Semua Bab ISTRI KE-4 KESAYANGAN TUAN MAFIA: Bab 21 - Bab 30

157 Bab

Bab 21

Aneisha semakin gugup, tatkala ada Tuan Zu kini datang untuk menemui dirinya."Kau kenapa Ana? Tak berani menatap wajahku, apakah kau saat ini takut denganku?" tanya Tuan Zu dengan mengangkat dagu ana ke atas.Aneisha tak berani menatapnya, ia tundukkan kepalanya, dan hanya sesekali melirik ke arah wajah Tuan Zuan."A-aku, aku hanya ingin meminta ijin untuk ke taman, pengawal Tuan Zu tidak mengijinkan aku untuk keluar dari kamarku," jawabnya dengan tersenyum kecut.Tuan Zu tersenyum, dan meminta kedua pengawalnya pergi."Pergilah! Biarkan dia bersama denganku," titah Tuan Zu menatap nyalang ke arahnya.Kedua pengawal tersebut, menganggukkan kepalanya, lalu tak lama kemudian mereka pergi meninggalkan Tuan Zu dan Aneisha di sana."Mereka sudah pergi. Katakanlah, Kau mau kemana?" tanya Tuan Zu dengan menatap lekat wajah Aneisha."Aku mau menghirup udara segar, bolehkah aku ke sana sendiri saja?" tanya Aneisha dengan melirik ke arah Lilian, yang menatap wajahnya penuh dengan tatapan penuh
Baca selengkapnya

Bab 22

Aneisha menatap resah, tapi dia tau apa yang harus dia jawab saat ini, jangan sampai jawaban ini, akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.Aneisha lalu menatap wajah Tuan Zu, yang saat ini sudah menatap wajahnya dengan tatapan elangnya.Sementara itu, ia menaruh attensinya ke arah wajah Arsen yang saat ini tengah menatap dirinya penuh dengan sebuah harapan akan cinta yang mereka miliki saat ini.Aneisha mulai bingung seketika, tapi dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Tuan Zuan sudah mulai mengusik hatinya, iapun langsung memantaokan diri, untuk memberikan sebuah jawaban yang tak pernah dibayangkan oleh Arsen sebelumnya."Maafkan aku Arsen, kita memang pernah saling mencintai, dan pernah bersama, akan tetapi itu adalah bagian dari masa lalu kita. Takdir sialku, membawa aku dalam pernikahan yang memang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku disatukan dalam sebuah ikrar janji yang disaksikan oleh Tuhan. Maka dari itu, aku tak bisa menaruh cintaku kepadamu, meski ada yang sala
Baca selengkapnya

Bab 23

aneisha semakin kesal dengan Tuan Zu, ketika Tuan Zu semakin mengintimidasi dirinya saat ini.Aneisha tak mau mengungkapkan isi hatinya lagi. Ia tau bahwa percuma saja dia harus mengungkapkan isi hatinya, jika Tuan Zu selalu mengintimidasi dirinya, bahwa jawaban yang ia berikan harus benar-benar sesuai dengan apa kata hati Tuan Zu."Baguslah jika saat ini kau mengerti dengan apa yang aku katakan kepadamu, jangan pernah melakulan kesalahan Ana," ucap Tuan Zuan degan mengangkat dagu Aneisha dan mendekatkannya ke arah wajahnya.Aneisha seketika memalingkan wajahnya, entah mengapa pikirannya tentang Tuan Zuan, terkadang berubah-ubah saat ini.Terkadang dia menemukan sosok lelaki yang bisa membuat hatinya bergetar, terkadang dia menemukan sosok yang arogan dengan sikapnya yang penuh intimidasi.Aneisha hanya terdiam dan menundukkan kepalanya, ketika Tuan Zu mengatakan hal itu kepada Aneisha.Tuan Zu, lalu memeluk tubuh Aneisha dari belakang, merasakan aroma ceruk leher Aneisha."Ana.., ent
Baca selengkapnya

