All Chapters of ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA: Chapter 41 - Chapter 50
157 Chapters
Bab 41
Rasa cemas bergelayut dalam pikiran Tuan Zu saat ini saat Naima mengabarkan kondisi tentang Aneisha waktu itu."Saya baru akan memeriksanya Tuan Zu, harap bersabar terlebih dahulu," jawab Naima dengan wajah yang sudah mulai cemas."Cepat kau panggilkan dokter terbaik untuk memeriksa keadaannya, Naima," perintah Tuan Zu dengan nada mulai cemas."Baik Tuan, saya akan menelpon dokter Rafael sekarang juga," balas Naima."Tolong segera kabari aku setelah dokter Rafael memeriksa dirinya," tegas Tuan Zu kepada Naima."Baik Tuan, apa saya bisa memutuskan sambungan telepon Tuan Zu sekarang?" tanya Naima sebelum mematikan ponselnya."Baiklah, aku tutup teleponnya dan aku akan segera pulang ke rumah dengan naik pesawat. Tolong segera kamu perintahkan Lim dan Kim untuk membawa beberapa pemgawal lainnya menjemputku di bandara sekarang!" perintah Tuan Zuan kepada Naima."Baik Tuan, akan segera saya perintahkan mereka untuk menjemput Tuan di bandara sekarang juga," jawab Naima."Baiklah Naima aku tit
Read more
Bab 42
Dokter Rafael terlihat sangat geram ketika dirinya melihat luka Aneisha saat ia menyibakkan atasan Aneisha ke atas.Naima yang saat itu menutupi tubuh Aneisha dibagian depannya hanya bisa terdiam saja ketika dokter Rafael terus saja mengomeli Tuan Zu yang tak lain adalah sahabatnya itu.Dokter Rafael tampak telaten membersihkan luka Aneisha dan mengobati lukanya saat ini."Ihsss sakit sekali," desis Aneisha ketika ia merasakan lukanya sangat perih."Tahan Nyonya Muda Zu, aku akan mengobati lukamu biar tidak terinfeksi." Dokter Rafael berusaha menenangkan Aneisha sambil mengobati lukanya.Aneisha terus merancau sambil menahan sakitnya saat itu. Tak selang beberapa lama kemudian Dokter Rafael akhirnya selesai mengobati luka Aneisha saat itu."Sudah selesai, miringkan tubuhnya beberapa menit agar obatnya bisa merasuk dengan baik," tutur Dokter Rafael kepada Naima."Baik Dok," jawab Naima dengan memegangi tubuh Aneisha miring ke arah samping.Beberapa menit kemudian terlihat obat itu sudah
Read more
Bab 43
Arsen seketika menghentikan langkah kakinya ketika pengawal Tuan Zu kini sudah berada di depannya."Kau bicara apa? Aku bahkan tidak tau di mana dia saat ini berada," elak Arsen dengan menatap nyalang kedua pengawal tersebut.Pengawal itupun saling melempar pandangannya ketika Arsen mengatakan hal itu kepadanya, sepertinya mereka juga sungkan ketika tidak percaya dengan apa yang Arsen katakan."Maaf Tuan Arsen, bukan maksud kami untuk menuduh Tuan, tapi kami melihat Tuan dari arah ruang perawatan di mana saat ini Nyonya Muda Zu telah dirawat," sahut salah seorang pengawal.Arsen berpura-pura kaget saat pengawal mengatakan hal yang sudah diketahui dirinya tetlebih dahulu."Apa? Aneisha ada di ruang perawatan? Kenapa dia? Apa yang terjadi dengannya?" tanya Arsen dengan wajah cemasnya."Dia hanya demam saja Tuan, kau tidaj oerlu cemas," jawab pengawal tersebut."Bolehkah aku menjenguk dirinya?" tanya Arsen dengan tetap berpura-pura ingin menemui dirinya."Maaf Tuan, Tuan Zu melarangmu un
Read more
Bab 44
