Semua Bab Cinta Pengganti: Bab 51 - Bab 60
70 Bab
Cinta Pengganti ~ 51
Sambil terus berjalan, Duta menoleh ke arah koridor yang baru ditinggalkannya. Ia menggaruk kepala, lalu melihat satu tangannya yang berada di gandengan Garry. Bukankah, seharusnya mereka tidak melewati koridor sama sekali?Jika ingin menemui Kiya, Garry seharusnya pergi menuju lift yang berada tidak jauh dari restoran. Namun, mengapa ayahnya justru mengajak Duta ke lobi?“Ayah, aku tahu kamarnya bunda.” Duta sempat mengira, Garry sudah tahu di mana kamar Kiya saat ini. Namun, ketika mereka berjalan ke arah yang berlawanan, di situlah Duta mulai kebingungan. “Kita harus naik lift dulu.”“Nggak perlu,” kata Garry lalu menoleh pada Duta dengan senyuman hangat. “Nanti bunda pasti nyusul kita.”“Tapi, bunda, kan, mau nikah bentar lagi, Yah?” Duta semakin bingung, karena ucapan Garry kini berubah. Yang tadinya mengatakan, mereka akan bertemu Kiya dan bertanya tentang kepergian ke Kalimantan. Saat ini, Garry mengatakan Kiya pasti menyusul mereka. “Kalau kita nggak datangin bunda sekarang, b
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 52
“Berhenti di situ, Garry.”“Om Lex!” Duta terpaku di tempat, dan tidak jadi masuk ke dalam mobil yang pintunya baru saja dibuka oleh Garry. Dari wajah dingin Lex, Duta bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa.“Siapa tadi?” tanya Garry segera meraih pergelangan tangan Duta, karena merasa terintimidasi dengan kehadiran pria asing yang mengenalnya. Garry menelisik wajah pria itu dengan cermat, dan ia yakin tidak pernah bertemu, atau mengenalnya sama sekali. Lantas, bagaimana bisa pria itu mengenali Garry?“Om Lex, masnya, om Gilang.” Karena Gilang selalu memanggil Lex dengan sebutan mas, maka Duta pun menyimpulkan hal tersebut.Garry menelan ludah, karena kali ini rencananya sudah pasti berantakan dan bubar jalan. Terlebih, ada dua orang security yang saat ini berdiri dan mengapit pria itu.“Duta, kemari,” panggil Lex sembari menyunggingkan senyum tipisnya.“Duta, ayo masuk dulu,” titah Garry agak memaksa, sembari memegang kedua lengan Duta.“Garry, saya Lex, pengacara keluarga Antasena
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 53
Kiya memeluk Duta, setelah putranya menceritakan semua hal yang terjadi menurut versinya. Sementara itu, Kiya juga sudah mendengar penjelasan dari Gilang, serta Elok sebelum ia bertemu Duta di kamar Raissa.Hari pernikahan yang seharusnya berjalan dengan suka cita, mendadak menjadi runyam karena kehadiran Garry. Kiya tidak tahu lagi, apa jadinya bila Kasih terlambat memberi tahu Elok, dan Lex terlambat bertindak untuk mencegah semuanya. Pernikahannya dengan Gilang hari ini, pasti tidak akan terlaksana, dan Kiya pasti akan semakin serba salah bila Duta sudah berada di tangan Garry.Kiya yakin, Garry sebenarnya ingin membawa Duta pergi ke Kalimantan bersamanya.“Nanti, Duta telpon ayah, ya.” Bagaimanapun juga, Kiya tetap tidak ingin hubungan Garry dan Duta merenggang, karena adanya masalah ini. Namun, mulai saat ini Kiya harus lebih waspada lagi, agar Garry tidak lagi mengambil Duta secara tiba-tiba seperti tadi.Duta mengangguk di pelukan Kiya. Ternyata, bundanya sudah resmi menikah de
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 54
