Lahat ng Kabanata ng Istri Kontrak Sang Miliarder : Kabanata 31 - Kabanata 40
125 Kabanata
Chapter 31 - Kontrak Baru
Megan dengan bantuan Riley, keduanya memasuki ruang rapat kantor pengacara lebih tepatnya kantor Allen. Sebelum tiba di rumah sakit, Allen menghubungi ponsel Riley dan meminta keduanya untuk ke kantornya lebih dulu untuk membicarakan kontrak yang harus di tanda tangani."Apa yang terjadi dengan leher mu?" Seru Baron langsung begitu melihat syal tebal yang dikenakan Megan untuk menutupi lehernya."Apa kalian baru selesai bercinta?"Semua orang yang ada di ruang rapat kantor mendelik kaget dengan sikap Baron yang terlalu lugas. Zian menarik Baron untuk kembali duduk. "Bersikaplah baik untuk hari ini," desisnya memaksa pria imut itu untuk menjaga sikap.Baron tak menanggapi, ia hanya melempar pantatnya ke kursi lalu melengos kesal karena Megan melotot—memintanya untuk diam.Setelah membantu istri ya duduk, Riley beralih pada Allen. "Kenapa kamu membawa mereka ke sini?"Allen mengendikkan bahu. "Well, dia memaksa ikut begitu tahu kamu dan Megan akan menemui ku," ujarnya pasrah."Kamu memb
Magbasa pa
Chapter 32 - Syarat
"Aku ingin menambahkan satu syarat dalam kontrak ini," tukas Megan tiba-tiba."Apa lagi, Meg?" Sergah Riley sambil mengepalkan tangannya.Hampir semua orang yang ada di dalam ruangan terhenyak bingung, terutama Allen dan Riley. "Megan, sebelumnya kita sudah mencapai kata sepakat," ujar Allen untuk mengendalikan situasi keruh yang tengah terjadi. "Kenapa kamu mau menambahkan syarat lagi?"Megan mengangguk sempurna. "Aku tahu tapi, syarat terakhir ini sangat penting bagi ku." Urai Megan tegas."Apa? Katakan." Emosi Riley mulai mencapai ambang batas. Dia tidak ingin pengorbanannya untuk tetap mengikat istrinya dalam mahligai pernikahan menjadi sia-sia. Apapun permintaan Megan, untuk kali ini saja Riley akan bersabar dan menyetujuinya hingga pada waktunya, Riley akan membuat Megan tidak bisa beranjak dari sisinya selangkah pun."Aku tidak ingin kontrak ini mempengaruhi jalinan kerja antara perusahaan mu dengan agensi kami," ujar Megan hati-hati.Riley mendengus pelan. "Hanya itu?" buruny
Magbasa pa
Chapter 33 - Serangan Pagi
"Megan, bangun, Sayang."Megan melenguh pelan, mengeliatkan tubuhnya di atas ranjang. "Berhenti melakukan itu, kamu bisa membuatku menerkam mu sekarang juga."Mendengar suara bernada gelap dan dalam membuat Megan seketika membuka matanya, mengerjab beberapa saat sebelum bisa mengenali dengan baik pemilik suara yang tengah menatap tubuhnya penuh minat."Jaga mata nakal mu itu atau aku akan menusuknya dengan sumpit," hardik Megan. Ia turun dari ranjang, memamerkan tubuh sintalnya yang hanya tertutup dress satin tipis."Holy shit, you're sexy as fuck," puji Riley kagum. Ia meraih lengan Megan untuk duduk diatas pangkuannya. Setelah saling bersitatap beberapa saat, Megan mengerakkan jarinya menuju leher Riley, bermain dengan simpul dasi yang melengkapi setelan jas suaminya. "Kamu mau berangkat ke kantor? tanyanya.Riley mengangguk. "Ya, ada pertemuan dengan kolega dari Singapura.""Apa kamu akan pulang terlambat?"Ibu jari Riley mengusap pelan bibir Megan. "Kenapa? Kamu merindukanku?""
