All Chapters of Bersama Tanpa Terpaksa: Chapter 51 - Chapter 60
92 Chapters
Bab 51
Eleanora menghela napas. Ia tahu sejak awal siapa kakak ipar Devan itu. Orang tua mereka sama-sama punya kekuasaan, tetapi mereka berada di menara yang berbeda. Berbeda dengan ayah Eleanora yang seorang mafia, pebisnis dunia gelap, yang semua kekayaannya diperoleh dari cara yang tidak halal, juga merupakan seorang pengikut iblis yang tidak segan menghabisi siapapun yang menghalangi rencananya. Sedangkan orang tua Azalea adalah pengusaha sukses yang namanya sangat bersih dari cara-cara kotor. Terkenal sebagai pengusaha paling jujur se-Asia Tenggara yang memperoleh keuntungan dengan cara paling bersih.  Bisa dikatakan, Eleanora dan Azalea sama-sama putri. Namun kedua sangat berbanding terbalik. Azalea sangat putih bersih dan harum, sedang Eleanora penuh dengan lumpur hitam yang berbau.  Eleanora masuk ke dalam rumah, dan Devan sudah terduduk tetapi masih diam dengan tatapan kosong. Eleanora sedih melihat Devan ya
Read more
Bab 52
"Tolong, tolong!"Eleanora berteriak sekencang-kencangnya, sampai ia lebih tapi tidak suaranya tidak juga keluar. Mulutnya masih terus berteriak meminta tolong, sedang kakinya terus berlari. Berbagai macam binatang buas dengan ukuran tak normal kini tengah mengejarnya.Setetes air matanya keluar, membuat Eleanora berhasil terbangun. Eleanora terduduk dengan napas terengah-engah. Jantungnya berdegup kencang, dan tenggorokannya terasa kering.Eleanora mengusap air matanya yang sampai keluar dalam dunia nyata, lalu turun dari tempat tidur. Ia mengintip keluar lewat tirai jendela, matahari tampaknya sudah berada di ketinggian 90 derajat. Sudah lama Eleanora tidak bangun siang yang berujung mimpi buruk.Banyak orang bilang kalau mimpi buruk di siang hari takkan menjadi nyata. Namun, Eleanora tidak pernah sepenuhnya percaya. Terakhir kali ia mimpi buruk saat bangun siang adalah setelah kematian neneknya. Semalaman ia menangis sampai baru terbangun di jam yang s
Read more
Bab 53
Keenan berlari menyusul Eleanora yang sudah di garasi, berniat mengeluarkan mobilnya sendiri."Saya yang bawa!" cegah Keenan pada Eleanora yang hendak masuk mobil di kursi pengemudi."Kamu lambat," tolak Eleanora dan langsung masuk.Keenan menarik sudut bibirnya yang berkedut, lalu ikut masuk ke dalam mobil. Kemampuan mengemudi Keenan sangat baik, tapi untuk masalah kecepatan, Keenan ibaratnya kura-kura sedang Eleanora adalah kelinci. Eleanora tidak takut mati, sedang Keenan masih teguh pada mimpinya yang ingin hidup tenang tanpa rasa was-was setiap waktu.Mobil Eleanora melaju melawati gedung-gedung tinggi. Keenan menikmati pemandangan itu selagi Eleanora belum menambah kecepatannya. Meski bertahun-tahun ikut Eleanora tinggal di sana, Keenan belum pernah menginjakan kaki di gedung-gedung tinggi di sekitar saja. Jangankan menginjakan kaki, untuk lihat seperti ini saja sangat jarang. Eleanora terisolasi di dalam bangunan yang mereka sebut rumah itu—rumah tanpa kehangatan—sehingga otoma
Read more
Bab 54
