All Chapters of Cahaya Cinta di Langit Pesantren (Cinta dalam Balutan Doa 2): Chapter 41 - Chapter 50
88 Chapters
41. Memilih Menghindar
Karena aku sadar. Untuk orang sepertiku hanya bisa memendam perasaan. Lebih baik diam dengan rasa sayang daripada tersakiti oleh harapan.(Athar Farhad – Pesona Kang Ndalem)***Afni beranjak pergi menuju kamar sang bunda. Afnan memintanya meminta maaf dan mengubah sudut pandangnya.Uhuk, uhuk, uhuk.Athar membuka mata, ia segera duduk di sofa tempatnya berbaring. Rasanya canggung, sadar dari pingsan dan berada di depan sang kiai.“Afwan, Buya, Abi. Saya sudah merepotkan jenengan serta keluarga ndalem lainnya,” ucapnya canggung dengan wajah tertunduk malu. Ia segera memakai kemejanya dengan canggung, mencoba melawan rasa sakit dan perih.Afnan dan Kiai Laqief tersenyum. “Sama sekali tidak repot, kok, Kang.” Keduanya terlihat tersenyum tulus.“Jazakallahu khairon, Abi, Buya.” Athar yang sudah selesai mengancing bajunya membungkuk sedikit.“Waiyyaka, Kang. Lain kali hati-hati. Menolong orang boleh, tapi jangan sampai membahayakan diri sendiri. Kalau lukanya parah langsung minta pertolon
Read more
42. Cemburu
Cemburu itu terlahir dari cinta. Namun, tidak akan mati bersamanya. Cemburu yang berlebihan akan membawa kehancuran suatu hubungan. Cemburu boleh, asal dalam tahap kewajaran.(Afni Azkiyah Syauqi – Pesona Kang Ndalem)***Athar membawa sup jamur pemberian Arni ke kamar. Ia memilih makan di kamar. Ia sudah bertekad untuk menghindari Afni. Ia tidak mau dipusingkan dengan masalah hati. Ingin fokus mengabdi di pesantren dan keluarga ndalem. Ia tidak mau hatinya semakin sakit, bila harus jatuh cinta.“Aku harus fokus dengan tujuan awalku ke sini. Menuntut ilmu dan mengabdi di pesantren ini. Tidak boleh terbelenggu pada cinta. Apalagi mengharapkan sesuatu yang tidak akan mungkin aku capai. Bagaimana aku bisa mencintai gadis yang tidak mengharapkanku. Dan memandang rendah pengabdianku sebagai kang ndalem,” ucapnya lirih. Saat ini ia berada di kamar sendiri. Penghuni kamar yang lain sudah berangkat ke kampus semua karena mayoritas yang tinggal sekamar dengannya adalah mahasiswa.Saat sedang s
Read more
43. Mengunjungi Fathiyah dan Arza
Jika cinta itu Ilmu Al-Quran, maka keabadian cinta tidak akan lekang oleh waktu dan tidak akan berubah sedikit pun oleh perubahan zaman. Sana halnya jh keontektikan dan keabadian isi Al-Quran.(Kang Athar – Ning Afni)***Firda sudah bersama kliennya di meja lain. Sedangkan Afni dan Athar tetap berada di meja yang sama. Namun, Athar tetap mengacuhkannya. Pemuda tampan itu lebih memilih fokus meneliti laporan keuangan menggunakan laptop. Tadi Azril menyuruhnya untuk mengecek kembali beberapa laporan..“Kang Athar kuliah?” tanya Afni membuka obrolan. Athar menoleh sebentar lalu mengangguk.“Kuliah di mana, Kang?” tanyanya lagi.“Hanya kampus biasa, Ning. Yang penting bisa melanjutkan pendidikan," jawabnya datar. Ia tetap fokus pada data yang ada di depannya. Afni tahu Azril tidak akan mudah memberi kepercayaan seseorang kalau orang tersebut tidak punya pengalaman dan pintar.“Kang Athar terlalu merendah,” ucapnya lirih yang masih bisa didengar Athar.Athar hanya diam tidak menanggapi. I
Read more
44. Curhat pada Fathiyah
