Semua Bab Cahaya Cinta di Langit Pesantren (Cinta dalam Balutan Doa 2): Bab 51 - Bab 60
88 Bab
51. Keterpaksaan
Terkadang hidup akan semakin tertantang, jika ada sesuatu yang terpaksa harus dilakukan.(Afni Azkiyah Syauqi – Pesona Kang Ndalem)***Kiai Laqief sekeluarga tercengang dengan apa yang diucapkan pemuda tampan itu. Tampan, tetapi sayangnya atitudenya tidak ada, padahal dia adalah putra kiai yang seharusnya menjunjung tinggi kesopanan. Bukan saja Keluarga Azril yang tercengang, Kiai Bisri dan Rosyad pun sangat malu dengan pernyataan sang putra yang memaksakan kehendaknya sesuka hati. Mereka langsung terdiam, ingin rasanya langsung menegur pemuda tidak sopan itu.“Kak Arsya tidak bisa menghalangi pernikahan ini. Karena saya sudah menerima khitbah dari Gus Azril. Yang menikah adalah saya, Kakak tidak berhak membatalkannya hanya karena Ning Afni menolak Kakak,” ucap Arsyi jengah pada sang kakak. Sudah cukup sejak tadi dirinya diam. Gadis cantik itu langsung memberi perlawanan. Namun, tetap tenang dan Idak meninggalkan kesopanan.Azril tersenyum bangga melihat keberanian Arsyi dalam mengem
Baca selengkapnya
52. Kembali Ke Pesantren
Jangan merusak apa yang kamu miliki dengan menginginkan apa yang tidak kamu miliki.(Afni Azkiah Syauqi – Athar Farhad)***Setelah membahas pernikahan Azril dan Arsyi yang ditetapkan dua bulan lagi, sedangkan pernikahan Afni dan Arsya akan dilangsungkan tiga bulan berikutnya, itu pun bila Arsya bisa memenuhi syarat yang diajukan Afni. Afnan dan keluarganya pamit pulang, setelah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak.Awalnya Arsya menginginkan pernikahannya disatukan dengan pernikahan Arsyi, tetapi keluarga Kiai Laqief menolak. Arsya pun tidak lagi mencari gara-gara dan memaksakan kehendaknya, apalagi ada syarat yang menurutnya cukup berat.Setelah mengutarakan niatnya, Afni hanya diam mendengarkan tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi. Bagaimana dengan hatinya? Hatinya dirundung pilu, rasanya sakit sekali. Apa yang ia putuskan hari ini adalah keputusan yang besar menyangkut masa depannya. Yang diinginkan Arsya adakah dirinya, dan dengan mengajukan syarat itu, ia berharap Ars
Baca selengkapnya
53. Sakitnya Memendam
Jika memang memendam rasa kepadamu begitu sulit dan menyakitkan, tetapi mengapa hatiku enggan menyerah hingga detik ini memperjuangkanmu di setiap doaku.(Athar Farhad Hizbullah – Pesona Kang Ndalem)***Sejak mengetahui kebenaran bahwa Ning Afni sudah dikhitbah Gus Arsya, semangat Athar pun mengikis. Semuanya terasa meredup laksana GERHANA yang menutupi matahari yang selalu memancarkan sinar. Terasa gelap hidupnya. Namun, ia berusaha tegar. Toh, Athar sadar, ia hanya punguk yang merindukan bulan.Pria tampan yang saat ini memakai kemeja hitam itu, berulang kali melakukan kesalahan saat Kang Adnan memerintah, ia kurang fokus dalam mengerjakan tugasnya hari ini. "Kalau Kang Athar masih capek, istirahat dulu. Jangan terlalu memaksa, Kang. Kang Athar kembali lagi ke sini saja, aku sudah senang," ucap Kang Adnan menatap sekilas wajah tampan itu."Tidak usah, Kang. Aku baik-baik saja. Aku akan fokus, kok. Mungkin hanya perlu minum air putih, hehehe," ucapnya, lalu terkekeh Afni diperintah
Baca selengkapnya
54. Kembali ke Mekkah
