Semua Bab CEO Dingin Itu Ayah Anakku: Bab 61 - Bab 70
405 Bab
Kecurigaan Alva
Arnold ke luar dari kamar Jika, tapi sang adik sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Pak Ibnu, ayah Alea pun merasa gelisah. Pria tua itu menghampiri Alea yang berada tidak jauh berdiri darinya."Lea, apa kamu tidak bisa memaksa Jonatan untuk menikahi kami atau pakai cara lain?" bisik sang ayah."Aku sudah melakukan berbagai hal, hanya saja semua gagal." Alea menarik napas panjang lalu membuang kasar.Pak Ibnu pun sudah mencoba menekan Ferdinand, hanya saja sahabat lamanya itu pun tidak bisa memaksa sang anak. Apalagi, dengan watak Jonathan yang keras, semua tidak bisa begitu saja memaksa dirinya."Setidaknya, kalau kamu menikah dengan Jonathan, tidak bekerja sebagai artis pun kamu bisa hidup dengan kekayaan mereka yang tidak akan habis," ujar ayah Alea."Aku sudah perhitungkan itu, Pa. Tidak usah cemas dengan hal itu," ujar Alea. Keduanya tersenyum membayangkan jika mereka tidak akan hidup susah jika menikah dengan keluarga Jonathan. Sama halnya dengan Ibunya Alea yang siap
Baca selengkapnya
Tidak Bisa Menolak
"Nenek dan Papa kamu sering tak terduga. Apalagi Nenek, yang mood saja harus baik jika ingin menyampaikan sesuatu," ujar Bu Shafira mengingatkan.Alva menjadi cemas jika hal itu terjadi. Sang ayah pernah bicara siapa pun jodoh Alva, dirinya akan setuju saja. Namun, juga harus memenuhi beberapa syarat. "Aku tidak tahu harus seperti apa, Ma. Aku saja merasa kalah jika memang benar Berlian ada hubungan dengan CEO muda itu. Jonathan, pemilik Perusahaan megah di kota Jakarta." "Kemarin saat Mama berbincang dengan Berlian, dia bilang tidak sedang dekat dengan siapa pun. Hanya saja dia sedang tak mau memikirkan pernikahan." "Serius dia bicara hal itu?" Alva bertanya pada sang ibu."Kayanya memang sedang trauma, apalagi pernah mendapat perlakuan tidak baik." Bu Shafira jika menceritakan tentang Berlian, ia merasa iba. Hatinya seperti begitu tersiksa Karena mengingat jika anaknya seusia dengan Berlian.Alva menarik napas dalam, kenapa harus ia merasakan cinta seperti ini. Sejak dulu hingga
Baca selengkapnya
Ayah Anakku
"Alva, sejak kapan di sini? Eh, maksud aku kenapa ada kamu pagi-pagi di restoran?" Berlian tergagap saat melihat sosok Alva yang sudah berdiri di hadapannya. Entah sudah berapa lama pun Alva tak menjawabnya. Hawa panas menjalar ke seluruh tubuh, ingin rasanya marah pada Berlian. Namun, dirinya tak memiliki hak untuk itu. "Va, aku masuk dulu," ujar Berlian."Aku baru saja datang bersama Mama. Hari ini aku dan beliau akan bertemu dengan investor untuk restoran ini. Aku sudah menjawab pertanyaan kamu, apa kamu tidak mau menjawab pertanyaan aku?" Berlian menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia berharap Alva sudah melupakan pertanyaan itu, tapi malah tidak. Berlian pun bingung harus menceritakan dari mana bahkan apa harus jujur atau tidak."Kalau kamu tidak mau menjawab tidak masalah. Mungkin ini jawaban dari pertanyaan aku waktu itu," papar Alva."Pertanyaan apa?" "Aku mengerti kamu tidak akan menjawab pertanyaan aku karena kamu sudah memiliki Pak Jo di hati kamu. Iya, kan?" Alva men
Baca selengkapnya
Kembali Teringat Luka
