All Chapters of Gadis Peliharaan Sugar Daddy: Chapter 41 - Chapter 50
73 Chapters
Terang-Terangan
"Kita kemasi barang dan pindah hari ini!" ucapku pada Kevin setelah check out dari hotel dan berjalan menuju lobi utama di mana mobil yang ditinggalkan Om Lian berada. "Kita bilang apa kalau orang rumah tanya nanti?" sahut Kevin. "Sore ini Pak Wira pasti nggak ada di rumah, mungkin dia lagi persiapan jamuan buat Pak Hans yang harus aku layani nanti malam. Kalau Papa dan Mamamu biar aku yang urus." Sekejap Kevin tampak mengerjap tak percaya, tapi akhirnya dia mengangguk juga."Biar aku yang nyetir." Kevin menahan pergelangan tanganku saat hendak memutari Mini Cooper berwarna merah yang sudah terparkir di hadapan, menuju kursi kemudi. Tanpa kata aku mengangguk pelan, dan menyerahkan kunci mobil kepadanya, lalu duduk di kursi penumpang. Helaan napas panjang terdengar setelah mesin mobil dinyalakan. Kevin menatapku dengan sorot mata penuh kenyakinan. "Mungkin anak muda yang tak berpengalaman seperti kita akan diremehkan, karena bernyali benar menantang orang-orang yang memiliki keku
Read more
Kena Mental
Tak! Tak! Tak!Sengaja kuhentak langkah berhias heel's dengan tumit lima sentimeter, saat mempersempit ruang gerak Tante Lidia yang terpaksa berhenti karena terantuk sofa. Dia terpojok."Anda tahu di mana ibuku sekarang, hah?" desisku tepat di depan wajahnya setelah menyejajarkan tubuh yang beberapa senti lebih tinggi dari wanita ini. "Dia gila Tante Lidia. Mamaku gila karena kebiadaban kalian! Tanpa disadari Andalah yang menjadikanku seperti ini. Andalah yang membuatku kehilangan masa remaja karena harus menanggung beban yang begitu beratnya!" Aku berteriak histeris meluapkan segala emosi yang ada dengan tangis yang tak lagi bisa dibendung."Selama sembilan belas tahun ini aku tak pernah merasakan bagaimana rasanya punya ayah. Semua kebahagianku seolah sudah Anda rampas sejak dalam rahim. Anda puas dengan itu, Tante. Puas, hah!"Tubuh Tante Lidia meluruh ke lantai. Dari arah pintu kulihat Kevin berlari menghampiri dan berusaha menenangkan emosiku yang mulai meluap-luap. Namun, usahan
Read more
Masuk Kandang Singa
"Vin ...." Kugenggam tangannya yang sepanjang jalan hanya diam terbungkam dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Kamu beneran jual motor kesayangan cuma buat beli kamar apartemen tepat di sebelahku?"Kevin mengalihkan pandangan dari jalanan di depan, lalu menatapku. "Ya.""Tapi BMW HP4 Race itu motor kesayangan kamu, loh. Aku bahkan masih ingat gimana kamu habiskan semua uang tabungan cuma buat modifikasi motor satu seat biar jadi dua seat itu.""Nggak apa-apa, Lea. Nanti aku bisa nabung buat beli lagi. Mungkin butuh waktu lama, tapi setidaknya nanti aku bisa beli pake uang sendiri."Kuempaskan tubuh ke sandaran kursi. Lalu menarik napas dalam-dalam."Aku nggak yakin kamu bisa bertahan tanpa fasilitas dari mereka.""Eitt ... jangan sedih. Aku baru nyolong perhiasan Mama dan satu kartu ATM Papa. Setidaknya itu cukup buat hidup setahun ke depan. Selebihnya, kan aku bisa nge-band di kafe-kafe atau ikut casting model. Kamu nggak tahu aja gini-gini di luar agensi kakek, aku banyak yang ny
Read more
Bantuan
