Lahat ng Kabanata ng Setelah Malam Pertama: Kabanata 31 - Kabanata 40
45 Kabanata
Membalas Kebaikan Fia
Meeting tersebut terpaksa dihentikan oleh Putri untuk menenangkan Zhia. Gadis itu meminta bantuan kepada tim audit yang dikirim oleh Fia untuk membantu mereka."Mbak harus tenang, Putri udah pesan makan siang. Kita disini saja dulu yah." Gadis itu menyerahkan sebotol air mineral kemasan untuk Zhia.Zhia masih terlihat emosional, banyaknya kebocoran dana yang tidak pada tempatnya membuat kepalanya hampir pecah. Beruntung masih ada orang yang dipercaya di perusahaan itu."Permisi, Bu. Ini laporan yang diminta." Seorang karyawan menghampiri Zhia dan Putri yang tengah duduk di sofa ruangan Abdullah."Ah iya, terima kasih, Pak." Zhia kembali bersemangat, beberapa bukti sudah ia dapatkan untuk mendepak Danu dan Ega dari kepengurusan Gravity.Setelah makan siang, Zhia melanjutkan meetingnya dengan Danu dan Ega. Diremasnya oleh tim audit, Zhia mempertanyakan dana sekian Milyar yang dipakai Danu untuk kepentingan proyek Angkasa."Disitu sudah jelas, untuk proyek Angkasa, kau mau bukti apalagi?
Magbasa pa
Negosiasi Hamdani
Zhia beralasan akan bertemu dengan pemilik Angkasa dan beberapa rekanan Gravity di Bandung. Karena untuk mempertemukan keluarganya dengan Fia, rasanya itu tidak bijak."Sesuai arahan Mami, saya akan berangkat besok pagi. Jadi jadwalnya bagaimana, Mi?""Kamu bertemu dengan sekretaris pribadi Pak Irwan. Beliau yang akan membantumu lebih detail. Mungkin saat makan siang saja. Kalian bisa koordinasi sampai sore. Kurasa itu cukup.""Malamnya saya bisa temui Pak Hamdani, begitu?""Betul, saya kurang tahu mau dia seperti apa. Yang jelas, dia ingin dinner dulu sama kamu.""Oke, Mi. Zhia siap-siap balik ke rumah dulu. Sampai ketemu besok pagi."Pembicaraan Zhia dan Fia selesai, Zhia melirik jam di dinding ruangan sang ayah sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah.Kali ini, Zhia disarankan ditemani oleh sopir kantor. Di samping untuk keamanan, hari ini cukup melelahkan bagi Zhia. Ia harus berhadapan dengan mantan
Magbasa pa
Siapa Dia Sebenarnya?
Satu hal yang baru Zhia sadari, ia tidak berani bergantung sepenuhnya kepada Fia. Hubungan keduanya tetaplah bisnis yang seharusnya saling menguntungkan. Pertanyaan tersebut harus Zhia tunda ungkapkan kepada Fia, ada hal yang lebih penting daripada urusannya dengan Hamdani. Setidaknya, prioritas Zhia sekarang adalah perusahaan ayahnya."Anak perusahaan Angkasa akan memberikan bantuan kepada Ibu, dengan beberapa syarat. Selain kesepakatan kita mengenai proyek yang bermasalah itu, management kami meminta porsi pembelian material seratus persen ke kami. Bagaimana, Bu Fia?"Sejujurnya permintaan pria di depannya begitu mudah, hanya mengalihkan pembelian coil dan beberapa consumable lainnya ke anak perusahaan Angkasa. Sebelumnya, memang Gravity memiliki beberapa supplier yang mensupport. Namun, dari kasus yang dibuat oleh Ega dan Ayahnya mereka takut memberikan tempo pembayaran yang normal. Inilah uang membuat Zhia sedikit kesulitan mencari supplier."Pada dasarnya, kami tidak keberatan, P
Magbasa pa
Hubungan Rumit
