All Chapters of Menjadi Ibu Untuk Anakku: Chapter 51 - Chapter 60
109 Chapters
50. Tersingkirkan
Sampai di ruang makan, keduanya melihat Alicia yang duduk di kursi samping Kiano. Wanita itu tampak sibuk membujuk Kiano untuk membuka mulut sedangkan Kiano menggeleng. Tampak keras kepala menolak suapan dari tangan Alicia. “Kiano ingin mama yang melakukannya. Mama sudah berjanji.” “Ya, tapi mamamu sedang istirahat dan tak bisa …” Kening Megan berkerut tak suka dengan jawaban yang diberikan Alicia kepada Kiano. “Mama?” Kalimat Alicia terputus oleh suara memanggil Kiano yang langsung menyadari kedatangan kedua orang tuanya. Alicia ikut menoleh, dengan kekecewaan yang melintasi kedua matanya. Menatap Mikail dan Megan bergantian, bahkan dengan lengan Mikail yang merangkul pundak Megan. Mengisyaratkan bahwa hubungan pasangan itu tampaknya sudah membaik. Secepat ini? Alicia tak memercayai fakta tersebut. Mikail tak pernah semudah itu diluluhkan, dan lagi-lagi kehadiran Megan di rumah ini hanya untuk mematahkan segala kebiasan yang Mikail dengan telak. Kiano melompat turun dari kursi
Read more
51. Panggilan Nicholas
Megan terlonjak dan tubuhnya nyaris terjungkal ke belakang jika tidak ditahan oleh pegangan Mikail di pergelangan tangannya. Cengkeraman pria itu di pergelangan tangannya semakin menguat ketika tangannya yang lain berusaha merebut ponselnya dari genggaman Mikail, menggigit bibir bagian dalamnya demi menahan bibirnya untuk bersuara. Ia sudah mengangkat panggilan Nicholas, dan tak ingin membuat pria itu lebih curiga setelah ia menyebut nama Mikail sedetik sebelum Mikail merampas ponselnya. Sungguh, Megan berharap suaranya keluar selirih mungkin dan Nicholas tak sungguh mendengarkannya.Mikail menempelkan ponsel Megan di telinganya, menyeringai tipis mendengarkan suara dari seberang lalu memutusnya."Kau menyelinap keluar hanya untuk menerima panggilannya?" dengus Mikail memasukkan ponsel Megan ke dalam saku celananya."Apa yang kau lakukan, Mikail?" Megan berusaha meraih ponselnya, tetapi langsung dihadang oleh tangan Mikail. "Kembalikan ponselku.""Tidak," tegas Mikail dengan suara
Read more
52. Alergi Kiano
Megan menatap sedih ke arah ponsel di tangannya. Layarnya retak cukup parah dan ponsel itu sama sekali tak bisa menyala. Padahal ia sempat melihat ponsel itu masih menyala sebelum Mikail menginjak lebih kuat ponselnya ketimbang lantai yang dipijak pria itu.Ia pun menarik napasnya dalam dan kuat, kemudian memasukkan ponsel rusak itu ke dalam tas dan mengingatkan dirinya sendiri untuk segera pergi memperbaiki ponsel ini. Sesegera mungkin.Sampai di lobi, pandangan Megan segera bertemu dengan Alicia dan Kiano yang menunggu di balik pintu putar. Wanita itu segera memperbaiki raut wajahnya yang kusut. Memaksa senyuman menghiasi wajahnya dalam perjalanan menghampiri Kiano.Kiano sendiri langsung melepaskan pegangannya di tangan Alicia dan menghampiri Megan. Tanpa menyadari sikap tersebut membuat Alicia semakin membenci Megan. Bahkan Kiano sepenuhnya mengabaikan keberadaan Alicia ketika sopir Megan membawa mereka bertiga menuju supermarket terbesar.“Kiano suka rasa apa, Sayang?” tanya
Read more
53. Tak Dipercaya