Jatuh hati mengajarkan aku bagaimana memberanikan diri. Juga bagaimana menjadi sabar saat kau tinggalkan, suatu saat nanti.(Afni – Athar ~ Pesona Kang Ndalem)***Azril mengajak Athar ke taman belakang rumah Arza dan Fathiyah. Di sana ada berbagai macam bunga, sesuai kesukaan Fathiyah. Bunga-bunga itu berwarna-warni bermekaran, sungguh indah dipandang mata. Pemuda tampan itu tersenyum senang. Ia merindukan suasana seperti ini. Ya suasana di taman belakang rumah anak pertama sang kiai tidak beda jauh dengan rumahnya. Sang mama pecinta bunga seperti Fathiyah.Melihat semua itu, Athar semakin merindukan rumahnya. Kebun bunga sang mama yang bersebelahan dengan kebun sayur sang kakek. Sang mama memang sangat menyukai bunga, sehingga menanam bunga-bunga di pekarangan belakang rumah. Bahkan ia yang selalu merawat bunga-bunga itu ketika sang mama berada di luar negeri untuk fashion show atau perjalanan bisnis lainnya.“Kang, kok melamun?” tanya Azril sambil menepuk bahu sang sahabat. Athar y
Read more
45. Meluruskan Kesalahpahaman
Seseorang yang tidak pernah mengenal kesalahannya, tidak akan pernah mengenal kebaikan dirinya. Karena sebaik-baik orang adalah orang yang mau meminta maaf lebih dulu meskipun tahu dirinya tidak salah.(Athar Farhad – Afni Azkiyah Syauqi ~ Pesona Kang Ndalem)***Fathiyah kembali duduk bersama Arza dan Afni. Sebelumnya ia menjelaskan pada Arza mengenai Afni dan Kang Athar. Arza pun bersedia mengawasi dari jauh. Tidak lama Azril ikut mendekat, bergabung dengan mereka.Fathiyah kembali menjelaskan pada Azril. Pemuda itu melihat heran ke arah sang adik. Ia tersenyum sambil geleng kepala. Afni tertunduk malu-malu.“Beneran pilih Kang Athar, enggak Gus Arsya,” bisiknya menggoda sang adik sebelum gadis itu meninggalkan tempat.Afni melihat ke arah sang abang. “Belum tahu, Bang. Aku belum nentuin pilihan. Saat ini aku hanya ingin meluruskan kesalahpahaman dulu. Biar Kang Athar tidak memandangku sebagai seorang Ning yang sombong dan membeda-bedakan strata,” ucapnya menjelaskan pada sang abang
Read more
46. Jatuh
Jika cinta itu ilmu hadis, maka kualitas dan kekuatan cinta kita adalah hadis Shohih yang sudah teruji dan terverifikasi oleh berbagai tempaan dan ujian. Hingga menguatkan dan berada di titik pendewasaan.(Athar Farhad – Afni Azkiyah Syauqi)***Azril dan Afni bersiap untuk pulang. Usai bersiap-siap, Azril memanggil Athar yang masih duduk di gazebo dengan memandangnya taman bunga milik Fathiyah. Jujur, Athar merasa canggung setelah Afni mengajaknya mengobrol tadi. Ada rasa sungkan pada Arza, Fathiyah, juga Azril.“Dek, bilang ke Bunda dan Abi kalau hari Minggu besok, Insyaallah aku akan ke sana,” ucap Arza pada Azril dan Afni sebelum mereka masuk ke dalam mobil.“Iya, Bang. Nanti kami sampaikan, kami pulang dulu. Assalamualaikum,” pamit Azril menjabat tangan sang kakak, lalu memeluknya sekilas.“Wa’alaikumussalam," jawab Arza dan Fathiyah.“Aku tunggu kedatangan kalian ke pesantren,” ucap Afni pada Fathiyah. Ia memeluk sang kakak ipar dulu sebelum masuk mobil.Athar tersenyum melihat
Read more
47. Memikirkan Keadaannya
cintaku. Jika air mata menetes setelah mengingatnya, berarti dirinya masih segalanya.(Athar Farhad - Pesona Kang Ndalem)***Afni menangis semakin keras. Tubuh mungilnya tertimpa tubuh atletis Athar yang gemar berolahraga. Athar bingung harus berbuat apa. Cukup tadi dirinya melakukan kesalahan dengan menyentuh Afni, bahkan bukan saja menyentuh, tetapi menindih tubuh itu.“Sakit! Punggungku sakit,” ucapnya sesenggukan sambil menahan rasa sakit. “Sebentar, Ning. Saya cari bantuan dulu,” ucap Athar panik. Pemuda berlesung pipi sebelah kiri itu mondar-mandir bingung harus bagaimana.“To-tolong ba-bantu aku du-duduk!” pintanya lirih sambil sesenggukan. Namun, Athar masih bisa mendengar. Pemuda itu memandang lekat ke arah Afni. Ada keraguan menyelimuti hatinya. Membantu Afni duduk, itu artinya mereka akan kembali bersentuhan. Athar bingung harus membantu atau bagaimana. Sungguh, kepintarannya seolah tidak berfungsi di hadapkan masalah ini, apalagi di depan gadis yang sudah mencuri sebagi