Hamdani sendiri adalah mantan orang di masa lalu Fia. Hubungan rumit antara keduanya memang sudah berakhir dan keduanya sudah memiliki kehidupan sendiri-sendiri. Namun, Fia sepertinya harus berhadapan dengan amarahnya. Hamdani merasa tertipu oleh Fia."Aku tidak bisa mencegah tamuku memilih Aya, kecuali kau menikahinya atau mengikatnya dengan caramu. Mengertilah Hamdani, ini bisnis. Saya juga butuh pemasukan. Gak cuma kamu yang mikirin gendakan mu itu!""Tapi kenapa harus Angkasa? Dan kenapa harus Gravity!""Hahaha, kau pikir uang bisa membuatku pilah pilih? Tidak bisa seperti itu Hamdani, kecuali kau memenuhi semua kebutuhan Aya. Kau punya kuasa atas dia sepenuhnya. Dia hanya bekerja pada siapa yang membayarnya.""Setidaknya hargai aku yang pernah menjadi saudara iparmu!""Tidak akan. Bisnis tidak mengenal kawan dan saudara. Perlu kau tahu, Aya adalah salah satu pemegang saham di Gravity. Kau mau bertemu dengan pemiliknya bukan?""Kau jangan bercanda!" Hamdani semakin murka karena Fi
Magbasa pa
Sudah Waktunya Kembali
Zhia kembali ke kediaman keluarga terlebih dahulu. Untuk saat ini, memang ia tidak memikirkan urusan asmara. Apalagi, penolakannya terhadap Hamdani memang membuat pria itu kecewa kepada dirinya."Ada baiknya aku tidak berharap terlalu banyak kepada yang namanya pria. Sudah cukup sakit hatiku pada Mas Ega. Sepertinya aku tidak perlu coba-coba dengan yang lain, dengan Pak Irwan, Pak Hamdani atau siapapun itu." Dalam guyuran air shower, Zhia berusaha menenangkan dirinya.Zhia sebenarnya ingin beristirahat, namun, perutnya yang keroncong membuat dirinya gelisah. "Dasar perut, gak bisa liat sikon. Orang lagi galau, dia minta isi!" Zhia urung naik ke ranjangnya. Ia keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Tujuannya adalah dapur. Wanita cantik itu, mencari makanan apapun untuk mengisi perutnya.Suasana rumah yang hening, asisten rumah tangga pun sudah beristirahat. Zhia tidak mau merepotkan mereka, ia lebih memilih membuat nasi goreng karena menu tersebut paling cepat dan mudah untuk dibu
Magbasa pa
Welcome Back Aya
Alasan bertemu dengan Nola hanyalah alibi saja. Zhia harus kembali menjalani pekerjaannya sebagai LC di Dvia. "Mi, jadi aku bisa berangkat malam ini ke Surabaya?""Tiketmu sudah siap, kita bertemu di bandara bersama dengan Nola. Kebetulan, kita ada bisnis dengan dia. Besok kau yang temani di selama di Surabaya," jawab Fia. "Baik, Mi."Zhia dan kedua wanita cantik beda generasi itu bertemu di salah satu restoran bandara, Zhia mempercepat kembali ke Surabaya karena kondisi sangat ayah yang sudah stabil. "Lo udah yakin bakal gakpapa?" tanya Nola setelah menyesal kopi latte nya. "Gakpapa, gue bisa pantau dengan hubungi Putri dan Ibu. Kondisi Ayah sudah lebih baik, tapi tetap kita bawa ke Singapore. Bukan begitu, Mi?""Betul. Oiya, besok kau temani Nola bertemu dengan Hamdani. Sorry, Mami terpaksa minta kamu temui dia karena belum nemu yang pas untuk temani Nola. Kupikir karena kalian berdua berteman, harusnya tidak ada masalah," ucap Fia kepada Zhia dan Nola. "Tidak masalah, Mi.""Ma
Magbasa pa
Best Friend
Zhia berada di persimpangan, ia tahu betul jika posisinya seperti apa. Fia memang baik dan menawarkan solusi yang tepat untuk mengembalikan nama baik Gravity. Zhia membutuhkan hal tersebut untuk meraih simpati dan kepercayaan klien yang akan dan susah bekerjasama dengannya. "Ada harga yang harus dibayar untuk semua ini, Zhia. Lo gak bisa egois dengan prinsip Lo itu." Dibawah guyuran air shower kamar hotel yang ditempatinya bersama dengan Nola, ia berpikir hal yang sama berulang kali. Berada di persimpangan jalan, antara prinsip hidup dan usahanya untuk memperbaiki keadaan perusahaan sang ayah. Nola sendiri, ia sedang bersiap untuk bertemu dengan Hamdani. Merapikan dokumen yang harus dibawanya bersama dengan Zhia. "Sorry, gue lama, La." Zhia bergegas memakai make-up nya. "Apaan sih, masih pagi woy! Pak Hamdani juga masih bobo," jawab Nola terpingkal melihat tingkah Zhia yang gelagapan kesana kemari. "Huft, gue pikir tadi gue metong di kamar mandi!""Hahaha, Lo gak setolol itu. Mak
