Semua Bab Allea, Anak yang Dirahasiakan: Bab 81 - Bab 90
100 Bab
81 || Bakti Nayla.
Saat ini Anton dan Allea sudah berada di kamar Rey. Kost yang memang hanya tersedia kamar dan toilet ini sudah Rey huni sekitar enam bulan lalu karena rumah ibunya menjadi sengketa keluarga. Padahal selama hidupnya keluarga dari ibu Reynand tidak ada yang peduli. Bukan Rey tidak ingin memperjuangkan rumah yang penuh dengan kenangan, tetapi baginya hal itu malah menjadikannya tidak nyaman berada di lingkup keluarga ibunya."Gue balik, ya? Kasihan anak-anak lain di toko takut keteter," ucap Anton. "Non Lea, kalo misal enggak ada yang anter pulang WA aku aja, ya?" godanya sambil melirik Rey. "Adanya gue di sini buat apa? Pajangan doang?" seloroh Rey kesal. "Haha ... gue kira lu gak bisa anter, Bang. Kan, masih sakit. Atau lu pura-pura sakit biar dilongokin sama gue?" Anton menaik-turunkan alisnya membuat Rey semakin kesal. "Balik sono, lu!" "Iya, iya gue balik Bang Bro. Karena yang lu tunggu itu Non Lea bukan gue." Anton berlalu pergi sambil berlari membuat Rey semakin kesal sekaligu
Baca selengkapnya
82 || Kesal.
Meski Nayla sering mendapatkan hal yang tidak menyenangkan dari ibu mertuanya, tetapi dengan telaten ia mengurus Kinan. Tak ayal kata-kata tak pantas pun keluar dari mulut mertuanya, tetapi Nayla tetap bersabar dan berbakti. "Ma, belajar jalan, yuk?" ajak Nayla ketika pagi hari saat mentari bersinar hangat. "Kamu mau bikin saya jatuh dengan mengajari berjalan? Kamu itu bukan profesional dan bisa saja saya malah semakin parah ketika belajar berjalan denganmu!" sentak Kinan tidak suka. "Ehm!" Rebecca berdehem sambil menutup mulutnya. "Terus aja cari muka biar Mama suka sama kamu," ucap Rebecca saat ia memasuki kamar Kinan. "Maaf, aku bukan cari muka, tapi aku memang perduli sama Mama!" Nayla menjawab. "Berani, ya, kamu sama aku?" Rebecca menarik rambut Nayla. "Aduuuhhh ...." Nayla meringis kesakitan saat rambut panjangnya ditarik oleh Rebecca. "Hentikan! Kenapa jadi berantem di sini?" Kinan berusaha melerai meski ia masih berada di kursi roda. "Rebecca, ajak Mama ke luar. Bisa str
Baca selengkapnya
83 || Ragu.
[Rey, seminggu lagi kita nikah karena perutku semakin membesar kata ayah.] Isi pesan dari Meisya. Membaca pesan itu Reynand menjadi ragu karena memang apa yang dikatakan oleh Anton semua masuk akal dan tidak bisa dibantah apalagi pertemuan mereka saja kurang dari usia kehamilan Meisya. "Tapi siapa yang udah hamilin dia, Tuhan?" gumam Rey yang masih menatap layar ponsel. [Ya, tenang saja aku tidak akan lari dari tanggung jawab jika dia memang anakku!] Balas Rey. Membaca balasan dari Rey menyulut Meisya untuk menelepon. Benar saja dalam waktu hitungan detik ponsel Rey berdering. Sesungguhnya Rey malas untuk mengangkat ponselnya, tetapi Anton yang menyuruh agar semuanya jelas dan tidak berlarut. "Halo?" "Maksud kamu apa, Rey? Kamu enggak percaya ini anak kita? Ayah itu salah omong usia kandungan." Mendengar kata-kata dari Meisya akhirnya Rey sadar kalau dirinya sepengecut itu seolah tidak ingin bertanggung jawab. "Serius?" "Iya, ayahku salah ucap," ucap Meisya mantap. Mendengar
Baca selengkapnya
84 || Adu Jotos.
