All Chapters of Tawanan Pria Setengah Dewa: Chapter 161 - Chapter 170
214 Chapters
Pijatan Kucing
Demi menghindari Aceli dari bagian – bagian tidak diinginkan. Pandora memutuskan untuk memancing perhatian Aceli ke sisi lain.Di sini mereka berakhir ....Di halaman samping mansion. Bermain dengan kuda poni yang gembul. Memberi makan dengan daun – daun. Dan gadis kecil itu akan berlari—tertinggal jauh oleh kuda yang meninggalkannya.“Hati – hati, Aceli, nanti jatuh.”Pandora mengeraskan suara. Memastikan Aceli berada dalam pantauan yang ketat. Dia melongoh, memehatikan gadis kecil itu sedang berjongkok mengusap – usap kepala kuda poni yang meringkuk di atas rumput.“Urusan kita belum selesai, Mama kucing.”Remasan lembut di bokong Pandora secara mengejutkan membuat dia bergeser posisi. Dengan bibir setengah terbuka nyaris melontarkan kata – kata marah, Pandora terdiam menemukan Kingston sudah menjulang tinggi di sampingnya.Wajah sedikit pucat, begitu kontras terhadap seringai yang tidak memungkinkan. Kingston terlihat, lebih baik tidak menggodanya daripada harus menarik beberapa pr
Read more
Hamil?
Seorang wanita paruh baya melampiaskan angkara murka lewat barang – barang yang berhambur seperti kapal pecah. Itu adalah badai darinya ketika mengetahui kematian Shelden telah sampai di telinga. Kematian oleh benturan luar biasa keras di kepala menyebabkan gumpalan darah membeku di dalam otak. Tidak ada oksigen dan pria itu telah mematahkan beberapa tulang di bagian tubuh.Mayat Shelden ditemukan pihak berwenang tanpa bukti mencurigakan. Orang – orang di istana bungkam menjelaskan hal terkait apa pun sejak terakhir kali Shelden meninggalkan istana. Tetapi wanita ini tahu duduk perkara dengan sangat jelas, karena dia seharusnya sudah menerima Pandora di pangkuan, mendapat apa yang diinginkan, dan melancarkan aksi balas dendam.Berada dalam persembunyian paling terjal. Dia tidak akan bisa ditemukan. Sialnya nasib buruk kehilangan sekutu setia seperti Shelden, membuat dia harus berpikir lebih tajam bagaimana cara merenggut jantung Pandora sendirian. Jantung keabadian. Jantung kecantikan
Read more
Kebenaran
“Siapa yang hamil?”Pandora memberanikan diri bertanya saat dia melihat Kingston memutuskan sambungan telepon bersama seseorang—ntah siapa. Kingston tidak memberi petunjuk apa pun ketika jemari kasar itu menyelipkan ponsel di saku celana kain. Sebuah peluang yang tak bisa Pandora biarkan begitu saja. Dia menunggu Kingston segera menjawab, tetapi sentuhan ringan-lah yang kali pertama terjadi. Kingston dengan hati – hati menyentuh sudut wajah Pandora. Sorot kekhawatiran tidak pernah lepas dari mata spektrum pria tersebut.“Lain kali jangan makan sembarangan, mengerti?”Hanya nada sedikit dengan peringatan yang lembut. Menarik kedua alis Pandora bertaut heran. Dia ingin Kingston menjawab lugas terhadap pertanyaan terdahulu. Bukan berbalik mengatakan sesuatu yang tidak dia mengerti.“Siapa yang hamil?”Sekali lagi. Pandora bertanya lebih tegas. Iris matanya lurus – lurus menatap Kingston. Mencari jawaban yang dia butuhkan, dan itu berakhir kerlingan geli bergumul jelas di wajah Kingston.