Magbasa pa
Chapter 34 - Petir Di Siang Hari
Nesa menggiring kursi roda Megan memasuki ruangan luas bernuansa serba putih dengan salah satu dinding di lapisi kaca yang memantulkan setiap gerakan orang-orang yang melewatinya."Hari ini, kita mau ngadain audisi untuk pemeran pengganti," jelas Nesa."Peran pengganti? Harusnya semua pemeran sudah lengkap 'kan?" tanya Megan heran.Nesa mengangguk, tak lama dia berdecak kasar. "Derek memboyong mereka semua untuk bermain di projek terbarunya," keluhnya kesal.Megan terkekeh melihat wajah kesal Nesa. Dari awal wanita muda itu sudah menunjukkan tanda ketidaksukaannya pada Derek—sang sutradara."Ya sudahlah. Kita memakai Derek karena Zian terlalu sibuk dengan projek sebelumnya dan sekarang semuanya membaik dan aku lebih tenang bila Zian yang memimpin langsung syuting film ini," hibur Megan—membesarkan hati penulis muda itu."Iya juga sih." Nesa manggut-manggut membenarkan. "Oh ya, Meg. Kapan kita mulai proses re-create naskah? Aktris utama sudah tak sabar menunggu naskah mereka di kirim."
Magbasa pa
Chapter 35 - Berita Yang Samar
"Rey, bangun. Katanya kamu ada rapat pagi?" Megan menguncang tubuh Riley pelan, membangunkan. Megan telah selesai berkemas sejak lima belas menit yang lalu. Dia sengaja tidak membangunkan Riley lebih awal karena pria itu terlihat sangat kelelahan. Jadi Megan memberinya waktu tidur lebih lama."Hmm, Sayang, kamu udah bangun?" Riley mengucek matanya, tak lama dia bangkit dari ranjang—membuat tubuh atasnya yang berbalut otot terekspos dengan jelas.Megan segera mengalihkan pandangannya, berusaha untuk tidak melihat pemandangan menggoda di pagi hari.Riley terkekeh geli. Menghampiri Megan yang duduk di balik meja hias dan memeluk tekuk nua dari arah belakang."Hmm, kenapa kamu harus berpaling? Walaupun kita belum melangkah terlalu jauh tapi, kamu sudah melihat semuanya," desah Riley tepat di telinga istrinya. ia mengecup pipi kiri lalu berpindah ke kanan. "Selamat pagi.""Pa—pagi," balas Megan terbata.Riley terkekeh puas. Menggoda Megan menjadi hobi baru baginya. Dia sangat menyukai rona
Magbasa pa
Chapter 36 - Mencari Yang Telah Lama Hilang
"Apa kamu yakin?"Daniel menyusuri setiap kata yang tertulis dalam laporan yang diberikan detektif swasta yang sengaja disewanya untuk mencari keberadaan bayi dalam foto.Rasa penasaran mengusik Daniel untuk mencari tahu kabar sepupunya. Namun kenyataan pahit harus Daniel terima karena bayi yang digendong Mama dalam foto bukanlah sepupu melainkan kakak perempuan atau lebit tepatnya kakak tiri."Ya. Informasi dari panti asuhan, wanita di dalam foto meninggalkan anaknya disana dengan alasan akan menikah dengan laki-laki lain dan suami barunya tidak menginginkan anak ini."Mata Daniel menatap nanar wajah wanita di dalam foto. Dia seolah tak lagi mengenal sosok Mama, ingatannya mengabur bersama kenyataan bahwa wanita yang selama ini dia kagumi karena sikapnya bak seorang malaikat, ternyata tega mengabaikan bahkan membuang anaknya.***"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Zian.Dia meletakkan puluhan lembar kertas biodata aktor yang melamar untuk peran pendukung di hadapan Megan dan juri lainnya
Magbasa pa
Chapter 37 - Wajah Baru