"Katakan saja di mana aku harus menemuinya, Pak. Berhenti membuang-buang waktu," rutukku."Ah, seperti Lea yang kukenal sebelumnya. To the point memang gayamu. Mari!"Pak Wira menuntunku menuju lift. Di dalam mulutnya sama sekali tak bisa berhenti mengoceh."Sebenarnya aku agak kecewa karena kamu tak mengenakan pakaian yang sudah kusiapkan. Tapi tak apa, toh di dalam sana kamu akan menanggalkan semuanya."Ting!Bersamaan dengan kata-kata bernada melecehkan yang Pak Wira lontarkan. Lift berhenti di lantai yang kami tuju.Ini adalah lantai yang sama dengan waktu itu. Saat aku menggantikan Delima untuk menemui Pak Wira."Silakan masuk! Pak Hans sudah menunggumu di dalam."Sejenak kucengkeram ujung blazer saat melangkahkan kaki masuk ke dalam. Hawa yang terasa begitu mencengkam. Entah kenapa ruangan ini terasa lebih menakutkan daripada gedung berhantu.Penerangan hanya berasal dari lampu warna-warni. Bau minuman bercambur asap rokok menusuk indra penciuman.Pria paruh baya berwajah asing
Read more
Rencana
"Sebenarnya aku adalah tipe orang yang tak suka ikut campur dengan urusan orang lain. Namun, mengingat Pak Wira adalah salah satu pemegang saham di perusahaanku dan bisnisnya gelapnya melibatkan perdagangan manusia dan anak di bawah umur ... aku benar-benar tak bisa membiarkannya. Apalagi mengingat fakta bahwa dia yang menjerumuskan Mas Rama pada dunia kelam itu."Dalam sikap tenangnya bisa kulihat kilat tajam dari sorot mata bening Mbak Amira. "Sejak satu setengah tahun lalu aku sudah merasakan ada yang salah dalam diri Pak Wira. Selain pongah dan seringkali merendah untuk meroket, aku juga tak suka dengan caranya menatap para wanita dengan sorot merendahkan. Tak jarang dia juga terang-terangan melakukan pelecehan secara verbal, tapi tak pernah ada satu pun korban yang melaporkan. Dari data yang sudah kami kumpulkan dari berbagai sumber. Dia kebal hukum, suamimu sebagai pengacaranya sudah sering sekali kelabakan menangani berbagai kasusnya. Dalam beberapa kesempatan dia bahkan kedap
Read more
Maju Selangkah
"Ngelamun bae!" Kevin menyenggol lenganku yang sepanjang perjalanan menuju apartemen hanya melamun memikirkan percakapan dengan Mbak Amira beberapa saat lalu. Sebelumnya kami juga sudah mengantar Tante Sarah sampai rumah. Beberapa kali aku dibuat menggeleng tak habis pikir dengan rencana-rencana brilian yang sudah disusun wanita cantik berjilbab itu. Kalau semuanya berjalan sesuai rencana. Tak butuh waktu lama bagi kami untuk menumbangkan Pak Wira. Demi Tuhan aku sudah tak sabar untuk melihatnya berlutut dan meminta maaf di depan publik sembari mengakui semua kejahatannya. "Vin ....""Hmm?" Kevin mengalihkan pandangan dari jalanan, sementara kedua tangannya masih stay pada setir. "Kamu yakin rencana ini bakal berhasil?""Entah kenapa aku, sih yakin. Daripada rencana sebelummya yang menempatkanmu dalam bahaya. Sekarang kita bahkan nggak butuh umpan, Lea. Jadi, kecil kemungkinan buat gagal. Lagipula mereka udah sangat berpengalaman. Beda sama kita yang amatiran dan cuma modal neka
Read more
Bekerja Cerdas
Bekerja cerdas bisa dibilang sebagai fase paling efektif dalam menjalankan sebuah rencana, dibandingkan kerja keras yang kebanyakan hanya menghabiskan tenaga, tapi belum tentu hasilnya. Tak banyak orang yang mampu melakukannya, kecuali dia yang memang punya pengalaman di bidangnya. Sebagai sesama wanita aku benar-benar kagum pada sosok Mbak Amira. Dia adalah paket komplit wanita masa kini sesungguhnya yang bisa menjalankan multi peran. Mulai dari seorang istri, ibu, dan wanita karir yang kemampuannya bisa dikatakan di atas rata-rata. Sembari menatap layar datar di hadapan aku masih belum bisa menyembunyikan keterkejutan. Bahkan siaran berita di TV sudah berganti beberapa menit lalu, tapi aku masih terpaku dengan satu pertanyaan yang sama. Kok, bisa? Rencana yang sudah disusun lama bersama Om Lian dengan kerja keras yang cukup menguras tenaga bahkan masih berakhir gagal. Namun, dalam waktu yang bisa dibilang cukup singkat Mbak Amira dan Tim mampu menghandlenya dengan hasil yang am
