All Chapters of Cahaya Cinta di Langit Pesantren (Cinta dalam Balutan Doa 2): Chapter 21 - Chapter 30
88 Chapters
21. Mencoba Tenang
Bila dirimu yakin memiliki kemampuan untuk melihat ada sebuah titik cahaya yang bersinar meskipun dalam kegelapan, maka kamu masih mempunyai harapan untuk bangkit memperjuangkan. Perjuangkan seseorang yang layak untuk kamu perjuangkan!(Arza – Cinta dan Harapan)“Jangan, Bun. Kita beri ruang untuk mereka berdua. Sebaiknya kita kembali ke kamar,” bisik Afnan pada sang istri. Pria paruh baya yang masih tampan di usianya yang sudah tidak muda itu merangkul bahu sang istri.Arni hampir saja mendekat. Wanita cantik berkacamata itu tidak tahan mendengar penuturan sang putra. Saat Afnan menceritakan masalah Arza padanya dulu, dirinya berusaha menahan agar tidak marah pada sang putra. Apalagi Arza sudah menyesal dan berniat meminta maaf. Arni dan Afnan memutuskan untuk kembali ke kamar mereka setelah mengetahui kebenaran itu. Afnan sedikit lega karena berhasil membujuk sang istri.“Bunda enggak menyangka, Bi. Ternyata Fathiyah adalah gadis yang sudah disakiti Arza. Bunda melihat ada kebenc
Read more
22. Arni Turun Tangan
Bagiku kamu adalah pelita yang akan memberi arah terang jalanku, juga harapan yang akan memberi jalan keselamatan. Bersama melangkah menuju masa depan dengan keridhoan Allah. Mampukah aku menaklukkan hati dan cintamu?(Arza – Cinta dan Harapan)Fathiyah segera mengusap air matanya. Ia tidak mau ada orang yang melihatnya menangis. Ia mencoba memantapkan hatinya supaya tidak lagi tersakiti.“Us, saya permisi ke toilet sebentar,” pamitnya pada Ustazah Nafis. Namun, langkahnya terhenti saat suara Arza yang membuka sholawat pertama kali terdengar di telinganya. Suara yang begitu merdu, ia tidak menyangka Arza mempunyai suara seindah itu. Ia sekilas mengurungkan langkah kakinya dan berhenti sejenak. Setelah mendengarkan dua bait salawat yang dibaca Arza, ia segera berlalu. Namun--Fathiyah melihat ke arah Arza sekilas yang membaca sholawat dengan pandangan melihat ke arahnya juga. Kini mata keduanya saling beradu pandang, bahkan keduanya sama-sama terbawa perasaan. Namun, pada menit beriku
Read more
23. Penantian
Di sini aku menunggumu untuk menaklukkan hatimu yang pernah dulu pergi dariku. Tidak akan lagi kubiarkan itu terjadi. Walau aku akan berjuang untukmu.(Arza – Cinta dan Harapan)Arza kembali ke tempat duduknya setelah mengatakan itu pada Fathiyah. Afnan yang sudah berada di atas panggung bersama para pemangku pondok pesantren lainnya, ia pun memulai memimpin tahlil bersamaAcara pembacaan tahlil bersama dibaca dengan khidmat dan khusuk. Setelah acara itu selesai acara dilanjutkan dengan pengumuman lomba. Namun, sebelum pengumuman dibacakan acara dialihkan ke acara lainnya. Sekitar satu jam lebih pengumuman lomba pun dibacakan. Beberapa kategori sudah diumumkan. para santri dari pesantren yang diikutkan dari pesantren Afnan mendapatkan juara mulai dari juara harapan hingga juara satu, seperti tahun-tahun berikutnya. “Selamat ya, Kiyai Afnan. Santri jenengan pasti selalu menyabet juara di setiap perlombaan,” ucap salah satu ustaz dari pesantren lain yang duduk di samping Afnan. Pujia
Read more
24. Mengunjungi Panti