"Ayah dari anak kamu? Jonathan ayahnya Cinta?" Alva seolah-olah tidak percaya dengan apa yang di katakan Berlian. Bahkan ia berharap Berlian hanya bercanda dan menipu dirinya. Tidak mungkin jika Jonathan ayah dari anak Berlian. Namun, wajah Berlian tidak seperti sedang bercanda."Apa ada yang salah dari ucapanku tadi?" tanya Berlian. Berlian bisa melihat dari raut wajahnya Alva jika pria iti sama sekali tidak percaya. Bahkan semua orang pun mungkin akan sepeti Alva yang tak percaya jika dirinya berhubungan dengan pria bernama Jonathan."Aku sudah menduga, jika aku bercerita pun tak akan ada yang percaya. Tapi, hal yang aku katakan itu memang sebenarnya. Aku bukan mencari pria kaya yang akan menjadi suamiku, tapi pada kenyataannya aku belum bisa lepas dari masa lalu," papar Berlian. "Bukan aku tidak percaya, tapi aku ---""Sama saja, pasti kamu akan bilang tidak mungkin Cinta adalah anak dari Jonathan. Jangankan kamu, aku saja saat tahu pun hampir tak percaya." Alva merasa tidak en
Baca selengkapnya
Tertekan
"Iya aku akan ke sana. Buat laporan dulu."Berlian menulis balasan pada Jonathan, jika tidak seperti itu mungkin pria itu akan terus mengirim atau menghubunginya. Tidak mau menjadi bahan tontonan kembali seperti saat itu."Kenapa lagi kamu Berlian?" tanya Mbak Desi.Berlian tidak menjawab, hanya saja dia berpikir seandainya bisa mencurahkan segala-galanya yang ada di hati pada rekan kerjanya itu. Mungkin ia akan sedikit lega, tapi dirinya belum percaya pada semua orang yang ia kenal."Kalau kamu mau, Mbak bisa mendengarkan ceritamu atau kalau kamu mau mungkin aku bisa membantu mencari solusi." "Terima kasih ya mbak sudah peduli sama aku. Saat Ini aku belum bisa bercerita sama mbak," ujar Berlian.Mbak Desi mengerti dengan sikap Berlian, baru saja berkenalan dan tidak mungkin berlian menceritakan masalah pribadinya dengan orang baru. Berlian pun gegas merapikan pekerjaannya dan closing uang. Keberadaan Jonatan di luar membuatnya tertekan, apalagi ada Alva di dalam juga. Tidak butuh
Baca selengkapnya
Calon Besan
"Bisa kok kalau tanpa menyebut nama kamu, tapi jangan salahkan aku jika Cinta kubawa langsung dan jangan pernah menemuinya lagi," ujar Jonathan."Tega kamu, aku yang mengandung dan melahirkan." Berlian begitu emosi. Dua orang itu selalu saja bertengkar, entah mereka masih menyimpan rasa atau tidak. Berlian yang selalu emosi jika bertemu dengan Jonathan, baginya pria masa lalu itu sangat menyebalkan. Baru saja menekan dirinya demi kepentingan sendiri.Berbeda dengan Jonathan, pria itu menganggap Berlian sangat keras kepala dan susah diatur. Apalagi saat wanita itu kekeh tak mau bicara jika Cinta adalah anaknya. "Tega enggak tega, itu urusanku. Lagi pula bukannya itu yang kamu mau, kan? Tidak di publikasikan jika kamu ibu kandungnya Cinta." Dengan santai Jonathan kembali mengemudikan mobilnya. Jonathan tidak peduli dengan ocehan wanita di sebelahnya, kini ia berpikir bagaimana membuat pertunangan sekaligus pernikahan itu batal. "Aku hanya tidak mau di bully satu perusahaan. Aku tida
Baca selengkapnya
Bicara Dari Hati
Merasa sangat risih Arnold ingin memutuskan untuk pergi saja dari ruangan sang ayah. Hanya saja, Pak Ferdinand menahannya dan meminta Pak Ibnu untuk sementara ke luar dulu. Walau kecewa, Pak Ibnu pun ke luar dari ruangan itu. Padahal dia ingin tahu berapa nominal uang yang akan mereka dapatkan jika menang tander. "Rasanya Papa harus berpikir ulang jika ingin berbesanan dengan Om Ibnu." Arnold dengan sengaja membahas masalah itu. Ferdinand tak menjawab, ia hanya mengingat bagaimana persahabatan mereka saat di desa. Saat dia kelaparan, Ibnu pun memberikannya makanan. "Walau anaknya sudah jadi artis terkenal, tapi ayahnya tetap saja kaya orang desa. Harusnya waktu kita mau meeting dia paham, keluar dulu atau yah paling tidak tahu diri," ujar Arnold."Jangan bahas itu, kita bahas pekerjaan saja. Mana yang akan kamu diskusikan, lalu berapa persen keuntungan yang akan kita dapatkan?" Arnold tersenyum penuh maksud, ia tahu jika ayahnya tak mau membahas tentang sahabat kampungnya itu. Wa
