Semua Bab Merelakan Suami Bersama Mantan Kekasihnya: Bab 51 - Bab 60
98 Bab
Bab 51
Melihat Alan diam saja, Mira meninggalkan mereka. Ia tak berharap bisa hidup tenang lagi seperti dulu.Mira masuk ke kamar, ia memilih untuk merebahkan tubuhnya dan bermain dengan handphonenya.Malam pun tiba, Mira sengaja tak keluar untuk makan malam, setelah ia memasukan mobilnya ke garasi sewaktu karyawan restauran mengantarkan mobilnya, Mira enggan keluar kamar dan bertemu dengan mereka yang selalu memojokannya.Mira memilih untuk tidur lebih awal, dan keesokan harinya ia keluar kamar dalam keadaan sudah rapi.Mira merasa sangat lapar karena semalam ia tidak makan, jadi ia memutuskan untuk ikut sarapan bersama mereka.Mira berjalan mendekati meja makan, di sana sudah ada Bude, Pakde, Miya dan Alan. Mira menarik kursi kosong dan mengambil piring yang ada di sana, tanpa curiga ia mengambil piring itu dan menyendokkan nasi goreng yang ada di mangkuk besar beling yang ada di hadapannya.Mira tanpa pikir panjang menyendok nasi goreng itu.Bude terus memperhatikan gerak gerik Mira, pas k
Baca selengkapnya
Bab 52
Sidang sudah akan segera di mulai tapi, Mira belum melihat Alan bahkan batang hidungnya sekalipun. Hingga sidang pun di mulai.Sidang pertama Alan tak datang, itu memudahkan jalannya gugatan cerai Mira.Mira keluar dari ruang sidang di temani pengacaranya."Apa anda akan langsung pulang?" tanya pengacara itu."Tidak, aku akan ke cafe untuk bekerja," jawab Mira."Baik, berhati-hatilah di jalan. Sampai jumpa di sidang selanjutnya. Jika ada sesuatu jangan sungkan untuk mengabariku," pesan Pengacara itu pada Mira.Mira mengangguk, "baik. Terima kasih. Mohon do'anya semoga semuanya berjalan cepat dan lancar.""Aamiin," ucap pengacara itu.Lalu mereka pun berpisah, Mira ke cafe miliknya dan menghabiskan waktu di sana hingga malam dan Cafe tutup."Ibu tidak pulang?" tanya salah satu karyawan cafe yang melihat Mira masih duduk di kursi pengunjung sambil menikmati coffee robusta."Belum," jawab Mira."Apa perlu kami temani?" tanya salah seorang karyawan perempuan."Tidak usah, kalian pulang lah
Baca selengkapnya
Bab 53
Mira pergi ke kamar meninggalkan Alan yang masih terpaku di ruang tamu.Mira mandi menggunakan air hangat agar tubuhnya yang lengket karena beraktifitas seharian menjadi segar kembali.Mira merebahkan tubuhnya setelah selesai mandi, ia memejamkan kelopak matanya perlahan. Ia melepaskan beban pikirannya agar hatinya tenang dan perlahan-lahan Mira masuk kedunia mimpi dan terbuai di dalamnya.Keesokan harinya, Mira pergi ke cafe tanpa sarapan. Ia terlalu malas untuk bertemu dengan mereka yang selalu mengganggu ketenangan jiwanya.Baru saja melangkahkan kakinya beberapa langkah, suara nyinyiran dan sindiran terdengar dari belakang."Berangkat pagi pulang tengah malam, udah kayak orang sukses saja sok sibuk. Kerja apa kerja tuh? Jangan-jangan kerja cuma jadi alasan saja," Sani mencibir tingkah laku Mira sekaligus menyindirnya.Mira menghentikan langkahnya sejenak, lalu ia pun kembali melangkahkan kakinya. Mira tak peduli dengan segala ucapan yang Sani lontarkan padanya.Mira keluar menghamp
Baca selengkapnya
Bab 54
