"Benar. Aku bekerja di King Pizza. Apa kamu pernah ke sana?""Orang-orang bilang di sana makanan dan minumannya enak, tapi aku belum pernah ke sana.""Datanglah bersama anakmu. Kami selalu memberikan yang terbaik. Bukankah begitu Tuan Steve Shatner?" Jack merasa perlu memberikan sedikit hadiah pada Steve karena telah mengerjakan tugasnya dengan baik, menendang James dari King Pizza dengan sangat menyenangkan, dan membuat Claire menjadi manajer yang bahagia.Steve Shatner yang duduk di antara tamu undangan lainnya langsung berdiri. Dia membungkuk sangat rendah dan berkata haru, "Terima kasih, terima kasih."Steve jelas tidak menduga jika Tuan Muda Roodenburg masih begitu baik padanya setelah apa yang terjadi. Dia merasa sangat senang karena kedainya dipromosikan di depan para tamu undangan. Itu hadiah besar yang pasti akan berdampak besar pada usahanya."Hahaha, Tuan Steve sepertinya kurirmu menjalankan promosi dengan sangat baik." Ucapan pembawa acara membuat orang-orang tertawa. "Aku
David melonggarkan dasinya. Permintaan para wanita itu benar-benar membuat napasnya sesak.Bagaimana dia bisa memenuhi permintaan itu jika dia saja tidak tahu seperti apa wajah Tuan Muda Roodenburg?"David?" David tersenyum paksa atas panggilan Lady yang mendesaknya. Dia mengusap belakang kepalanya sekadar untuk mengurangi kecemasan."David, tolong jangan membuat kami menunggu. Ayo jawab, kamu bisa membawa kami bertemu dan berkenalan dengan Tuan Muda Roodenburg 'kan?" Grace semakin tidak sabar. Dia merasa sangat lapar, tetapi tetap berdiri di sana demi mendengar jawaban bagus dari David."Begini, sebenarnya, a-aku sangat ingin melakukannya.""Bagus! Kamu memang selalu bisa diandalkan. Sophie beruntung memilikimu, David. Kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo kita berangkat sekarang!" Lady dan yang lainnya sudah mau melangkah lagi, tetapi David yang membatu segera berkata, "Maaf Nona-nona, aku tidak bisa."Kening para wanita itu berkerut seketika. Mereka menatap David lagi dengan wajah ke
Acara makan malam bersama di Greenroad Villa telah selesai. Para tamu undangan kembali ke auditorium untuk mengikuti acara berikutnya. David dan Sophie kembali dengan penuh kebanggaan. Mereka tidak berhenti menebar senyum pada tamu undangan lainnya. Sepanjang jeda makan tadi, mereka mendapat banyak pujian. Bahkan saat sudah kembali ke auditorium, beberapa pujian hangat juga masih mereka terima.Ada banyak orang yang kagum pada kesuksesan dan kekompakan mereka dalam membangun karier. Keduanya menjadi manajer muda yang cemerlang. Tidak hanya itu, David dan Sophie juga mendapat undangan dari salah seorang pengusaha untuk makan malam bersama. Undangan itu sekadar untuk memperakrab hubungan. Selain itu, diharapkan juga bisa menginspirasi anak dari pengusaha tersebut agar bisa gigih meraih karier yang bagus di samping intens menjalin hubungan percintaan.Banyak kolega mereka yang berpikir bisa belajar mencapai karier yang bagus di usia muda pada keduanya. Mereka belum tahu saja, jika sepa
Tepuk tangan mengantarkan para balerina turun dari atas panggung. Pembawa acara kembali ke tengah panggung sebelum memberikan pujian untuk penampilan tersebut.Berikutnya, dia menyapa para tamu undangan lagi. Dia juga mengumumkan banyaknya dana yang telah terkumpul di acara itu, yang disambut dengan tepuk tangan penuh suka cita dari hadirin.“Sekarang, aku akan memanggil seseorang untuk menyampaikan pengumuman yang tidak kalah menggembirakan bagi kita semua. Dia adalah manajer keuangan dari perusahaan Big Roodgroup.”Boom!Sebuah bom seperti meledak di kepala David. Pria itu mendadak pucat!“David, wanita itu akan memanggilmu ke atas panggung. Itu sangat luar biasa!”“Sayang, pengumuman apa yang dimaksud wanita itu? Kamu tidak menceritakan apa-apa padaku tadi.”“Oh Sophie, pacarmu ini sangat keren. Dari sekian banyak tamu undangan, dialah yang dipilih oleh pembawa acara untuk maju. Bukan untuk menampilkan pertunjukan konyol, tetapi untuk menyampaikan pengumuman bahagia! Ya Tuhan, Davi
