Lahat ng Kabanata ng Dinikahi Ustadz Tampan 2: Kabanata 21 - Kabanata 30
86 Kabanata
Panik
"Hah... akhirnya selesai juga.." Aku menghela napas panjang berkali-kali setelah menjatuhkan tubuh dengan pelan di senderan sofa. Untung saja tidak ada kelas komputer dan setelah menghabiskan waktu tiga jam di ruang UGD, setelah orang tua Hanifah datang dan menggantikan aku di sana, jadi urusanku sudah selesai dan aku memutuskan untuk pulang.Hanifah? Syukurlah dia baik-baik saja tadi.(Flashback ON.)Menunggu dua jam setelah hasil laboratorium keluar, seorang dokter muda menghampiri tirai di mana Hanifah sedang berbaring di ruang UGD dengan lebel kuning. Reynata : Bagaimana keadaan Hanifah dokter?Ibunya Hanifah: Apa benar karena alergi dokter?Dokter: Keadaan pasien sudah lebih baik, karena apa yang dia makan hanya ada campuran dari sari udang. Bukan daging udangnya secara langsung. Dari tes darah, semua baik-baik saja dan saya hanya kasih resep anti alergi. (Flashback off)Selama di rumah sakit juga entah kenapa perutku terasa sedikit keram dan tiba-tiba saja aku mual, jadi para
Magbasa pa
Sosok Suami Sempurna
"Assalamualaikum Uma.. kita puyang uma.."Si kembar yang suaranya menggelegar itu terdengar sampai ke ruang meja makan dan aku sama sekali gak beranjak dari sini setelah tadi Akang mematikan telepon aku secara sepihak hingga membuat suasana hatinya memburuk.Lebay? Iya boleh lah aku dikatakan lebay atau cengeng soalnya ini pertama kalinya Akang secuek itu sama aku. Biasanya, Akang yang telepon duluan dan nanya ke aku sampai ke akar-akarnya. Tapi tadi? Hikss bahkan langsung ditutup gitu aja.."Waalaikumsalam... hai anak-anak Uma.."Aku merentangkan tangan dan bersiap menyambut kehadiran mereka ke dalam pelukanku."Loh uma nangis?""Uma sedih ya? Ciapa yang nakay?"Oh ya Tuhan, pasti mereka liat wajahku yang merah padam ini gegara aku barusan aja nangis. Aku terlalu malas untuk cuci muka dan menghilangkan jejak air mata dan sekarang jadinya diwawancarai deh sama mereka."Enggak kok, Uma gak nangis. Uma cuma kelilipan semut tadi, makanya mata Uma perih." Yah, aku boong dikit lah, soalny
Magbasa pa
Selalu Sibuk
Di sinilah kita, bertiga. Setelah puas main seharian, Zulfikar dan Zulaikha masuk ke dalam kamar dan tak aku sangka mereka malah memejamkan mata. Aku gak tidurkan mereka loh, karena rupanya mereka sendiri yang awalnya cuma rebahan aja eh taunya keterusan ke alam mimpi.Setelah aku pikir-pikir, kayaknya tadi mereka emang gak pada tidur siang karena sibuk hafalan surah-surah pendek bareng Ustadz Mukti, jadi mungkin sore menjelang magrib pertahanan mereka runtuh dan akhirnya pada tepar semua.Aku yang masih pakai mukena, duduk di tepi ranjang sambil mengelus rambut Zulfikar dan tak lama kudengar pintu kamar terbuka. Lalu setelahnya Akang masuk membawa sebotol air mineral."Ini minum dulu, tadi habis magrib kita yasinan dan ini air doa. Diminum supaya Dede bayinya sehat dan soleh." Aku diam dan hanya menerima air doa pemberiannya. Bukan aku cuek, tapi aku diem sari tadi karena lagi mikir dari mana aku bisa cerita tentang Reza."Akang, kalau misalnya Akang lupakan aja dan gak membahas so
Magbasa pa
Sosok Istri Gemas