Eleanora melompat, meminjakkan kakinya pada orang yang ada di samping kirinya lalu kakinya maju menendang wajah lelaki di depannya. Saat Eleanora mendarat ia terkena pukulan pada pelipisnya dengan keras.Sadar Eleanora terpukul olehnya hingga pelipisnya pecah, orang yang tidak sengaja memukul Eleanora itu mundur dua langkah dengan panik. Anak pemimpinnya yang selama ini mereka jaga akhirnya terluka di tangannya sendiri.Hal itu malah dimanfaatkan oleh Eleanora dan membuat lelaki itu terkapar mengikuti teman-temannya.Eleanora berlari menuju suatu ruangan, ia masuk setelah men-screening telapak tangan, wajah dan mata kirinya yang sedikit kebiruan.Ia masuk dengan tergesa, kepalanya pening hingga mengeluarkan darah segar tidak ia pedulikan. Fokusnya malah tertuju pada Devan yang meringkuk lemah penuh lebab di lantai."Sayaaaang!!!" teriaknya histeris. Matanya menatap tajam dan penuh amarah pada Diego Lim yang berdiri santai di dekat Devan yang tengah sekarat.Tampaknya Diego Lim baru sa
Read more
Bab 55
Mengapa langit tanpa bintang itu selalu tampak sedih, suram dan murung? Apa istimewanya bintang untuk langit malam?Devan tidak tahu, ia tidak punya jawaban untuk itu. Sama seperti dirinya yang merasa sedih. Ia merasa saat ini dirinya seperti langit malam tanpa bintang, tapi tidak tahu bintang apa dan siapa, juga keistimewaannya.Satu jam sudah Devan memandangi langit malam lewat jendela kaca. Sepanjang melihat lanit malam hanya ada cahaya dari lampu pesawat yang lewat. Setelahnya kegegelapan dan kelamnya kembali mencuat.Tiba-tiba pikiran Devan teringat pada suatu suara yang pernah di dengarnya. Samar-samar seperti suara seorang wanita yang terdengar lemah."Aku pergi yaa, maaf sudah buat kamu seperti ini," ucap suara itu.Devan tidak ingat kapan pastinya. Dan entah mungkin ia mimpi atau tidak. Pasalnya saat itu ia sedang berusaha menahan diri untuk tertidur. Namun, efek obat yang diminumnya membuatnya tak bisa membuka mata. Padahal Devan ingin sekali melihat sosok yang bersuara itu,
Read more
Bab 56
Selama di rumah sakit, rutinitas Devan hanya tidur, makan, duduk di dekat jendela. Ia merasa jenuh, ingin pulang, tapi kedua kakaknya belum memperbolehkan. Padahal Devan sudah merasa lebih baik.Sekarang Devan hanya termenung di dekat jendela melihat orang-orang beraktivitas di luar. Ketika mendengar suara pintu terbuka, ia menoleh dengan semangat. Namun ia kembali menatap ke arah luar dengan kecewa. Yang masuk adalah kakak pertamanya berserta Azalea yang kesulitan berjalan karena perut besarnya."Kenapa mukamu begitu?" tanya Mas Laki heran pada Devan. Ia meletakkan kotak makanan dalam plastik di atas meja.Devan hanya menggeleng sebagai jawaban. Lalu Laki beralih pada Mada yang sibuk dengan laptopnya. "Gabriella ke mana?"Tak lama pertanyaan Laki terjawab dengan kemunculan Gabriella dari dalam kamar mandi. Wajah kakak ipar kedua Devan itu tampak pucat."Diare lagi?"Gabriella mengangguk lemah, ia duduk bersandar di sofa dengan beberapa bulir keringat di dahi."Pulang aja sih, Mbak, k
Read more
Bab 57
Sekarang Devan tahu, mengapa langit malam tanpa bintang terlihat sedih. Itu karena malam merasa kesepian. Karena bintang dan langit malam adalah suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.Langit malam tanpa bintang bukan berarti bintang itu pergi. Meski tak terlihat, bintang itu akan selalu berada di sekitar langit. Bintang tidak pernah meninggalkan langit sedetik pun.Dan Devan yakin, walau lima tahun kepergian Eleanora, wanita tercintanya itu tetap selalu ada di dekatnya. Mengawasinya dan menjaganya.Devan akhirnya mengingat semua tentang Eleanora juga penyebab ia bisa geger otak dan lupa ingatan.  Ia ingat bagaimana Eleanora bersedih atas luka yang ia dapat. Ia ingat bagaimana jerit pilu Eleanora ketika meminta maaf padanya yang tengah terbaring koma. Entah keajaiban dari mana Devan bisa mengingat ucapan-ucapan Eleanora sebelum istrinya itu pergi.Devan juga ingat bagaimana Diego Lim dengan frustrasinya datang terus menerus untuk meminta maaf, tam