Bab 24

Setelah Tuan Zu melepaskan hasratnya, iapun segera pergi menuju ke kamar mandi dan langsung membersihkan tubuhnya.Sementara itu, terlihat Aneisha yang kini terbaring lemah, merasakan tubuhnya sudah tak memiliki tenaga, ketika Tuan Zu memberikan hukuman kepadanya saat ini."Ya Tuhan, tubuhku terasa sangat sakit saat ini, aku lelah dan aku sudah tak tahan lagi menerima semua hukuman yang Tuan Zu berikan kepadaku saat ini," gumam Aneisha dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Selang beberapa menit kemudian, Tuan Zu akhirnya keluar dari kamar mandi. Ia melilitkan handuk putihnya ke arah pinggangnya.Tuan Zu menatap wajah Aneisha yang saat ini terlihat murung, setelah Tuan Zu menjamah tubuhnya beberapa kali.Tuan Zu yang saat itu tengah menatap wajah Aneisha dengan tersenyum, membuat Aneisha semakin mual saat melihat tatapan Tuan Zu."Kau kenapa cemberut Ana? Apa kau tidak menikmati permainanku?" tanya Tuan Zu dengan menatap wajah Aneisha penuh menggoda.Aneisha menggenggam erat
Baca selengkapnya

Bab 25

Merasa akan disudutkan oleh Tuan Zu, seketika Lilian mulai mengelak dengan apa yang dituduhkan Aneisha kepada dirinya dan kepada kedua istrinya."Tidak Tuan Zu, itu sama sekali tidaklah benar, bagaimana mungkin kami berani menyakiti adik ke empat? Benarkan adik kedua? Adik ke tiga?" tanya Lilian dengan menatap kedua madunya dengan tatapan nyalang."I-iya Tuan Zu, apa yang dikatakan oleh kakak pertama memang benar," sahut Cellyn dengan nada tergugup."Iya Tuan Zu, bagaimana kami memperlakukan adik ke empat dengan kejam, mungkin adik ke empat memang sedang mencari perhatian kepada Tuan Zu," Jenny menimpali.Tuan Zu langsung melirik ke arah mereka bertiga secara bergantian, ia menatap wajah ketiga istrinya satu persatu. Tuan Zu sedikit merasakan keanehan pada wajah ketiga istrinya, ketika ia menatap satu persatu wajah mereka. Ia yakin jika ketiga istrinya saat ini sedang menyembunyikan sesuatu darinya."Benarkah apa yang kalian katakan saat ini? Jadi menurut kalian, Ana hanya berbohong
Baca selengkapnya

Bab 26

Betapa geramnya Tuan Zu, ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Jenny, istri ke tiganya saat ini."Apa kau bilang? Lilian meminta kalian berdua untuk ikut dalam merencanakan semuanya ini?" tanya Tuan Zu dengan tatapan penuh menelisik."Hehehe.., iya Tuan Zu, kakak pertama memang sangat cemburu kepadamu, yang tidak adil dalam memberikan perhatianmu kepada dirinya, begitu juga dengan diriku dan juga kakak ke dua. Kami sangat iri dengan adik ke empat yang selalu menjadi pusat perhatianmu Tuan Zu," ucapnya dengan nada sedih Tuan Zu lalu menyugar rambutnya ke belakang. Ia benar-benar sangat kesal, ketika Tuan Zu mendengar apa yang dikatakan oleh Jenny saat ini.Mereka tidak mengerti, bahwa pernikahan yang mereka jalani saat ini, adalah karena Tuan Zu terpaksa menerima pernikahannya karena sesuatu hal yang terjadi diantara mereka waktu itu."Kau harus ingat Jenny, aku menikahimu, karena aku dipaksa oleh Ayahku saat itu. Aku tidak pernah mencintaimu sepenuh hatiku, kau dan yang lainnya ada
Baca selengkapnya

Bab 27

Debaran jantung Aneisha, kian terasa berdegub dengan kencangnya. Tuan Zu, bahkan tau deguban jantung Aneisha saat ini."Jantungmu terdengar berdegub dengan kencang Ana," ucap Tuan Zu dengan merasakan deguban jantungnya yang kian lama kian terdengar degubannya.Ana semakin gugup dan salah tingkah, ketija Tuan Zu semakin lama semakin menatap dirinya penuh menggoda.Aneisha lalu berusaha untuk melepaskan diri, dari pelukan Tuan Zu, yang semakin lama semakin mengeratkan pelukannya."Aku tidak bisa bernafas Tuan, tolong sedikit longgarkan pelukanmu," protes Aneisha dengan mendorong tubuh Tuan Zu ke belakang."Aku akan memberikanmu nafas buatan, jika kau tidak bisa bernafas nantinya," balas Tuan Zu dengan mengeratkan pelukannya.Nafas Aneisha mulai tersengal-sengal, hingga membuat Tuan Zu langsung mendaratkan bibirnya pada bibir Aneisha. Tuan Zu, memberikan nafas buatannya sebentar, setelah itu dia lepaskan bibirnya dari bibir ranum milik Aneisha.Tuan Zu, menyapu bibir Aneisha yang basah
Baca selengkapnya

