Semua Bab Allea, Anak yang Dirahasiakan: Bab 71 - Bab 80
100 Bab
71 || Makan Malam Dua Pengusaha Besar.
Makan malam telah usai. Keluarga Kenan dan Mario mengobrol sejenak di ruang makan sementara anak-anak mereka memutuskan untuk mengobrol di teras luar. "Tenyata kamu anaknya Om Ken? Tau begitu enggak ada aksi mogok pas mau berangkat," ucap Doni sambil nyengir. "Mau Kakak mogok, kek, mau enggak, kek, enggak ada untungnya juga buat aku." Allea masih ketus. "Yaelah, Le. Kamu masih marah sama aku gara-gara perihal malam itu?" "Aku lebih marah ketika mulut Kak Doni enggak bisa dijaga. Kak Doni mengumbar aib temen-temen aku!" "Yaelah, Le. Hanya sama kamu aku berani bilang karena laki-laki yang bikin mereka gak virgin emang temenku juga." Allea membulatkan mata, masih kesal dengan segala ocehan dari bibir Doni. Doni berkali-kali meminta maaf, tetapi Allea masih bersikap ketus. "Doni, kita pulang sekarang!" ucap Mario pada putranya setelah ada di ambang pintu. "Yaelah, Pa. Entaran kenapa, Pa? Masih sore ini," bantah Doni saat diajak pulang oleh ayahnya. "Ini sudah jam sepuluh, Doni! Ke
Baca selengkapnya
72 || Merasa Sia-sia.
Rey masih memendam perihal sesuatu yang membuat otaknya cukup terganggu. Ia bukan tipikal pria yang mengumbar aibnya sendiri apalagi menyangkut orang lain juga di dalamnya meski setengah mati ia harus pandai menempatkan diri agar tidak diketahui orang lain kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja.Siang sekitar jam dua belas Allea datang ke toko dengan wajah semringah karena ia akan bertemu dengan orang yang ia sayangi sedari kelas satu sekolah dasar. Perasaannya pada Rey sama sekali tidak berubah bahkan semakin bertambah seperti pengetahuannya tentang rasa sayang. Ya, rasa sayang yang saat ini sudah menguasai seluruh ruang hati yang dulu kosong dan saat ini telah meluber hanya untuk Reynand. Namun, senyum itu seolah ditelan alam saat melihat Rey yang sedang mengobrol dengan Meisya. Rey yang menyadarinya pun tidak dapat berbuat apa-apa terlebih dirinya sudah merasa berdosa pada Meisya. "Non Lele cemberut aja," ucap Anton menggoda ketika Allea duduk di singgasananya. Allea hanya me
Baca selengkapnya
73 || Terjebak Hujan.
"Maafin aku, Kak," ujar Allea pada Doni. "No problem," jawab Doni mencoba santai meski hatinya masih kesal. "Aku mau ke toko kue," pinta Allea. "Gak ke rumah langsung?" tanya Doni. "Enggak, soalnya ambil kunci toko karena Mommy enggak ke toko," jawab Allea. "Emang sekarang jam berapa, Kak?" Doni melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Jam lima lewat," ujar Doni. Allea membulatkan mata, seluruh karyawan ibunya pasti sudah pulang alhasil ia meminta cepat diantar pada Doni ke toko kue karena ternyata ia sudah terlalu lama berada di mall. Doni dan Allea berjalan ke tempat parkir dan saat ini mereka berdua sudah ada di atas motor sport warna merah milik Doni. "Udah siap?" tanya Doni."Udah, Kak." Doni tidak bicara apa-apa lagi takut Allea kembali marah. Ia hanya memacu motor dengan kecepatan sedang di bawah langit yang mulai menghitam. Allea memang pinggang Doni hanya karena ia merasa tidak enak telah menyebutkan nama Rey untuknya, tetapi Doni begitu senang ia merasa
Baca selengkapnya
74 || Kecelakaan.