Read more
Musim Dingin
Sorot mata Pandora menatap lurus – lurus layar persegi menempel di dinding rumah sakit. Berita tv nasional sedang menyiarkan pergantian musim ke musim dingin. Sesekali dia melirik ke luar jendela. Rintik hujan berjatuhan dengan deras. Beberapa pecikan menyebar padat pada kaca rumah sakit. Ini adalah musim dingin pertama sebagai pasangan Kingston. Pandora segera menggeser wajah untuk mengamati pria yang sedang tertidur memeluk tubuhnya. Wajah tampan itu begitu dekat, tetapi Pandora lebih terpancing menarik selimut tebal dan membungkus dia bersama Kingston. Merasakan hangat dekapan berdua dan kembali memehatikan layar tv untuk kemudian beralih ke siaran lain.Tidak ada program menarik sehingga Pandora kembali ke siaran awal. Suara tv memelan dengan dia meletakkan remote kontrol ke atas nakas. Perlahan memejam, namun sebuah kecupan ringan secepat itu membuat Pandora mengurungkan niat. Kelopak mata yang melentik ke atas segera mendapati Kingston sedang melekukkan sudut bibir dan menarik P
Read more
Salju
Berita pernikahan Kingston telah sampai di kehidupan para dewa. Sebagian besar menanggapi berita tersebut sebagai manifestasi suatu ramalan. Ramalan yang menjadi kenyataan mengenai kelahiran putra mahkota dari kerajaan Olimpyus, tentang pernikahan dengan manusia terpilih, tentang seorang gadis dengan darah bangsawan mengalir di tubuhnya.Bagaimanapun itu menjadi alasan yang diberikan Raja Osso secara hak paten. Hubungan ini menjadi kasus dan klausa yang berbeda. Kingston akan mendengar hal demikian. Mendengar bahwa pertentangan hubungan bersama Arcadeaz disertai begitu banyak halangan. Raja Osso tidak mengizinkan seorang manusia biasa—untuk menikahi putranya. Tidak akan membiarkan ketimpangan yang terjal, walau ratusan tahun lalu bantahan Kingston begitu besar.Kematian sudah digariskan. Arcadeaz tidak akan pernah kembali dalam wujud dan pola reinkarnasi sekalipun. Raja Osso berpikir—seorang manusia biasa, yang melahirkan anak keagungan—dewa—akan melewati pelbagai rintangan. Dan sekar
Read more
Keintiman yang Manis
“Hentikan, King. Aku masih harus menyelesaikan ujianku.”Lengan Pandora terulur panjang sekadar menjauhkan wajah Kingston dari jangkauan di ceruk lehernya. Proses yang Kingston lakukan makin memancing, seolah memang sengaja menggoda Pandora yang mengalami situasi membekukan ke dalam luapan bara membakar.Sering kali Pandora sanggup membebaskan diri, tetapi lewat jangka waktu singkat Kingston akan kembali dengan gerak merayu yang piawai. Gigitan kecil terasa bergiliran sampai di sudut tulang rahangnya.Jari – jari itu mahir menyusuri lekuk tubuh dalam balutan mantel tebal. Luar biasa menyeret Pandora masuk ke kubangan gelisah.Segera menuntaskan semua yang tertahan ... itu yang sedang dia pikir harus terjadi. Berusaha mengingat – ingat lebih tajam susunan kata yang buyar oleh tindakan Kingston. Satu paragraf akhirnya terselesaikan dengan baik.Pandora menarik napas panjang. Siap menekan tombol kirim setelah memastikan soal – soal itu terisi sempurna. Sekali enter ... dia tidak akan bis
Read more
Bermain Salju
Salju berguguran di halaman samping mansion, membentuk tumpukkan butiran es menggunung. Tumpukkan yang selalu menyeret usaha Aceli untuk bermain di tengah – tengah hujan salju. Gadis kecil tersebut telah siap dengan pakaian hangat dan sepatu bot kuning di kaki mungil-nya. Memaksa Pandora ikut serta berpijak di atas rumput bersalju, yang sebagian sudah dikikis oleh Helios. Sisa dari kikisan itu menjadi puing – puing menyatu dengan tumpukan salju lain—makin menjadi kegemaran Aceli saat menyentuh—mengepal menjadi gumpalan kecil di tangan.“Kita bikin boneka kayu, Mommy!”Sikap antusiasme Aceli segera menarik Pandora bersimpuh di hadapan gadis kecil yang sedang memeluk salju. Ukuran tangannya yang lebih besar mulai bergerak. Mengatur bentuk dan tumpukan salju seperti bulatan besar—sedikit pipih dan proposional—mungkin Pandora akan menyebut itu adalah bentuk elips yang gagal tetapi bervolume padat.Dia tersenyum. Melakukan hal yang sama dengan ukuran lebih kecil, masing – masing ditumpuk m