Mira menjalani hari-harinya seperti biasa, pergi pagi pulang malam demi menghindari bertemu dengan orang-orang yang selalu mencibir hidupnya.Padahal hidup mereka tidak jauh lebih baik dari Mira. Bude Sani dan Pakde Karto akan tinggal lebih lama karena ia di minta oleh Alan untuk menjaga Prapty ibu mertua Mira.Bude Sani adalah adik iparnya Prapty tapi, lebih berkuasa dari Pakde Karto. Tingkahnya seolah-olah itu miliknya. Setiap kali bertemu dengan Sani pasti Mira mendapatkan hinaan. Tapi, Mira enggan menanggapinya untuk itu lah ia memilih pergi ke Cafe sebelum mereka bangun dan pulang setelah mereka tidur.Alan sampai geram melihat tingkah Mira, "kamu pikir rumah ini hotel, ha! Pulang dan pergi sesuka hatimu, kenapa tidak pulang saja sekalian? Lama-lama aku muak dengan kelakuanmu yang sudah seperti pelacur murahan!"Mira tersenyum sinis, "aku tidak akan begini jika kamu lebih menghargaiku sebagai istri. Tapi, nyatanya apa? Kamu lebih membela istri mudamu dan Budemu ketimbang aku yang
Baca selengkapnya
Bab 55
Miya duduk termenung, tatapan matanya kosong."Ada hubungan apa antara Miya dan laki-laki itu?" gumam Mira penasaran.Mira melanjutkan pekerjaannya, ia kembali ke kantornya.Hari-hari kembali Mira lalu seperti biasa. Tetap berangkat pagi dan pulang malam, ia tak menghiraukan teguran dari Alan maupun dari Sani.Hari ini Mira bangun kesiangan, dengan sangat terpaksa ia harus berhadapan dengan mereka.Sani menatap Mira dengan sinis, "lihat, tuan putri baru bangun tidur. Rupanya dia kesiangan," sindir Sani.Mira tak menjawab sindiran dari Sani, ia tetap melangkahkan kakinya ke arah meja makan.Sudah lama Mira tak pernah makan di rumah ini, ia ingin sekali waktu makan bersama mereka dan ingin tahu reaksi dari mereka."Enak ya. Bangun tidur ku terus makan, jangan lupa nanti cuci piringnya, jangan membebani Miya dengan banyak pekerjaan! Selama ini dia capek ngurus Kak Prapty, ngurusin rumah juga, kamu malah enak-enakan pergi subuh pulang larut malam. Dasar istri tidak tahu diri!" maki Sani.M
Baca selengkapnya
Bab 56
My love, adalah orang yang pernah Mira tabrak saat merasa sedih, ia adalah Valentino."Kamu memata-mataiku?" jawab Mira membalas chat itu. Seketika rasa kantuknya menguap menghilang bersama datangnya rasa kesal di hati Mira."Jangan ge er, Pengacaramu itu adalah salah satu team pengacaraku. Ia menceritakan semua kisahmu padaku tanpa aku minta. Bayar hutangmu!" jelas Valentino.Mata Mira menyipit, ia mengerutkan dahinya. Ia bergumam sambil memandangi layar ponselnya, 'jadi Valentino seorang pengacara?''Pantas saja dia tahu semuanya, ternyata dia ... ah! Sial!' maki Mira pada dirinya sendiri.Mira tak langsung menjawab chat dari Valentino yang ujung-ujungnya menagih hutangnya."Aku akan membayarnya, berapa semua hutangku? Berikan rekeningmu aku akan mentransfernya," balas Mira sambil memberi emoji marah."Siapa yang meminta dibayar dengan uang? Dan kenapa juga kamu memberiku emoji marah?" tanya Valentino."Lalu kalau tidak pakai uang bayar pakai apa? Jangan macam-macam dan berpikiran me
Baca selengkapnya
Bab 57
Miya tak segera pergi dari Cafe itu. Ia duduk kembali setelah tadi ia berdiri.Tangannya merogoh tas slingnya dan mengeluarkan ponselnya.Ia terlihat sedang mengulik ponselnya lalu menempelkannya di daun telingannya.Miya sedang menghubungi seseorang terdengar suara dari seberang telepon menyapanya."Halo, ada apa?" tanya orang yang ada di seberang telepon."Mas!" panggil Miya tak melanjutkan."Ada apa?" tanya orang itu tak sabar."Mas Alan sudah tahu. Tadi pagi ia kembali menanyakan siapa kamu?" lapor Miya pada orang yang ada di seberang telepon itu."Lalu kamu jawab apa?" tanya orang itu."Aku jawab kalau kamu Kakakku," ucap Miya."Bodoh! Dia sekarang mungkin percaya tapi, lama kelamaan dia akan menuntut untuk bertemu, lalu apa yang akan kamu lakukan dan kamu katakan pada Alan?" orang itu memaki Miya."Aku meneleponmu agar memikirkan solusinya bukab memakiku," ucap Miya kesal dengan suara membentak."Kamu sudah berani membentakku, ha!" sentak orang itu marah."Bukan begitu. Hanya saj
