All Chapters of Skandal dengan CEO: Dia Bukan Anakku! : Chapter 41 - Chapter 50
133 Chapters
chapter 41 Wanita itu Sebenarnya Bukan....
"Stelio?" Samuel tidak menyangka putranya ada di depan pintu. "Apa yang kau lakukan larut malam begini? Kembalilah ke kamar dan tidur!'"Papa, jangan memberikan hukuman berat pada mama. Aku tidak menyetujuinya!" Anak laki-laki ini lagi-lagi menunjukkan pemberontakan. "Papa tidak menerima protes kali ini. Kau tidak bisa terus membela orang yang menyakitimu. ini hukuman yang cocok untuknya." Samuel masih bersikeras pada pemikirannya. Stelio menunjukkan ekspresi kecewa. Warna mata gelap yang begitu mirip dengan Maya menatap Samuel dengan berkaca-kaca. "Mama tidak pernah menyakitiku sehingga pantas untuk di hukum. Aku yakin, mama memiliki alasan tersendiri, mungkin apa yang dikatakan oleh mama itu benar, mama hanya ingin melindungi ku."Samuel menggendong tubuh putranya yang seperti kapas baginya. "Stelio, aku tahu tidak seharusnya aku mengatakan ini, tetapi wanita itu sering menipu dengan kata-katanya itu, kau tidak bisa mempercayainya." Seorang ayah memberikan nasihat pada putranya.
Read more
Chapter 42 Jangan Coba Mempengaruhi Putraku
"Papa, pengasuh itu memiliki rencana jahat untuk keluarga kita!" Stelio menjelaskan pada papanya. Tangannya menunjuk ke arah pengasuh itu. "Tuan Muda, itu semua tidak benar. Saya tidak melakukan sesuatu yang dituduhkan oleh Tuan kecil. Saya selalu setia pada keluarga ini, bagaimana bisa saya memiliki rencana buruk untuk keluarga ini?" Pengasuh itu membela diri dengan panik di bawah tatapan Samuel Ren. "Pengasuh, apa kau menuduh putraku berbohong?" Samuel justru semakin menatap tajam pada wanita muda ini. "Ti-tidak, saya tidak bilang begitu. Saya hanya ingin mengatakan bahwa Tuan Kecil sedang salah paham. Saya--"Samuel tidak memberi kesempatan lebih lanjut untuk Pengasuh ini menjelaskan. Dia beralih pada putranya, "Stelio, bisakah kau menjelaskan pada papa apa yang sebenarnya terjadi?" Stelio menjelekkan semuanya. "Pengasuh ini sengaja menambahkan laporan secara berlebihan pada papa agar papa membenci mama. Ini semua dilaporkan pada orang yang dia telepon. Mereka telah merencanakan
Read more
Chapter 43 Melarikan Diri
"Lacak keberadaan pemilik nomer itu. Mungkin saja orang itu terlibat dalam semua hal yang terjadi." Samuel memberikan perintah pada Asistennya yang baru saja datang. "Anda meminta saya datang ke hotel malam-malam begini hanya untuk ini? CEO Ren, anda bisa melakukannya be--" Asisten Jung langsung diam saat mendapatkan tatapan dari Samuel."Aku juga ingin kau membawa wanita itu pergi dari sini. Terserah orang-orangmu mau lakukan apa ke wanita itu, asalkan dia masih tetap hidup.""CEO Ren, anda tiba-tiba jadi baik hati untuk membiarkan orang yang menyinggung anda hidup atau anda memiliki tujuan lain?" Asisten Jung menatap dengan heran. "Lakukan saja tugasmu dan jangan banyak bicara." Asisten itu dengan segera masuk ke dalam kamar itu. Samuel melanjutkan melangkahkan kaki ke kamar hotel paling luas dan mewah itu. Di sana seorang anak laki-laki berbaring ditempat tidur. Tiba-tiba saja anak itu bagun. "Papa, apa kau sudah selesai? Apa yang kau lakukan pada pengasuh itu?" "Kau tenang sa
Read more
Chapter 44 Orang Itu, Bagaimana Dia Bisa Mati?