Rey dan Doni sudah dilerai oleh Anton dan temannya. Meisya pulang lebih dulu karena orang tua yang menyuruh katanya. Mereka sepertinya masih saling kesal dan sering kali hampir adu jotos kalau tidak dipegangi oleh Anton dan temannya. "Lu balik deh daripada memperkeruh suasana," pinta Anton pada Doni. "Cwih! Siapa elu nyuruh-nyuruh gue pulang?" "Jaga mulut lu kalau gak mau gue robek saat ini juga. Gak menghormati banget lu masih bocah sama orang yang lebih tua dari lu!" ucap Rey, tangannya sudah mengepal ingin memberikan bogem mentah pada pemuda yang benar-benar kurang berakhlak."Orang yang seperti apa yang harus gue hormati? Seperti dia, hah?!" Doni menunjuk wajah Anton. "Lu, ya––" Rey semakin emosi, tetapi kata-katanya tertahan karena Anton yang menyela. "Oke, oke. Saya minta maaf dan tolong banget, saya minta pulang dulu, ya? Jangan memperkeruh suasana di sini Tuan Muda." Anton merapatkan kedua tangannya dan meminta dengan baik pada Doni. "Lu apa-apaan, sih, Ton?!" "Sssttt ..
Baca selengkapnya
85 || Kecurigaan Kinan.
Yoga saat ini bertemu dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai suster untuk menawarkan kerja sama menjadi suster pribadi sang istri. Sudah setengah jam ia duduk sambil sesekali menyesap kopi yang tadi ia pesan. "Maaf saya terlambat, Pak!" seru seorang perempuan dengan napas tersengal. Yoga yang sedang tertunduk akhirnya mendongak."Tidak apa-apa, silahkan duduk." titah Yoga. Perempuan itu pun duduk. Mereka berdua mengobrol santai dan Yoga mulai bicara tentang apa yang terjadi dengan istrinya yang memang memerlukan perawatan khusus selain daripada terapi. "Baik, Pak. Saya mau dan kapan saya mulai bekerja?" tanya perempuan itu. "Apakah Anda memiliki waktu saat ini? Saya ingin mengenalkan Anda menemui istri saya hari ini dan mulai bekerja di hari Senin nanti," ujar Yoga. Perempuan itu pun mengangguk dan mereka berjalan ke lobby untuk menaiki mobil Yoga. Namanya Rini, wanita dua puluh tujuh tahun dan cukup banyak pengalaman mengurus orang lumpuh dengan berbagai macam karakt
Baca selengkapnya
86 || Acara Pernikahan Reynand.
Sore hari saat karyawan di toko hendak pulang. Anton memberanikan diri untuk mengungkap sesuatu tempo hari.Pernikahan Rey semakin dekat, tetapi Rey seolah semakin ragu dengan pernikahannya yang tinggal menghitung jam saja, karena pernikahan mereka akan dilaksanakan esok pagi. Namun, tidak ada yang bisa ia lakukan selain dari ikhlas menerima takdir dalam hidupnya. Ia hanya berusaha selalu berbaik sangka akan jalan Tuhan yang diberikan padanya meski saat ini hatinya benar-benar meragu. Keraguan itu bisa Anton lihat. Ia pun meyakini kalau Allea memiliki rasa yang sama. Dua orang yang berbeda jauh jarak usianya, tetapi sama-sama mencintai."Jangan ngelamun aja, lu!" Anton menyenggol lengan Reynand saat ia membereskan etalase. "Mentang-mentang si Lele gak ke toko jadi galau begitu." "Gak, la. Hanya bingung aja mu ngapain?" "Gangguin si Lele, kek. Kesian dia." "Lah, dia, kan, gak ke toko. Gimana, sih?!""Call dong. Dia pasti galau sama lu yang mau kaween, Bang Bro!" Mendengar ucapan An
Baca selengkapnya
87 || Tidak Jadi Menikah.
Anton? Siapa yang bersama dia?Rey berbicara dalam hatinya saat Anton datang bersama seorang laki-laki dengan wajah babak-belur. "Siapa kamu?" tanya ayah Meisya. Sementara wajah Meisya terlihat pucat pasi dengan bibir yang gemetar ketika melihat kedatangan dua orang laki-laki. Anton menyeret laki-laki yang ada bersamanya, ia lalu melempar ke hadapan Rey yang sedang duduk berhadapan dengan ayah Meisya. "Maaf kalau kedatangan saya lancang atau bahkan mungkin tidak ada di list undangan Bapak dan Ibu. Di sini saya hanya ingin menerangkan bahwasannya yang harusnya ada di posisi Bang Rey itu dia!" Anton menunjuk laki-laki yang berjongkok di dekat Meisya. "Maksudmu apa?" tanya ayah dari Meisya. "Yang menghamili putri bapak itu dia, bukan Bang Rey," jelas Anton. Tentu saja ucapan Anton malah ditertawakan oleh ayah Meisya dan dengan pongahnya ia menyuruh Anton untuk pergi dari acara pernikahan putrinya yang akan segera dimulai. "Kamu kalau mau nipu belajar dulu. Jangan kelas rendahan sep
Baca selengkapnya
88 || Diburu Sama Kak KeTos.
