"Kok berhenti?" tanyaku pada Khanif. Tujuan kami bandara. Namun, mobil berhenti di depan sebuah mall. Suasana terlihat ramai, banyak orang yang lalu lalang. Aku menghela napas pelan, melirik ke arah Khanif dengan mata menyipit, butuh penjelasan untuk mengusir kegelisahan"Belanja dulu," ujar Khanif dengan mengulas senyum manis. "Belanja?" tanyaku heran. Khanif mengangguk pelan. Dia turun dan membukakan pintu mobil untukku. "Kita mau ke luar negeri. Kenapa harus belanja lagi. Memangnya mau beli apa?" tanyaku mulai bingung. Sulit menebak pikiran Khanif, butuh waktu untuk memahami pribadinya yang unik. "Ya, beli perlengkapan kita," jawab Khanif dengan kedipan mata nakal. Aku mulai mencium gelagat yang aneh darinya. Khanif meraih ujung jemariku. Membantuku keluar dari mobil. Saat posisiku sudah sempurna, dia mengamit lenganku. "Sampai sana nggak sempat belanja ginian. Lagian penerbangannya masih dua jam lagi. Belanja sepuasnya," ucapnya pelan. Aku hanya mampu mengulas senyum tanpa b
Read more