All Chapters of Skandal dengan CEO: Dia Bukan Anakku! : Chapter 21 - Chapter 30
133 Chapters
Chapter 21 Aku Akan Keluar dan Menjelaskannya
"Maya Lin, kau mau percaya atau tidak, faktanya bukan aku yang melakukannya!" ucap Samuel dengan tegas. Saat ini mereka berdua sedang berada di kamar utama untuk mendiskusikan hal pribadi tentang masalah yang terjadi. "Jika bukan kau siapa orang yang akan menyebarkan masalah beberapa tahun lalui? Aku ingat, di masa lalu kaulah yang menuduhku berselingkuh?" ucap Maya bersikeras dengan tuduhannya. Samuel membaca postingan yang ada di ponselnya dan melihat foto-foto yang memang terlihat di ambil beberapa tahun yang lalu. Dia kemudian kembali menatap Maya. "Apa kau memang berselingkuh dariku saat itu?"Maya yang sedang marah semakin marah dengan percikan minyak yang semakin menyalakan api. "Samuel, jika aku memang seperti itu, apa mungkin aku akan menjalani kehidupan penuh kesulitan dan bahkan memulai karirku dari bawah. Kau juga tidak akan mempercayai alasanku ini, kan?" "Kau bahkan tidak mau mengakui anakku karena berpikir seperti itu, kan? Kau juga menuduhku berselingkuh saat itu d
Read more
Chapter 22 Siapa Di balik Semua ini?
"Maya Lin! Kau!" Samuel merintih pelan karena tindakan kasar Maya Lin. Wanita itu telah menendang harta berharganya. "Rasakan, itu hukuman yang pantas untukmu sehingga kau tidak melecehkan seseorang hanya demi memenuhi keinginan benda itu." Maya dengan cepat melarikan diri dari ruangan itu. Samuel tidak punya tenaga untuk mengejarnya. Pria itu hanya duduk memulihkan dirinya. "Awas saja nanti, aku akan membuatmu kecanduan dan tidak bisa berjalan selama seminggu," ucap Samuel bertekat untuk membalasnya..***"Aku bukan anak remaja lagi, tetapi kenapa jantungku berdebar kencang seperti ini hanya karena dia ingin mencium. dan menyentuhku?" Maya menghela nafas berusaha untuk mengatur debaran jantung yang tidak terkendali. Sebagai seorang aktris yang bermain dalam drama romansa, sudah biasa baginya melakukan adegan ciuman bahkan berpelukan, tetapi kenapa perasaannya aneh. "Tidak mungkin aku masih menyukai pria itu? Perasaan itu sudah lama aku buang jauh-jauh."Kehidupan ini bukanlah sebu
Read more
chapter 23 Papa, Ini Tidak Adil Untuk Mama?
"Dia bilang dihubungi oleh nomer tidak di kenal. Susah untuk melacak IP si penelepon dengan mudah, pihak operator juga tidak mau bekerja sama,' ucap Asisten Jung menjelaskan."Samuel merespon dengan kesal. "Apa mereka ingin menentang?" Wajah Samuel menjadi gelap lalu berkata, "Kita hancurkan saja perusahaan mereka.""CEO Ren, jangan gegabah. Anda tidak lupa dengan apa yang terjadi pada kerabat anda yang menggunakan kekuasaan sesuka hati. Lagipula perusahaan itu milik pemerintah. Aku akan meminta seorang teman untuk menyelidiki ini dengan lebih mendalam." Asisten Jung mencoba menenangkan Bosnya ini. Samuel menghela nafas panjang, setuju denan perkataan Asistennya itu. "Baiklah, lakukan saja. Bilang saja nanti berapa biaya jasa temanmu itu. Jika berhasil menangkap tikus itu aku akan memberimu dan dia bonus." "Ya, tapi ada hal darurat lain yang perlu anda tahu." Samuel tidak menjawab saat mendengar helaan nafas dari Asistennya yang berada di ujung telepon. "CEO Ren, kapan anda datang
Read more
Chapter 24 Mengawasi Seperti Pencuri