Ini merupakan hari pertama Allea menjadi siswi di sekolah menengah pertama setelah serentetan masa orientasi siswa telah usai. "Hai, Lea, ya?" Seorang pemuda mengulurkan tangannya. Allea tersenyum kaku. "Iya, Kak." Meski ragu Allea menerima uluran tangan dari si pemuda. "Gimana sekolah di sini? Enak?" tanya pemuda itu lagi yang berprofesi sebagai ketua OSIS. "Aku belum tau banyak ruangan-ruangan di sini, Kak." "Nanti aku kasih tau, pas istirahat aku ke kelasmu," ucap si ketua OSIS. "Eng––" Belum juga Allea bicara bel sekolah sudah terdengar dan ketua OSIS itu pun berlari menuju kelasnya tanpa mendengar penolakan Allea. Sehingga gadis itu hanya bisa menghela napas kemudian memasuki kelas. "Heh! Enggak usah sok cantik deh!" Seorang teman baru perempuan mendorong Allea. "Maksudmu gimana?" Allea bingung karena temannya yang bernama Ayu tiba-tiba mendorong tanpa sebab yang ia ketahui. "Kak Hendri itu gebetan aku! Jadi enggak usah sok kecakepan di depan dia, apalagi kayak tadi min
Baca selengkapnya
89 || Penampilan Allea.
Nayla melihat gelagat Allea yang seolah sedang jatuh cinta. Mungkin hanya cinta monyet saja, di mana ia sudah mulai merasa ada ketertarikan pada lawan jenis. Nayla tidak mengetahui kalau sesungguhnya rasa itu ada pada putrinya sejak dari kelas satu sekolah dasar. Tidak ada yang tahu juga kalau rasa suka Allea ternyata hingga detik ini ketika ia sudah menduduki bangku sekolah menengah pertama. "Sepertinya seneng banget anak Mommy malam ini. Ada apa?" tanya Nayla berpura-pura. "Hehe ... aku mau jalan sama Kak Rey, Mom," jawab Allea malu-malu."Dih, emangnya Mommy ijinin?"Mendengar perkataan Nayla gadis remaja itu terlihat sedih. Ia merasa sia-sia sudah bersiap bahkan saat ini sedang memilih baju yang cocok untuk dikenakan saat nanti jalan dengan Rey. Namun, semua hal itu terempas ketika melihat wajah ibunya yang bisa saja tidak mengijinkan. "Mommy enggak kasih ijin Kak Rey?" Wajah Allea terlihat sedih bahkan senyum manis itu kini sudah tidak nampak lagi. "Enggak." "Mommyyyyy ...."
Baca selengkapnya
90 || Badai Belum Berlalu.
"Maaf, Kak." Allea tertunduk lesu. "Untuk apa?" tanya Rey sambil menatapnya."Apa yang dibilang Kak Rey benar adanya. Aku menggunakan pashmina karena ingin dipuji Kakak saja."Rey tersenyum. "Mungkin untuk pemacu awal, tidak apa-apa semoga kelak kamu bisa lebih ikhlas. Kamu masih belajar dan aku suka caramu belajar. Lanjutkan saja, nanti kamu akan nemuin ketenangan. Ingat, untuk ikhlas bukan mengharapakan pujian dari orang lain." Hening. Tidak ada percakapan apa pun di taman itu. Keduanya membisu hanya ada suara binatang malam yang terdengar riang. "Aku punya sesuatu," ucap Rey. "Apa itu?" Allea yang sedang tertunduk akhirnya mendongak dan memandang wajah Rey."Ini." Rey mengulurkan satu batang coklat mete. "Untukku?" tanya Allea meragu. "Buat orang yang mau belajar memakai hijab. Ambillah!" Rey tersenyum.Allea meraih cokelat itu dan mengucapkan kata terima kasih pada Reynand. Kemudian ia membuka bungkusnya dan mulai menikmatinya. "Enak?" tanya Rey. "Enak kalo disuapin," kat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status