***Aku menjadikan harapan yang tinggi dengan tekad yang tak akan pernah padam. Akan kuhadirkan semua itu untuk meluluhkan hatimu, pada saat waktunya tiba.(Arza – Cinta dan Harapan)***“Kalau Gus Arza mau, bisa menemui Nak Fathiyah di panti. Bukannya Gus Arza sering memberi pengajaran pada anak panti, jujur anak-anak merindukan pengajaran dan tausiah dari Gus Arza, sudah lama mereka tidak mendengarnya, itu pun kalau jenangan berkenan dan tidak keberatan meluangkan waktu untuk mereka,” ucap Bu Elok menawarkan pada Arza.“Insya Allah, Bu. Saya akan mengusahkan waktunya untuk memberi pengajaran pada anak-anak panti seperti dulu lagi, tapi apa anak-anak masih bersedia belajar dengan saya?" ucapnya seraya bertanya dengan ragu.“Pasti mau, Gus. Mereka semua menyukai Gus Arza, bahkan mereka sering menanyakan tentang Gus Arza saat Bunda Arni datang ke panti. Terima kasih sebelumnya kalau jenengan berkenan, Gus." Bu Elok terlihat senang mendengar jawaban Arza.“Sama-sama, Bu. Mohon maaf saya
Read more
25. Haruskah Menyerah
Belajar dari apa yang telah kualami, yang berujung pada penyesalan. Membawaku menjadi lebih kuat untuk memperjuangkanmu. Namun sungguh ... untuk melihatmu bersanding dengan yang lain menjadikanku terpuruk.(Arza – Cinta dan Harapan)***“Ya sudah, kapan pun Ibu siap mendengarkan kalau kamu sudah siap menceritakan. Ibu tinggal dulu.” Bu Elok keluar dari kamar Fathiyah. Ia tidak mau memaksa gadis itu untuk cerita padanya.“Tunggu, Bu!” cegah Fathiyah merasa tidak enak hati sudah berbohong pada wanita paruh baya yang sudah bersedia menampung dan memberinya limpahan kasih sayang itu.“Iya, Nak ada apa?” Bu Elok bertanya seraya tersenyum lembut.Fathiyah ingin sekali bercerita kepada Bu Elok, tetapi dirinya masih ragu. Fathiyah menundukkan kepala sekilas sedangkan Bu Elok masih setia menunggunya di depan pintu. Melihat hal itu wanita berusia 55 tahun itu mendekat.“Anggap Ibu seperti ibumu sendiri, Nak. Kamu bisa menceritakan apa yang menyiksa hatimu selama ini, jika itu akan meringankan be
Read more
26. Tertembak
Cinta dan kematian adalah dua hal yang pasti akan aku hadapi dan dihadapi oleh setiap insan, oleh karenanya jangan pernah takut untuk menghadapinya. Bagaimana rasa sakit itu datang? Aku akan siap berjuang merasakan kesakitan itu. Namun, aku tidak akan siap bila harus kehilanganmu.(Arza – Cinta dan Harapan)Sepulang dari panti Arza mengurung diri di kamar. Pria yang berprofesi sebagai abdi negara itu hanya keluar untuk berjamaah di masjid pesantren saat waktu salat tiba. Hal itu membuat Arni khawatir pada sang putra. Ia pun berniat menemuinya. Namun, Afnan mencegahnya.“Sebaiknya kita beri waktu Abang untuk sendiri. Biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri, nanti ada saatnya kita membantunya, tapi bukan sekarang,” ujar Afnan menasihati sang istri dengan bijak. “Bunda tidak tega, Bi. Melihat Abang seperti ini.” Arni meneteskan air mata melihat sang putra seperti itu.“Percayalah kepada putra kita. Abi yakin dia bisa menyelesaikannya, meskipun harus dengan perjuangan yang tidak
Read more
27. Membujuk
Yang paling penting adalah di saat kita menyadari dan mengetahui bahwa cinta dalam hidupmu lebih kuat daripada kebencian. Dan aku sudah berhasil mengalahkan kebencian itu dengan berusaha menerimanya. (Fathiyah – Cinta dan Harapan)***Operasi pengangkatan peluru yang menembus perut Arza berjalan baik. Namun, pemuda tampan itu belum sadarkan diri. Hingga ia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP pun belum juga sadar. Arni sejak tadi menangis di pelukan Afnan. Bayangan dua puluh lima tahun yang lalu muncul kembali. Ia tidak mau kehilangan Arza, sepeti dulu ia pernah kehilangan Azzam. Afnan sampai kesulitan menenangkan sang istri yang terlihat sangat kacau. Arni memang tidak menangis meraung, wanita yang masih cantik di usianya yang terbilang tidak muda lagi itu terus mengeluarkan air mata tanpa henti tanpa suara.“Abi, tolong bangunkan Abang! Aku tidak mau terjadi sesuatu dengannya. Bunda tidak siap kalau harus kehilangan dia,” isaknya sejak tadi.“Bunda yang tenang, ya. Ucap ist