Read more
Menuju Istana
“Sudah siap?”Pandora menunduk cepat merasakan sesuatu menelungsup ke dalam permukaan perut ratanya. Dia tersenyum tipis mengamati keberadaan telapak tangan Kingston, menikmati bagaimana cara pria itu terus menghujaminya dengan ciuman lembut di pipi, hingga Pandora segera mengangkat wajah—menghadap ke dalam cermin—memerangkap dirinya dan Kingston dalam satu bayangan bersama.Sudut bibir Pandora melekuk makin tinggi. Pelan – pelan merambatkan jari – jemari sekadar menyentuh punggung tangan Kingston. Dia masih memehatikan suaminya dengan intensitas tinggi.“Aku sudah siap, tapi—“Pandora menahan kalimat di ujung tenggorokan membayangkan akan ada banyak peristiwa yang tak bisa dia kaitan terhadap dirinya ke depan. Seperti ada ledakan rasa takut, ragu yang besar. Dan dia sedang memikirkan cara bersikap diplomatis yang baik. Bagaimana untuk kali pertama harus menunjukkan kehormatan, meski dia sendiri tidak tahu akan dengan cara apa Kingston membawanya sampai pada pertemuan berkehidupan mit
Read more
Kain Merah
Rasanya lebih lega setelah penyambutan selesai, dan dia dipersilakan untuk berdiam diri di dalam kamar Kingston. Kamar yang sudah tidak pernah ditempati pemilik asli, tetapi segala struktur dan elemen bangunan terawat dalam wujud sempurna.Tak bisa dimungkiri, kali pertama menginjakkan kaki Pandora melihat ini adalah ruang yang futuristik. Setiap sudut garis memiliki ukiran tertentu. Ukiran yang selalu membuatnya berpikir; itu adalah bentuk paling jauh dari arah modern.Pandora tersenyum saat perhatiannya jatuh pada ketukan ranjang besar, letaknya tidak jauh dari posisi dia berdiri. Ranjang yang memelihara empat tiang menjulang untuk menahan atap yang dibaluri bulu – bulu merumbai. Pandora seperti bertemu ranjang di mansion Kingston, meski tanpa rumbai yang sedang dia amati saat ini, dan juga dengan sedikit perbedaan pekat.Bayangan itu turut menyeret ingatan Pandora pada Kingston. Suaminya langsung diborong pergi oleh Raja Osso sehingga Pandora harus menunggu sambil – sambil mencari
Read more
Kebebasan
“Aku mengumpulkan kalian di sini untuk menyampaikan hal penting tentang keputusanku, yang sampai detik ini belum pernah berubah sejak disahkan bersama perlementer kepemimpinan.”Suara mendesis dari cela bibir itu membiarkan Pandora menatap Raja Osso lebih lama. Kemudian dia melongo ke sisi lain. Sisi yang menghadapkan dirinya pada kerumunan di depan mata. Kerumunan penuh, sesak, berjejer, yang menyiarkan antusiasme besar.Pandora tidak pernah menyangka bahwa dia akan berdiri di sini. Di gedung pertemuan kerajaan. Tinggi, semacam sebuah balkon di mana dia bisa menemukan semua hal dan segala jenis bentuk dari makhluk – makhluk di hadapannya.Separuh dari mereka memiliki penampilan, yang bahkan sedikitpun tak pernah terbayang di benak Pandora kalau – kalau dia akan melihat wujud manusia berkaki kuda. Makhluk – makhluk melata, memegang senjata, dan paling ekstrem sekalipun, tidak pernah luput dari pandangannya.Sering kali hal itu menjadikan alasan paling masuk akal, mengapa Pandora mengg
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status