"Sial! Kenapa tidak ada satupun taksi yang berhenti untukku? Aku tidak bisa hanya diam saja dan menunggu untuk tertangkap." Maya berdiri di pinggir jalan dengan panik. Dia tidak punya pilihan selain berlari sekuat yang dia bisa. "Semoga saja penjaga itu masih akan tetap tertipu dan tidak menyadari pelarianku."Andai saja dia bisa menghubungi managernya, tapi dia tidak membawa ponselnya karena takut Samuel memasang alat pelacak. Maya Terengah-engah. "Sepertinya aku sudah cukup jauh dari hotel itu," ucap Maya dalam hati. Dia memilih untuk duduk di halte bus. Seorang pria tiba-tiba berjalan mendekati Maya. Sebagai seorang wanita yang sendir di tengah malam, Maya yang sensitif karena sering berhadapan dengan Sasaeng dan paparazi, merasa curiga pada pria dengan kaos pendek dengan tato di lengannya. Wajah orang itu tidak begitu jelas karena tertutup topi. Maya diam-diam meliriknya, "Sepertinya orang ini buka orang baik. Aku harus cepat pergi dari sini," pikirnya. Dia dengan segera berd
Read more
Chapter 45 Mama, Tolong Jawab Aku
Samuel menghela nafas menghadapi situasi ini "Sepertinya dia berusaha untuk menghilangkan jejak." itulah kesimpulan yang dapat ditarik oleh Samuel dalam hal ini. "Asisten Jung, aku pikir ada pengkhianat di kelompokmu. Evaluasi semuanya!" "Ya, CEO Ren. Saya akan melakukannya." "Tugaskan orang terpercaya untuk menjaga wanita ini, jika dia akhirnya sadar, segera pindahkan dia dalam pengawasan siapa tahu orang yang menyuruhnya kembali menghubunginya." Asisten Jung mengangguk. Samuel kembali melanjutkan perintahnya, "Lalu kau kembalilah ke hotel dan jaga putraku yang sedang tidur di sana. Aku ingin kau sendiri yang mengambil tangung jawab dalam pengawasan ini." "Tuan, anda benar-benar membuat saya tidak bisa tidur." "Kalau begitu minta orangmu yang dapat dipercaya untuk menjaga putraku. Namun, jika ada sesuatu yang terjadi maka nyawamu yang akan jadi taruhannya," ancam Samuel.Asisten Jung hanya bisa mengangguk. Meskipun Asisten Jung memiliki orang-orang yang siap untuk membunuh ora
Read more
Chapter 46 Bagaimana Aku Bisa Menghiburmu
"Stelio,kenapa kau ada di sini?" Samuel terkejut melihat putra yang masuk ke ruang kerjanya. "Apa Asisten Jung yang mengajakmu ke sini?""Papa, tolong berikan kunci ruangan itu." Samuel menghela nafas. "Stelio, kita sudah membicarakan tentang ini, kan? Kau harus bersikap tegas. Jika kau ingin hubunganmu dan Maya menjadi lebih baik, kau harus stelio, kenapa kau datang ke sini? Apa kau harus membiarkan hukuman ini. "Papa, aku tahu itu, tapi ada sesuatu yang buruk mungkin terjadi. Aku mencoba memanggilnya, tapi tidak ada suara di ruangan itu. Papa, bukankah di sana dingin dan kondisi mama baru saja pulih. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi lagi.""Stelio, kau terlalu banyak berpikir. Kembali ke rumah sekarang. Bukankah kau ada kelas dengan tutormu untuk belajar melukis?""Aku tidak ingin ikut kelas apapun. Jika papa tidak mau membuka pintu. Aku akan berada di depan pintu tidak peduli seberapa lamapun itu, aku juga tidak akan makan dan minum."Samuel memijat keningnya. "Stelio, a
Read more
Chapter 47 Pindahkan Anak Ini ke Kamar
"Tidak. Jika mama menyebutkan apa yang mama katakan saat di hotel untuk cara penghiburan, aku tidak mau!" Stelio menolak dengan tegas. "Aku akan selalu berada di sisi mama. Aku akan cari cara lain untuk menghibur mama.""Stelio, kenapa kau begitu peduli denganku? Aku bahkan tidak peduli walau kau senang ataupun sedih.""Karena mama adalah mamaku. Jika mama tidak peduli padaku sekarang, tidak apa-apa. Aku mungkin harus berusaha agar mama bangga padaku lalu peduli padaku." Anak laki-laki itu tersenyum tulus. "Bagaimana jika salama beberapa tahun itu tidak berhasil? Apa kau akan menyerah?" tanya Maya memastikan ."Tidak. Aku tidak akan menyerahkan jika itu hal yang berhubungan dengan mama." Maya tidak sanggup melihat matanya yang tulus ini. "Aku tidak boleh tertipu. Saat masih kecil, Mathilda juga terlihat tulus, tapi akhirnya dia menjadi sumber kehancurannya. Anak ini juga sama," ucap Maya dalam hati membuatnya menjadi keras lagi pada anak ini. Melihat mamanya yang hanya diam membuat
