All Chapters of BUKAN PEMBAWA SIAL! : Chapter 21 - Chapter 30
128 Chapters
SIAPA YANG SONGONG?
"Maaf, tolong jangan pecat saya, saya berjanji akan menjaga anak saya agar tidak mengganggu, mohon berikan saya kesempatan untuk tetap bekerja di sini."Shelin buru-buru mengucapkan kata-kata itu ketika Ibu Ani menatapnya dengan sorot mata yang tajam.Seolah menunggu tanggapan pria yang ia panggil Pak Prima itu untuk menyetujui apa yang ia ucapkan tadi."Tetapi membawa anak itu sangat berbahaya, kalau dititipkan saja bagaimana?""Saya pernah melakukannya, tapi orang itu membuat kepercayaan saya hancur, saya tidak mau ada sesuatu dan lain hal terjadi pada anak saya, jadi tolong, biarkan saya tetap bekerja di sini."Pria bernama Prima itu memandang Ibu Ani yang seolah acuh dengan permintaan yang diucapkan oleh Shelin.Hingga akhirnya...."Aku bukan bos di sini, tapi sebagai konsumen di catering ini tentu saja aku ingin makanan di sini adalah tetap mempertahankan kualitasnya, aku tidak mau nanti ada kabar karena kamu sibuk mengurus anak, masakan menjadi korbannya, apakah kau bisa menjaga
Read more
MELIHAT BAYANGAN SAMAR
Wira mendelik ke arah Sumi ketika Sumi mengatakan hal itu padanya.Sumi balas mendelik, karena apa yang diucapkannya beralasan, ia selalu melihat, Wira tidak suka dengan siapapun yang sekiranya berinteraksi dengan Shelin terutama jika orang itu adalah seorang pria."Dasar cemburuan!" maki Sumi, lalu ia kembali menghindar ketika Wira ingin memukul pundaknya karena sebal dengan apa yang diucapkan oleh Sumi. Sementara itu, Shelin sudah diberikan kesempatan untuk bicara oleh Ibu Ani hingga kini ia berdua saja dengan pria bernama Prima tersebut. Sejak sebelum tiba di hadapan pria itu, Ibu Ani sudah berulang kali mengatakan pada Shelin agar Shelin mampu membuat Prima menjadi pelanggan tetap catering mereka, jika tidak, maka, Shelin tidak lagi dipekerjakan di catering milik wanita itu hingga Shelin mau tidak mau merasa gelisah. Bagaimana jika ternyata ia tidak mampu melakukan apa yang diinginkan oleh Ibu Ani?"Ah, maaf, kalau aku meminta waktu untuk bicara denganmu sebentar."Pria bernama
Read more
BAYANGAN PEMBAWA SIAL?
Dengan penuh bersemangat, Ibu Ani mengatakan hal itu pada Prima yang langsung ditanggapi Prima dengan ucapan terimakasih tanpa menanggapi ujung kalimat Ibu Ani yang dianggap Prima konyol. Beberapa saat kemudian, sederet nomor diberikan oleh Ibu Ani pada Prima melalui pesan singkat. Prima langsung menyimpan nomor kontak milik Shelin sambil mengucapkan banyak terimakasih pada Ibu Ani.Pria itu langsung mengirimi Shelin pesan.[Aku Prima, aku meminta nomor ponsel kamu karena masih ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu, jika kamu tidak keberatan, nanti aku pilih waktu yang tepat tapi bukan di catering Ibu Ani]Pesan itu dikirim Prima pada Shelin, dan Shelin langsung memeriksanya. Ia sedikit terkejut ketika membaca pesan itu, bertepatan dengan datangnya Ibu Ani yang mengatakan bahwa Prima meminta nomor ponsel Shelin lewat wanita tersebut hingga Sumi dan Wira yang kebetulan mendengar jadi saling pandang. "Kenapa orang seperti Prima harus minta nomor pribadi karyawan Ibu?" protesnya.
Read more
MAKANAN BASI!