Read more
Ternyata Saudara
Kami tiba di kediaman keluarga Adijaya. Tempat ini bisa dibilang hampir sama luasnya dengan tempat tinggal Pak Wira. Hanya suasananya yang membuat beda. Kalau di sini bersahabat, di sana kebalikannya. Mencekam. "Mari, Non!"Bang Jojo dan Yoga menuntun kami masuk ke dalam, di mana para pelayan sudah berjejer menyambut. Di barisan paling depan kulihat seorang wanita bertubuh tinggi berisi mengenakan seragam yang hampir sama dengan para pelayan lain, tapi lebih rapi dan tertutup jibab. "Beliau kepala pelayan di sini. Namanya Zara. Bisa panggil aja Miss. Toa, karena suaranya nggak kalah sama sound sistem hajatan.""Jojo." Kepala pelayan bernama Zara itu memelototi Bang Jojo. Entah kenapa aku benar-benar iri melihat kedekatan mereka. Orang asing yang tampak kental kekeluargaannya. "Mari, saya antar ke dalam." Mbak Zara mempersilakan aku dan kevin. Sementara beberapa penjaga membantu Bang Yoga menurunkan barang. Kami berjalan mengekorinya, begitu pun Bang Jojo. "Pagi ini Amira ada me
Read more
Masih Ada Orang Baik
Di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan. Semuanya ada karena campur tangan takdir Yang Maha Kuasa.Nyatanya dunia memang sempit. Dari ratusan negera dan jutaan pulau di dunia. Ternyata Mas Rafael dan Om Lian adalah saudara!Mereka berasal dari satu Ayah yang sama yaitu Pak Indra Herlambang. Dulu beliau adalah pengacara kondang yang namanya paling sering dibicarakan karena banyak menangani kasus-kasus besar yang melibatkan publik figur, pengusaha, perusahaan, bahkan politisi! Sekitar lima tahu lalu beliau wafat menyusul sang istri dan meninggalkan satu orang anak yang tak lain Mas Rafael, siapa yang menyangka ternyata beliau mempunyai seorang anak dari hubungan gelapnya dengan ibu Om Lian sebelum menikah dengan ibu Mas Rafa. Tak ada yang tahu pasti seperti apa kronologisnya saat itu. Namun, yang jelas Om Lian dan Mas Rafa sudah terbukti secara DNA adalah saudara. Semua mulai masuk akal sekarang. Tak ada yang namanya bantuan secara cuma-cuma. Terlepas itu tulus atau tidak semua p
Read more
Kerjasama
Kulihat di depan Mbak Amira masih berkutat dengan in fokus yang menunjukkan sebuah grafik saham FaTV dan Fahlevi's Entertainment. Tampak di sana H Travel sudah dicoret dari daftar. Tinggal dua yang tersisa. Salah satunya adalah PT A.J. Sementara yang diberi bulat merah adalah target berikutnya. Arden's Group. Yang dipimpin oleh Margaretta Andrean. Merupakan perusahaan fashion asing sekelas Kacci. Yang kudengar mantan suaminya adalah seorang dokter keturunan Eropa - Indonesia, sebelum setahun lalu mereka resmi bercerai karena sang suami kedapatan selingkuh dan terlibat dalam pembunuh berencana kakeknya Mbak Amira. "Sebenarnya tak terlalu sulit untuk membuat Arden's Group membatalkan kerja samanya dengan perusahaan Pak Wira. Mengingat aku mengenal pimpinan perusahaan fashion itu dengan baik begitu pun anggota keluarganya yang lain. Yang jadi permasalahan di sini adalah kita harus mencari bukti konkret agar Mrs. Margaret percaya, mengingat kerja sama mereka bahkan sudah terjalin lebih
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status