Bab 28

Tuan Zu mulai mengedaratkan kedua rahangnya dan kini menatap nyalang ke arah Aneisha.Tuan Zu dengan kasarnya mencengkram lengan Aneisha dengan keras. Aneisha terlihat mulai mendesis, ketika cengkraman tangan Tuan Zu ia rasakan semakin lama, semakin keras."Ssssshhh, Sakit Tuan Zu," desis Aneisha dengan berusaha melepaskan cengkraman dari tangan Tuan Zu."Kau mau lebih sakit Ana?" tanya Tuan Zu dengan menatap wajah Aneisha dengan tatapan nyalang.Aneisha menggelengkan kepalanya, ia terlihat menangis, ketika Tuan Zu, Kini mencengkram punggungnya yang saat itu masih membekas luka cambukan di sana."M-maafkan aku Tuan Zu, tolong jangan siksa aku lagi, hiks," mohon Aneisha dengan menangis.Aneisha terlihat mulai lemas, ketika Tuan Zu makin menekan tangannya pada punggung Aneisha yang masih terluka parah.Beberapa detik kemudian, Tuan Zu merasakan suatu cairan yang saat itu mulai merembes pada dress yang dikenakan oleh Aneisha.Tuan Zu lalu melepaskan tangannya, saat itulah Aneisha mulai k
Baca selengkapnya

Bab 29

Arsen menatap marah ke arah wajah Tuan Zu, karena dia tau saat ini Tuan Zu berusaha untuk memanas-manasinya saat ini.Tuan Zu menatap Aneisha yang saat itu terlihat sangat malu, ketika Tuan Zu, memangku tubuhnya di atas pangkuannya."Kenapa kau hanya terdiam saja, Ana? Cepat kau suapkan makakan itu ke dalam mulutku," perintah Tuan Zu dengan tatapan penuh intimidasi.Aneisha lalu mengambil sepotong daging, lalu perlahan dia masukkan potongan daging tersebut ke dalam mulutnya.Tuan Zuan tersenyum, lalu dia bergantian menyuapkan makanan itu ke dalam mulut Aneisha."Bagaimana rasanya Ana? Apakah makanan ini enak?" tanya Tuan Zu menatap wajah Aneisha.Aneisha menatap wajah Tuan Zuan sekilas, lalu diapun menganggukkan kepalanya.Tuan Zu terlihat menatap senang, ia kemudian melihat ke arah sudut bibir Aneisha, yang saat itu terlihat ada bekas sisa makanan dari mulutnya. Tuan Zu lalu mengambil sebuah tisu, lalu mengusapkannya tisu itu ke arah mulutnya dan membersihkan sisa makanan tersebut.
Baca selengkapnya

Bab 30 Rencana

Tuan Zu mengarahkan pandangannya ke arah Lilian. Sedikit ragu untuk mempercayakan Aneisha kepada istri pertamanya saat ini. Tapi dia tidak memiliki cara lain, kecuali mengiyakan apa yang dikatakan olehnya saat ini."Apa kau bisa dipercaya, untuk menjaga Aneisha?" tanya Tuan Zu menyorot pandangan netranya yang tajam, ke arah Lilian."Kau tidak percaya denganku? Tentu saja aku bisa dipercaya Tuan Zu," jawabnya dengan nada meyakinkan."Aku memang tidak percaya dengan ucapanmu Lilian, selama ini kau adalah ratu drama," cibir Tuan Zu dengan menatap wajah Lilian yang berubah menjadi kesal.Aneisha yang saat itu tengah mendengar pembicaraan mereka, kini iapun memberanikan diri untuk menyahuti ucapan mereka."Kalian tidak perlu repot-repot untuk melakukan itu, Tuan Zu bisa mengunci diriku di dalam kamar saat kau pergi. Kau bisa meminta pelayan untuk datang melayaniku, ketika aku membutuhkan. Dengan begitu, aku akan aman dari gangguan Arsen," sahut Aneisha dengan nada dan wajah mulai kesal."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status