"Karena kami menyayangimu, Prima. Kami tidak punya anak, dan kami hanya ingin memiliki anak, kau sangat mirip dengan anak kami yang meninggal itu, tapi bukan berarti kami menganggap kamu itu dia, dia dan kamu tetap punya tempat sendiri-sendiri.""Tapi, bayangan itu membuat aku jadi pembawa sial untuk kalian, bukan?""Kau sudah diobati, tidak akan lagi menjadi seseorang yang berbahaya pada kami.""Berarti, karyawan Ibu Ani ini juga bisa diobati?""Tidak semudah itu, prosesnya panjang, dan jika salah maka akan membahayakan yang dekat dengannya, sudahlah kamu sudah tenang dengan kehidupan kamu yang sekarang, jadi tidak perlu memikirkan sesuatu yang tidak baik untuk kamu pikirkan.""Sebenarnya, sebelum ini aku di mana, tinggal di mana? Apakah kalian tahu keluargaku yang asli?""Kami tidak tahu, tidak ada yang mencarimu setelah kamu kecelakaan, mereka mungkin menganggap kamu meninggal.""Tapi, kalian tahu aku masih punya keluarga?""Entahlah, kami terlalu takut kehilangan kamu, jika nanti
Read more
RENDANG MEMBAWA PETAKA
"Basi?" ulang Shelin tidak percaya. Sumi menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Shelin. "Aku coba periksa!""Jangan! Aku khawatir, Ibu nanti nyalahin, Mbak, biar Ibu Ani aja langsung yang periksa.""Nyalahin aku? Tapi, kan, aku baru masuk jam 7, bukan masuk jam 3 subuh? Bukan pekerjaan aku kan masaknya?"Shelin tidak mengerti dengan perkataan Sumi yang mengatakan dirinya akan disalahkan jika memeriksa rendang yang disebut basi tersebut."Iya, aku tahu, Mbak. Tapi, Mbak kayak enggak tahu ibu aja, kemarin aja perkara bawang goreng hangus, Mbak yang disalahin, padahal bukan salah Mbak, kan?""Oh, iya. Aku paham, terimakasih sudah mengkhawatirkan aku.""Oke, sekarang Mbak lanjut kerja aja, biar aku yang nemuin Ibu."Shelin menganggukkan kepalanya. Ia beranjak dari tempatnya masih tidak percaya mengapa bisa rendang yang baru dimasak ternyata sudah basi segala?Begitu pertanyaan Shelin di dalam hati sambil melangkah meninggalkan Sumi yang juga pergi untuk mencari Ibu Ani. Shelin me
Read more
TERIAKAN SUMI!
Namun, apa boleh buat, mereka tidak bisa membantah perintah Ibu Ani. Walaupun seperti mustahil, tetap saja kesemuanya melakukan apa yang diperintahkan oleh pemilik catering.Terburu-buru karena dikejar oleh waktu, Shelin dan yang lainnya bekerja keras memasak ulang rendang yang diinginkan. Mereka berlomba karena tidak mau terkena komplain. Catering harus bisa memuaskan pelanggan, begitu pikir mereka hingga mereka terus berusaha untuk menaklukkan waktu agar mampu menyelesaikan pekerjaan lebih awal."Kamu merasa heran tidak sih, kenapa rendang yang baru dimasak bisa langsung basi? Ini aneh, aku lama kerja di sini tapi baru kali ini mendapat kejadian begini, seperti ada yang janggal."Mbak Isah bicara demikian pada teman yang sama-sama mengerjakan rendang pada subuh hari. Suaranya memang berbisik, tetapi dapat didengar dengan jelas oleh Shelin hingga Shelin merasa sedikit tidak nyaman. Entahlah, semenjak label pembawa sial yang diberikan oleh keluarga Pram, Shelin benar-benar tidak p
Read more
SEPERTI BEKANTAN?
