All Chapters of Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya: Chapter 51 - Chapter 60
140 Chapters
Tolong, Jangan Tinggalkan Rhein
Karena terkejut mendengar pertengkaran dan keputusan yang diambil oleh putrinya, Veronica pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Dengan selang oksigen yang terpasang di hidung, serta kabel-kabel yang menempel di dada, Veronica tergeletak lemah dan belum juga sadarkan diri. Hingga menjelang sore, Rhein menemani sang mami tanpa beranjak sedetik pun. Sementara itu, Sean berjaga di luar ICU karena hanya satu orang yang diperbolehkan masuk ke dalam. Terlampau panik dan khawatir pada keadaan Veronica membuat sepasang pasutri yang tengah berkonflik itu tak mengindahkan rasa lapar yang melanda keduanya. Tenaga dan emosi yang sama-sama terkuras sejak semalam, tak membuat Sean ataupun Rhein beranjak untuk sekedar membeli makan dan beristirahat. Kesedihan atas pertengkaran mereka terasa tak sebanding dengan rasa cemas yang saat ini mereka berdua rasakan. Menjelang malam, barulah Veronica sadar dan meminta minum karena tenggorokannya terasa kering. Dokter masih tak mengijinkan Veronica u
Read more
Cemburu
Karena kondisi Veronica perlahan mulai stabil, keesokan harinya ia pun diperbolehkan pulang oleh dokter. Rhein yang harus ngantor, terpaksa meminta Sean untuk menemani dan mengantar sang mami. Vero menolak ketika Sean akan menemaninya di rumah, ia justru meminta Sean segera pulang ke apartemen dan memasak makan malam untuk Rhein. "Pulanglah. Perbaiki hubungan kalian berdua." Nasihat Veronica terus terngiang-ngiang hingga Sean selesai memasak dan menunggu kepulangan istrinya. Namun, hingga jarum jam menunjuk angka sepuluh, Rhein belum juga muncul. Puluhan kali Sean mencoba menelepon dan tak sekalipun Rhein mengangkatnya. Ralp pun tak tahu di mana Rhein berada ketika Sean bertanya padanya. Merasakan firasat buruk, Sean mencoba menghubungi nomor Ivan. Namun, dugaan Sean meleset, Adena tak pergi ke manapun seharian ini dan itu berarti Rhein tak sedang bersama adiknya. "Di mana kamu, Rhein!" dengus Sean kehilangan kesabaran. Dengan kondisinya yang sangat lelah setelah dua hari tak be
Read more
Lift Membara
Dengan amarah yang masih meledak-ledak di dalam dada, bercampur rasa cemburu setelah melihat Rhein melambaikan tangan seraya tersenyum manis pada mantan kekasihnya, Sean meluapkan semua itu dengan mencium Rhein secara paksa. Di dalam lift yang berhenti bergerak, Sean melumat bibir ranum itu tanpa ampun. Karena tubuhnya telah berada di bawah kungkungan Sean, Rhein tak kuasa melawan semua perlakuan Sean yang kasar dan beringas. "Se--"Belum selesai Rhein memprotes, Sean kembali menghujani istrinya itu dengan ciuman yang panas dan basah. Sungguh, oksigen seolah raib ketika kedua bibir itu berpagut kembali. Merasa kepalang tanggung, Sean menarik celana dalam Rhein agar senjatanya bisa meringsek masuk secara paksa. Sean tak peduli meskipun ada CCTV di dalam lift ini, ia akan meminta Ivan untuk membereskannya besok! "Sean ..." desah Rhein lirih ketika Sean melepas bibirnya dan berganti menciumi leher jenjang istrinya. "Sean, hentikan." "Kamu milikku, Rhein. Hanya milikku!" erang Sean ke
Read more
Terpaksa Pergi