Allah memberi kita ujian melalui situasi yang sulit. Ikhlaslah melangkah di situasi tersebut, maka kamu akan melewatinya dengan sangat mudah. Belajarlah dari kehidupan. Tetap berusaha untuk masa depan. Berdoa kepada yang Maha menentukan, memohon yang terbaik untuk masa depan yang baik. Mencintai dalam diam itu sulit(Athar Farhad – Afni Azkiah ~ Pesona Kang Ndalem)***Azril masih merasa tidak enak hati pada Athar. Ia mengingat kata kasarnya yang seharusnya tidak ia ucapkan pada pemuda itu. Rasanya canggung, meskipun Athar berulang kali bilang sudah memaafkannya.“Kang, maaf harus menanyakan ini, apa Kang Athar sudah ada calon untuk diajak taaruf?” tanya Azril ragu. Ia memandang wajah tampan itu untuk memastikan. Bagaimana pun juga, tidak elok rasanya menjodohkan Athar dengan sang adik, kalau ternyata Athar sudah memiliki calon pendamping.“Alhamdulillah, belum, Gus,” jawabnya canggung. dengan tersenyum tipis.“Apa ada cewek yang spesial di hidupmu, Kang?” tanya Azril lagi. “Ada, Gus
Baca selengkapnya
55. Nasihat Afnan dan Arni
Hal yang paling indah adalah ketika dua orang saling merindu. Namun, tidak berkomunikasi, tetapi keduanya saling mendoakan di dalam sujudnya masing-masing di sepertiga malam.(Athar Farhad – Afni Azkiah Syauqi ~ Pesona Kang Ndalem)***Athar memutuskan kembali pulang ke pesantren setelah mengantar Afnan, Arni, dan Afni. Athar segara melajukan mobilnya setelah pesawat yang ditumpangi mereka bertiga lepas landas.Pecundang. Mungkin sebutan itu pantas disematkan untuknya. Karena tidak berani untuk mengungkapkan rasa di hatinya. Ia merasa tidak pantas, meskipun berusaha memantaskan diri. Akhirnya, ia terpaksa harus menyimpan perasaan itu sendiri. Ya, meskipun perih memiliki perasaan kepada orang dengan cara diam-diam.Athar hanya sanggup melihat Afni, gadis yang ia sayangi dan cintai itu bersama orang lain. Ia lebih memilih mencintai dalam diam dan mendoakan untuk kebahagiaan gadis itu kelak bersama siapa pun itu."Semoga kamu bahagia, dengan siapapun pasanganmu, Ning. Mungkin seperti ini
Baca selengkapnya
56. Kegagalan Gus Arsya
Kesalahan terbesar seseorang adalah tidak bisa melihat kenyataan dari sudut pandang orang lain.(Afni Azkiah Syauqi – Pesona Kang Ndalem)***Pesawat yang membawa rombongan jamaah Umrah mendarat dengan selamat di bandar udara internasional Sukolilo. Para jamaah sudah dijemput oleh keluarga masing-masing setelah upacara pelepasan yang dipimpin oleh Ustaz Arif.Dari jauh Afnan melihat Arza, Azril, dan Arsyi sudah menjemputnya. Fathiyah tidak bisa ikut, baru tiga puluh enam hari ia melahirkan, Arza tidak mengizinkannya bepergian jauh. Mengetahui sudah dijemput, Afnan segera menghampiri sang putra dan sang menantu.“Assalamualaikum, Abang!” sapa Afni sedikit berteriak pada kedua abangnya. Gadis cantik yang suka memakai abaya hitam itu bergelayut manja pada kedua pria tampan itu.“Cie, cie ... yang baru lulus dan menyabet salah satu Penghargaan mahasiswa terbaik,” goda Azril pada Afni yang tidak dihiraukan gadis itu. Afni yang melihat Arsyi di samping sang Abang pun memeluk erat sang ipa
Baca selengkapnya
57. Nasihat untuk Gus Arsya
Bila Allah menginginkan dua hati untuk bersatu, maka Allah akan menggerakkan keduanya, bukan hanya satu.(Athar Farhad – Afni Azkiah Syauqi)***Arsya masih berteriak-teriak memanggil nama Afni. Membuat para santri berhamburan keluar untuk melihat kekacauan yang terjadi. Pemuda tampan itu begitu kacau, tidak seperti saat datang tadi begitu tenang. Arsya tidak memedulikan ustaz penguji yang membimbing dan mengujinya tadi sampai geleng kepala melihat tingkahnya, bahkan ia melupakan kesopanan yang selama ini diajarkan oleh kedua orang tuanya. Mutia hanya bisa menangis melihat kelakuan sang putra, Arni mencoba menenangkan sang sahabat dengan mengelus lembut punggung itu. Ya, bagaimana pun juga Mutia bukan saja brsan bagi Arni, tetapi sahabat sejak menimba ilmu di pesantren ini puluhan tahun yang lalu - Baca kisah mereka di bab awal Cinta dalam Balutan Doa.Rosyad memeluk tubuh sang putra supaya tenang, tetapi Arsya semakin memberontak. Pemuda itu tidak seperti dirinya sendiri. Rosyad ke