Read more
Bab 58
"Eleanora! Kita belum cerai ya! Bagaimana bisa kamu punya dua suami?"Eleanora terkejut bukan main mendengar bentakan Devan yang terasa tiba-tiba itu. Ia tidak menyangka akan bertemu Devan dalam keadaan yang seperti ini.Sebenarnya Eleanora hampir saja melompat ke pelukan Devan saat Devan memanggilnya pertama kali. Namun, bentakan memalukan itu membuat nyali Eleanora ciut saat itu juga. Belum lagi malu yang ia rasakan karena dituduh poliandri.Ada rasa kesal, tapi gemas dengan Devan. Akhirnya Eleanora langsung melarikan diri. Sudah cukup rasanya untuk bahan gosip ibu-ibu di sana."Kenapa kamu lagi?" tanya Keenan ketika mobil mereka sudah melaju. Keenan melirik spion di mana Devan masih terlihat.Eleanora menahan Seloka agar tidak meloncat-loncat ke arah bapaknya. "Belum siap.""Mama, itu Papa, kan?"Eleanora menoleh ke kursi belakang, di mana posisi anaknya berada."Iya, Sayang, itu Papa. Tapi Vanela jangan langsung iyain ya ka
Read more
Bab 59
Hari Vanela dan Eleanora sudah janjian. Bahwasannya Eleanora akan pura-pura lupa menjemput Vanela karena sakit. Kebetulan hari ini Eleanora datang bulan sehingga bisa dia katakan kalau sakit perut karena menstruasi.Pulang sekolah, Vanela mulai akting, ia pura-pura sedih setelah tengok sana-sini Mamanya tidak terlihat. Ia sengaja berdiri di dekat tempok pagar rumah kontrakan Devan. Ia sengaja mengincar diajak Devan, karena tiap hari Devan selalu mengawasinya."Eh anak orang!" panggil Devan terdengar menjengkelkan.Namun, di telinga Vanela terdengar manis. Mungkin karena anak itu merindukan kasih sayang ayahnya. Walaupun senang, Vanela pura-pura tidak dengar. Akhirnya Devan datang ke hadapannya bukan hanya sekadar lewat tembok pembatas."Orang tuamu mana?""Nggak tahu."Setengah jam Devan menemani Vanela menunggu, jemputan Vanela tidak kunjung datang.Karena kasian melihat Vanela tampak lesuh dan lapar, akhir Devan berinisiatif untuk m
Read more
Bab 60
Mungkin ini yang dikatakan bunga mekar tidak pada tempatnya.Devan baru saja merasakan perasaan senang setelah sekian lama jenuh dan hampa. Ia pikir akan bisa menghabiskan malam panas dengan Eleanora setelah sekian lama, tetapi sekarang Devan sudah tampak seperti bapak-bapak pada umumnya yang kesulitan berhubungan mesra dengan sang istri di tempat tidur karena anak yang merengek, anak yang bangun, anak yang mau tidur dengan orang tuanya.Devan sudah sangat senang hari ini setelah Eleanora mengizinkannya masuk ke dalam rumah baru Eleanora. Lalu menahan Devan agar tidak pulang ke kontrakannya.Devan senang, karena akhirnya ia bisa panas-panasan lagi dengan Eleanora. Namun, harapannya tidak tahu tempat dan kondisi.Devan dan Vanela belum lama bertemu, menghabiskan waktu bersama baru hari ini. Wajar jika saat ini Vanela ingin menempel pada kedua orang tuanya.Cecapan suara adu mulut Devan dan Eleanora terdengar nyaring mengisi setiap sudut ruangan. Mer
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status