Lahat ng Kabanata ng Allea, Anak yang Dirahasiakan: Kabanata 41 - Kabanata 50
100 Kabanata
41 || Kecewa.
Di pertengahan jalan menuju toko kue Nayla, Kenan malah bertemu seseorang yang ia kenal sedang berdiri dengan wajah gelisah. Kenan pun menepikan mobilnya dan membuka kaca mobil. "Mbak Oliv?" sapa Kenan. Olivia sepertinya lupa, ia sejenak berpikir saat melihat wajah laki-laki yang ada dalam mobil mewah. "Mbak lupa pasti sama saya? Saya Kenan," ucap Kenan dengan seulas senyum. "Astagaaaa ... pantas aku merasa pernah melihatmu, tapi di mana?" jawab Olivia dengan seulas senyum dan rambut yang ia selipkan ke telinganya. "Mbak mau ke mana? Kok, malah berdiri di sini sendirian?" "Aku mau ke toko kue Nayla, mobilku lagi diservis, maklum, mobil tua," ucapnya sambil tertawa. "Ah, bareng aja, saya juga mau ke sana. Mari, masuk!" Kenan membuka pintu mobil untuk Olivia. Wanita yang berusia lebih tua darinya itu pun segera masuk dan duduk di samping Kenan. Mobil melaju santai saat Olivia sudah mengenakan seat belt. Namun, keadaan tiba-tiba membisu kala Kenan masih terpikirkan harus berbicara
Magbasa pa
42 || Sang Wanita Pujaan.
Kenan begitu lemas saat melihat ekspresi Nayla. Dalam hatinya sudah merutuk diri atas kejadian malam laknat itu dengan Rebecca. Namun, hatinya terasa lega saat ada sedikit senyum di bibir merah muda Nayla. Nayla meraih tangan Kenan. Ia mengusapnya dan menarik napas panjang serta mengeluarkan perlahan. "Mbak Oliv sudah memberitahuku," ucap Nayla begitu tenang. "Lalu? Pasti kamu kecewa?""Apa perlu aku jawab?" tanya Nayla dengan seulas senyum. "Maafin aku," gumam Kenan sambil menundukkan pandangan. Hening. "Tidak perlu minta maaf, karena itu bukan kemauan Kakak. Mungkin nanti akan terjawab, Kakak berbohong ataukah tidak saat Rebecca hamil." "Tapi belum tentu sama aku, Nay!" "Kak, zaman udah maju. Kalian bisa tes DNA dan semuanya akan terungkap." "Aku tidak ingin kamu pergi dari sisiku, Nay." Kenan menggenggam tangan Nayla dengan sorot mata penuh harap. "Aku tidak akan meninggalkan Kak Ken kalau saja memang itu bukan anak Kakak." Jawaban Nayla cukup membuat Kenan stres. Bagaima
Magbasa pa
43 || Chef Rebecca.
Kenan semakin kencang menggedor pintu karena tidak ada jawaban dari dalam, sedangkan Rebecca dan Yoga sedang berpikir keras harus berbuat apa.Akhirnya Rebecca menyuruh Yoga untuk bersembunyi di kamar mandi sedangkan ia melilitkan handuk pendek ke tubuhnya. "Iya, sebentar!" jawab Rebecca dari dalam kamar. "Dari mana saja sih––" ucap Kenan terhenti ketika menyadari Rebecca tidak mengenakan baju. Melihat tatapan Kenan, Rebecca yakin sekali kalau lelaki yang ada di hadapannya tengah terlena melihat tubuhnya. "Aku habis mandi, ada apa, Mas?" tanya Rebecca yang melihat Kenan memalingkan pandangan. "Em ... hanya ingin menanyakan Mama ke mana, apakah kamu tau?" tanya Kenan tanpa melihat pada Rebecca. "Katanya Mama masih ada urusan.""Oh, ya sudah." Kenan hendak pergi, tetapi tangan Rebecca seolah menahannya. "Jangan ke mana-mana." "Lepas!" ucap Kenan yang merasa tangannya dipegang oleh Rebecca. Karena tidak kunjung dilepaskan akhirnya Kenan mengempaskan tangannya dengan kasar. "Jangan
Magbasa pa
44 || Rasa Sayang Melebihi Segalanya.