Samuel menatap Maya tajam, "Aku berniat untuk memberikan tanggung jawab rumah ini, termasuk para pelayan padamu, tapi...,” ucapnya berhenti sejenak, sambil memperhatikan setiap gerakan Maya, “tapi melihat kau memiliki rencana buruk padaku. Aku pikir lebih baik kau tidak memiliki akses untuk mengatur para pelayan.”"Rencana buruk apa yang aku miliki? Aku hanya meminta pelayan ini untuk mengambil pakaian yang ada di almari." Maya menjawabnya dengan tenang. "Benarkah hanya itu? Kenapa pelayan itu sampai berlutut? Maya, kau menyembunyikan yang sebenarnya, kan?" Samuel masih menatapnya dengan curiga; dia tidak percaya dengan jawaban Maya. "Kenapa kau selalu curiga padaku? Apa aku hanya bisa melakukan hal-hal buruk, itukah yang kau pikirkan? Aku juga tidak peduli kau mau percaya padaku atau tidak. Bahkan, aku juga tidak butuh kau memberiku tangung jawab di rumah ini." Maya mengucapkan dengan acuh tak acuh. Dia tidak ingin bertengkar dengan pria ini. Maya kembali mengalihkan pandangannya k
Read more
Chapter 25 Terjebak
"Sial, kenapa bisa seperti ini? Samuel tidak menyadari rencanaku, kan? Aku harap dia tidak melakukan sesuatu yang tidak masuk akal lagi." Maya berteriak marah. "Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Samuel sehingga menjebakku seperti ini?" Maya berulang kali mondar mandir lalu menarik knop pintu, tetapi tidak ada yang berubah. Seberapa keras menariknya, pintu itu tidak bergerak seincipun; dirinya benar-benar terkunci dari luar. Maya membuka pintu balkon, ada banyak orang yang berjaga di sana. Maya menghela nafas panjang. "Tidak cukup baginya untuk membuatku tidak bisa membebaskan diri ke dunia luar, Sekarang bahkan keluar dari kamar juga tidak bisa. " keluhnya dengan perasaan campur aduk. Maya tidak terlalu peduli jika dirinya harus terjebak, tetapi tidak untuk saat ini. "Jika begini bagaimana aku menerimanya paket itu?" Maya telah menghubungkan managernya untuk membawakan pakaian sekaligus sesuatu yang lain. "Seandainya Samuel memeriksanya, aku akan kehilangan itu lagi."Wajah Maya
Read more
Chapter 26 Aku Tidak Bisa Membuka Untukmu
"Tuan Kecil, maafkan atas tindakan saya. Saya tahu seharusnya saya tidak memeriksa dengan kasar. Tidak perlu menganggu Tuan Muda dalam masalah ini. " Kepala pelayan akhirnya memilih untuk menyerahkan. Wajah Stelion masih serius. " Paman Kepala Pelayan, apa gunanya kau meminta maaf padaku? Ini bukan milikku, kau seharusnya datang pada mama, akui tindakanmu lalu meminta maaf padanya!" "Kenapa? Bukankah sudah sewajarnya bagi orang yang bersalah untuk meminta maaf secara langsung pada orangnya? Itu yang diajarkan padaku. Kepala Pelayan, apa tidak ada yang mengajarkan padamu tentang hal ini? Apa kau bahkan tidak tahu yang anak kecil sepertiku saja tahu." Stelio menyindir dengan cara halus, tetapi tatapannya masih begitu tajam. Kepala pelayan terdiam dan merasa ketidaknyamanan pada tatapan tajam Stelion. Dia merasa diejek oleh sang tuan kecil yang tampaknya begitu cerdas. "Baiklah. Saya akan meminta maaf pada Nyonya secara langsung," ucap Kepala Pelayan setelah terdiam untuk merenungka
Read more
Chapter 27 Malam ini, Aku akan Tidur Dengannya
"Tuan Muda, sepertinya pengaruh Nyonya terlalu kuat untuk Tuan Kecil. Bagaimana jika Nyonya Muda akan memanfaatkannya? Anda tahukan apa yang dilakukan Nyonya di masa lalu saat--" Samuel langsung memotong ucapannya dengan marah, "Kepala Pelayan, kau terlalu banyak bicara. Apa aku terlalu memanjakan mu, jadi kau bisa bicara sembarangan." "Maafkan saya, Tuan Muda." "CEO Ren, anda lebih baik menyusul putra anda. Anda pasti tahu apa yang dapat dilakukan Tuan Kecil untuk mendapatkan apa yang dia mau. Tentang pekerjaan ini, anda bisa mengerjakannya besok." Asisten Jung berdiri dari tempat duduknyaPria itu kembali memberikan saran lain, "Lebih baik untuk menyelesaikan masalah anda, jika anda bertindak egois, Mungkin saja mereka akan meninggalkan anda! Saya permisi." Asisten Jung dengan segera keluar sebelum Samuel sempat mengungkapkan kemarahannya. Saat dia menuju ke arah pintu keluar, dia melihat Tuan Kecil sedang dihalangi oleh para pelayan."Tuan Kecil, apa yang kau lakukan?" "Paman
Read more
Chapter 28 Kenapa Kau Menangis?
