Semua Bab Dominasi sang Pewaris : Bab 31 - Bab 40
204 Bab
Bab 31
“Kamu tidak percaya?!” David naiik pitam melihat Jack demikian. “Dengar ya, satu goresan kecil yang kamu timbulkan di mobil ini, bisa menghabiskan banyak uang untuk membenahinya di bengkel. Itu sebabnya, jangan sembarangan meletakkan punggung baumu di mobil yang bukan milikmu! Bahkan meski bekerja hingga sisa umurmu habis pun, kamu tidak akan bisa membeli sebuah spion dari mobil ini.”“Wow!” Jack memegang kepalanya. Dalam hatinya dia melanjutkan, ‘Kamu akan pingsan jika tahu mobil ini milikku!’David mendekat pada Jack. Dia mencengkeram kerah baju lelaki itu sebelum berbisik, “Meskipun kamu dekat dengan Tuan Matthew, jangan mengira kamu bisa melakukan apa pun. Dengar, Tuan Matthew hanyalah bawahan dari Tuan Muda Roodenburg. Tunggu sampai aku bertemu dengan Tuan Muda. Aku bersumpah akan membuatmu memohon di kakiku karena tempo hari berani mempermalukan dan mengerjaiku. Congek sampah!”David mendorong Jack masih dengan mata melotot. Lalu, dia mengacungkan telunjuknya, “Awas kamu! Jangan
Baca selengkapnya
Bab 32
Kegiatan amal di Greenroad Villa diadakan tepatnya di dalam auditorium yang super megah. Sebuah panggung besar berada di paling depan, tampak memukau dengan desain yang begitu elegan. Dominasi warna emas semakin meningkatkan kesan mewah. Terlebih, kursi-kursi empuk premium berwarna merah, berderet rapi secara bertingkat-tingkat.Semua tamu undangan terpesona dengan keindahan auditorium di Greenroad Villa! Itu merupakan salah satu auditorium terbaik yang ada di negara ini.David, Sophie, dan teman-temannya duduk berdampingan di deret kursi yang sama. Tempat itu berada cukup jauh dari panggung. Jack tersenyum sebelum menunjuk satu titik, "Sebelah sana!" Dengan bantuan penjaga, tidak sulit bagi Jack untuk menemukan rombongan David, Sophie, dan teman-temannya dari sekian banyak tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut.Audrey mengangguk. Dia dan Jack berjalan cepat untuk datang pada rombongan para pembuat onar itu."Hei! Kamu tidak boleh duduk di sini! Cepat pergi dan duduk di temp
Baca selengkapnya
Bab 33
Melihat kesempatan untuk mempermalukan Jack, Sophie tidak mau menyia-nyiakannya begitu saja. Selama menjadi pacar lelaki itu dulu, belum pernah sekalipun dia melihat Jack memainkan piano.Ini bukan alat musik murahan!Jangankan membeli sebuah piano, Jack bahkan tidak memiliki cukup uang untuk mengikuti kelas musik piano. Jadi, apa dia sedang bermimpi hingga bicara melantur?'Yang bisa dia lakukan selama ini hanya mengantar pizza. Tidak mungkin dia bisa memainkan piano. Cih! Mau bergaya dan membuat pacarnya terkesan? Kamu melakukan kesalahan besar dengan berbual di dekatku!'Sophie 1000 persen yakin Jack berbohong!Oleh sebab itu, setelah tepuk tangan berhenti sebagai tanda akhir dari penampilan pianis kecil, wanita itu bersiap untuk mengangkat tangannya kalau-kalau pembawa acara mempersilakan tamu undangan untuk unjuk bakat bermusik.Dan benar!Prediksi Sophie tidak meleset!Pembawa acara melakukan hal yang sama persis dengan yang dia pikirkan.Maka, dengan cepat Sophie bertindak. Tid
Baca selengkapnya
Bab 34