Ekspresi wajah Kinan, Yoga dan Kenan semuanya terlihat tidak menyukai kue buatan Rebecca. Rasa percaya diri yang awalnya membumbung tinggi akhirnya sedikit merendah. Bahkan untuk sekadar bertanya bagaimana rasa kuenya, pun, Rebecca menjadi tidak berani. "Kalian kenapa pada diam?" Yoga memecah keheningan. "Enak, ini enak sekali, Sayang. Kamu memang pintar bikin kue," jelas Kinan meski wajahnya terlihat masam. "Gimana, Ken? Enak, kan?" tanya Yoga pada Kenan. Rebecca terlihat menunggu jawaban dari Kenan. Setelah ia merasa puas dengan jawaban Kinan. Kalau Yoga, ia pasti menyukai apa pun yang dibuat oleh orang yang ia cintai. "Kamu rasain aja sendiri, aku yakin kamu juga belum mencicipinya, bukan?" ucap Kenan yang kemudian berlalu pergi meninggalkan gurat kekecewaan di wajah Rebecca. "Ken? Kenan!" Kinan memanggil putranya tetapi tidak digubris. Wajah Rebecca terlihat sedih, bahkan untuk sekadar mengutarakan pendapatnya saja Kenan tidak mau. Kinan menghibur Rebecca, tetapi Rebecca bu
Magbasa pa
45 || Tidak Adil.
Rasa lelah melanda tubuh Kenan malam ini. Ia menyimpan tas kerja, lalu melonggarkan dasi dan duduk sejenak di tepi ranjang. Tidak berselang lama, ia gegas mandi karena badan yang berkeringat. Baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tiba-tiba saja Rebecca terlihat duduk manis di tepi ranjang dengan senyuman membingkai bibirnya saat melihat Kenan yang hanya mengenakan handuk pendek di bawah lutut dan terlihat tubuh sixpack sedikit basah membuatnya terlihat semakin seksi di mata Rebecca."Siapa yang mengijinkanmu masuk ke sini?" tanya Kenan. "Tidak usah galak-galak, Mas. Sebentar lagi kita pasti menikah karena sampai detik ini aku belum menstruasi," ucap Rebecca sambil mengusap dada bidang Kenan. Kenan menepis tangan Rebecca, ia mundur menjauh. "Tetap di sana dan jangan pernah menyentuh! Boleh saja kamu beralasan seperti itu, tetapi jangan pernah berharap bisa mendapatkanku. Karena hatiku sudah dimiliki oleh Nayla, paham?!" "Hahaha ... terserah apa ka
Magbasa pa
46 || .
Kenan meninggalkan semua pekerjaan demi putrinya dan Nayla. Ia tidak ingin mereka berdua sedih karena baginya mereka berdua ialah kebahagiaan yang ada di dunia. Mobil sudah terparkir di depan toko kue. Kenan langsung masuk dan disambut ramah oleh Inah dan Allea yang ada di meja kasir. "Mommy ada di dapur, Daddy masuk aja," bisik Allea pada Kenan yang dijawab dengan acungan jempol. Setelah mendapatkan ijin dari putrinya, Kenan langsung pergi ke dapur dan benar saja Nayla sedang duduk termenung dengan bibir mengerucut. Perlahan Kenan berjalan mendekati Nayla, bahkan saat ia duduk pun Nayla seolah tidak menyadarinya ada orang lain di sisinya saat ini. "Kamu kenapa, Nay?" tanya Kenan setelah beberapa saat Nayla hanya menghabiskan waktunya dengan berdiam diri. "Eh, Kak Ken. Sejak kapan Kakak ada di sini?" tanya Nayla yang terlihat salah tingkah. "Kenapa juga Kakak enggak kabari aku kalau mau ke sini? Aku, kan bisa bersiap-siap dulu. Enggak seperti ini," ucap Nayla panjang lebar. Kena
Magbasa pa
47 || Ulang Tahun Allea.
Melihat di meja makan hanya ada suaminya yang baru saja menuntaskan makan malam akhirnya Kinan meminta tolong pada Yoga membawakan makan malam untuk Rebecca. Awalnya lelaki itu menolak karena sepengetahuannya Rebecca tengah mengandung anak dari Kenan yang membuatnya kesal. "Kenapa enggak nyuruh pembantu saja sih? Kenapa harus aku?" tanya Yoga kesal. "Mas, aku udh bilang akan membawakannya sama Kenan tapi anak itu malah tidak ada di sini. Perutku juga udah lapar, jadi tolonglah Mas antarkan makanan ini untuk Rebecca." Melihat wajah sang istri membuat Yoga menjadi kasihan, lalu menuruti apa yang diinginkan oleh istrinya. Ia pun berangkat ke kamar Rebecca dengan membawa makanan dan minuman yang telah dihidangkan oleh sang istri. Awalnya ia ingin menyuruh pembantunya, tetapi urun karena diketahui oleh Kinan. Yoga tidak mengetuk pintu, ia asal masuk kamar Rebecca dan menaruh makanan yang ia bawa di nakas. Sedangkan Rebecca terlihat tidur di dalam selimut. Entah kenapa hatinya merasa kas
Magbasa pa
48 || Keputusan Besar.