"Kau kembalilah ke Prancis, Dena. Jalankan perusahaan seperti biasanya." Nyonya Chevalier tengah duduk di meja kerja dengan dua cucu di hadapannya. "Aku tidak akan kembali ke Prancis tanpa Ivan, Nek! Kak Dean bisa saja nekat melukainya." "Enak saja! Ivan itu asistenku!" "Tapi kau baru saja mengancam akan menghancurkan dia. Apa kau lupa?" dengus Adena sembari menantang tatapan kakaknya. "Cukup!" teriak sang nenek melerai. Dua cucu kesayangan Nyonya Chevalier itu menunduk dengan keki. Mereka paham betul, sifat sang nenek yang pengasih akan berubah menjadi sangat tegas bila sewaktu-waktu dibutuhkan. "Nenek tidak perlu mengulang keputusan yang sudah Nenek buat. Kemasi semua barangmu hari ini, Dena. Jet pribadi akan mengantarmu kembali ke Prancis siang ini!"..Kembali ke penthouse yang telah lama Sean tinggalkan semenjak menikah dengan Rhein, bagaikan kembali ke masa kelam di mana setiap harinya Sean akan terpuruk mengingat Angela. Setiap sudut ruangan di tempat ini, menyisakan kis
Read more
Menjalani Hari Tanpamu
Buatlah dirimu sibuk hingga lupa akan pedihnya takdir yang harus kau jalani. Mungkin itulah motto hidup yang tepat untuk Sean saat ini. Meskipun setiap malam ia tak bisa tidur dengan nyenyak, akan tetapi pagi harinya Sean selalu berusaha menyibukkan dirinya dengan berbagai aktifitas. Tak ada waktu yang Sean habiskan untuk melamun. Ia benar-benar berusaha menenggelamkan dirinya ke dalam kesibukan. "Tuan, apa anda baik-baik saja?" selidik Ivan sembari memperhatikan Tuannya yang sejak tadi terlihat memejamkan mata.Sean tak menyahut. Sudah genap sebulan Sean pergi dari apartemen Rhein, itu juga berarti sudah empat minggu Sean memaksa tubuhnya agar tetap aktif. Meskipun jam tidurnya kurang, jam makan tak teratur dan beban pikiran menumpuk, tak sekalipun Sean berkeluh kesah pada sang asisten. "Apa kita sudah sampai di rumah sakit?" tanya Sean tanpa membuka mata ketika Ivan menghentikan mobil. "Belum, Tuan. Saya berhenti karena sepertinya anda butuh istirahat hari ini." Serta merta de
Read more
Membiasakan Diri Tanpamu
Hari berganti minggu, dunia Rhein tak lagi sama tanpa kehadiran sosok Sean di sisinya. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering mereka lakukan bersama sejak membuka mata, kini telah berubah 180°. Rhein yang dulunya mandiri, sejak menikaj menjadi sangat bergantung pada Sean. Dan, setelah sosok suaminya itu pergi, mau tak mau Rhein harus kembali menjadi wanita tangguh. Sangat berat, sangat menyiksa, akan tetapi inilah kenyataan yang harus dihadapi. Pekan kedua setelah Sean pergi dari apartemen, sejumlah uang tiba-tiba masuk ke rekening Rhein dalam jumlah yang fantastis. "Kamu sudah mengecek siapa pengirimnya, Cel?" Sambil menandatangani beberapa dokumen penjualan, Rhein menoleh pada sekretarisnya itu sekilas "Sudah, Miss. Pemilik rekening itu bernama Sebastian Ivanders. Setelah saya telusuri, beliau adalah tangan kanan orang nomor satu di perusahaan Valiers." Rhein menghentikan gerakan tangannya. Valiers? Bukankah itu salah satu perusahaan besar di Indonesia? Apakah Valiers adalah pe
Read more
Garis Dua
"Cel, tolong batalkan rapat nanti sore. Aku kurang enak badan hari ini!" keluh Rhein yang merasakan pandangannya berkunang-kunang. Celia yang baru saja memasuki ruangan sang bos, sontak berlari mendekat dan menahan tubuh Rhein yang hampir roboh. "Apa perlu saya panggil Dokter, Miss?" usul Celia cemas seraya menuntun Rhein ke sofa di tengah ruangan. "Nggak usah! Sepertinya aku cuma kurang darah. Tolong belikan suplemen penambah darah di apotek." "Baik, Miss!" Dengan segera, Celia berbalik dan melaksanakan perintah bosnya. Setelah Celia pergi dan menghilang di balik pintu, entah mengapa Rhein tiba-tiba teringat pada jadwal menstruasinya. Ia mencoba mengingat-ingat tanggal berapa mens terakhirnya di bulan lalu. Saat sadar bila jadwalnya telah telat hampir dua minggu, bulu kuduk Rhein seketika berdiri. "Nggak mungkin aku hamil!" elak Rhein menampik pemikirannya sendiri. Meski jelas-jelas ia dan Sean melakukan hubungan intim seminggu pasca Rhein selesai menstruasi, akan tetapi ia
