Semua Bab Obsesi Liar CEO: Bab 241 - Bab 250

Dua hari setelah kondisi Grace membaik dan di perbolehkan pulang perempuan itu sedikitpun tidak mau menoleh, melihat maupun berbicara dengan Marvel. Dia memilih diam sebagai ungkapan kekecewaan dan rasa sakit hatinya. Bagaimanapun Grace tidak akan lupa gara-gara pria itu dia hampir celaka, gara-gara pria itu dia hampir mati membeku di dalam bathub, Grace membenci Marvel. Benci. Apalagi pria itu kembali sudah melihat tubuh polosnya. Tanpa apapun yang melekat di tubuhnya saat dia bermaksud menolongnya dua hari yang lalu. Grace malu. Sangat malu. Tubuhnya seperti tidak ada harga dirinya lagi. Pria itu menyiksa dirinya tanpa ampun. Membuat luka hati semakin besar untuk Grace."Nona Grace makan siangnya saya taruk di meja ya, tolong di makan ya Nona," pinta salah satu pelayan di manssion Marvel.Pelayan itu Grace yakin seusia dirinya karena wanita itu terlihat masih muda dengan balutan seragam pembantu di tubuhnya. Mata Grace tidak melihat makanan yang di sajikan di meja terseb

Tiga ronde berhasil membuat Marvel berhenti karena Grace lelah. Terbukti setelah itu, kekasihmya itu tertidur pulas tanpa ke kamar mandi terlebih dahulu. Grace tidur di atas dada Marvel. Sedangkan pria itu setelah kekasihnya tidur pulas dia bergegas membersihkan dirinya di kamar mandi lalu tidak berapa lama kemudian keluar kamar meninggalkan Grace tidur seorang diri.***Seorang gadis blasteran sedang berdiri termenung cukup lama di balkon kamarnya. Memandang langit malam dengan sejuta tanda tanya dipikirannya. Dinginnya malam itu tidak membuatnya ingin kembali meringkuk di king size-nya yang tentu saja sangat nyaman."Apa yang kau lihat di sana Cani? Kenapa belum tidur?!"Suara tegas itu tidak membuat Cani ingin menoleh ke sumber suara. Cani enggan melihat wajah yang sangat di kenalnya itu. Melihat langit gelap lebih membuatnya tertarik daripada wajah iblis yang menyerupai malaikat itu."Cani, kau tak mendengarkanku?"Kini, Marvel sudah di sebelahnya.

Di bangku tunggu memang hanya ada mereka berdua. Marvel tidak perlu selusin bodyguard-nya saat ini yang Marvel perlukan hanya Grace, kesayangannya.Ceklik!Akhirnya setelah lebih dari tiga jam menunggu di pintu luar ruang yang seperti ICU dokter muda itu Alexn beserta satu dokter lainnya juga seorang suster keluar dari pintu ruang operasi tersebut."Alexn, Graceku ..." Wajah Marvel sangat cemas.Alexn bisa melihat dari perubahan wajah Marvel yang tidak biasa. Ini wajah yang lebih berbeda dari waktu yang lalu saat Grace di bawa ke rumah sakitnya waktu itu. Marvel jauh lebih panik dan cemas dari pada waktu itu."Biar aku yang menjelaskan padanya kalian pulanglah," ujar Alexn kepada rekannya yang menangani operasi Grace barusan.Mereka berdua mengangguk tanpa mengucapkan kata-kata apapun. Lalu wajah Alexn kembali datar memandang Marvel. Tidak seperti dulu wajahnya tersirat kemarahan dan makian pada temannya itu kali ini wajah Alexn tampak lebih tenang, leb

Matahari siang itu menyilaukan, masuk di sela-sela dinding berlapis kaca di kamar Grace. Retina matanya terbuka dan dia berusaha melindungi wajahnya dari pantulan sinar matahari dengan tangan kanannya."Silaunya ..."Grace bangkit masih dengan posisi duduk di tempat tidurnya. Lalu akhirnya dia menyadari ada yang aneh dengan pakaiannya yang sudah berganti dengan dress sebelumnya."Loh! Kok aku udah ganti baju? Tadi 'kan aku sama Marvel di pantai? Ya ampun ... jangan-jangan ..." Grace akhirnya segera turun dari tempat tidurnya.Tujuan mencari Marvel. Dia memikirkan pria itu, memikirkan percintaan mereka yang tertunda karena dirinya.'Marvel marah gak ya, sama aku?' batin Grace bertanya.Grace berkeliling di sekitar villa utama ,tapi dia tidak menemukan keberadaan Marvel. Villa tersebut terdapat lebih dari empat puluh kamar tidak mungkin Grace menyusuri semuanya. Bisa-bisa dia kelelahan nantinya jadi Grace memilih menunggu Marvel datang. Di tambah lagi ent

Ting!Bersamaan dengan tangan Marvel yang masih mencengkeram erat kerah jas Stelan pintu lift terbuka lebar. Lalu Marvel melepas tangannya dari jas Stelan dan melangkah keluar dari dalam lift berdua dengan Stelan. Saat satu langkah keluar dari pintu lift, Stelan kembali bersuara."Bebaskan Nyonya Grace, Boss."Deg!Kalimat Stelan bagai hantaman palu yang sangat keras di hatinya. Menghantam sangat sakit. Seketika jantung Marvel berdetak sangat cepat secepat matanya yang langsung melirik tajam ke arah Stelan."Apa kau bilang?" cicit Marvel sangat marah.Marvel melangkah berdiri tepat di hadapan Stelan."Kau sadar yang kau ucapkan barusan, hah!?""Kau ingin aku membebaskan Grace, begitu!""Memutuskannya!'"Lalu membiarkan dia bersama masa lalunya begitu!"Stelan akhirnya menghela napas berat mendengar rentetan-rentetan kata Marvel yang berasumsi bodoh terhadap maksud ucapannya tadi."Boss maksud saya, biarkan Nyonya Grace kelu