All Chapters of Merelakan Suami Bersama Mantan Kekasihnya: Chapter 31 - Chapter 40
98 Chapters
Bab 31
Mira merasa dirinya begitu bodoh karena sempat terbuai oleh bujuk rayu Alan. Meskipun Alan suaminya tetap saja, ia merasa dirinya telah melakukan sesutu yang menjijikan telah bersentuhan dengan laki-laki yang telah berselingkuh. Mira memutuskan untuk mandi dan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket setelah seharian beraktifitas. Kini Mira merasa tubuhnya sudah segar kembali, ia merebahkan tubuhnya yang terasa letih dan lelah. Pikirannya mengembara di mana ia pertama kali mengenal Alan suaminya. Saat itu Alan yang baru ditinggalkan oleh Miya karena ditentang oleh keluarganya mengalami depresi, ia terluka parah secara fisik dan jiwanya. Mira dengan sabar mendampingi Alan yang terluka akibat dipukuli dan terkena luka tembak di pahanya. Setiap hari Mira mundar-mandir ke rumah sakit demi untuk menemani Alan dan menghiburnya. Bahkan Mira harus merelakan uang tabungannya demi untuk membayar biaya rumah sakit Alan. Tabungan yang ia kumpulkan sepeser demi sepeser, sedikit demi sedikit u
Read more
Bab 32
Sebuah petaka menimpa orang tua Alan, ibunya mengalami stroke ringan. Sebagai bentuk baktinya pada suami dan orang yang telah berjasa pada suaminya, Mira memutuskan untuk merawat ibunya Alan yang terkena stroke.Mereka memboyong dari desa ke tempat mereka di kota. Mira merawat ibunya Alan dengan sangat telaten. Meski kadang, caci dan makian kerap kali harus ia terima."Jadi menantu tak becus bekerja, lihat nih kakiku hampir melepuh karena air untuk berendamnya kepanasan, dasar mantu sialan!" maki ibunya Alan dengan suara yang sedikit tak terdengar kurang jelas."Maaf bu, tapi, tadi airnya sudah aku campur dengan air dingin kok!" ucap Mira membela diri saat dirinya dituduh oleh ibunya Alan."Kalau dibilangin jawab melulu, kualat kamu nanti!" Bu Prapty, ibunya Alan malah menyumpahi Mira.Mira lebih memilih diam, ia tak mau berdebat jadi ia mengganti air itu. Mira membawa air yang ada di baskom itu kehadapan Bu Prapty. Ia membantu ibu mertuanya untuk merendam kakinya.Setelah itu, Mira
Read more
Bab 33
Mira berbalik dan Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi putih mulus milik Miya. Sebuah gambar lima jari tercetak di sana berwarna merah.Miya tersulut emosi karena tindakan Mira padanya. Ia mengangkat tangannya bersiap untuk melayangkan sebuah tamparan di pipi Mira, namun, Mira dengan cepat menahan tangan itu sebelum benar-benar mendarat di wajah Mira."Kamu mau membalasku? Jangan harap?" ucap Mira sembari mencengkeram kuat tangan Miya lalu menghempaskannya kuat hingga tubuh Miya bergeser sedikit ke belakang."Kamu?!" Mata Miya merah, nyalang. Ia menggemeletukan gigi-giginya. Miya marah bukan kepalang, ia bersiap menyerang Mira dengan brutal.Miya menyerang Mira dengan merangseg dan bersiap mencengkeram tubuh Mira. Tentu saja Mira tak tinggal diam. Ia menghindar dengan menggeser sedikit tubuhnya ke samping dan Bruk! Miya tersungkur jatuh karena kehilangan keseimbangan.Mira tersenyum mengejek, "bagaimana?" ucap Mira sembari mengangkat kedua alisnya."Kamu?! Dasar perempuan jalang, ta
Read more
Bab 34