Baca selengkapnya
58. Kekalahan Gus Arsya
***Cintailah dalam diam, tanpa perlu takut kehilangan, karena Allah telah menyiapkan yang terbaik bagi hambanya yang sabar dalam mencintai.(Athar Farhad – Afni Azkiah Syauqi)***Rosyad, Afnan, dan Kiai Laqief sudah berusaha menasihati Arsya. Begitu pun dengan Azril. Namun, pemuda keras kepala juga keras hati itu tidak mau mendengar. Bahkan Arsya berusaha mendatangi Afni ke kamar.Melihat kelakuan Arsya yang semakin menjadi, Azril pun tersulut emosi. Arsya terlalu sombong tidak mau menerima nasihat. Kesombongan membuat Arsya menolak kebenaran dan lebih mengedepankan ego dan emosi. Azril tidak peduli Arsya adalah sahabatnya, bahkan kakak iparnya. Jiwanya memberontak ingin melindungi sang adik kesayangan. Ia tidak akan rela terjadi sesuatu pada Afni.“Gus Arsya, berhenti! Kalau kamu tidak bisa dinasihati dengan kata-kata. Aku tidak segan-segan menasihatimu dengan kekerasan,” sentak Azril saat Arsya hampir melangkah menuju kamar Afni. Pria tampan yang masih baru menikah itu menepuk b
Baca selengkapnya
59. Niat Buruk Gus Arsya
Membenci hanya merugikan dirimu sendiri, karena sebagian besar orang yang kamu benci tak akan peduli dengan kebencianmu.(Afni Azkiah Syauqi)***Rosyad segera melajukan mobilnya meninggalkan pesantren Kiai Laqief. Sungguh ia malu atas kelakuan sang putra. Arsya sudah mencoreng wajah dan pesantren keluarganya, bukan saja di depan keluarga Azril, tetapi pada tiga ustaz yang didatangkan Afnan dari pesantren lain untuk mengujinya. Tentu saja hal itu sangat memalukan.Rosyad hanya diam fokus di balik kemudi. Namun, pikirannya berkelana ke mana-mana. Matanya sudah berembun. Ia masih memikirkan apa yang terjadi tadi. Ia tidak menyangka Arsya melakukan semua itu. Arsya memang tidak terlalu menguasai kitab kuning, padahal sejak kecil sudah diajari Kiai Bisri. Otaknya tidak secerdas Arsyi. Namun, Rosyad tidak pernah membedakan. Bahkan ia dan Mutia lebih memanjakan Arsya di banding adiknya.Sebagai orang tua Rosyad pun tidak membatasi pergaulan sang putra selama itu baik, tetapi kebebasan yang
Baca selengkapnya
60. Diculik
Hidup adalah sebuah pertanyaan. Untuk mendapatkan jawaban, kita harus menjalaninya terlebih dahulu.(Athar – Afni)***Afni ketakutan saat Arsya berusaha mendekatinya. Ia melihat Wardah sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Entah, apa yang dilakukan Arsya pada sahabatnya itu hingga gadis itu sudah tergeletak di pinggir becak yang mereka tumpangi tadi.“Gus Arsya? Mau apa jenengan?” tanyanya gemetar. Semakin Arsya maju semakin pula Afni berjalan mundur untuk terus menghindar.“Kamu sangat tahu apa yang aku mau, Ning,” ujarnya tersenyum menyeringai. Senyuman yang sungguh menakutkan dan membuat Afni bergidik ngeri.Afni berlari menghindari Arsya yang semakin dekat. Namun, dengan cepat Arsya menarik tangan Afni hingga membentur tubuhnya yang tegap dan kekar.“Lepasin saya! Lepas!” teriaknya memberontak, mencoba melepaskan cengkeraman tangan Arsya. “Tidak akan aku lepas, Sayang. Aku ingin hari ini adalah hari yang terindah untuk kita berdua,” ucapnya dengan senyuman yang menakutkan. Af
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status