain demi sampai di mansion Lucas.Sementara itu, Chiara sudah bersiap dan hendak melangkahkan kakinya turun ketika Melly mencegahnya."Nona, Anda mau kemana?" tanya wanita dewasa tersebut. Sontak hal itu membuat Chiara menggigit bibir bawahnya. Ia tidak terbiasa untuk berbohong."Eh, Bi. Aku keluar sebentar saja ya. Tidak lama kok," ungkapnya mencari alasan. Melly masih belum mengerti."Kemana, Nona? Saya takut jika Tuan Lucas tahu dan marah." Melly tampak khawatir."Aku ada perlu ke bank sebentar, Bi.
Baca selengkapnya
Bab 55. Ular Mata Biru
Lucas menatap tajam salah seorang pelayan yang gelagapan di depannya. Pelayan itu takut, wajah Lucas seperti siap menerkamnya hidup-hidup."Cepat jawab!" murka Lucas keras hingga Albert yang ada di sampingnya terperanjat.Mendengar keributan di ruang tengah, membuat beberapa pelayan langsung berhambur datang. Tak terkecuali Melly. Melly menelan ludah saat menyadari apa yang menyulut emosi pimpinannya itu. Ia kemudian segera maju di sisi pelayan yang telah dibentak Lucas.Mula-mula Melly membungkukkan badannya dalam. "Maaf, Tuan. Nona Chiara tadi izin untuk pergi ke bank."Bukannya reda, Lucas justru semakin menggeram kesal. Matanya melotot tak percaya, lantas mengangkat ponselnya dengan mulut yang terkatup rapat.Melly mendongak. Cukup terkejut dengan sebuah foto yang tampil di layar ponsel Lucas."Kau bilang apa tadi? Ke bank?!" Lucas menyipitkan mata singkat. "Ini yang kau bilang ke bank?!" berang Lucas marah. Matanya berkilat bagai kobaran api yang meletup-letup.Tampak di layar po
Baca selengkapnya
Bab 56. Akan Kurebut!
Lucas membuang napasnya kasar. Bertemu dengan pimpinan K Group merupakan salah satu hal yang tak ia sukai selain hujan dan darah. Ia hanya menatap Poppy, kemudian lanjut melahap makanannya.Poppy mengerucutkan bibir. Tidak suka diabaikan oleh orang lain. Sambil memainkan rambut gelombangnya dengan ujung telunjuk, ia menambahkan lagi."Aku harap kau patuh dan menemui ayahku. Itu bukan saran saja, melainkan kewajiban," ungkapnya mencebik.Lucas malas menanggapi. Ia pura-pura tak mendengar wanita itu berceloteh. Begitu juga Albert yang tak mau peduli. Baginya Poppy bukan orang yang asyik untuk diajak bicara. Sangat berbeda jauh dengan Chiara yang ia kenal. Albert terkesiap, Chiara belum muncul juga sampai sekarang. Dimana orang itu? Albert mengernyit samar.Chiara lebih memilih mendekam di dalam kamar meskipun perutnya sedang lapar. Tadi pagi ia mendengar ada suara tamu. Menyaksikannya dari balkon atas dan mendesah malas ketika tahu itu adalah Poppy lagi. Sepertinya mulai sekarang ia har
Baca selengkapnya
Bab 57. Jangan Dibawa ke Meja Makan!
