All Chapters of Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya: Chapter 41 - Chapter 50
140 Chapters
Menawarkan Diri
Flashback On. "Dean, aku membeli lingerie baru. Apakah malam ini kamu bisa mampir ke tempatku?" "Aku sibuk, Angela! Jangan ganggu aku!" bentak Dean sebelum Angela menyelesaikan perkataannya melalui telepon. Terdengar hembusan napas kecewa di ujung sana. Sudah seminggu lebih Dean tak pernah sempat berkunjung ke apartemen Angela. Selain karena kesibukannya, Dean tak mau terikat lebih jauh dengan gadis itu. Ada saja alasan dan rayuan Angela setiap kali menelepon Dean agar tunangannya itu mau mampir dan bercinta. Namun, sebisa mungkin Dean menahan diri untuk mengalihkan hasratnya pada kesibukan yang tak pernah ada habisnya. "Baiklah, Mi Amor. Datanglah kapanpun kamu mau, oke? Aku akan menunggumu." Flashback Off. Dan, bagai terkena karma, saat ini justru Sean yang mengejar Rhein agar mau bercinta dengannya. Ia tak bisa lagi mengalihkan hasrat lelakinya pada kesibukan karena Sean tak memiliki banyak aktifitas seperti dulu. Alhasil, pikiran kotornya selalu saja mengganggu setiap kali
Read more
Hamili aku!
Brak. Suara pintu kamar yang ditutup dengan kasar oleh Rhein membuat Sean bergidik kaget. Ia mengawasi istrinya yang berjalan cepat menuju ke arahnya yang baru saja membereskan ranjang. "Ada apa?" tanya Sean bingung ketika tatapan Rhein sangat tajam seolah hendak mencabik-cabik tubuhnya. "Cepat hamili aku, Sean!" Bagai mendengar suara letusan kembang api di malam yang sunyi, Sean membeliakkan mata syok ketika dengan lancarnya Rhein meminta untuk dihamili. "A-apa?" "Hamili aku! Aku lelah dengan permintaan mami yang selalu memojokkan aku.""Tapi hamil dan punya anak tidak semenyenangkan itu, Rhein." Rhein menggelengkan kepalanya cepat. "Aku nggak peduli. Yang penting aku hamil dulu dan bisa membuktikan sama mami kali aku nggak mandul!" Suhu AC yang dingin di siang hari yang terik, mendadak terasa panas di kulit Sean. Terlebih setelah Rhein bersiap untuk membuka minidress-nya di hadapan Sean. Wanita itu tak peduli, harga dirinya sedang dipertaruhkan. "Rhein, tunggu! Aku tidak si
Read more
Si Pembuat Onar
Usai perdebatan itu, Rhein beringsut pergi dan belum juga kembali hingga malam. Tak ingin membuat Veronica khawatir karena Rhein tak kunjung pulang hingga larut malam, terpaksa Sean berbohong dan mengatakan bila istrinya itu sedang ada pekerjaan yang harus diselesaikan. "Lembur di hari minggu begini?" sanggah Veronica tak percaya pada penjelasan Sean. Hanya anggukan kepala singkat yang Sean tunjukkan sebagai respon. Ia sendiri tak yakin apakah saat ini Rhein berada di tempat yang aman mengingat pertengkaran tadi siang pasti sangat menyakitkan untuknya. Pada akhirnya, karena jarum jam sudah menunjuk angka 12 dan Rhein belum juga kembali, Sean memutuskan untuk menghubungi Ralp. Sayangnya, sahabat istrinya itu tak tahu di mana Rhein berada saat ini. Karena semakin gelisah tak kunjung menemukan jejak istrinya, Sean memutuskan keluar untuk mencarinya sendiri. Sambil mengayunkan langkah menuju mobil yang ia parkir tersembunyi di ujung basement, Sean merogoh ponselnya di saku celana. Ia
Read more
Merasa Bersalah