Mira melangkahkan kakinya pergi dari hadapan mereka, sementara Alan hanya mampu menatap punggung Mira yang semakin menjauh.Miya marah dengan menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang tengah merajuk. Alan tak menanggapi Miya, ia merasa kepalanya berdenyut pusing memikirkan kekacauan antara kedua istrinya.Alan pergi ke dapur meninggalkan Miya seorang diri di tempat."Bi, siapin sarapannya!" perintah Alan pada pembantu barunya."Baik, Tuan!" jawab pembantu itu.Alan duduk di kursi meja makan, ia menunggu sarapan itu disiapkan oleh pembantu barunya.Miya menyusul Alan ke ruang makan, ia duduk tepat di samping kursi Alan."Ibu, mana?" tanya Alan yang tak melihat ibunya sedari tadi. Bahkan pada saat ribut-ribut pun ibunya tak keluar."Mana aku tahu," jawab Miya sembari mengedikkan bahunya."Coba kamu lihat! Siapa tahu terjadi sesuatu padanya?" Alan memerintahkan Miya untuk melihat ibu mertuanya yang tak kunjung keluar kamar."Kamu aja, Mas," ucap Miya padq Alan agar suaminya saja yang
Read more
Bab 35
Ibunya Alan menangis setelah ia sadar, Bu Prapty mulutnya menyot ke samping dan bicaranya pun tak jelas. Ia terkena stroke lagi, tapi, kali ini lebih berat.Jika dulu ia pernah mengalami stroke ringan kali ini ia mengalami stroke berat.Alan yang melihat ibunya terkena stroke gegas membawanya ke rumah sakit."Miya, siapkan mobil. Kita berangkat ke rumah sakit," perintah Alan pada Miya yang di jawab dengan anggukan kepala."Baik. Mana kuncinya?" tanya Miya."Ada di tempat biasa, cepat!" ucap Alan.Miya pun gegas keluar kamar dan mengambil kunci mobil dan berlari ke garasi.Miya mengeluarkan mobil Alan dan memarkirkannya tepat di depan rumah. Lalu ia kembali masuk ke dalam menemui Alan."Mas, mobilnya sudah siap," ucap Miya pada Alan."Ayo bersiap, aku akan membopong ibu," Alan memberi perintah pada Miya agar ia bersiap."Aku ikut, Mas?" tanya Miya, sepertinya ia tak suka jika harus ikut serta bersama Alan mengantar ibunya ke rumah sakit."Kenapa? Tentu saja kamu harus ikut! Cepat bersia
Read more
Bab 36
Alan berpamitan pada Ibunya, "Bu, aku ada rapat dewan direksi dan hampir telat, Miya tak bisa jagain ibu karena perutnya mual. Jadi nanti aku sewa perawat untuk jagain ibu."Bu Prapty nampak sedih, ia butuh orang terdekatnya untuk menjaganya, tapi, justru mereka sibuk dengan urusannya masing-masing."A-aa ... uuu ...," ucap Bu Prapty tak jelas bicara apa.Sepertinya ia tak mau ditinggal oleh mereka. Tangan Bu Prapty berusaha diangkat, tapi, ia tak bisa mengangkat tangannya.Air matanya meleleh dari sudut matanya, ternyata menantu yang ia banggakan tak lebih baik dari Mira.Bu Prapty teringat saat ia terkena stroke ringan dulu yang merawatnya adalah Mira.Mira begitu telaten mengurusinya meski kadang ia suka memaki dan memarahinya."Bu, aku akan datang jenguk Ibu nanti sepulang dari kantor, sekarang ibu istirahat ya," ucap Alan sambil mengelus rambut ibunya yang hampir sebagian telah memutih.Miya pun mendekati ibu mertuanya, ia juga berpamitan padanya, "Bu aku pamit pulang dulu ya, na
Read more
Bab 37
Mira kaget bukan kepalang ketika melihat rumahnya berantakan, kulit kwaci berserakan di mana-mana, bungkus camilan gelas bekas pakai bergelimpangan. Mira yang melihatnya sontak langsung naik pitam, rumah yang kini ia tempati sebagian uangnya adalah hasil dari dirinya yang membuka cafe dan menabung selama bertahun-tahun. Karena saat itu kondisi keuangannya belum stabil seperti saat ini.Mira mencari Miya ke kamarnya, Mira menaiki anak tangga menuju kamar yang dulu ia tempati bersama Alan, tapi, kini kamar itu di tempati oleh Miya adik madunya.Mira menggedor pintu kamar Miya, sekali dua kali tak ada jawaban. Mira terus menggedornya semakin kencang.Tak berapa lama setelah Mira menggendor lebih kencang Miya membuka pintu kamarnya.Miya mengucek matanya, rupanya ia tidur dan terbangun oleh gedoran Mira.Melihat Mira yang menggedor pintunya, Miya langsung memakinya, "heh ... wanita mandul sialan! Ngapain gangguin orang tidur, ha?!""Ngapain? Siapa yang kamu panggil wanita mandul sialan i