(POV author dulu.)"Shobahal khoir bidadariku.."Merasa terganggu dengan belaian di wajah yang memaksa dirinya untuk membuka mata, Reynata sang ibu hamil menggemaskan itu hanya memberikan reaksi menggeliat saja. Masih terlalu pagi bagibya untuk menyatakan diri pada dunia bahwa dia siap untuk menjalani hari.Bukan tidak bangun dan sholat subuh ya, pikir Rey karena ini hari minggu, Rey ingin berleha-leha sebentar. Apalagi setelah tadi subuh morning sicknes, Rey ingin beristirahat sebentar.Iya, memasuki bulan keempat, kini secara bergantian Reynata lah yang mual-mual dan mengidam. Merdeka untuk Husein, tapi sedikit ada rasa kasihan juga, mengingat Husein tau sekali rasanya mual itu seperti apa. Pasti istrinya sangat tersiksa."Ay, katanya mau ke restorannya Mba Clara, bangun yuk, nanti telat loh!" Belaian itu berubah menjadi kecupan ringan yang pastinya hanya didapatkan dari suaminya. Seluruh wajahnya selalu menjadi sasaran jika dia tidak segera membuka mata berhasel coklat miliknya yan
Magbasa pa
Sebuah Pesan Masuk
karena panggilan masuk, murrotal yang sempat dia putar di ponselnya pun otomatis terhenti. Sebelum menerima telepon, Husein melihat sekitar memastikan tidak ada yang bisa mendengarnya. Dia menjawab panggilan dari seseorang dengan matanya yang tak henti memandangi ambang pintu.Ekspresinya yang semula memiliki mood yang sepertinya bagus tiba tiba datar, ustadz tampan itu mencoba mendengarkan apa yang di bicarakan oleh seseorang di seberang sana."Jadi tidak ada cara lain?" tanya Husein dan dia kembali mendengarkan apa saja yang di bicarakan oleh seorang pria di seberang sana. "Saya akan melakukannya, tidak perlu memberi tahu dia. Saya yang akan bertanggung jawab penuh untuk hal itu, sementara jangan katakan apapun sampai saya sendiri yang mengatakannya.."Husein bergegas memutus panggilan ketika matanya menangkap sosok istrinya yang terlihat terburu buru menuruni tangga dengan melakukan panggilan, dia memperhatikan Reynata yang sudah siap dengan gamis berwarna biru langit dipadukan den
Magbasa pa
Misi Reynata dan Nadine
"Assalamualaikum bebsss..." Suaraku nyaris memecahkan kaca jendela kafe yang belum dibuka sama sekali ini. Sahabatku, cintaku itu bikin kejutan banget dengan tiba-tiba bilang pengen buka kafe di Bandung supaya teman-temannya bisa datang setiap hari.Iya, Nadine yang sudah dipersunting sama dokter Ilham yang domisili Bandung akhirnya menetap di sini.Aku ya apalagi, jangan ditanya! Ya otomatis, dia yang akhirnya mengalah lalu datang dengan sukarela ke Bandung bahkan merubah identitas di kartu tanda penduduknya menjadi warga Bandung.Emang anti mainstream banget sih dia."Waalaikumsalam.. nyonya Husein datang juga.." Wajar sih, kan aku telat.Clara dengan gaya lebaynya berlari menghampiri aku yang jalan perlahan karena gak bisa ikut lari juga. Maklum, lagi bawa barang pecah belah, harus hati-hati."Maaf telat, biasalah..""Habis digempur siang malem keknya!" goda Nadine yang rupanya sudah duluan datang. Ups, aku mengedarkan pandangan aku ke satu orang yang aku gak mengerti kenapa dia
Magbasa pa
Jodoh-Jodohan
"Gue setuju kalau Reza sama Nadine.""Gue juga, toh si Reza udah berubah jadi baik kok. Buktinya dia keterima jadi guru TK, yang notabene harus mempunyai sikap yang baik dan lemah lembut kan?"Nadine mengangguk setuju."Gue masih gak nyangka sih, kok bisa-bisanya si Reza jadi guru TK anak Lo Rey, kayak dunia ini tuh sempit banget."Aku pun Nad, aku orang pertama yang paling syok saat tau Reza ada di sekolah itu. Karena kalau dipikir-pikir, taman kanak-kanak di Bandung itu ada puluhan, bahkan ratusan tapi kenapa harus kerja di tempat anak-anak aku sekolah. Aneh banget kan?"Taulah, penguntit kali!""Hush!!" Nadine memekik saat aku asal ceplos aja. "Berapa bulan kandungan lo Rey? Gimana kehamilan kedua? Sekarang lo pasti manja-manja kan sama suami, gak kayak dulu!""Jalan empat bulanan lah, 11 mingguan. Dan Soal ngidam itu? Lo jangan kaget ya! Kebalik kali, malah Akang yang jatuhnya lebih manja. Dia yang ngalamin morning sicknes dan ngidam yang aneh-aneh.""Serius? Ih.. berarti dia cint