"Kau selalu membuat masalah! Selalu membuat kekacauan!" kecam Sean sembari menolehi adiknya di kursi belakang yang tengah membersihkan luka berdarah di wajah Ivan. Alih-alih menjawab, Adena justru fokus mengusap darah dari bibir, pelipis dan hidung Ivan. Sesekali pria itu meringis kesakitan ketika Adena menekan luka yang mulai membiru di wajahnya. Sementara Sean mengomel sambil menyetir, Rhein justru sudah terlelap di sebelah Sean. Sejak naik tadi, Rhein yang sudah teler berat tak sanggup lagi membuka matanya dan menyangga tubuhnya. "Apa jadinya jika aku dan Ivan tidak datang tepat waktu?! Bisa-bisa kalian berdua digerayangi oleh pria-pria itu!" omel Sean murka. Sekilas, Adena melirik sinis pada kakaknya yang terus saja mengomel dan marah-marah. Ivan yang menyaksikan hal itu, hanya bisa mengelus dada pasrah. Tadi di kelab, tepat setelah Adena menarik Rhein pergi, sekumpulan pria itu mengeroyok Ivan dan menghujaninya dengan pukulan. Bila tak main keroyokan, mungkin Ivan masih b
Read more
Tamu Besar
Usai mengantarkan Veronica untuk kontrol ke rumah sakit. Sorenya Sean kembali menemani mertuanya itu arisan di salah satu restoran. Tentu saja di sana juga ada neneknya yang sejak tadi tak lepas memandangi cucu kesayangannya yang tengah menunggu di meja berbeda. Tanpa Sean ketahui, sejak tadi rupanya sang nenek mengambil fotonya secara diam-diam dan mengirimkan foto itu pada Adena. "Sean, ayo kita pulang," ajak Veronica setelah acara arisan sosialita itu selesai. Sean mengangguk dan bangkit dari kursi. Ia lantas membuntuti sang mertua hingga keduanya tiba di tempat parkir. Namun, betapa terkejutnya Sean saat menyadari bila ada sesuatu yang tak beres dengan ban mobil Veronica. "Ada apa, Sean?" tanya Veronica bingung ketika melihat Sean tiba-tiba berjongkok dan memeriksa ban belakang. "Bannya kempis, Mi."Sean meraba bekas sayatan benda tajam yang membuat ban mobil Veronica menjadi gembos. Seseorang pasti telah dengan sengaja membuat ban mobil ini kempis. "Waduh, Mami nggak bawa b
Read more
Memperpanjang Kontrak
Tiba di kantor dengan kepala pening dan perut mual tak pelak membuat Rhein senewen sepanjang hari. Pagi itu, ia terbangun karena telepon dari Ralp yang berdering. Meskipun matanya masih berat untuk terbuka, nyatanya ia malah bangkit dan merogoh ponsel yang ia simpan di tas kecilnya. Omelan dari Ralp serta cercaan pertanyaan dari pria itu membuat kesadaran Rhein lekas kembali. Ia lantas memutuskan mandi setelah memperhatikan jam sudah menunjuk angka 7. Setiba di kantor, dihari Senin yang biasanya sangat hectic, Rhein malah lebih banyak menghabiskan waktunya dengan melamun. Ia berusaha keras untuk mengingat bagaimana ia tiba di rumah semalam. Terlebih Ralp tak tahu menahu ketika Rhein bertanya padanya. Mungkinkah Sean yang menjemputnya? Tapi, bagaimana Sean bisa tahu di mana Rhein menghabiskan waktunya bersama Adena malam itu? Semalam, Adena sama mabuknya dan bahkan lebih dulu teler dibanding Rhein. Mereka berdua berdisko sampai larut malam, hingga kemudian seorang pria meninju wajah
Read more
Jebakan Makan Malam
Karena mobil Veronica masih belum di derek dari restoran arisan tadi sore, juga mobil Rhein yang hanya berisi dua seat, akhirnya mau tak mau dengan sangat terpaksa mereka menaiki mobil Adena menuju restoran yang dituju. Sepanjang perjalanan, wajah Sean yang masam serta tak banyak bicara membuat Rhein merasa bersalah. Namun, demi menyenangkan Adena yang kemarin telah membantunya melewati hari yang suram, terpaksa Rhein mengabaikan perasaan Sean dan memilih untuk menyetujui undangan makan malam itu. Tiba di restoran jam 8 malam, mereka berlima duduk di dalam ruang VIP yang menjadi tempat langganan keluarga Chevalier. Sean pernah dua kali datang ke restoran ini dan ia akui semua menu makanannya memang enak. Tanpa mereka ketahui, Adena menyusun sebuah rencana untuk membongkar kedok Sean di malam ini. Ia sudah tak tahan melihat Sean selalu berpura-pura menjadi orang lain kala bersama Rhein. Ia ingin sang kakak hidup bahagia tanpa harus menipu dan menutup-nutupi jati dirinya. "Silahkan