Megan menatap wajah mungil Kiano yang masih terpejam. Terlelap dengan sangat tenang. Di area sekitar bibir Kiano terlihat lebih memerah tapi keadaan putranya sudah jauh lebih baik. Megan yakin saat Kiano terbangun, rasa gatal di mulut putranya juga sudah sembuh. Dokter mengatakan sudah memberikan obat anti alergi dan semuanya akan baik-baik saja."Megan?" Suara feminim dari arah belakang Megan mengalihkan lamunan wanita itu. Melihat Jelita yang melangkah masuk dengan membawa kantung pakaian yang dipesannya. Juga kantung plastik yang entah apa isinya di tangan lain. Jelita meletakkan dua kantung itu ke meja dan berjalan menyeberangi ruangan menghampiri dirinya. Memeluk dan mengelus pundaknya, selalu seperti yang Megan butuhkan."Apa keadaannya baik-baik saja?"Megan mengangguk pelan. "Kau membawanya?""Ya."Megan mengurai pelukan Jelita dan bangkit berdiri.Saat itulah Jelita menyadari keganjilan di pergelangan tangan Megan. Membelalak melihat perban yang melilit pergelangan tangan wan
Read more
54. Tak Butuh Perhatian
Setelah dokter menangani infeksi jahitan pada pergelangan tangan Megan yang cukup serius dan menghentikan pendarahannya, dokter berpamit pada Mikail. Yang menunggu dengan resah di ujung tempat tidur. Mikail memberi anggukan singkatnya dan berpindah ke samping ranjang Megan, menatap wajah Megan yang pucat dan masih terlelap.Wajah wanita itu terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Dengan napas yang teratur dan terlihat begitu patuh. Tidak menjadi keras kepala dan begitu kacau. Membuat Mikail merasa begitu bersalah telah bersikap begitu keras dan melukai perasaan Megan.“Maafkan sikap Megan, Alicia.” Mikail mendesah dengan gusar, pikirannya benar-benar kacau memikirkan keadaan Kiano. Pun setelah dokter mengatakan putranya tersebut baik-baik saja.Kiano mendapatkan alergi itu dari Megan, seharusnya wanita itu menjadi lebih teliti dengan mempertanyakan hal ini terlebih dulu pada Alicia. Dan dia sudah memperingatkan Megan untuk bertanya pada Alicia.“Tidak apa-apa, Mikail.” Alicia menghapus
Read more
55. Musuh Dalam Selimut
“Tinggalkan Mikail. Atau aku sendiri yang akan membuatmu kehilangannya.”“Kau benar-benar berengsek, Marcel. Sampai kapan kau akan berhenti menggangguku dan Mikail?”“Sampai aku merasa puas.”“Aku sama sekali tak peduli dengan kepuasan yang akan kau dapatkan dari penderitaanku.”“Jika kau tidak bisa memberiku kebahagiaan yang kuinginkan, maka kau pun tak berhak atas kebahagiaan itu, Megan. Aku akan memastikan kau merasakan hal yang sama. Seperti yang kurasakan. Setiap derita dan setiap kepedihanku, kau akan ikut merasakannya.”“Tidak. Aku tak bertanggung jawab untuk semua itu. Kau sendirilah yang bertanggung jawab pada dirimu sendiri, Marcel.”“Kau tahu, aku dan Mikail terbiasa berbagi. Prestasi, pencapaian, dan harta, aku tak pernah merasa peduli dengan apa yang dimilikinya. Satu-satunya hal yang paling tidak bisa kutahan kecemburuanku adalah dirimu. Hanya dirimu. Jadi”Megan mendorong tubuh Marcel, tetapi pria itu menangkap pinggangnya dan mendorongnya ke dinding. Punggung membentur
Read more
56. Akulah Nyonya Matteo
Megan dan Kiano naik mobil lebih, menunggu Mikail dan Alicia yang melambat. Ketika keduanya muncul di pintu putar rumah sakit, Megan menolehkan wajahnya. Tak bisa menahan diri untuk tidak mengamati perhatian Mikail yang diberikan pada Alicia. Tanda tanya besar menggantung di atas kepalanya, dengan perhatian sebesar itu yang diberikan Mikail untuk Alicia. Kenapa Mikail tidak menikahi wanita itu? Meski Megan sedikit bersyukur karena dengan kelicikan Alicia, Kiano setidaknya terselamatkan dari ibu tiri seperti Alicia.Megan tak bisa membayangkan sikap buruk Alicia terhadap Kiano jika berada di belakang Mikail. Karena jelas, segala sikap yang ditampilkan oleh Alicia di depan Mikail hanyalah kebaikan wanita itu pada Kiano. Cara Alicia memperlakukan Kiano di depan Mikail hanyalah kelembutan dan ketulusan. Yang tak bisa Megan rasakan setelah wanita itu mencoba melukai Kiano.Mikail membukakan pintu belakang untuk Alicia dan pria itu duduk di jok depan. Megan pun segera mengalihkan perhatia