Mendengar anaknya berteriak, Shelin langsung menghampiri sang anak yang langsung memeluknya karena terkejut. Ibu Ani yang mendengar teriakan-teriakan di dapur bergegas datang, ia menghampiri Sumi yang masih terlihat pucat. "Ada apa sih? Bukannya kerja tapi justru ribut saja?" katanya pada Sumi."Maaf, Bu. Maaf!"Sumi hanya bisa meminta maaf berulang kali tanpa bisa menjelaskan apa yang sudah terjadi karena tidak tahu apa yang harus ia katakan.Sementara itu, Mbak Isah dan Mbak Erna berdatangan dan segera kembali membantu pekerjaan yang tadi mereka tinggalkan pada Shelin dan Sumi saja.Ibu Ani geleng-geleng kepala. "Pekerjaan ini belum selesai juga? Kenapa lama sekali, konsumen sudah menelpon sejak tadi karena kita belum melakukan pengiriman, yang cepat sedikit, dong!"Perempuan itu bicara lagi dan terpaksa, Sumi, Mbak Isah dan juga Mbak Erna tergesa-gesa melakukan pekerjaan itu karena tidak mau sang bos makin marah pada mereka.Setelah memberikan peringatan pada yang lain agar se
Read more
AKSI PROTES SHEILA
"Kamu!"Sumi yang menjawab pertanyaan seseorang yang baru datang yang ternyata Wira tersebut.Gadis itu tidak ragu menjawab pertanyaan Wira hingga Wira kesal bukan main. "Seenaknya aja lu, Sum! Gue ganteng gini lu katain sama macam bekantan, awas aja lu!" omel Wira panjang pendek, dan Sumi cekikikan, ia tidak menyangka sedang membicarakan Wira, ternyata orangnya langsung hadir hingga gadis itu sebenarnya terkejut juga. Namun, bukan Sumi jika bisa mati kutu dengan mudah, sudah terjebak dengan perbuatan sendiri pun, Sumi tetap maju pantang mundur. Shelin yang sedang kacau mau tidak mau harus menahan tawa mendengar pertengkaran antara Wira dan Sumi. Pertengkaran keduanya membuat ia melupakan sejenak perasaan kacau, dan tertekannya akibat kejadian hari ini, sampai akhirnya, Wira menghampiri dirinya dengan wajah penuh perasaan prihatin."Kalau ada yang ngomong macam-macam sama kamu, ngomong sama aku, biar aku yang melindungi kamu, masa musibah dijadikan perkara, siapa juga yang mau biki
Read more
RACUN DARI JULIE
Keributan yang tercipta di dapur membuat Ibu Ani tergopoh-gopoh berlari ke arah dapur karena khawatir dengan apa yang terjadi. Melihat Shelin yang menumpahkan minyak goreng, Sheila yang berteriak sambil menangis, dan Sumi yang sedang memukul Wira, perempuan itu berteriak histeris hingga situasi dapur semakin gaduh. Sheila yang berlari ke arah ibunya yang sedang membersihkan minyak goreng yang tumpah menyembunyikan diri di tubuh sang ibu sambil mengatakan bahwa ia takut. Sedangkan Wira dan Sumi? Terpaksa menghentikan pertengkaran mereka karena Ibu Ani murka.Perempuan itu benar-benar marah hingga suaranya saat mengomel sangat lantang dan menyeramkan bagi Sheila."Gaji kalian aku potong lagi 20 persen tambahan pemotongan gaji daging rendang yang basi! Kalau kalian membuat keributan sampai aku mengalami kerugian lagi, semua gaji kalian aku potong dan kalian tidak usah gajian bulan ini, titik!!"Setelah bicara demikian, Ibu Ani berlalu dari hadapan semua yang ada di situ yang shock kar
Read more
DIPECAT!
"Oh, jadi begitu rupanya, kurang ajar sekali anak itu, aku pikir, dia memang tidak dibiayai oleh mantan suaminya tersebut makanya aku mempekerjakan dia, padahal aku juga tidak yakin karena dia bawa anak segala, rasanya seperti seseorang yang memaksakan diri untuk tetap pura-pura tidak terjadi apa-apa, awalnya aku pikir tidak akan ada kejadian yang bisa merugikan cateringku, tapi ternyata begitu ceritanya, aku benar-benar seperti sudah ditipu!"Ibu Ani sangat murka mendengar apa yang diucapkan oleh Julie. Tidak menyangka jika ia sudah kecolongan hingga membuat ia merasa sudah dibohongi. Melihat kemarahan yang ditahan-tahan oleh wanita pemilik catering itu, bibir Julie mengulas senyum. Senang sekali ia karena wanita di sampingnya itu percaya pada apa yang diucapkan olehnya. Misinya adalah, Shelin harus pergi dari kota Samarinda, sebab jika wanita itu masih ada di Samarinda, pikiran Pram tetap tertuju pada Shelin hingga pria itu selalu saja menunda pernikahan mereka dengan bermacam-ma
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status