Read more
Keluarga adalah Segalanya
"Selamat, anda positif hamil." Ucapan Dokter yang memberi selamat atas kehamilan, terdengar seperti ucapan belasungkawa ditelinga Rhein. Karena masih ragu pada hasil testpack yang semuanya menampilkan dua garis merah, sore sepulang dari kantor, Rhein lantas bergegas ke Dokter Obgyn untuk memastikan kebenaran. Dan, di sinilah ia berada sekarang. Mengendarai mobilnya tanpa tahu harus ke mana. Menangis dan terus saja menyumpahi Sean yang telah menghamilinya. Seandainya ia hamil bulan lalu, mungkin Rhein akan bahagia karena berhasil membuktikan pada Veronica bila ia tak mandul. Namun, kini ia malah hamil di waktu yang tidak tepat. Ia positif hamil ketika hubungannya dan Sean sedang berada di ujung tanduk. Tanpa Rhein sadari, hati kecilnya mengarahkan mobil itu menuju rumah Veronica. Tak ada tempat lain yang bisa ia tuju untuk mengabarkan berita kehamilan ini selain maminya. Sebelum turun, Rhein memastikan matanya tak lagi sembab. Sementara itu di dalam, Veronica baru saja menyelesaik
Read more
Sekelumit Kisah Rhein dan Dean
Flashback On."Papa, kenapa Papa pelgi lagi? Kan, Papa balu datang!" protes Rhein kecil sembari memperhatikan sang papa yang tengah membereskan pakaiannya. Tangan kekar dan berbulu itu menghentikan aktivitasnya. Ia lantas duduk di samping sang putri dan memangkunya. "Papa harus kembali bekerja, Rhein. Nanti, Papa akan jenguk Rhein tiap sebulan sekali ke sini," jelas suara bariton itu dengan lugas. "Telus, yang ambil lapolku besok lusa siapa? Telus, yang fotoin aku pas tampil di acala pelpisahan kelas siapa?" Bocah berusia 4 tahun yang sudah cerdas namun masih cadel itu memprotes lagi. Sang papa tak menyahut, ia hanya membelai rambut sang putri dengan perasaan campur aduk. "Maafin Papa ya, Nak. Papa janji akan sering-sering tengok kamu di sini. Rhein jaga diri, ya! Jangan nakal dan nyusahin Mami. Kamu harus makan yang banyak biar cepet besar dan tinggi. Nanti, kalo kamu sudah besar, Papa akan bawa Rhein tinggal di tempat kerja Papa."Dan, dari Rhein lulus Playgroup hingga Senior
Read more
Adena si Pengganggu
Menjelang ulang tahun sang nenek, Adena kembali datang ke Indonesia bersama Harvey. Liburan keduanya yang sempat tertunda karena Dena tiba-tiba diminta pulang ke Prancis oleh neneknya, membuat Harvey menjadwal ulang liburan mereka setelah acara ulang tahun Nyonya Chevalier selesai.Sean yang sudah lumayan tenang sepeninggal Dena, kini kembali kesal ketika mengetahui sang adik datang ke Indonesia. "Apa anda jadi ikut malam malam di mansion, Pak?" Ivan melirik sang tuan dari spion tengah. Saat ini keduanya baru saja pulang dari Perusahaan Valier yang memproduksi berbagai macam alat bantu kesehatan. Sama seperti Don Bosco yang berpusat di Prancis, perusahaan Valier adalah perusahaan induk yang menjadi pusat gurita bisnis keluarga Valier. "Entahlah, Ivan. Aku masih malas bertemu Adena dan pria itu!" sahut Sean lirih sembari memundurkan sandaran kursi agar posisinya bisa rebahan. Membayangkan bertemu Adena yang usil saja sudah membuat Sean senewen, apalagi jika harus ditambah bertemu
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status