Para tamu undangan mulai berbisik-bisik karena Jack tidak kunjung memainkan piano. Hal itu membuat Audrey semakin tidak tenang. Wanita itu menggit bibirnya sendiri. Ingin rasanya dia berdiri dan turut ke depan untuk sekadar menepuk pundak Jack dan mengajaknya turun, mengatakan agar tidak perlu memaksakan diri.Tidak hanya Audrey, seorang Matthew pun sampai terlihat gugup. Dia tidak berhenti melihat Jack, juga ingin datang padanya. Namun, jelas itu mustahil dilakukan karena dia masih harus menjaga identitas Jack.'Tian Muda.' Hanya itu yang bisa Matthew katakan. Itu pun tanpa suara.Ting!Akhirnya Jack menekan satu tuts."Hahaha, hanya itu yang dia bisa. Seekor kucing bahkan bisa menghasilkan lebih banyak bunyi jika berjalan di atas tuts piano. Aku sangat yakin, selanjutnya pasti lebih lucu!" David mengejek lagi dan mendapat senyum senang dari Sophie dan teman-temannya.Mereka memiliki keinginan yang sama, mempermalukan Jack! Melihat Jack ditertawakan pasti akan menjadi pemandangan pal
Baca selengkapnya
Bab 35
"Benar. Aku bekerja di King Pizza. Apa kamu pernah ke sana?""Orang-orang bilang di sana makanan dan minumannya enak, tapi aku belum pernah ke sana.""Datanglah bersama anakmu. Kami selalu memberikan yang terbaik. Bukankah begitu Tuan Steve Shatner?" Jack merasa perlu memberikan sedikit hadiah pada Steve karena telah mengerjakan tugasnya dengan baik, menendang James dari King Pizza dengan sangat menyenangkan, dan membuat Claire menjadi manajer yang bahagia.Steve Shatner yang duduk di antara tamu undangan lainnya langsung berdiri. Dia membungkuk sangat rendah dan berkata haru, "Terima kasih, terima kasih."Steve jelas tidak menduga jika Tuan Muda Roodenburg masih begitu baik padanya setelah apa yang terjadi. Dia merasa sangat senang karena kedainya dipromosikan di depan para tamu undangan. Itu hadiah besar yang pasti akan berdampak besar pada usahanya."Hahaha, Tuan Steve sepertinya kurirmu menjalankan promosi dengan sangat baik." Ucapan pembawa acara membuat orang-orang tertawa. "Aku
Baca selengkapnya
Bab 36
David melonggarkan dasinya. Permintaan para wanita itu benar-benar membuat napasnya sesak.Bagaimana dia bisa memenuhi permintaan itu jika dia saja tidak tahu seperti apa wajah Tuan Muda Roodenburg?"David?" David tersenyum paksa atas panggilan Lady yang mendesaknya. Dia mengusap belakang kepalanya sekadar untuk mengurangi kecemasan."David, tolong jangan membuat kami menunggu. Ayo jawab, kamu bisa membawa kami bertemu dan berkenalan dengan Tuan Muda Roodenburg 'kan?" Grace semakin tidak sabar. Dia merasa sangat lapar, tetapi tetap berdiri di sana demi mendengar jawaban bagus dari David."Begini, sebenarnya, a-aku sangat ingin melakukannya.""Bagus! Kamu memang selalu bisa diandalkan. Sophie beruntung memilikimu, David. Kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo kita berangkat sekarang!" Lady dan yang lainnya sudah mau melangkah lagi, tetapi David yang membatu segera berkata, "Maaf Nona-nona, aku tidak bisa."Kening para wanita itu berkerut seketika. Mereka menatap David lagi dengan wajah ke
Baca selengkapnya
Bab 37
Acara makan malam bersama di Greenroad Villa telah selesai. Para tamu undangan kembali ke auditorium untuk mengikuti acara berikutnya. David dan Sophie kembali dengan penuh kebanggaan. Mereka tidak berhenti menebar senyum pada tamu undangan lainnya. Sepanjang jeda makan tadi, mereka mendapat banyak pujian. Bahkan saat sudah kembali ke auditorium, beberapa pujian hangat juga masih mereka terima.Ada banyak orang yang kagum pada kesuksesan dan kekompakan mereka dalam membangun karier. Keduanya menjadi manajer muda yang cemerlang. Tidak hanya itu, David dan Sophie juga mendapat undangan dari salah seorang pengusaha untuk makan malam bersama. Undangan itu sekadar untuk memperakrab hubungan. Selain itu, diharapkan juga bisa menginspirasi anak dari pengusaha tersebut agar bisa gigih meraih karier yang bagus di samping intens menjalin hubungan percintaan.Banyak kolega mereka yang berpikir bisa belajar mencapai karier yang bagus di usia muda pada keduanya. Mereka belum tahu saja, jika sepa