Seluruh tulang di wajah Lucas langsung menegang. Kini tangannya ikut mencekal kerah kemeja Zyan dan menghentakkannya ke dinding di dekatnya."Jangan sentuh dia!" raung Lucas dengan wajah merah padam. Kedua matanya mendelik tajam membentuk sebuah ancaman.Zyan justru terbahak-bahak. Tiap menyaksikan Lucas marah dan tersiksa adalah momen yang paling menghibur baginya."Kenapa? Kenapa dia begitu berarti untukmu? Apa gadis itu adalah gadis yang sama dengan temanmu yang mati tujuh belas tahun lalu?" Zyan menyeringai, memamerkan barisan giginya yang rapi."Hentikan mulutmu itu! Jangan pernah membahas dia. Apalagi mendekati Chiara!""Wow." Zyan memasang wajah terkejutnya. "Kau jadi membuatku semakin tertantang untuk mendapatkannya, Adikku."Emosi Lucas pun semakin terpatik. Tangannya menarik kerah kemeja Zyan lebih serius, sehingga napasnya dapat secara mudah terdeteksi oleh kakaknya tersebut. Zyan jadi lebih sering tertawa."Sialan! Tutup mulutmu!" Amarah Lucas sudah mencapai puncaknya. Ia
Baca selengkapnya
Bab 58. Kedatangan Franklin
"Kau bercanda?!" Lucas mengalihkan tatapan kepada Chiara yang masih berdiri di dekatnya.Chiara mengangkat kedua bahunya. "Tidak, aku serius. Tinggal kau tanda tangani di bawah sana dan—""Dan apa?!" tohok Lucas langsung setengah geram. Matanya menatap nyalang seakan mengunci tiap gerakan Chiara.Menyaksikan keduanya membuat Albert penasaran dan sedikit mencondongkan tubuh demi mengintip apa yang diberikan Chiara kepada Lucas. Ia cukup terkejut juga begitu membaca kop judul paling atas.[Surat Perjanjian untuk Pemutusan Kontrak.]Chiara menarik napas satu kali, lalu mendesah kesal. Pasalnya Lucas tak segera to the point untuk menandatangani surat tersebut."Tolong, Lucas. Jangan mengulur waktu lagi. Aku tidak suka.""Aku lebih tidak suka lagi kalau kau bersikap gegabah dan seenaknya sendiri!" sembur Lucas tajam. Ia tak habis pikir kenapa wanita itu bersikeras untuk segera mengakhiri kontrak mereka. Padahal ia baru saja memulai permainan yang diajukan kedua orang tuanya.Chiara merengu
Baca selengkapnya
Bab 59. Albert Garrick
Sekilas ada raut wajah tegang di wajah Franklin. Setidaknya Lucas yakin itu.Sebelum dapat menilainya lebih lanjut, Franklin mengembangkan senyumnya lebar lalu menarik Lucas ke dalam pelukannya."Akhirnya kita ketemu juga ya, Lucas," ungkapnya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Lucas membalasnya dengan senyum meski pria bermata cokelat itu tak mengetahuinya."Iya. Senang bertemu dengan Anda," sahut Lucas.Mata Franklin sempat melirik Albert di tempatnya, kemudian mengurai peluk dari badan Lucas. Senyumnya kembali mekar sewaktu menatap Albert, lebih tepatnya meneliti pria itu."Oh iya, apakah dia asistenmu? Siapa namamu, Nak?" Franklin mengulurkan tangan untuk Albert. Albert pun menyambutnya dengan segan."Kau benar. Dia memang asisten pribadi saya," celetuk Lucas."Nama saya Albert, Tuan." Albert ikut menimpali.Kemudian ekspresi Franklin berubah menjadi rasa terkejut lain yang lebih membanggakan. Padahal menurutnya Albert tadi sangat mirip dengan orang itu. Ia pikir Albert mungkin saj
Baca selengkapnya
Bab 60. Masih Menganggu Chiaranya
Sontak Lucas langsung bangkit berdiri, lantas menuntun langkahnya pergi. Gerakannya yang kacau menimbulkan beberapa perhatian. Tak terkecuali Robert dan Franklin yang sedang berada di meja yang berbeda.Albert kebingungan. Meski begitu ia tetap berdiri dan mengikuti jejak Lucas. Pasti ada sesuatu yang lebih urgent terjadi, batinnya. Mereka berdua berlari keluar di tengah gempuran banyak pasang mata yang berspekulasi di pikiran masing-masing.Lucas menggiring kakinya cepat lalu masuk ke dalam jok penumpang depan. Albert mengekor dan melakukan hal yang sama di jok pengemudi. Sambil tangannya tangkas melajukan mobil, Albert menoleh sekilas dan hendak bertanya. Namun Lucas menyahutnya lebih dulu."Kita ke mansion dulu, Albert. Chiara pingsan," ungkapnya cemas. Albert terkesiap, kemudian mempercepat laju mobilnya.Mobil Lucas berderum kencang memecah barisan kendaraan di depannya. Albert mengemudikan dengan kencang sambil menyalip sejumlah kendaraan di hadapan mereka.Setiba di mansion, Lu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status