Sudah satu Minggu Yoga dan Kinan berada di luar kota untuk mengurus pekerjaan tentunya dan saat ini mereka dijadwalkan kembali ke Jakarta menaiki pesawat jam sembilan pagi. Usia yang semakin tua menjadikan Kinan merasa cepat lelah apalagi harus mengurus perusahaan sehingga hasrat Yoga tidak dapat tersalurkan. Apalagi yang ada di otaknya hanya Rebecca. Beberapa malam ia hanya bisa video call dengan Rebecca tanpa bisa menyentuhnya. Hal ini malah semakin membuat Yoga merasa berat menahan hasrat yang semakin membuncah, apalagi Kinan sering mengeluh capek ketika diajak bercinta. Selama satu Minggu juga Yoga tidak menyentuh istrinya dan pagi ini ia benar-benar bahagia karena akan bertemu dengan Rebecca. Akhirnya mereka telah sampai di bandara. Keduanya sudah dijemput oleh sopir taksi, lalu melesat menuju rumah. Namun, saat di pertengahan jalan Kinan meminta sang sopir berhenti karena ingin membeli makanan favoritnya di restoran langganan. "Ayok, Mas!" Kinan mengajak Yoga."Enggaklah, ak
Baca selengkapnya
75 || Bertemu Orangtua Meisya.
Rey memutuskan untuk ke rumah Meisya setelah diberikan alamat melalui ponsel. "Ton, gue titip toko, ya? Ada urusan dan mungkin agak lama." Rey meraih jaket ketika bicara pada Anton."Eh, lu mau ke mana Bang Bro?" tanya Anton yang tidak dihiraukan oleh Rey karena ia malah berjalan cepat dan tidak lama suara mesin motornya terdengar, laku meluncur pergi entah ke mana. Anton hanya berharap Nayla tidak datang ke toko, bisa mati dia mencari alasan yang tepat untuk Reynand. "Bang Rey ke mana Mas Anton?" tanya Wiwi yang tidak melihat Rey sejak setengah jam yang lalu. "Ada urusan dia, bentaran juga paling balik." Anton beralasan agar Wiwi tidak banyak bertanya karena sesungguhnya dirinya pun tidak mengetahui kalau Rey saat ini berada di mana.Rey memacu motor dengan kencang, sial beberapa kali motornya harus terjebak lampu merah beberapa kali.Hingga akhirnya motor Rey disimpan di depan gerbang rumah yang tidak terkunci. Ia hanya mengunci stang saja dan memutuskan untuk mengetuk pintu. "P
Baca selengkapnya
76 || Dijebak.
Mendengar suara Anton membuat pekerja lain di toko Nayla berhamburan untuk menghampiri, begitu pun dengan Allea yang sedang memainkan ponselnya. Ia langsung menyimpan ponsel begitu saja di kursi, lalu berlari untuk ikut melihat apa yang terjadi. "Kak Rey?!" Sepasang mata Allea melebar melihat laki-laki yang masih menghuni hatinya terkapar tidak sadarkan diri dengan banyaknya lebam yang terlihat membuat siapa pun khawatir. "Bawa ke belakang!" ucap Anton meminta tolong pada salah satu teman laki-laki yang bekerja di sana karena tubuhnya lebih pendek daripada Reynand. "Wiwi, kamu tolong jaga bilik kasir, ya?" pinta Anton yang dijawab anggukkan dari Wiwi. Anton dan temannya mengangkat tubuh Rey bersama-sama menuju kasur lantai yang telah digelar oleh karyawati di sana. "Tolong ambilkan kayu putih dan air dingin buat kompres," pinta Anton. Mereka tampak sibuk karena Rey yang tiba-tiba pingsan disertai lebam yang parah di wajah dan juga beberapa bagian tubuh yang terlihat. "Sini biar
Baca selengkapnya
77 || Kabar Bahagia Untuk Kenan.
Sudah tiga hari Allea tidak bertegur sapa dengan Rey semenjak ia mendengar bahwasannya laki-laki yang ia cintai akan menikah dengan perempuan lain. "Non Lele, jangan ngelamun terus," goda Anton. "Enggak, siapa juga yang ngelamun? Orang aku lagi balesin chat kak Doni," ketus Allea yang sepertinya sengaja dibuat kencang agar Reynand mendengar. "Kirain ngelamun kayak yang mau kawin, itu." Anton melirik Rey. "Apaan, sih!" Allea berlalu pergi dan Anton tersenyum. "Lu bikin dia bad mood aja." Rey berucap tanpa menoleh. "Biarin! Gue suka liat orang yang cemburu kek si Lele." "Ya tapi jangan gitu juga."Anton hanya tersenyum. Ia tahu kalau Rey sebenarnya menyukai saat Allea cemburu melihatnya. Namun, ia juga masih terpikir tentang pernikahannya nanti karena hatinya saja tidak sreg dengan Meisya. Semua pekerja sedang sibuk menjelang sore hari karena bersiap-siap akan menutup toko dan orang yang paling sibuk ialah Rey yang harus menghitung semua pemasukan dan juga pengeluaran uang hari i
Baca selengkapnya
78 || Menakuti Allea.