Baca selengkapnya
Bab 38
Tepuk tangan mengantarkan para balerina turun dari atas panggung. Pembawa acara kembali ke tengah panggung sebelum memberikan pujian untuk penampilan tersebut.Berikutnya, dia menyapa para tamu undangan lagi. Dia juga mengumumkan banyaknya dana yang telah terkumpul di acara itu, yang disambut dengan tepuk tangan penuh suka cita dari hadirin.“Sekarang, aku akan memanggil seseorang untuk menyampaikan pengumuman yang tidak kalah menggembirakan bagi kita semua. Dia adalah manajer keuangan dari perusahaan Big Roodgroup.”Boom!Sebuah bom seperti meledak di kepala David. Pria itu mendadak pucat!“David, wanita itu akan memanggilmu ke atas panggung. Itu sangat luar biasa!”“Sayang, pengumuman apa yang dimaksud wanita itu? Kamu tidak menceritakan apa-apa padaku tadi.”“Oh Sophie, pacarmu ini sangat keren. Dari sekian banyak tamu undangan, dialah yang dipilih oleh pembawa acara untuk maju. Bukan untuk menampilkan pertunjukan konyol, tetapi untuk menyampaikan pengumuman bahagia! Ya Tuhan, Davi
Baca selengkapnya
Bab 39
"Diam kamu pecundang!" David mengacungkan telunjuknya pada Jack. "Jangan pernah ikut campur atau aku akan membuatmu babak belur seperti malam pertunangan itu."Meski suara David terdengar garang mengintimidasi, sebetulnya dia sedang menahan kecemasan yang telah menyundul langit. Dia tahu pasti bahwa apa yang dikatakan Jack adalah kebenaran. Akan tetapi, mana mungkin dia rela kalau kurir pizza itu menjatuhkan harga dirinya.'Aku tidak akan membiarkan orang-orang tahu yang sebenarnya!' Dia masih bertekad juga meski situasinya sekarang terlalu sulit."Aku tidak ikut campur. Aku hanya menebak saja. Jika memang itu keliru, kamu tidak perlu cemas, David." Jack hendak menepuk pundak David. Namun, David menghindar."Jangan berani menyentuhku dengan tangan kotormu. Entah hanya menebak atau apa pun, kamu bahkan tidak memiliki hak untuk bicara. Dasar pecundang!"Saat David tengah memarahi Jack dengan suara rendah, tiba-tiba Lady berseru, “Oh lihat! Apa pria itu yang bernama Ben Braxton?” Lady me
Baca selengkapnya
Bab 40
Audrey tersenyum lebar pada Jack sebelum kembali fokus ke arah panggung. Dia dan para tamu lainnya tertawa melihat pembawa acara menghalang-halangi Ben Braxton untuk turun dari panggung. Padahal, Gloria Giles sudah turun.Pembawa acara lalu berkata, "Tunggulah sebentar, Tuan Braxton. Bisakah aku menanyakan satu hal? Entah kenapa aku sering memikirkan hal ini ketika melamun. Selagi Tuan di sini, aku tidak akan melepaskan kesempatan untuk bertanya."“Silakan.” Ben tersenyum sopan.“Kamu pasti tahu jika ada banyak pengusaha yang datang di acara ini. Namun, bisnis yang mereka jalankan tentu tidak sebanding dengan perusahaan Big Roodgroup. Aku bahkan selalu menghentikan mobilku sejenak saat melintas di depan gedung itu. Kamu tahu kenapa aku melakukannya? Hahaha sekadar untuk mengagumi arsitektur dan kemegahan gedung Big Roodenburg. Luar biasa!”“Jadi, apa yang ingin Nyonya tanyakan?”Pembawa acara tertawa diikuti tawa tamu undangan lagi. Dia melanjutkan, “Kamu sangat terburu-buru rupanya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status