Saat ia mengatakan itu tadi tanpa disadari olehnya tiba-tiba Tuan Zu kini sudah berdiri tepat di belakangnya dan mulai menepukkan kedua tangannya cukup keras.ProkProkProk"Bagus sekali Arsen, aku salut akan dirimu yang saat ini ternyata tak henti-hentinya mengejar istriku dan selalu menganggap dirinya adalah istrimu," ucap Tuan Zuan dengan tersenyum sinis.Arsen terkejut ketika mendengar suara bariton itu muncul dari belakang tubuhnya.Arsen menoleh ke belakng dan kini menatap wajah kakak tiri sedang menatap nyalang dirinya."Kau sudah datang?" tanya Arsen dengan wajah sedikit gugup.Tuan berjalan ke arahnya dan kini mulai menatap nyalang wajahnya."Iya aku sudah datang, apa kau saat ini terkejut melihat kedatanganku dengan tiba-tiba Arsen?" tanya Tuan Zu menatap nyalang wajah Arsen.Arsen hanya tertawa sumbang, ketika mendengar ucapan Tuan Zu kali ini."Apa kau bilang? Aku terkejut melihat dirimu? Bakhan aku tidak terkejut lagi bahwa kau ini adalah laki-laki buaya yang memiliki le
Read more
Bab 45
Aneisha tak memiliki pilihan lain selain harus melepaskan celana dalamnya sendiri.Meskipun Tuan Zu sudah beberapa kali melihat tubuh polosnya, Aneisha masih saja tetap malu jika harus bertelanj*ng bul*t di depannya saat ini."Kau jangan pernah merasa malu di depanku Ana," ucap Tuan Zu kepada Aneisha.Aneisha tampak memalingkan wajahnya karena masih saja tetap malu di depannya.Perlahan-lahan Tuan Zu mulai menghadap tubuh Aneisha yang polos itu menghadap tembok.Tuan Zu lalu menarik lengan bajunya sampai ke atas sikut. Ia melihat bekas luka yang saat ini terlihat sedikit mengering di punggungnya.Perlahan-lahan dia sirami tubuh pitihnya yang tak mulus itu dengan pancuran air shower.Aneisha tampak menggelinjang, ketika air itu mulai membasahi tubuhnya.Tuan Zu kemudian memegang luka Aneisha dengan satu jarinya dengan perlahan-lahan."Ehssss ....," desis Aneisha dengan menggenggam erat telapak tangannya."Apa ini sakit?" tanya Tuan Zu dengan berbisik di telinganya.Aneisha mengangguk d
Read more
Bab 46 Tentang Rasa
Ketiga istri Tuan Zuan tampak begitu marah dan sudah mulai cemburu buta dengan Aneisha yang menjadi madu mereka.Sempat terbesit dalam pikiran mereka untuk menyingkirkan Aneisha secepatnya."Kau tidak adil kepada kami Tuan Zu," protes Lilian dengan nada mulai marah.Tuan Zu lalu mengarahkan attensinya ke arah Lilian."Apa kau bilang? Tidak adil pada kalian? Bukankah kalian juga sempat aku perlakukan seperti Ana saat ini?" jawab Tuan Zu dengan menatap nyalang ketiga istrinya secara bergantian."Apakah itu artinya kami tidak akan bisa menikmati masa-masa indah bersama dengan dirimu seperti waktu dulu lagi?" tanya Lilian dengan nada mulai memprotes."Kenapa? Apa kau mau protes kepadaku?" tanya Tuan Zu sengan tatapan penuh intimidasi."Iya. Aku protes Tuan, mengapa hanya Aneisha yang kau perlakuan seperti ini saja? Kenapa kau tidak memberikan kesempatan kepada kami seperti kau memberikan kesempatan kepada Aneisha?" protes Lilian dengan nada mulai marah."Kalian berbeda dengan gadis itu, d
Read more
Bab 47 cemburu
Lelaki itu seolah lumpuh seketika saat Aneisha mengatakan isi hatinya."Apa yang terjadi dengan dirinya Tuhan, apa arti dari ucapannya itu? Apakah dia memiliki rasa dengan Kakak Zu?" tanyanya dalam hati.Beberapa saat kemudian Aneisha yang saat itu sedikit menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh ketika dirinya memeluk tubuh lelaki tersebut, ia segera mendongak dan menatap wajah lelaki yang ada depannya."Arsen," lirih Aneisha.Ketika Aneisha tak sengaja memeluk tubuh Arsen, tanpa di sadari oleh Aneisha dibelakangnya sudah berdiri Tuan Zu dengan sorot matanya yang tajam."Apa yang kau lakukan Ana?" Suara bariton Tuan Zu terdengar nyaring dari arah belakang.DegDegDegJantung Aneisha langsung mencelos ketika mendengar suara Tuan Zu kini berada di belakangnya.Aneisha lalu melepaskan pelukannya dan menoleh ke belakang.Tuan Zu menyorot matanya yang tajam ke arah Aneisha, wajahnya yang sudah terlihat sangat marah membuat Aneisha langsung ketakutan."T-tuan Zu, Aku ... Aku kira dia dirimu