Read more
48. Ungkapan Perasaan Afni
Cinta itu laksana angin. Kita tidak bisa menyentuhnya, tetapi bisa merasakan keberadaannya dalam hati. Tidak bisa menentukan arah datangnya, begitu saja bersemayam di hati.(Afni Azkiyah Syauqi – Pesona Kang Ndalem)***Athar harap-harap cemas ingin segera mengetahui keadaan Afni. Ia melihat Azril datang sendirian tanpa Afnan, Arni, dan Afni. Hatinya semakin tidak tenang. Kalau Afni masih di rumah sakit itu artinya keadaan gadis itu tidak baik. Athar beranikan diri bertanya pada Azril yang saat ini mengambil minum di dapur keluarga ndalem.“Assalamualaikum, Gus,” ucapnya lirih menyaoa Azril yang baru mengambil air di dapur.Azril hanya melirik sekilas. “Wa’alaikumussalam,” jawabnya lirih sambil meletakkan gelas ke meja. Ia langsung berdiri dari kursi yang ia duduki tanpa mengatakan sesuatu pada Athar.“Tu-tunggu, Gus,” cegah Athar saat Azril akan beranjak pergi.“Ngelunjak, ya, Kamu. Aku sudah memberimu hati dengan menjadikanmu sahabat, sekarang kamu minta apa lagi dariku? Aku tidak a
Read more
49. Bertemu Gus Arsya
Jika memang memendam rasa begitu sulit dan menyakitkan. Mengapa hati ini enggan menyerah dalam sebuah penantian untuk mencari sebuah kepastian?(Athar – Afni ~ Pesona Kang Ndalem)***Tiga hari sudah Afni di rawat di rumah sakit untuk pemulihan pasca cedera. Hati gadis itu sedikit lega setelah mengungkapkan perasaannya pada sang bunda. Terlepas dari jawaban Arni yang memintanya kembali memikirkan matang-matang dan tidak gegabah. Bukan karena Arni tidak setuju, tetapi ia harus benar-benar memastikan apa yang dirasakan Afni bukanlah cinta sesaat atau bentuk kekaguman.Sudah dua hari Athar pulang ke rumah. Ia meminta izin pengurus untuk pulang karena ada sesuatu hal. Ia tidak bilang kalau kakeknya sakit. Kemarin, setelah tahu keadaannya Afni, ia mendapatkan telepon dari Pak Mahrus, salah satu sopir keluarga. Pak Mahrus mengabarkan kalau sang kakek jatuh di kebun. Darah tinggi dan vertigonya kumat.Hari ini Arza dan Fathiyah datang, selain ingin menemui sang bunda dan sang abi untuk memb
Read more
50. Penolakan Afni
Jika tidak ada duka dari sebuah penderitaan, manusia tidak akan tahu batasannya. Rasakan prosesnya, ambil hikmahnya(Afni Azkiyah Syauqi – Athar Farhad)***Setelah salat Asar, keluarga Azril diajak Kiai Bisri masuk ke dalam ndalemnya. Hantaran yang dibawa oleh pihak Azril segera di serahkan pada pihak Arsyi. Mereka mendapatkan jamuan dengan baik dari keluarga Kiai Bisri.Sejak tadi Arsya melihat ke arah Afni yang sejak tadi tidak mau jauh dari Fathiyah. Gadis itu terlihat risih. Padahal jujur, Arsya ingin sekali mengobrol berdua dengannya. Entah, melihat Afni yang semakin terlihat cantik dan dewasa, membuat Arsya semakin ingin mempersunting adik sahabatnya saat mo Dok dulu itu.Setelah cukup mengobrol, Kiai Laqief mempersilakan Afnan untuk mengutarakan niat Azril. Keluarga Arsy pun menunggu Afnan membuka suara.“Sebelumnya saya minta maaf, mungkin kedatangan kami sekeluarga sangat mendadak. Saya sebagai Abi dari Azril mewakili putra kami untuk meminta izin pada keluarga Kiai Rosyad,
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status