“Duta aman, kan?” Kiya kembali mempertanyakan hal tersebut, karena khawatir kejadian pagi tadi akan terulang kembali. Meskipun rasanya tidak mungkin karena Gilang dan Lex telah mengatur dan mengantisipasi semua hal, tetapi hati Kiya tetap saja belum bisa tenang. Terlebih lagi, karena Garry sama sekali tidak bisa dihubungi sejak siang tadi. Ponsel pria itu aktif, tetapi tidak mau menerima panggilan dari Kiya. Walaupun, ia sudah mengirim pesan, yang menelepon adalah Duta, bukan Kiya. “Mas!” “Hah? Apa?” Gilang tidak fokus. Sejak tadi, Gilang menatap Kiya yang terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin yang menutup semua bagian tubuhnya. Gilang tidak terlalu paham dengan jenis-jenis gaun pengantin, tetapi gaun pilihan Kiya sungguh membuat gadis itu semakin anggun. “Duta aman, kan, Mas?” Kiya masih berdiri di samping jendela kaca, setelah sesi foto dan shooting untuk video dokumentasi pernikahan mereka. Mereka hanya tinggal menunggu salah satu pegawai wedding organizer datang, dan mem
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 55
“Untung besok masih cuti.” Tangan kiri Gilang memeluk Kiya dari belakang, sementara tangan kanannya tengah memegang secangkir kopi. Mereka berdiri di balkon kamar, sembari menatap hamparan kota yang disinari matahari setelah sarapan pagi.“Tapi, besok sudah pulang ke rumah.” Kiya menyandarkan kepalanya di dada Gilang, yang baru saja mendekapnya. Sampai detik ini, pikiran Kiya masih saja terpecah dengan masalah Garry. Apa yang dilakukan pria itu sekarang? Apa Garry baik-baik saja?“Kenapa? Mau lanjut cuti lagi?”“Bukan.” Kiya terkekeh pelan, sambil mengangkat wajahnya untuk menatap Gilang. “Aku lagi mikirin bunda yang tinggal sendirian.”Gilang menghela panjang, setelah menyesap kopinya. “Kamu minggu depan sudah nggak kerja, kan? Habis antar Duta sekolah, bisalah pulang ke rumah nemani bunda.”“Ah … itu dia.” Gantian Kiya yang menghela. Ia menegakkan tubuh, kemudian berbalik dan bersandar pada pagar balkon. Gilang benar, setelah mengantar Duta ke sekolah, Kiya bisa pergi ke rumahnya. N
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 56
Kiya tercengang, ketika memasuki kamar lama Gilang yang berada di lantai dua. Sebelumnya, Kiya memang pernah memasuki kamar tersebut ketika menjadi asisten pribadi Gilang, dan itu sudah cukup lama. Sekarang, kamar tersebut sudah resmi ditempati Duta dan sudah ditata sedemikian rupa. Dari warna cat dinding yang tampak lebih ceria, karpet, tempat tidur, dan beberapa furniture untuk menunjang semua keperluan Duta. Ini semua seperti mimpi. Satu kali pun, Kiya tidak pernah menduga akan mendapatkan seseorang yang benar-benar memperlakukannya dan Duta dengan istimewa. Siapa yang pernah menduga, jika buaya seperti Gilang akan menambatkan hati pada Kiya dan bisa menerima semua yang ada pada dirinya, termasuk Duta.“Nggak takut, kan, tidur di sini sendirian?” Kiya merebahkan diri dengan perlahan di tempat tidur dengan ukuran queen. Tempat tidur baru, yang memang dibelikan khusus untuk Duta. Padahal, tempat tidur milik Gilang dahulu kala juga masih bagus dan masih bisa digunakan. Namun, tetap s
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 57
“Sorry, aku telat.” Kiya duduk berseberangan dengan Garry, lalu meletakkan dompet dan ponselnya bertumpuk di meja. Karena kafe tempatnya bertemu dengan Garry tidak terlalu jauh, maka Kiya hanya berjalan kaki menuju tempat tersebut. “Ada kerjaan mendadak.” Garry melambai pada seorang pelayan, kemudian menatap mantan istri yang terlihat semakin manis. Seketika itu juga, Garry mengingat betapa cantiknya Kiya dengan balutan kebaya di hari pernikahannya dengan Gilang. Sayangnya, bukan Garry yang menjadi mempelai lelakinya. “Pesan makan dulu, Ki.” “Oke.” Sambil menunggu pelayan yang baru dipanggil oleh Garry, Kiya melihat daftar menu yang baru saja disodorkan oleh pria itu. “Kamu sudah pesan?” “Sudah.” Kiya mengangguk-angguk, kemudian menyebutkan menu yang akan dipesannya pada pelayan yang baru saja berdiri di sisi meja. Setelah selesai, dan pelayan tersebut pergi, barulah Kiya bertanya, “apa yang mau kamu bicarakan?” “Aku mau bawa Duta ke Kalimantan kalau dia libur sekolah.” Garry sad