Magbasa pa
Kamu Sangat Beruntung
(Pov Author)"Di sini ustadz.."Sarah mengacungkan tangannya dengan tinggi agar Husein dapat menangkap keberadaan dia di antara banyaknya meja dalam restauran itu. Setelah menemukan wanita itu, Husein berjalan ke arahnya.Tepat seperti pesanan lelaki itu, meja yang tidak terlalu berdekatan dan tentu saja di kelilingi oleh banyak pengunjung. Husein, tetaplah seorang yang menjaga hatinya hanya untuk sang istri tercinta."Terima kasih karena Ustadz mau datang ke sini, saya tidak tahu mau minta tolong pada siapa lagi." (siyi tidik tihi mii minti tiling simi siipi ligi-pengen nendang si Sarah ke lumpur Lapindo)"Tidak apa-apa, saya juga sudah selesai dengan kegiatan di pondok. Sebelum berangkat ke tempat pembangunan pondok baru, saya menyempatkan diri ke sini!" terang Husein sambil asyik membaca buku menu.Sebetulnya Husein tidak ingin pesan apa-apa, tapi cara inilah dianggapnya paling baik ketika dia harus menghindari tatapan wanita lain yang bukan muhrimnya."Ustadz, apa mba Reynata belu
Magbasa pa
Dianterin Reza
(Kembali POV Reynata?Ini sudah hampir pukul empat sore dan rasanya aku harus segera pulang karena katanya, Akang akan jemput aku dan tidak akan melebihi dari jam empat. jadi aku putuskan untuk pamit saja ke ketiga sahabatku itu sambil nunggu Akang datang.Tapi hampir setengah jam menunggu, Akang belum ngasih kabar dan menunjukkan tanda-tanda kehadirannya, dan itu tentu saja bikin aku cemas. Akang itu adalah orang yang selalu on time dan kalau harus telat, dia pasti gak bakal lupa ngasih kabar. Ke mana ya? Jadi cemas.."Rey, katanya mau dijemput, kok suami lo belum datang?" Reza yang habis selesai membereskan potongan kertas sisa dekorasi, berjalan ke arahku. Namun tidak terlalu dekat."Gak tau nih, tadi katanya gak sampai jam empat. Eh bentar-" Baru saja aku mengecek ponsel, ternyata sudah ada satu panggilan masuk dari orang yang kutunggu-tunggu kehadirannya sejak tadi. Tanpa berlama-lama lagi, aku langsung mengangkatnya."Assalamualaikum.. Akang ih, ini jam berapa?" Aku membelakangi
Magbasa pa
Angkat Teleponku!
Maaf kalau ada typo, karena typo adalah manusiawi ahaaayyyy...Sepanjang perjalanan hening. Aku lebih suka mengalihkan pandanganku ke luar jendela, membiarkan hembusan angin menyapa lembut pipiku. Kututup mata menikmati sejuknya suasana ini sambil menenangkan diri, berujar beberapa kali bahwa perjalanan ini pasti baik-baik saja. Secara tiba-tiba aku merasa seperti Dejavu. Membuat Ingatan buruk itu terputar begitu saja. Bukan hanya tentang Reza yang menculik aku, tapi ketika aku melihat raut wajah Akang yang menahan sakit hati atas perselingkuhan yang pernah aku lakukan.Itu jauh lebih menyakitkan dari pukulan Reza saat menculikku.Hal yang sebenernya ingin aku lupakan adalah wajah kecewa akang saat itu. Huftt, aku memang payah."Udah sampai." Sekian lama memejamkan mata, aku disadarkan oleh interupsi Reza yang berkata kalau kita udah sampai. Yah, setidaknya aku aman hari ini, selamat sampai tujuan."Makasih banyak ya Pak Reza.""Iya sama-sama ibu Reynata.""Kalau gitu saya turun ya!"
Magbasa pa
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status