BUKAN PEMBAWA SIAL!

BUKAN PEMBAWA SIAL!

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-23
Oleh:  Mithavic HimuraTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
18 Peringkat. 18 Ulasan-ulasan
128Bab
5.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Shelin diceraikan oleh suaminya Pram, karena ia dianggap wanita pembawa sial oleh keluarga sang suami, sebab, semenjak Pram menikahinya kehidupan mereka yang awalnya serba berkecukupan turun drastis, bahkan usaha bisnis yang dibangun Pram dari mereka sebelum menikah sampai menikah juga bangkrut hingga membuat mereka terpaksa hidup kekurangan. Setelah bercerai, Pram dan Shelin menjalani kehidupan masing-masing. Pram melakukan pendekatan dengan wanita yang dipilihkan oleh orangtuanya sementara Shelin, berusaha untuk menata hidupnya kembali demi anak semata wayangnya, Sheila. Sampai akhirnya, penyebab Shelin yang dianggap pembawa sial terbongkar, Shelin shock mengetahui itu semua, apa yang sebenarnya terjadi?

Lihat lebih banyak

Bab 1

KITA, CERAI!

"Kita cerai!"

Shelin yang baru saja masuk ke dalam kamar sempit mereka terkejut ketika mendengar sang suami yang baru saja pulang dari usahanya untuk mencari pekerjaan bicara demikian.

Wanita cantik itu melangkah menghampiri sang suami, berharap itu semua karena ia salah mendengar, namun Pram, sang suami justru memintanya untuk tidak maju seolah Shelin sesuatu yang kotor yang wajib dijauhi olehnya.

"Jangan menyentuh dan mendekatiku! Cukup sudah. Sekarang aku tahu, kenapa selama kita menikah, hidup kita selalu tidak beruntung! Kamu penyebabnya! Kamu pembawa sial untuk aku, Shelin! Kita tidak seharusnya bersatu, karena itu akan membuat kehidupanku hancur dan ternyata benar, kau lihat sekarang? Aku sudah tidak punya apa-apa lagi! Aku miskin! Banyak hutang, dan selalu ditagih oleh rentenir karena hutang!"

Shelin tergugu di tempatnya. Sebuah kalimat yang tidak pernah ia kira bisa didengar dari seorang pria yang ia cintai dan mencintainya kini ia dengar dan sungguh Shelin terluka menerima itu semua.

Terluka dibandingkan dengan kalimat, aku tidak cinta denganmu lagi. Kenapa harus pembawa sial?

"Aku tahu, selama kita menikah, kita banyak menerima ujian, tapi tahukah kamu, ujian itu bukan cuma sebuah kesenangan, Pram, tapi juga penderitaan."

"Sudah berapa kali kamu bicara begitu? Sudah berulang kali aku mencoba menerimanya, tapi ternyata sekian hari, bukannya membaik justru keadaan kita semakin terpuruk, aku lelah, Shelin! Aku tidak biasa hidup miskin seperti sekarang! Itu sebabnya aku berusaha untuk berbisnis, bisnisku maju pesat sebelum menikahimu! Sekarang, lihat! Kita saja tinggal di rumah seperti korek api begini!!"

Nada suara Pram meninggi hingga membuat Sheila berlari ke arah kamar mereka dan bocah berusia 3 tahun itu tengadah menatap wajah kedua orang tuanya yang bertengkar seolah ingin mengatakan, jangan bertengkar papa dan mama.

"Tahan emosi kamu, Pa! Ada anak kecil, mentalnya akan terluka kalau melihat kita bertengkar."

Meskipun terluka dengan kalimat yang dilontarkan oleh Pram tentang dirinya yang pembawa sial, Shelin masih memikirkan Sheila sang anak yang tidak mengerti mengapa mereka bertengkar.

Berbeda dengan Pram, pria itu sudah terlanjur lelah dengan kondisi yang membelitnya hingga ia tidak menyesali apa yang sudah ia katakan di hadapan sang istri.

Bahkan, kehadiran putri kecilnya tidak juga membuat Pram tersentuh dan merubah pikirannya yang ingin menceraikan sang istri.

Pram, tetap pada pendiriannya. Hari itu, adalah hari terakhirnya berada di rumah sempit mereka.

Dengan perasaan yang sangat kesal luar biasa, pria itu benar-benar menceraikan Shelin sang isteri tanpa mempedulikan permintaan sang istri untuk berpikir ulang tentang keputusannya, dan setelah itu Pram pergi tanpa mau peduli dengan Shelin yang meminta dirinya untuk jangan pergi.

