All Chapters of Terjebak Gairah Si Bos Mesum: Chapter 231 - Chapter 240
248 Chapters
Sudah Ingin Melahirkan
Sudah pembukaan lima dan Starla tidak berhenti meringis kesakitan. Revanno yang melihat sang istri begitu berjuang untuk melahirkan anak mereka tidak bisa menahan pilu di dadanya. Terkadang, diam-diam Revanno menghapus sudut matanya yang berair. Tidak hanya berbaring, untuk mengurangi rasa sakit itu Starla sesekali berjalan memutari ruangan, lalu berhenti di sisi ranjang hanya untuk mencengkeram sprei putih di atasnya. “Apa sakit sekali?” Tanya Revanno hati-hati. Karena seharian ini wanita hamil yang akan segera melahirkan itu tampak tidak ingin banyak di tanya. Starla pasti selalu mengomel kalau Revanno bersuara. “Kamu diam saja bisa nggak?” Nada suara Starla masih terdengar halus. Namun, kata-katanya sangat menyakitkan. Rasanya Revanno jadi ingin ikut merintih. “Aku malas sekali mendengarmu selalu bertanya seperti itu. Jelas saja rasanya sakit, Revanno. Nggak usah di tanya lagi!” “Ya, aku kan hanya ingin bertanya, Starla. Aku ingin memastikan keadaanmu baik-baik saja apa nggak,”
Read more
Bayi Mungil Yang Cantik
Hampir setengah jam Starla berusaha mengeluarkan bayi di dalam perutnya. la mengejan hingga rasanya seluruh napas ia keluarkan semua. Perih, sakit, terengah, panas, semua bercampur menjadi satu di dalam dirinya, terutama di pusat tubuh Starla. Titik-titik keringat membanjiri hampir seluruh wajah Starla. la raup napasnya dalam-dalam merasakan sesuatu yang besar akan keluar sebentar lagi dan tubuhnya seperti terbelah saat itu juga. Revanno yang terus berada di sampingnya, yang terus menggenggam tangan istrinya, yang terus menjadi pelampiasan rasa sakit itu merasa amat sangat cemas. Starla terlihat begitu kesakitan, Revanno takut wanita itu akan menyerah di tengah jalan mengingat Starla sudah banyak melewati kesakitan dan seolah tidak memiliki tenaga lagi untuk berjuang. Namun, mungkin Revanno lupa, istrinya adalah wanita hebat, wanita kuat, Starla tidak akan menyerah secepat itu. Hingga di detik selanjutnya, ketika jeritan Starla berikan bersama dorongan kuat di pusat tubuhnya, Starla
Read more
Menjadi Ibu Ternyata Tidak Mudah
Menjadi seorang Ibu itu ternyata sangat tidak mudah. Amat sangat tidak mudah. Apalagi untuk Ibu baru seperti Starla. Baru satu hari menjadi seorang Ibu. Tapi Starla merasakan tubuhnya sudah lemas sekali.Malam ini, tepatnya tengah malam saat dirinya sedang terlelap di atas ranjang rumah sakit. Sementara Revanno tertidur di ranjang ruang tunggu, suster datang untuk membangunkannya, membawa Sera yang sebelumnya di letakkan di ruang bayi.Bayi mungilnya itu terus menangis tanpa berhenti. Suster berkata karena kehausan. Starla yang tengah berbaring mencoba bangun dan duduk. Mendengar suara Sera menangis juga membuat Revanno terbangun, mungkin selain suara Sera, tidur di tempat yang tidak pernah ia tiduri juga salah satu faktor yang membuat Revanno mudah terbangun malam itu.“Ada apa, Starla?” Tanya Revanno seraya menghampiri sang istri yang sedang duduk di atas ranjang sambil menggendong Sera di pangkuannya. Wanita itu masih berusaha memasukkan puncak dadanya ke dalam mulut Sera. Namun,
Read more
Perjuangan Meng-ASIhi
Langit perlahan mulai terang, matahari juga sudah mulai meninggi. Tepat pukul empat tadi Starla dan Revanno baru bisa kembali tertidur. Sera yang sudah lebih tenang Starla pindahkan pada tempat tidur bayinya. Saat ketukan di depan sana terdengar, mata Starla kembali terbuka, karena nyatanya ia tidak bisa benar-benar terlelap. Starla hanya sekedar memejamkan mata. Jadi saat terdengar suara apapun ia akan membuka matanya.“Selamat pagi, Bunda.”Menoleh ke samping, dimana suster baru saja masuk seraya membawakan makan pagi untuk Starla yang di balas oleh wanita itu dengan senyum ramah.“Bayinya tenang, Bunda?”“Tenang, Sus,” jawab Starla sambil mengalihkan pandangan pada Sera yang masih tertidur pulas.“Di habiskan ya, Bunda. Supaya asinya lancar.”Starla mengangguk. “Terima kasih, Suster.”Lalu setelah suster pergi, Starla beranjak dari posisi berbaringnya. Ia duduk dengan kaki menggantung di atas ranjang, lalu menghadap ke arah Sera. Dari tempatnya saat ini, bukan hanya Sera yang terli
Read more
Rindu Di Manja