Magbasa pa
Tubuh Indahmu
Setelah menemani Nola berbelanja, Zhia kembali ke hotel untuk bersiap menunaikan tugasnya di Dvia."La, gue udah kepalang tanggung. Kalah gue nolak permintaan Mami, sama aja gue kayak gak tahu terima kasih.""Keputusan ada pada Lo. Gue yakin Lo bisa hadapi klien Mami Fia itu. Terlepas Lo terima side job itu atau tidak, Lo tetap Zhia yang ada di hadapan gue.""Makasih, La. Gue jalan dulu, sorry yah gak bisa temani makan malam. Besok kita bisa jalan bareng lagi, kok.""Iya dong, Lo harus temenin gue besok. Hati-hati dan good luck, girl!" Zhia berpamitan kepada Nola. Penampilannya berubah menjadi lebih sensual dengan dress diatas lutut dan press body. Menampilkan lekukan tubuh indahnya, dengan elegan Zhia memasuki mobil yang sudah menjemputnya."Langsung jalan, Aya?""Nggeh, Pakde. Apa kabar?" Sudah sekitar satu bulan Zhia tidak bertemu dengan sopir pribadi Fia itu."Baik, Ay. Kowe tambah cantik aja.""Ah, Pakde bisa aja. Makasih, lho. Tapi Saya gak punya receh.""Penting doa aja, semoga
Magbasa pa
Layanan VIP
"Terima kasih juga, Pak Haikal memperlakukan saya dengan lembut." Wajah lelah dan mengantuk Zhia membuat Haikal urung meminta untuk kedua kalinya. Padahal, yang umum terjadi tidak ada kepedulian dari laki-laki yang membayar wanita malamnya."Tidurlah, kau sudah lelah." Haikal menyelimuti tubuhnya. Mensejajarkan tubuhnya agar bisa mengusap puncak kepala Zhia yang sudah hampir terlelap. "Kau manis sekali, aku tidak menyangka jika nasib pernikahanmu sedramatis itu," batin Haikal mengingat kisah pernikahan Zhia dan Fia.Tidur Zhia begitu nyenyak, hingga sebuah kecupan ucapan selamat pagi mengusik kenyamanannya."Hhmm, sorry. Jam berapa ini?" Zhia mengusap-usap matanya yang masih berat untuk dibuka."Hahaha, masih pagi. Mau sarapan dulu atau mandi dulu tidak masalah," ucap Haikal terkekeh melihat reaksi panik Zhia."Astaga, memalukan!" Zhia mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya ia tidur seperti orang mati. "Sudah, tidak apa. Aku tunggu disini yah, mandinya gak usah buru-buru. Santai saja," u
Magbasa pa
Bukan Orang Suci
Zhia tahu, uang yang ia dapatkan dari Haikal bukankah uang halal. Dia pun bukan merasa perempuan suci tanpa dosa sejak ia bekerja di Dvia. Sering menemani tamunya mabuk dan yang terakhir, ia terpaksa menerima permintaan Fia demi Gravity."Gue lakukan ini demi Ayah dan keluarga, La. Saudara yang lain apa bisa bantu jika yang terjadi seperti itu?""Gak Lo jelasin gue juga paham, gue gak membenarkan gak juga menyalahkan. Hidup itu tentang pilihan, jadi apapun itu ya terima resikonya." Nola mengerti, keputusan berat yang diambil Zhia memang bukan tanpa alasan."Gue tolak, Gravity cuma tinggal kenangan. Gue gak kebayang gimana sedih dan kecewanya Ibu, La." Zhia masih mengaduk-aduk kopi latte dingin yang sisa setengah."Udah Lo ambil salah satu pilihannya. Yang perlu Lo pikir sekarang adalah kedepannya, Lo gak bisa kerja di Dvia terus. Yah, kecuali Lo mau terima resiko ambil side job.""Ijazah gue, La! Mana ada orang yang mau terima gue jadi karyawan tanpa legalitas yang jelas.""Gue ada so
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status