Kepergian Pram diiringi teriakan Sheila yang bertanya ia akan pergi ke mana. Namun, Pram yang sudah diselimuti perasaan kesal, lelah dan marah, tidak peduli dengan teriakan kecil itu hingga tetap keluar dari kontrakan sempit mereka tanpa banyak berpikir lagi.

Shelin berusaha untuk menahan tangis dan perasaan sesaknya.

Ada Sheila yang membuat ia tidak bisa melakukan itu untuk melampiaskan segalanya.

Sheila masih terlalu kecil untuk memahami semuanya. Hingga Shelin tidak mau anak semata wayangnya tahu, apa yang sebenarnya sudah terjadi pada ayah dan juga ibunya.

Ia berjongkok ketika sang anak memeluk kakinya seolah ingin tahu ke mana ayahnya pergi?

"Sheila jangan menangis, ya? Papa pergi cari kerja, papa Sheila cuma sedang lelah makanya marah-marah."

"Cela tatut...."

Bocah itu bicara dengan gaya bicaranya yang belum terlalu lancar berbicara dengan mengucapkan kata bahwa dirinya takut.

"Tidak usah takut, ada Mama, Mama tidak akan meninggalkan Sheila, Sheila harus percaya sama Mama, papa cuma pergi sebentar, nanti kembali lagi kalau sudah selesai kerja."

Shelin masih berusaha untuk membujuk sang anak, agar sang anak tidak tahu apa yang sedang terjadi antara dirinya dengan sang suami.

"Tapi papa balu puyang, tenapa pelgi lagi?" tanya bocah itu yang mengatakan, 'tapi papa baru pulang, kenapa pergi lagi.

"Itu karena pekerjaan papa masih banyak, jadi papa pergi lagi."

"Dadi, tapan papa puyang, Ma?" tanya sang anak, yang mengatakan, jadi kapan papa pulang, Ma? Dan, Shelin lagi-lagi harus mengatakan sejumlah kebohongan untuk menutupi semuanya agar sang anak tidak membenci ayahnya sendiri, meskipun kenyataannya, Pram justru tidak peduli lagi dengan sang anak karena terlalu marah.

Akhirnya, Sheila bisa tenang sekarang, tidak banyak bertanya lagi tentang ayahnya dan ketika Shelin meminta sang anak untuk bermain saja seperti sebelum ia dan Pram bertengkar, tiba-tiba saja ibu pemilik kontrakan sudah berdiri di hadapannya entah sejak kapan.

"Ah, Ibu. Sejak kapan di situ? Maaf, saya tadi tidak melihat."

Shelin buru-buru bicara sambil mempersilahkan sang pemilik kontrakan untuk masuk.

Namun, wanita itu tidak bergeming dari tempatnya, justru geleng-geleng kepala, seolah ada hal yang membuat dirinya tidak paham dengan apa yang baru saja dilihatnya tadi.

"Di sini saja. Saya sudah sejak tadi berdiri di sini saat suami kamu itu keluar, apa saya bilang, menikah terlalu cepat itu tidak akan membuat mental seorang pasangan itu siap, ada masalah sedikit cerai, anak masih kecil, lalu bagaimana dengan uang kontrakan yang belum dibayar? Apakah suami kamu bicara soal keuangan sama kamu?"

Mendadak, Shelin menjadi kelu untuk bicara ketika mendengar apa yang diucapkan oleh wanita pemilik di mana ia menyewa kontrakan tersebut.

Memang, mereka belum membayar uang kontrakan, sudah menunggak beberapa bulan lantaran suaminya tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Shelin bukannya tidak mau membantu mencari uang, meskipun tidak bisa bekerja di luar, karena ada anak kecil, namun wanita itu berusaha untuk menjual gorengan di depan rumah namun itu tidak bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan, karena berdagang juga tidak selalu laku.

"Maaf, Bu. Bisa berikan sedikit waktu lagi untuk itu? Saya akan mencoba untuk mencari uang agar bisa membayar, tapi Ibu berikan saya waktu dulu, ya?"

"Waktu? Kemarin juga kamu bicara demikian, suami kamu pergi tiap hari apakah tidak memberimu uang? Setidaknya meskipun bercerai, dia masih harus menafkahi anak kamu!"

"Dia, benar-benar tidak memiliki uang, Bu, dan saya berharap kami tidak bercerai, saya berharap dia tadi hanya emosi, nanti dia pasti akan kembali."

"Saya tidak mau tahu tentang drama rumah tangga kalian, kamu gunakan anak kamu itu untuk minta uang sama suami kamu itu, pintar sedikit jadi wanita, jangan tahunya pasrah saja! Kalau begini terus, bagaimana bisa kamu membayar lunas semua tunggakan?"