"Diam kamu pecundang!" David mengacungkan telunjuknya pada Jack. "Jangan pernah ikut campur atau aku akan membuatmu babak belur seperti malam pertunangan itu."Meski suara David terdengar garang mengintimidasi, sebetulnya dia sedang menahan kecemasan yang telah menyundul langit. Dia tahu pasti bahwa apa yang dikatakan Jack adalah kebenaran. Akan tetapi, mana mungkin dia rela kalau kurir pizza itu menjatuhkan harga dirinya.'Aku tidak akan membiarkan orang-orang tahu yang sebenarnya!' Dia masih bertekad juga meski situasinya sekarang terlalu sulit."Aku tidak ikut campur. Aku hanya menebak saja. Jika memang itu keliru, kamu tidak perlu cemas, David." Jack hendak menepuk pundak David. Namun, David menghindar."Jangan berani menyentuhku dengan tangan kotormu. Entah hanya menebak atau apa pun, kamu bahkan tidak memiliki hak untuk bicara. Dasar pecundang!"Saat David tengah memarahi Jack dengan suara rendah, tiba-tiba Lady berseru, “Oh lihat! Apa pria itu yang bernama Ben Braxton?” Lady me
Audrey tersenyum lebar pada Jack sebelum kembali fokus ke arah panggung. Dia dan para tamu lainnya tertawa melihat pembawa acara menghalang-halangi Ben Braxton untuk turun dari panggung. Padahal, Gloria Giles sudah turun.Pembawa acara lalu berkata, "Tunggulah sebentar, Tuan Braxton. Bisakah aku menanyakan satu hal? Entah kenapa aku sering memikirkan hal ini ketika melamun. Selagi Tuan di sini, aku tidak akan melepaskan kesempatan untuk bertanya."“Silakan.” Ben tersenyum sopan.“Kamu pasti tahu jika ada banyak pengusaha yang datang di acara ini. Namun, bisnis yang mereka jalankan tentu tidak sebanding dengan perusahaan Big Roodgroup. Aku bahkan selalu menghentikan mobilku sejenak saat melintas di depan gedung itu. Kamu tahu kenapa aku melakukannya? Hahaha sekadar untuk mengagumi arsitektur dan kemegahan gedung Big Roodenburg. Luar biasa!”“Jadi, apa yang ingin Nyonya tanyakan?”Pembawa acara tertawa diikuti tawa tamu undangan lagi. Dia melanjutkan, “Kamu sangat terburu-buru rupanya.
Jack terkejut atas sikap Audrey. Dia tidak mengira jika wanita itu akan berteriak menunjukkan 'maling' yang sedang bersembunyi.Tidak hanya Jack, orang-orang yang berada tepat di depan deret tempat duduk Audrey juga kaget, terutama tentu saja David.David menatap tajam Audrey. Dia menggertakkan gigi-giginya ketika mendesis, "Apa masalahmu denganku hah?!" "Karena kamu sudah berani mencari masalah dengan pacarku!" Jawaban Audrey membuat Jack tersenyum.Sebaliknya, David menjadi semakin marah. Dia akan mengumpat dan memakai Audrey. Namun, lampu sorot sudah lebih dulu mengarah padanya. Lelaki itu terlihat mengerutkan keningnya sesaat karena silau. 'Sial!' David mengepalkan tinjunya.Auditorium menjadi senyap. Tidak hanya para kolega, sekarang semua tamu undangan melihat ke arah David. Mereka yang berada cukup jauh dari David, sampai berdiri demi bisa melihat wajah orang yang dibicarakan Ben Braxton.David sudah seperti seorang kriminal! Dia terkepung!Pria itu menelan ludah dengan susah
Tanpa komando dari siapa pun, seorang tamu undangan menyahuti pertanyaan pembawa acara sebelum Ben menjawabnya.“Usir dia keluar!”Satu kalimat itu membuat David merasa sangat terancam. Apalagi, berikutnya teriakan tersebut diikuti oleh para tamu undangan lainnya.‘Apa mereka sudah gila?’ batin David sambil menggertakkan giginya.Sekarang, perintah untuk menendang David dari auditorium menggema. David menjadi semakin terintimidasi. Di kelapanya muncul berbagai hal buruk yang mungkin menimpanya, jika insiden pengusirannya dari acara amal ini benar terjadi.Yang dia ketahui selama ini, belum pernah ada orang yang diusir dari acara amal yang diadakan keluarga Roodenburg. Jadi, dia memiliki kesempatan besar untuk menjadi yang pertama. Itu artinya, berita menyoal pengusirannya sangat mungkin akan menjadi topik paling panas di kalangan masyarakat. Itu sama dengan semua warga di kota ini akan memberikan citra buruk padanya.Lebih dari itu, kesulitan dalam melamar pekerjaan baru akan menjadi