Read more
28. Jalan Damai
Cinta adalah kekuatan terbesar di dunia. Ketika cinta menaklukkan semua hal maka jalan damai lah yang harus aku tempuh untuk menguasai hati ini karena jalan damai adalah jalan cinta.(Fathiyah – Cinta dan Harapan )Arni menemui Fathiyah dan berniat membujuk gadis itu supaya mau menemui sang putra yang saat ini masih belum sadarkan diri. Ia berharap gadis itu dengan lapang dada mau membantu. Arni bingung harus bagaimana, ia takut kehilangan lagi. Bagaimana pun caranya sebagai seorang ibu, ia harus berjuang demi anak-anak.“Bunda mau bantuan apa dariku?” tanyanya sambil mengembangkan senyum cantik berlesung pipi.“Arza mengalami kecelakaan,” ucap Arni lirih, meremas hijab syar'inya hingga kusut.Deg ... Fathiyah langsung terdiam, ia tercengang. “Pak Arza tidak apa-apa ‘kan, Bun?” tanyanya khawatir. Bagiamana pun juga, rasa benci tidak akan menghilangkan simpatinya. Apalagi wajah sendu Arni yang terlihat sangat sedih. Arni melihat jelas wajah cantik itu langsung menegang saat mendengar
Read more
29. Mengkhitbah
Aku memutuskan untuk memaafkanmu, bukan karena kamu menyesal telah menyakitiku, tapi karena jiwaku membutuhkan kedamaian. Selain itu ada cinta yang kau genggam yang kau janjikan akan kau berikan untukku yang membawaku menuju kebahagiaan.(Fathiyah – Cinta dan Harapan)***Pagi ini Fathiyah berniat menjenguk Arza ke rumah sakit. Setelah memasak untuk sarapan anak panti, ia meminta izin Bu Elok untuk pergi ke rumah sakit sekalian meminjam motor.Fathiyah segera bersiap, ia mengganti gamis rumahannya dengan gamis berwarna rose pink senada dengan hijab segi empat syari. Membuat Fathiyah terlihat semakin cantik.Usai berdandan, ia segera menyiapkan bubur yang akan dibawa ke rumah sakit. Ia memasaknya khusus untuk Arza. Berharap pria yang pernah sangat menyakitinya dulu itu mau memakan bubur pemberitaannya. Pukul setengah sembilan, Fathiyah sampai di rumah sakit. Ia langsung menuju ruang rawat inap. Fathiyah melihat di depan ruangan itu banyak polisi, rekan seprofesi Arza. Ia memutuskan u
Read more
30. Pernikahan
Cinta sejati selalu datang pada orang-orang yang berharap berjumpa padanya dan tak pernah berputus asa dalam memperjuangkan cintanya.Sedangkan ....Harapan akan selalu hadir untuk mereka yang mempercayai perubahan karena harapan akan berubah menjadi jawaban jika diiringi dengan usaha dan doa. Dan Arza percaya bahwa tidak ada yang salah dari sebuah harapan. Berusaha membulatkan tekad untuk mendapatkan impian. Yakin semua sudah diatur oleh Allah. (Arza - Fathiyah ~ Cinta dan Harapan)***Semua lega mendengar jawaban Fathiyah.“Saya ingin secepatnya melangsungkan pernikahan ini. Tentunya setelah mengurus berkas-berkas Fathiyah dan berkas-berkas punyaku untuk mengajukan izin secara khusus ke pihak kepolisian republik Indonesia,” ujar Arza menjelaskan.“Berapa lama waktunya, Nak?” tanya Pak Hamdi. Ia harus memastikan karena Fathiyah sudah ia anggap sebagai putrinya, ia merasa mempunyai kewajiban memastikan semua berjalan lancar.“Kalau langsung diurus, insya Allah secepatnya. Mohon maaf
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status