Read more
Chapter 48 Dia Tidak Menginginkanmu
"Maafkan saya, Tuan Muda. Saya telah lancang untuk--""Ssst! Jangan bicara terlalu keras. Apa kau ingin menganggu tidur nyenyak putraku?" Samuel memberikan peringatan pada pelayan itu, lalu bertanya padanya, "Sekarang katakan padaku apa yang terjadi? Kenapa kau membawa Stelio keluar?""Sebenarnya, ini adalah perintah dari Nyonya Muda untuk membawa Tuan Kecil keluar. Sepertinya Nyonya mengkhawatirkan Tuan Kecil yang tidak nyaman tidur di lantai. Tuan Muda, mungkin saja Nyonya Muda sebenarnya menyayangi Tuan Muda,"ucap Pelayan itu. Samuel hanya menunjukkan ekspresi datar seperti biasa. Pelayan itu merasa heran. Bukankah ini yang diinginkan oleh Tuan Muda, tetepi kenapa tidak ada kebahagiaan di wajahnya?""Berikan Stelio padaku, aku yang akan membawanya ke kamarnya.""Tuan Muda, apa saya akan dihukum?" Pelayan itu berbicara dengan takut-takut. "Sebenarnya, Nyonya bilang bahwa Nyonya yang akan menggantikan hukuman jika saya di hukum karena membawa Tuan Kecil keluar.""Maya yang mengataka
Read more
Chapter 49 Aku akan Bertindak Sebagai Pahlawan
"Aku tidak menyembunyikan sesuatu darimu, karena kau juga akan tahu nanti dan kau sendiri yang akan membebaskanku." Maya berbicara dengan penuh percaya diri. Samuel menatapnya tajam. "Apa ini seperti sebuah tebakan? Kau hanya menebak secara acak, bukan? Maya, kau begitu percaya diri dan tenang bahkan saat mengungkapkan kebohongan." Maya tidak mengatakan apapun .Baginya berdebat dengan pria itu tidak ada gunanya. Maya hanya perlu berpegang teguh pada harapan yang dia buat ini. "Aku yakin perkiraan ini akan benar dan itu harus benar untuk mengeluarkan aku dari penjara yang mengerikan ini," ucap Maya dalam hati. Maya terlalu larut dalam pikirannya, dia bahkan tidak tahu apa yang dikatakan oleh Samuel setelah mengomelinya. Tiba-tiba saja ada banyak pelayan yang masuk ke dalam. "Ada apa ini?" Tidak ada yang menjawab pertanyaan Maya. Seorang pelayan hanya memberi Maya masker. "Kenapa aku harus memakainya?" *** "Akhirnya, ini saatnya bagiku bertindak selayaknya pahlawan. Aku akan men
Read more
Chapter 50 Kau Pasti Ingin Membunuhnya
"Ternyata Samuel, benar-benar mengirimkan mu ke tempat ini. Pantas saja semua berubah."Stelio menunjukkan raut wajah sedih memandangi ruangan yang menjadi asing ini. Baru tadi pagi dia terkurung di tempat dengan cahaya remang-remang, seharusnya malam ini ruangannya gelap gulita, tapi sekarang berbeda. "Jika seperti ini, aku gagal menjadi pahlawan untuk mama." Stelio menghela nafas kecewa. "Hei, nak. Apa kau akan tetap diam di sana?" Maya memanggilnya dengan acuh tak acuh. Kaki kecil Stelio berjalan ke arah Maya yang duduk di pinggir tempat tidur yang nyaman itu. Stelio mengamati tempat tidur itu lalu mengingat-ingat keadaan saat dia di kurung. Sebelumnya hanya ada tempat tidur kusam dan rapuh, tapi sekarang ada dua tempat tidur berukuran kecil, bahkan ada bantal dan juga selimut. "Semua yang aku siapkan jadi sia-sia," ucap Stelio dalam hati dengan perasaan kesal. Stelio duduk di samping Maya. "Mama, apa mama senang dengan semua ini?" "Ya, ini nyaman.""Baguslah." "Apa kau yang
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status