Suara wanita pemilik kontrakan itu memicu tetangga Shelin ikut menguping pembicaraan mereka. Shelin benar-benar merasa malu, tapi apa daya, resiko.

Sudah beberapa bulan ia memang tidak membayar sewa, mau memberikan alasan apapun, tetap saja pemilik kontrakan juga tidak bisa terus bersabar karena penghasilannya hanya bergantung pada rumah yang ia sewakan beberapa kamar untuk penyewa yang sudah berkeluarga tersebut.

Yang lain lancar dalam pembayaran, sedangkan Shelin dan Pram semenjak pertama kali menyewa, sudah kerap telat membayar karena tidak ada uang.

Uang yang ada hanya cukup untuk makan sehari-hari, itu juga sangat seadanya, berbanding terbalik dengan dahulu awal ia dan Pram menikah, sangat berkecukupan dengan tinggal di rumah yang besar.

Setelah setahun menikah, kehidupan mewah mereka merosot sampai akhirnya mereka benar-benar tidak punya apa-apa dan terpaksa tinggal di rumah kontrakan satu kamar tidur di lingkungan yang tidak bisa dikata lingkungan yang sehat karena sedikit kumuh.

Apakah benar, ia wanita pembawa sial bagi Pram?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Chandra Wijaksana
akhirnya tamat, keren endingnya
2023-08-24 08:54:53
2
user avatar
Mithavic Himura
Terima kasih untuk kalian yang setia baca buku saya ini sampai tamat, semoga di karya selanjutnya kalian tetap mau baca.
2023-08-23 10:59:23
2
user avatar
D6ta
bagus nih ceritanya
2023-07-27 21:46:34
4
user avatar
Ariani Arian
Ratna ini biang kerok main dukun dia dasar
2023-07-13 00:10:38
3
user avatar
Elpit
Wira auto disuruh minggir sama Sheila, papa mau lewat katanya .........
2023-07-01 19:39:36
3
user avatar
Elpit
Ini ibunya Pram yang terlalu obsesi sih keknya
2023-06-03 11:55:23
3
user avatar
Elpit
Sebenarnya Pram cemburu sih itu, tapi nggak mau ngaku wkwk, awas nanti Galih beneran jadian sama Shelin, Pram jangan nyesel wkwk
2023-05-14 08:55:45
2
user avatar
Kenzo Ray Bee
apa yang dilihat Sumi ya, jangan-jangan makhluk yang dilihat Prima itu juga
2023-05-08 09:30:43
3
user avatar
Kenzo Ray Bee
mamanya Pram kagak menyampaikan uang buat Sheila keterlaluan, btw aku suka video visualnya keren
2023-05-07 08:03:43
3
user avatar
Elpit
Ternyata Julie udah naksir Pram sejak Pram masih pacaran sama Shelin. Ada kemungkinan mamanya Pram sekongkol sama Julie atau mungkin Julie memanfaatkan mamanya Pram yang bisa menghitung hari lalu Julie yang kirim semacam guna-guna ʕ⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠ʔ
2023-05-04 01:02:23
3
user avatar
Elpit
Mamanya Pram maju primbon nih. Ya emang ada sih perhitungan nama ataupun tanggal lahir tapi itu juga nggak bisa dipercaya seratus persen karena apapun itu Kehendak Allah lebih mutlak. Memang tidak boleh meremehkan hal seperti itu tapi percaya sepenuhnya juga jangan, tetap harus percaya kuasa Allah
2023-05-03 18:46:04
3
user avatar
Kenzo Ray Bee
mamanya Pram terobsesi benar mengatakan Shelin pembawa sial curiga dia yang merancang semuanya itu
2023-05-01 10:20:03
3
user avatar
Kenzo Ray Bee
bukunya menarik sangat jarang dipaparkan menjadi tema sebuah novel tapi sebenarnya banyak terjadi di kehidupan nyata, semoga sukses dari desain cover keren, tulisan rapi, berani tampil beda keren ditunggu video visualnya
2023-04-30 11:21:44
3
user avatar
Ogawa
aku mau tahu apa yang membuat Shelin dikatakan pembawa sial oleh Pram, karena kurasa Pram masih cinta dengan Shelin, tema yang menarik untuk dibaca dari buku ini.
2023-04-24 07:50:39
4
user avatar
Zill Reta
baca cara bicara Sheila ingat Ray gemes jadinya si Wira memang terlalu wkwk
2023-04-20 13:20:21
6
  • 1
  • 2
128 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status