Baca selengkapnya
Bab 58
Miya tersenyum licik setelah tiba di dalam kamarnya.Alan menyusul Miya dan menumuinya yang sedang terisak di dalam kamar dengan menelungkupkan badannya."Jangan menangis lagi, maafkan aku. Sungguh aku tak bermaksud untuk menyakiti hatimu," ucap Alan.Miya bergeming, ia tak menghiraukan ucapan Alan. Bukan itu yang Miya inginkan. Miya menginginkan perhiasan lainnya sebagai ganti perhiasan dirinya yang sengaja ia hilangkan.Awalnya Alan tak ingin mengganti perhiasan Miya karena ia pikir nanti-nanti pun tak mengapa, tapi Miya terus saja menangis hingga akhirnya Alan menyerah."Aku akan mengganti perhiasan itu. Pergilah besok untuk membeli yang baru," ucap Alan sambil mengelus lembut punggung Miya.Miya langsung bangun dan duduk dengan mata yang berbinar. Dengan segera Miya langsung menghapus air matanya dengan punggung tangannya."Benarkah, Mas?" tanya Miya untuk memperjelas pendengarannya."Tentu saja benar!" tegas Alan dengan suara yang begitu meyakinkan."Uangnya mana?" tagih Miya samb
Baca selengkapnya
Bab 59
Selesai makan Sani gegas ke kamar untuk mandi dan kembali lagi ke rumah sakit untuk menemani Kakak iparnya.Sani juga mengambil baju ganti untuk Prapty dan suaminya.Selesai mandi dan rapi, Sani kembali berniat meminta uang pada Miya.Sani naik ke atas dan baru saja akan mengetuk pintu dari luar ia mendengar suara Miya yang rupanya sedang menelepon seseorang."Mas, harus pastikan semuanya beres," ucap Miya."Ingat, Mas! Mereka akan menjadi penghalang bagi kita jika tidak segera di bereskan," lanjut Miya.Sani yang sedang menguping di balik daun pintu mengernyitkan dahinya hingga berkerut."Siapa yang Miya maksudkan sebagai penghalang? Apa yang akan dilakukannya?" gumam Sani dalam hati lirih."Pokoknya mereka berdua harus lenyap! Jika tidak maka kita yang akan mereka lenyapkan. Lebih baik mendahului dari pada didahului oleh mereka," ucap Miya masih bicara bersama orang yang ada di telepon."Apa yang Miya maksudkan dengan melenyapkan? Apa dia akan membunuh?" gumam Sani dalam hatinya. Ia
Baca selengkapnya
Bab 60
Tas Mira terjatuh akibat ditarik kuat oleh Miya yang ada di belakangnya.Mira membalikkan badannya, menatap tajam ke arah Miya."Apa yang telah kamu lakukan padaku, ha?!" ucap Mira kesal dengan gigi bergemeletuk menahan amarah.Mira berjongkok untuk mengambil kembali tasnya yang terjatuh.Kesempatan ini Miya gunakan untuk melarikan diri, ia pergi dengan tergesa-gesa sebelum keributan menghampirinya.Miya bersembunyi di toiler, ia enggan keluar sebelum Mira pergi dari Mall.Mira berdiri dan mendapati Miya sudah tidak ada di tempatnya. Semakin geramlah ia, dalam hati Mira mengutuknya."Semoga saja cepat mendapatkan karma yang setimpal atas perbuatannya karena telah mendzolimi aku," ucap Mira mengutuk Miya. Lalu ia pun pergi dari sana untuk kembali ke cafenya.Sementara Miya masih ada di dalam toilet sedang bersembunyi. Bukannya ia tak berani hanya saja kali ini ia ada di tempat umum, akan sangat memalukan sekali jika ia harus menerima makian dari Mira apa lagi jika Mira menyinggung priha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status