"Baron."Baron mendengus malas begitu melihat dua pria bersetelan jas menghampirinya."Hai." sapa Allen. Ia meringis begitu pria imut itu membuang muka—mengabaikannya."Di mana Megan?" tanya Riley."Apa aku terlihat seperti babysitter?" Sergah Baron ketus."Hei, tak bisakah kamu sedikit ramah," hardik Allen. Ia mulai kehabisan sabar untuk menghadapi emosi Baron.Riley menepuk pundak Allen—menenangkannya. "Aku menganggap mu sebagai adik dari istriku," ucap Riley tenang. Tidak ada gunanya berdebat dengan Baron yang menunjukkan sikap sangat jelas menolak kehadirannya dalam hidup Megan. Riley berusaha memahami itu, sifat Megan dan Baron hampir sama, keduanya cenderung keras dan sulit untuk di dekati secara langsung. Mereka harus benar-benar merasa nyaman, baru bersedia membuka diri menerima keberadaan orang-orang baru di sekitar mereka. Baron terhenyak oleh pengakuan Riley. "Dia di rooftop, istirahat," sahutnya mengalah."Baiklah. Terima kasih." Riley melirik sekilas pria asing yang te
Magbasa pa
Chapter 38 - Menemukanmu
"Romeo, sampai kapanpun cinta ini akan selalu milikmu. Meski jarak dan waktu memisahkan kita.""Juliette, izinkan aku mencintaimu sampai maut memisahkan—""Cut."Suara teriakan Zian menghentikan gerakan sepasang manusia di tengah ruangan. Pria dan wanita itu saling melepas pelukan dan kembali bersikap canggung."Ini yang kamu bilang bagus?" sindir Megan yang duduk diantara Nesa dan Zian. Wajahnya menekuk suram.Zian tersenyum lebar—penuh kemenangan.Nesa menunduk—memainkan ujung pointer di tangannya. "Kemarin bagus kok," cicitnya berusaha membela diri."Itu karena kalian terlalu terpukau sama penampilan. Sekarang, lihat! Kita sudah mengulang adegan yang sama sebanyak sepuluh kali," omel Zian. "Kalau sekali lagi harus diulang aku akan membuang scene tidak penting ini.""Tidak penting?!"Zian langsung diam—mengalihkan pandangannya ke arah lain sebelum Megan beralih untuk mengamuk padanya.Nesa semakin menunduk—menyadari kesalahannya."Hei, anak baru."Suara panggilan bernada ketus membua
Magbasa pa
Chapter 39 - Rencana Megan
"Rey, hari ini aku boleh ikut ke kantor ya?"Megan memasang wajah polos, menggoyang pupil—menampilkan tatapan penuh harap. Ia memainkan kancing depan kemeja yang dikenakan Riley.Riley yang tengah memasang dasi memalingkan pandangannya—menahan hasrat untuk tidak menerkam istrinya yang tiba-tiba saja bertingkah imut pagi hari ini."Rey," rengek Megan. "Boleh ya?""Tentu saja boleh. Milikku adalah milikmu, kamu bisa datang kapan saja kamu mau, Sayang," sahut Riley. Ia menarik tubuh Megan lebih dekat sembari mengecup keningnya."Tapi pasti ada alasannya 'kan?""Alasan?" Megan membulatkan matanya—seolah tidak mengerti apa yang dibicarakan Riley."Yah, nggak mungkin kamu tiba-tiba ke kantor tanpa alasan.""Hmm," Megan merenggut manja. "Kenapa? Nggak boleh?""Jangan-jangan kamu menyembunyikan sekretaris cantik di ruangan mu," selidiknya curiga.Riley mengeram dalam. "Aku tidak butuh wanita manapun lagi setelah memilikimu, Meg," desisnya sebelum menanamkan bibirnya di balik ceruk putih, mengh
Magbasa pa
Chapter 40 - Cemburu
"Siapa itu?" tanya Megan. Matanya menangkap sosok Riley bersama seorang wanita. Dari kejauhan keduanya tampak saling mengenal satu sama lain, terlibat pembicaraan yang serius hingga sang wanita menangis dan menerjang—memeluk tubuh pria dihadapannya.Allen dan Baron mengikuti arah pandangan Megan. Dalam hati Allen mengutuk kebodohannya karena tidak memprediksi kemungkinan Megan bisa melihat Riley bersama Celine yang berjarak tidak jauh dari lobi gedung."Wanita itu menangis?" Imbuh Baron—menambah aura kelam di sekitar Megan.Raut wajah Megan tetap tenang, tak ada gurat-gurat tanda emosi ataupun cemburu disana. Namun, bila seseorang mengamati dengan jeli, aura disekitar Megan terasa gelap dan dingin. Tangannya terkepal erat, mengengam kain lap hingga tak berbentuk. "Hmm, dia—""Lebih baik kamu menjawab dengan jujur bila masih ingin keluar dari tempat ini dengan aman," kecam Baron mengirimkan ancaman.Allen meneguk ludah, menghela napas panjang. "Celine, wanita itu mantan tunangan Rile
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status