"Mom, kapan kita bisa kumpul sama Daddy? Aku ingin punya Daddy seperti yang lain," tanya Allea. Sudah lebih dari satu Minggu ulang tahun Allea berlalu, tetapi Nayla masih belum bisa menjawab pertanyaan Kenan yang menginginkan mereka untuk segera menikah. Bukan Nayla tidak mau, ia hanya terlalu takut hal buruk yang mungkin saja menimpa pada anaknya. "Lea belajar dulu, ya? Ada PR, kan?" Nayla malah mengalihkan pembicaraan putrinya. Allea hanya mendenkus kesal karena tidak mendapatkan jawaban. Sesungguhnya Nayla sedari malam itu juga sudah berpikir harus mengambil keputusan apa nantinya. Namun, lagi-lagi keputusannya harus terhenti ketika mengingat ancaman ibu dari Kenan dulu. "Non?" Inah memanggil. "Eh, Bi. Ada apa?" Nayla terlihat terperanjat ketika pembantu rumahnya memanggil. "Non ngelamun, ya?" tebak Inah yang memang benar adanya. "Enggak, Bi. Hanya sedang berpikir sedikit saja." "Soal apa, Non?" Inah mencoba bertanya karena biasanya sang majikan bercerita atau berkeluh padan
Magbasa pa
49 || Bersedia Menikah.
Kenan berjalan hendak mendekati kamar Rebecca, tetapi ponsel yang ada di tangannya kembali bergetar. Kenan mengalihkan langkahnya menuju belakang rumah dan ternyata sinyal malah stabil, jadi ia memutuskan untuk mengobrol di samping kolam renang. "Iya, Nay. Maaf lama angkatnya," ucap Kenan dari dalam sambungan ponsel. "Enggak apa-apa, Kak. Aku hanya ingin mengabarkan kalau aku bersedia menikah sama Kak Kenan," ucap Nayla yang membuat Kenan sejenak terdiam. Ia merasa belum percaya dengan apa yang ia dengar. "Nay, coba ulang? Aku ingin meyakinkan kalo aku gak salah dengar," pinta Kenan. Dari seberang sana Nayla tersenyum simpul mendengar permintaan Kenan. "Iya, aku bersedia menikah dengan Kakak." "Tuhan, Tuhan, Tuhan, tolong tampar aku jika aku salah mendengar," ucap Kenan yang membuat Nayla tertawa geli dari dalam ponsel. "Ih, Kakak. Ngeri, dong, kalau ditampar Tuhan. Apa yang Kakak denger itu udah bener, kok. Enggak percayaan banget sih," ucap Nayla dengan seulas senyuman. Malam
Magbasa pa
50 || Diperlakukan Seperti Ratu.
"Kak Ken?" sapa Nayla saat Kenan masuk ke toko kue miliknya. Kenan tidak menjawab, ia berjalan mendekat kemudian memeluk Nayla dengan erat membuat ibu satu anak itu sedikit bingung dengan kelakuan sang kekasih. "Kakak kenapa?" tanya Nayla sesaat Kenan masih terdiam saat masih memeluk dirinya. "Aku hanya ingin seperti ini," jawab Kenan karena ia cukup takut seumpama bicara jujur pada Nayla, ia akan kembali memikirkan keputusannya untuk menikah. Mendengar jawaban Kenan, Nayla mengetahui kalau kekasihnya itu sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia tidak tahu harus berbuat apa karena Kenan masih bungkam tanpa kata. Setelah beberapa saat Kenan memeluk, akhirnya tangan yang melingkar pada punggung Nayla itu mengendur, lalu terlepas. Kenan tersenyum saat melihat wajah sang kekasih. Ia terlihat sederhana tetapi kecantikan Nayla bagi Kenan sangatlah sempurna. Seorang ibu dari anaknya yang ia cintai sejak masih gadis dulu. "Kita berangkat sekarang?" tanya Kenan dengan seulas senyuman. "Ke
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status