Read more
Bab 48 Mencelakai Aneisha
Wanita itu ternyata membawa sebuah kotak berisikan sebuah hewan berbisa.Dia mulai melihat situasi disekililingnya sebelum mendekati ruangan isolasi yang ditempati oleh Aneisha."Sepertinya situasi ini sudah aman," monolog wanita itu sendiri.Iapun melangkahkan kakinya menuju ke arah ruangan tersebut, tanpa disadari oleh wanita itu dua orang pengawal melihat seorang wanita yang tak dikenali pengawal tersebut telah mendekati ruangan isolasi itu."Siapa wanita itu?" tanya seorang pengawal."Aku tidak tau, sebaiknya kau panggil Tuan Zu, biar aku yang membereskan wanita itu," balas Lim kepada temannya."Baik Kak." Balas teman Lim lalu segera beranjak pergi.Lim masih terus mengawasi wanita yang saat ini masih berdiri di sana.Wanita itu terlihat mengambil sebuah bangku lalu naik ke atas bangku tersebut."Siapa itu? Kaukah Tuan Zu?" Aneisha menyahuti saat mendengar suara gaduh dari luar ruangan isolasi tersebut."Terima ini Ana, selamat menikmati, ular ini akan membuatmu segera menemui aja
Read more
Bab 49
Arsen terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu kepada dirinya saat ini."Apa? Kau menaruh ular untuk mencelakai Aneisha? Apa kau sudah gila?" umpat Arsen.Wanita itu hanya terdiam dan tak berkata apapun kala itu.Rasa cemburunya mengalahkan akal sehatnya sendiri.Arsen yang saat itu tampak marah lalu segera meninggalkan wanita tersebut dan kini berlari menuju ke arah ruangan isolasi.Saat itulah tiba-tiba dia melihat Aneisha telah diangkut masuk ke dalam ambulance, segera Arsen berlari menuju ke arah ambulance tersebut. Namun, dengan cepat ambulance itu melaju meninggalkan kediaman Tuan Zu.Arsen lalu masuk ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya dengam cepet mengikuti ambulance itu.Tak selang beberapa lama kemudian ambulance tersebut akhirnya telah sampai di depan UGD.Dengan hati-hati Aneisha dikeluarkan dari dalam ambulance tersebut.Tuan Zu lalu segera masuk ke dalam UGD dan meminta semua Dokter yang ada di sana untuk segera memeriksa istrinya."Cepat
Read more
Bab 50
Saat Aneisha terus menerus merancau menyebut nama Tuan Zu, bergegas Arsen beranjak berdiri dan sedikit menjauh dari bankar Aneisha.Tuan Zu bergegas menuju ke arah Aneisha lalu meraih tangannya dan mencium punggung tangannya."Kau sudah sadar Ana?" tanya Tuan Zu dengan nada lembut.Aneisha mengerjapkan kedua matanya lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.Beberapa menit kemudian dia menatap wajah Tuan Zuan yang saat itu tengah menatap dirinya dengan wajah sangat cemas."Ana, apa kau baik-baik saja?" tanya Tun Zu.Aneisha memalingkan wajahnya dengan cepat. Ia rasakan sangat marah ketika Tuan Zu dengan tega menghukum dirinya kembali.Tuan Zu tersenyum ketika Aneisha telah merajuk kepada dirinya saat ini."Kau merajuk kepadaku Ana?" tanya Tuan Zu dengan nada penuh menggoda.Aneisha tetap terdiam dan tak mengatakan apapun saat itu."Maafkan aku Ana, kau pasti sangat marah dan kesal kepadaku."Arsen tampak terdiam termangu sambil melirik ke arah Aneisha yang saat itu terlihat mer
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status