Baca selengkapnya
Pengakuan
"Apa?" "Apa kurang jelas pertanyaanku?" Jonathan menggaruk telinganya, pertanyaan Berlian membuat jantungnya berdebar. Perasaan berbeda kini terasa di hatinya, sebuah kata cinta yang sejak dulu memang belum pernah berubah di hati Jonathan."Apa kamu masih mencintai aku seperti dulu saat kita masih bersama?" Lagi, Berlian memperjelas apa yang sejak tadi membuat Jonathan salah tingkah. "Kalau diam, berarti aku anggap memang kamu masih mencintai aku.""Dih, kok maksa?" "Siapa yang memaksa, aku hanya ingin memastikannya jika ajakan menikah itu tidak membuat aku sengsara saat menjadi istri kamu," ujar Berlian.Kali ini ia harus berani bicara agar tidak membuat hatinya kembali tersakiti apalagi masalah pernikahan itu akan mengikat dirinya untuk selamanya.Tangan Jonathan menggenggam jemari Berlian, sempat wanita itu menarik tangannya. Namun, Jonathan kembali menggenggam erat. "Apa rasa cinta itu harus di ungkapkan? Bukannya dengan apa yang aku lakukan, sudah cukup membuktikan jika aku m
Baca selengkapnya
Rencana Jahat
"Yah, Alva. Pria yang menjadi dewa penolong kamu bukan?" tanya Jonatan kembali."Alva teman sekolah aku dulu, lagi pula bukan urusan kamu. Harusnya kamu berterima kasih sama dia karena tawaran pekerjaan dari Alva, aku dan Cinta kembali ke Jakarta." "Mungkin, haruskah aku menelepon atau memberikannya beberapa saham dari perusahaan untuk berterima kasih padanya?" Senyum Jonathan seolah-olah mengejek Berlian. Tarikan napas Berlian membuat Jonathan sadar wanita di hadapannya tidak senang dengan responnya. Makan malam kali ini tidak begitu sempurna karena banyak membahas masa lalu dan kejadian yang tidak ingin Berlian bahas kali ini. Namun, Jonathan terus saja membahas masalah itu. "Sepertinya sudah agak malam, bisa antar aku pulang?" "Apa kamu tidak mau menghabiskan satu makananmu lagi sebelum kita pulang," ujar Jonathan."Napsu makanku sudah hilang." Berlian kembali menatap Jonathan yang sepertinya enggan mengajaknya pulang. Namun, Berlian kekeh untuk cepat meninggalkan restoran itu
Baca selengkapnya
Panggilan Papa
"Mama setuju, tapi kamu harus melakukannya secara bersih. Jangan sampai mengotori tangan cantik kamu." Bu Agnia mencoba mengingatkan Alea. Penolakan Jonathan membuat keluarga itu ketar ketir, pasalnya mereka sangat berharap menjadi bagian keluarga Pak Ferdinand yang kaya raya. Kehidupan mereka akan terjamin, dengan bermodal janji masa lalu, ayah Alea pun menemui Pak Ferdinand dan membahas janji menikahkan anak mereka. Berhubung Arnold sudah menikah, tinggal Jonathan yang menjadi sasarannya."Papa sudah cemas jika kamu batal menikah, lagi pula karir kamu sedang tidak baik-baik saja bukan?" "Banyak pendatang baru, jadi aku tersingkir. Memang sialan mereka." Alea kembali bergumam kesal. Namanya di dunia hiburan sedang turun, banyak iklan yang memutuskan kontrak dan tak mau perpanjangan karena sudah banyak artis muda yang lebih segar darinya. "Pokonya kalau pernikahan kalian sudah terlaksana, mama mau kamu pinta uang untuk melunasi hutang kita. Bagaimana?" Bu Agnia langsung mengutara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
41
DMCA.com Protection Status