Kamar besar dengan berbagai fasilitas yang sudah kutinggali hampir tujuh bulan ini, tak urung membuatku nyaman. Rasa gelisah kerap kali hinggap membuat tidur beralaskan kasur super empuk pun terasa bagai berbaring di hamparan batu dengan permukaan tajam. Diperlakukan bak putri dengan pengawalan ketat tiap kali hendak bepergian malah Membuatku terasa seperti tahanan spesial. Setiap tawa yang menggema di istana ini justru mengantarkan perih tak berkesudahan kala yang kuingat adalah sosok-sosok yang sudah meninggalkan. Bukannya bermaksud untuk tidak bersyukur. Demi Tuhan aku sangat menghormati Mbak Amira dengan segala pribadi baiknya, juga orang-orang di sekeliling malaikat berwujud manusia tersebut. Aku hanya merindukan Kevin, Om Lian, Mama, Tante Sarah, dan sosok-sosok yang pernah berjasa dalam hidupku yang sebelumnya mungkin tak memiliki masa depan. Aku hanya ingin mereka ada di sini, menemani sepiku, menyeka air mataku, dan mendekap tubuhku saat lelah berpura-pura tegar. Kupeluk
Read more