Read more
57. Bertemu Marcel
"Apa ini, Megan?” Mikail menatap tiga buku tabungan yang diletakkan Megan di meja di hadapannya. Di atas berkas yang belum selesai ia baca.“Ini untuk membayar semua biaya pinalti yang …”Mikail mendengus tipis. “Aku sudah mengatakan akan mengurusnya, Megan.” Suara Mikail lebih kuat dan tegas.“Ya, tapi aku masih sanggup membayarnya.”“Dan kau pikir aku melakukannya karena kau tak sanggup? Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Sebagai suamimu.”Wajah Megan membeku dengan kata suamimu yang diucapkan oleh Mikail, seolah terdengar diucapkan dengan sungguh-sungguh. “Kita tak sungguh-sungguh menjadi pasangan suami istri, Mikail. Semua ini hanyalah …”Mikail mendengus dengan keras. “Belum, Megan. Bukankah aku sudah menegaskan tentang yang satu ini?”Megan terdiam.“Kau pikir pernikahan ini hanyalah tempat singgahmu? Aku sudah megatakan padamu, sebelum pernikahan kita dilakukan. Bahwa kita akan terjebak dalam pernikahan ini untuk seumur hidup. Jadi terbiasalah menjadi istriku. A
Read more
58. Menyibak Sepucuk Rahasia
Megan duduk di penutup lubang toilet di salah satu bilik toilet. Berusaha menormalkan degup jantungnya yang masih memompa dengan keras. Telapak tangannya menempel di dada.Semua pikirannya dipenuhi oleh Marcel. Kegilaan, ancaman, dan semua yang telah Marcel lakukan padanya. Kepalanya benar-benar akan pecah oleh kefrustrasiannya.Lebih dari lima menit bagi Megan untuk mengembalikan ketenangan hatinya dan beranjak berdiri. Melangkah keluar dari bilik toiletnya. Megan memekik dan tubuhnya terhuyung ke belakang menemukan seseorang yang berada di dalam toilet. Terkejut melihat Mikail yang berdiri bersandar di wastafel."Mikail?" delik Megan sambil menegakkan tubuhnya kembali dengan kedua kaki. "Apa yang kau lakukan di sini?""Apa kau baik-baik saja?" Mikail mengulurkan sapu tangan yang diambil dari kantong celananya. Megan tak langsung menerima uluran tangan tersebut. Wanita itu menatap tangan Mikail dan kembali menatap wajah pria itu sejenak sebelum menerima sedikit perhatian yang diberi
Read more
59. Keraguan Masa Lalu
Pengakuan Megan pun kontan membuat Mikail membeku. Dan ketegangan terbentang di antara keduanya. Tekanan tangan Mikail di paha Megan perlahan berkurang dan pria itu bergerak mundur. Hingga punggung menempel di sandaran sofa. “K-kau … apa?” Suara Mikail tercekat dengan keras.Megan membuang wajahnya dengan mata terpejam. Dan tentu saja ia bisa merasakan amarah yang membludak di tubuh Mikail. Tak hanya itu, sekarang Mikail pun akan memandangnya dengan tatapan jijik. Bahkan malam ini Mikail akan mengusirnya dari kamar ini. Sebelum pria itu mengusirnya dan ia mendapatkan luka yang lebih banyak, lebih baik Megan meninggalkan tempat ini lebih dulu demi mengurangi resiko sakit hati yang lebih banyak."Hanya itu yang bisa kuberikan padamu, Mikail. Kumohon jangan mengambil lebih banyak dariku." Megan bangkit berdiri dan langsung berjalan ke arah pintu.“Mau ke mana kau, Megan?”Megan tak menggubris, dan ia sudah berhasil membuka pintu hanya untuk kembali tertutup dan Mikail mengunci pintu ters
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status