Allea berangkat diantar kedua orangtuanya ke sekolah. Selepas itu Kenan dan Nayla melanjutkan perjalanan ke rumah sakit untuk memberikan kabar bahagia ini pada Kinan. "Kak, aku merasa Lea gak suka denger kabar dari aku," ucap Nayla saat mobil masih melaju menuju rumah sakit."Itu hanya perasaanmu saja, Sayang.""Masa, sih? Tapi yang aku rasain begitu, Kak." "Jangan terlalu dipikirkan, Sayang. Gak baik buat janin kita nantinya," ucap Kenan sambil mengusap perut Nayla yang masih rata. Mendapat perlakuan seperti itu Nayla pun senang dan bersyukur mendapatkan suami seperti Kenan. Tak terasa saat ini mobil sudah berada di lobby rumah sakit, Kenan dan Nayla sama-sama turun dan jalan bergandengan menuju kamar pemulihan Kinan. Terlihat Kinan tersenyum ketika mengobrol dengan Yoga yang ada di sampingnya. Entah mereka mengobrol apa yang jelas sepertinya ini momen yang tepat untuk memberikan kabar baik dari Nayla. Kaki Nayla seolah sulit digerakkan saat berada di ambang pintu. Bahkan Kenan m
Baca selengkapnya
79 || Menyambut Kepulangan Kinan.
Malam ini Kenan yang bertugas menjaga Kinan di rumah sakit menggantikan Yoga. Sudah satu Minggu mereka berdua bergantian menunggu Kinan di rumah sakit. Seperti malam-malam lalu, Yoga melancarkan aksinya merajut cinta di kala malam tiba. Diam-diam ia selalu menemui dan tidur bersama Rebecca. ***Rey mengurus administrasi pembayaran rawat inap ibunya ketika jam menunjuk ke angka sembilan. Kinan terlihat bahagia karena hari ini ia diperbolehkan pulang. "Papamu di mana, Rey?" tanya Kinan menanyakan Yoga. "Di rumah sepertinya.""Enggak ke sini jemput Mama?" "Entah. Ya udah, nanti juga ketemu di rumah, Ma. Mungkin dia lagi siapin acara penyambutan untuk kepulangan Mama," ujar Kenan yang membuat sang ibu mengulum senyum, ia membayangkan begitu manisnya Yoga kala menyambutnya nanti di rumah. Hingga akhirnya saat ini Kinan dibawa oleh Kenan menuju depan rumah sakit karena sang sopir sudah menunggunya di sana. Perlahan Kenan menggendong sang ibu untuk duduk di jok belakang sementara sang s
Baca selengkapnya
80 || Belun Menerima.
"Sana masuk! Udah mau ujan," ucap Rey ketika mengantar Allea pulang."Kak Rey gak masuk dulu? Nanti keujanan loh," tanya Allea saat rintik-rintik hujan sudah mulai turun. "Gak, aku langsung pulang, ya? Bye!" Rey menstater motornya."Kak Rey, tunggu!" pinta Allea. Tidak menunggu waktu lama ia mencium pipi Rey kemudian berlari masuk ke halaman rumah. "Bye, Kak Rey!" Allea melambaikan tangan kemudian berlari tanpa menengok meninggalkan Rey yang seolah diserang api. Ia merasa sekujur tubuhnya saat ini merasakan panas yang begitu hebat, tetapi membawa bahagia. Ah, ini apa namanya?Rey tersadar kalau dirinya malah mematung di motor sementara hujan gerimis kian deras hingga akhirnya ia menancap gas dengan terburu-buru meski akhirnya tetap terjebak hujan. "Udah pulang, Nak?" tanya Nayla saat Allea masuk rumah. "Udah." Allea menjawab ketus. Mendengar jawaban ketus anaknya ia yakin bahwasannya Allea tidak menginginkan memiliki adik. Mungkin lebih pada ketakutan orang tuanya tidak menyayangi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status