Read more
Pria Penipu
"Lepaskan aku, Sean!" teriak Rhein penuh amarah ketika Sean terus menariknya secara paksa. Mereka berdua kini telah berada di pinggir jalanan dengan kendaraan yang ramai berlalu lalang. Karena tak membawa mobil, alhasil Sean bingung hendak pulang dengan menaiki apa. Karena cekalan Sean sangat erat, Rhein tak bisa melepaskan diri begitu saja. Pria itu terus menarik Rhein pergi menjauh dari restoran itu. "Sean!" teriak Rhein kesal."Kita akan selesaikan ini di rumah, Rhein!""Aku nggak mau pulang bersama penipu sepertimu!" "Aku bukan penipu! Aku memiliki alasan mengapa aku harus melakukan semua ini padamu.""Pembohong! Aku nggak percaya lagi dengan semua perkataanmu. Lepasin aku, Brengsek!" umpat Rhein sambil tak kuasa menahan tangis. Sean menghentikan taksi yang lewat lantas memaksa Rhein untuk masuk. Sopir yang kebingungan karena Rhein terus memberontak, mengira Sean adalah penjahat yang hendak melakukan tindak penculikan. "Saya suaminya, Pak. Tolong segera antar kami ke aparte
Read more
Malam Pertama
Setelah menahan diri selama berbulan-bulan lamanya, pada akhirnya Sean meloloskan nafsunya yang tak lagi bisa ia bendung. Malam panjang dengan permainan ranjang yang panas dan liar, menjadi bukti bila selama ini Sean begitu menahan hasrat pada sang istri. Semua yang ada pada tubuh Rhein adalah candu, Sean tak melewatkan sedikitpun bagian-bagian itu dari sentuhannya. Menyadari bila Rhein ternyata masih perawan, membuat Sean semakin yakin untuk memiliki Rhein dan menghabiskan sisa usia bersama. Sean semakin posesif, ia tak mau kehilangan semangat hidupnya lagi. Sementara Rhein yang masih berada di bawah pengaruh alkohol, sangat menikmati setiap pergerakan yang Sean lakukan di bagian bawah tubuhnya. Rasa sakit yang sempat ia rasakan diawal, berganti menjadi kenikmatan yang sukar untuk dijelaskan. Rhein tak rela Sean berhenti, ia menginginkan hentakan keras itu lagi dan lagi dan lagi. Dua anak manusia yang baru saja merasakan surga dunia secara halal itu semakin menggila hingga perlah
Read more
Mari Kita Berpisah
Flashback On"Tuan, apa anda sudah mau diantar kembali ke penthouse?" Dean mengalihkan pandangannya pada sang asisten yang sejak tadi menyetir di belakang kemudi. "Aku masih ingin jalan-jalan, Ivan," putus Dean sembari berpaling dan mengawasi jalanan yang mulai lengang di dinihari. Mendengar perintah itu, Ivan kembali berputar arah. Setiap malam, Ivan yang baru pulang menyelesaikan pekerjaan di perusahaan keluarga Chevalier, akan mengantar sang tuan berkeliling kota tanpa tujuan yang pasti. Tanpa absen sehari pun, setiap jam sebelas malam, Ivan akan menjemput Dean di apartemen dan membawanya jalan-jalan ke manapun yang diinginkan sang tuan. Sudah hampir setahun rutinitas ini berlangsung, dan Ivan dengan setia akan menuruti apapun yang tuannya inginkan. Jalanan yang sepi juga toko-toko yang sudah tutup membuat suasana hati Dean semakin sendu. Seperti malam yang kelam, bahkan semua orang pun seolah lenyap ditelan kegelapan. Tatapan Dean yang sejak tadi kosong, mendadak terbelalak k
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status