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 58
“Si Siput itu apa nggak punya otak?” Gemas rasanya saat mendengar permintaan Garry, yang ingin membawa Duta. Setelah bertahun-tahun membiarkan Kiya berjuang membesarkan putranya, kini Garry dengan mudahnya ingin mengambil alih dengan dalih sudah merasa mapan. Memangnya, semapan apa, sampai-sampai pria itu berani mengambil Duta dari Kiya?Apa pria itu belum sadar juga, saat ini sedang berhadapan dengan siapa? Gilang memang sejemawa itu, karena ia memiliki orang-orang hebat di belakangnya. Ia memiliki Adi sebagai seorang ayah, dan Lex sebagai kakak ipar yang pengaruhnya sudah tidak dapat diragukan lagi.“Mas, tolong panggil Garry dengan benar.” Kiya sampai tidak berselera makan, karena Gilang ternyata tidak bisa menenangkannya. Pria itu justru semakin menyulut emosi, yang membuat Kiya akhirnya harus bersikap lebih sabar lagi. “Bagaimanapun juga dia itu ayahnya Duta.”“Ya, ya, Garry, ck!” Gilang berseru tidak ikhlas, karena masih saja merasa kesal dengan mantan suami Kiya itu. “Say—““Is
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 59
“Aku …” Duta menghampiri Garry dengan perlahan, lalu memeluknya. Kepalanya terangkat, menatap bimbang sekaligus kasihan pada sang ayah. “Aku ikut bunda.” Masih memeluk Garry, Duta lantas menggeleng. “Aku nggak mau pergi ke Kalimantan kalau nggak sama bunda.”Sejak kecil, Duta memang tidak pernah pisah dari Kiya. Walaupun, terkadang Kiya tidak pulang ke rumah karena bekerja, tetapi sang bunda selalu ada kapan pun Duta membutuhkannya. Bukannya tidak menyayangi Garry, tetapi, ikatan emosional antara Duta dan Kiya jauh lebih besar dari pada dengan sang ayah. Untuk itulah,“Duta.” Wajah Garry mulai memanas. Namun, ia tidak bisa menunjukkan kesedihannya di depan Gilang seperti sekarang. Garry harus tetap tegar, meskipun sudah kalah telak. “Selama ini, kamu sudah tinggal sama bunda.” Garry mengurai pelukan Duta, lalu kembali berjongkok sembari menggenggam kedua lengan putranya. “Jadi, ayo tinggal sama ayah. Paling nggak, sampai kamu lulus SD dan kita bisa balik ke sini lagi waktu kamu SMP na
Baca selengkapnya
Cinta Pengganti ~ 60
“Siput aman?” tanya Gilang saat Kiya baru masuk ke kamar mereka. Sejak tadi, Kiya berada di kamar Duta untuk menemani putranya menelepon Garry. “Maksudku Garry.” Gilang segera meralat ucapannya, ketika tatapan Kiya mulai berubah kesal. “Ya begitulah.” Kiya merebahkan tubuh di samping Gilang, yang masih memangku laptop. “Sudah kubilang, aku, tuh, kasihan lihat Garry. Sejak nikah sama aku dulu, hidupnya kayak … tertekan.” “Aku malas ngomongin Garry.” Seperti tidak ada pembahasan lain saja. Garry lagi, Garry lagi. Nama itu hanya membuat mood Gilang berserakan saja. Karena itulah, Gilang segera mengalihkan pembicaraannya, agar semangatnya kembali seperti semula. “Papa nyuruh aku pelajari lagi masalah anggaran dasar perusahaan, sama dokumen-dokumen lainnya. Pusing.” Kiya lantas mendekat. Duduk di samping Gilang, lalu bersandar pada lengan sang suami. Ia ikut melihat layar laptop Gilang, lalu ikut membacanya dengan perlahan. “Yang aku dengar, pak Lex itu sudah minta bu Elok mundur dari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status