Read more
Babb38
Jawaban pembantu baru itu membuat Mira terlonjak kaget."Kata Bu Miya biarkan saja jangan dirapikan. Biar Bu Mira saja yang merapikannya," jawab pembantu itu."Apa katamu?!" Mata Mira hampir melompat keluar saat mendengar jawaban dari pembantu baru itu."Aku yang merapikannya? Heh, kamu itu di sini dibayar untuk bekerja, bukan untuk berleha-leha. Enak banget kamu bilang aku yang merapikan! Terus kamu sendiri ngapain? Tidur?" ucap Mira dengan nada kesal sambil mendorong tubuh pembantu itu.Mira menghela nafasnya dalam demi menahan emosinya yang hampir meledak.Mira berpikir jika ia terus berada di rumah ini, lama kelamaan ia bisa kehilangan kewarasannya alias gila.Mira tanpa berucap lagi langsung pergi meninggalkan kamar pembantu baru itu.'Bisa gila aku jika terus berada di sini. Aku harus sesegera mungkin keluar dari sini. Tapi, kenapa surat gugatan ceraiku belum juga datang ya?' gumam Mira dalam hati sambil berjalan menuju ke kamarnya.Saat akan kembali ke kamarnya, ia melewati rua
Read more
Bab 39
Plak! Alan langsung menampar pipi Mira hingga mencetak gambar jari tangannya.Mira sontak terkejut, ia meraba pipinya yang terasa panas dan perih. Matanya membeliak tak percaya."Kamu?!" hanya kata itu yang mampu terucap dari mulut Mira, karena ia masih tak percaya dengan apa yang telah Alan lakukan padanya."Kenapa? Tak terima?" ucap Alan dengan nada yang tinggi, karena ia masih kesal dengan gagalnya rencana yang telah ia susun sebelum pulang."Iya. Aku tak terima, kenapa kamu melakukan hal ini, Mas? Apa salahku?" Mira tak terima, ia menanyakan alasan penamparan yang telah Alan lakukan padanya."Kamu tidak merasa bersalah? Setelah apa yang kamu lakukan terhadqp Miya dan rumah ini, kamu masih tidak merasa bersalah?" ucap Alan dengan mata melotot hampir menggelinding."Aku? Apa yang telah aku lakukan padanya, Mas? Dan masalah rumah, memangnya apa yang sudah aku perbuat terhadap rumah ini, kalau pun aku melakukan hal yang ingin aku lakukan wajar dong, ini juga rumahku! Ada uangku juga d
Read more
Bab 40
Malam pun tiba, Mira yang perutnya sudah sedikit membaik kini merasa lapar, entah berapa lama ia tertidur sejak perdebatannya dengan Alan tadi siang.Mira membuka pintu kamarnya, ia berjalan menuju ke ruang makan. Ternyat di sana sudah ada Alan dan Miya yang sudah selesai makan.Mira menarik kursi yang ada di depan Alan, ia duduk dan bersiap untuk mengambil makanan, tapi, apa yang terjadi? Ternyata tak ada secuil pun makanan yang tersisa di meja makan.Mira mendongak, ia menatap Miya tajam, "apa-apaan ini? Kenapa tak kau sisakan makanan untukku? Bukankah aku juga berhak atas makanan yang ada di rumah ini?" tanya Mira pada Miya dengan nada kesal."Aku pikir kamu sudah makan, makanya aku tak menyisakan sedikit pun makanan untukmu," jawab Miya dengan entengnya tanpa beban."Alasan! Bilang saja kalau kamu sengaja 'kan tidak menyisakan makanan untukku? Kamu pikir aku bakal kelaparan?" ucap Mira kesal."Lihat itu Mas, kelakuan istri tercintamu!Apa ini yang kamu mau, Mas?" marah Mira dengan
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status