"Kau tidak perlu tahu tentang itu!" Maya berbicara dengan ketus. Dia tidak ingin kehilangan 'sesuatu yang berharganya lagi' karena seseorang mengetahui keberadaan benda itu."Apa mama sih belum percaya padaku? Aku dapat menjaga rahasia dengan baik." Maya tidak menjawab. Wanita itu justru memunggungi Stelio. "Ini sudah larut, selamat malam!" Maya Lin mengakhiri percakapan mereka begitu saja. Stelio menatap punggung dingin mamanya. Hubungannya dan mamanya baru saja dekat, tetapi dia justru membuatnya tidak bahagia. "Mama, apa kau marah? Maafkan aku karena menanyakan hal yang tidak seharusnya aku tanyakan." Tangan kecil itu dengan perlahan memeluk pinggangnya. "Mama, jangan marah padaku. Aku akan melakukannya apapun sebagai hukuman." "Aku tidak marah, tidur!" Maya masih tidak menunjukkan kelembutan. Saat ini, hatinya sedang berkonflik dengan pikirannya yang berusaha untuk rasional. Meskipun tidak suka dipeluk oleh anak ini, tapi Maya membiarkannya kali ini. Memberikan kesempatan bagi
Read more
Chapter 29 Kau Membalas dengan Menyakiti Putraku
Brak Samuel Langsung mendorong pintu dengan keras, membuat gemuruh yang membuat Maya hampir terjungkal dari tempat tidurnya. dia yang sedang proses menuju alam mimpi menjadi terkejut dan bingung. Maya menatap Samuel dengan wajah kesal yang ia miliki, ia merasa terganggu dengan kebisingan yang Samuel buat di malam hari. "Samuel Ren, kenapa kamu membuat kegaduhan di tengah malam saat seseorang tidur?" tanya Maya dengan tatapan dingin. Samuel menatapnya dengan mata gelap yang miliknya . Nada suaranya meninggi, "Kamu masih berpikir untuk tidur tanpa memiliki perasaan bersalah sedikitpun atas apa yang kamu lakukan pada Stelio?" Maya merasakan dinginnya suara Samuel, perkataannya membuat jantungnya berdebar keras. "Kamu benar-benar tidak punya hati nurani sebagai seorang ibu," cetus Samuel dengan dingin. Maya melihat ke arah Samuel dengan tatapan kesal dan pahit, "Samuel, apa kamu berhak untuk menyindirku? Kamu bilang aku tidak punya hati nurani sebagai seorang ibu, huh?" Maya merasakan
Read more
Chapter 30 Mendapat Omelan Putranya
Stelio mengucapkan dengan lantang, "Aku tahu papa memaksa mama untuk minta maaf. Papa bahkan tidak tahu masalah apa yang terjadi, kan?" Samuel memanggil putranya dengan lembut, "Stelio!" Namun Stelio mengabaikannya dan masih melanjutkan omelannya, "Aku sudah bilang aku menangis bukan karena mama. Kenapa papa justru mendesak mama untuk minta maaf?" Samuel hanya diam seribu bahasa tanpa menyela putranya. Maya diam-diam tersenyum melihat wajah kaku Samuel yang sedang mendapatkan teguran dari anaknya sendiri. Samuel melirik ke arah Maya dengan tatapan 'apa kau begitu bahagia?' Namun, Maya berpura-pura tidak melihat arti dari tatapan itu.Stelio menawarkan bantuan kepada Maya. "Mama, jika papa memaksamu lagi, katakan saja padaku. Aku pasti akan selalu berpihak pada mana." Maya menatap putranya dengan perasaan rumit, tapi tidak mengatakan apapun.Maya membuang muka, berpura-pura tidak melihat arti dari tatapan itu. "Mama, jika papa memaksamu lagi, katakan saja padaku. Aku pasti akan se
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status