Tepat pukul dua belas siang, Joshep datang lagi ke rumah sakit. Sebelumnya ia dan yang lainnya sudah pamit pulang sekitar pukul sepuluh pagi tadi. Namun, tiba-tiba saja Revanno menghubungi dan memintanya untuk kembali ke rumah sakit. Ia membawa banyak makanan untuk Revanno. Putranya itu yang meminta di bawakan makanan karena malas untuk makan di kafetaria. Sementara saat ini Sera sedang tertidur di dalam gendongan Starla.Sampai saat ini, Revanno masih belum berani menggendong anaknya yang bulat itu. Padahal Starla sudah memaksa dan mengatakan tidak apa-apa. Namun, Revanno masih tetap takut. Sera terlihat begitu mungil dan rapuh, dan Revanno takut menyakiti bayi mungilnya itu. Mungkin nanti saat sudah agak lebih besar Revanno baru mau menggendongnya.“Apa semalam Sera rewel?” Joshep bertanya seraya mengeluarkan beberapa box makanan yang ia bawa tadi, meletakan itu di atas meja dekat sofa yang tadi Revanno tiduri.Sedangkan Revanno sekarang sedang berada di kamar mandi, membersihkan di
Read more
Mirip Revanno
Siang itu, Starla dan Revanno akan kedatangan banyak tamu yang ingin menjenguk Sera. Starla meminta Revanno untuk membantunya ke kamar mandi, mengingat ia sama sekali belum mandi dan membersihkan diri. Tapi bukan untuk mandi, Starla hanya mencuci wajah, menggosok gigi dan juga memberi sedikit polesan make up di wajahnya.Setidaknya, sebagai pemeran utama nanti Starla tidak boleh terlihat kucel dan dekil.“Sudahlah nggak usah terlalu cantik,” dengus Revanno yang melihat Starla sibuk memoles wajah dengan berbagai macam bentuk make up. “Yang akan datang kan hanya Daniel dan Nathan saja.”Ngomong-ngomong, Sera juga sedang di mandikan oleh Suster, agar mereka sama-sama terlihat cantik nanti.“Ya tetap harus berdandan. Masa ada tamu wajahku terlihat kucel. Nanti kalau mereka ingin mengajak berfoto, bagaimana?”Revanno langsung mengernyit. “Memangnya kamu artis? Pakai di mintai foto segala.”“Ck!” Starla berdecak. Meninggalkan lipstik yang akan ia gunakan, karena takut tercoret dan jadi bera
Read more
Kedatangan Tamu
Saat Starla dan Revanno sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Daniel dan Nathan pun akhirnya datang. Tidak. Bukan hanya mereka berdua saja. Tetapi ada satu lagi wanita yang juga turut datang bersama dengan kedua pria itu. Wanita itu adalah Laura. Ya, Starla masih ingat betul dengan wanita yang bernama Laura tersebut.Starla sempat mengernyit seraya menatap ke arah Daniel. Namun, tak berselang lama pandangannya langsung beralih menatap sebuah hadiah yang sedang di bawa oleh ketiga manusia itu. Mereka membawa hadiah yang besar, karena sebelumnya Revanno meminta untuk mereka membawakan hadiah. Jadi mereka benar-benar membawakannya.“Wah, Bapak baru.” Seperti biasa, kekacauan di sana akan di buka dengan ocehan Daniel yang tidak ada manfaatnya.Lalu di susul dengan ocehan bermakna sama dari Nathan. “Rupanya kamu sudah bisa menggendong bayi. Pantas juga kamu menjadi Bapak-bapak.”Seketika Daniel memukul lengan Nathan, sebagai bentuk perwakilan karena Revanno sama sekali tidak bisa bergerak kar
Read more
Harus Menahan Diri Tiga Puluh Hari Lagi
Starla sudah di perbolehkan pulang hari ini. Baik Sera maupun Starla sama-sama sudah sehat dan kuat. Selama di rumah sakit banyak hal yang ia pelajari dalam mengurus anak dari para suster. Beruntung ia mudah belajar, meski belum sepenuhnya hebat dalam mengurus Sera. Namun, Starla yakin ia dan Sera memilki ikatan batin yang kuat. Beberapa hal yang tidak Starla mengerti pun, ia akan mencarinya melalui internet atau bertanya pada temannya—Vania. Tapi lebih dari itu, Starla akan mengandalkan instingnya sebagai Ibu. Saat Sera haus, saat Sera pup, saat Sera ingin di gendong. Starla seolah mengerti. Setiap jerit tangis anaknya, Starla seakan tahu apa yang Sera katakan.Oh, ternyata seperti itu yang di sebut ikatan batin antara Ibu dan anak.Meski begitu, di hari pertama dan mungkin hingga seminggu ke depan, Starla masih harus menggunakan jasa mandi bayi yang ia sewa dari rumah sakit. Hanya sekedar untuk mandi, karena Starla masih belum bisa melakukan kegiatan yang satu itu. Starla masih ta
Read more
Hari Minggu Yang Berubah
Biasanya, sebelum ada Sera hari Minggu adalah hari terbebas bagi Revanno untuk bersantai maupun bermain game console. Sejak pagi hingga sore akan ia gunakan untuk duduk di depan TV seraya bermain game. Dulu, atau tepatnya beberapa minggu yang lalu, Revanno masih bisa sepuasnya melakukan itu. Namun, semenjak Sera lahir hari minggu Revanno seketika berubah begitu saja.Apalagi bersamaan dengan teriakan horor dari ambang pintu kamar mereka.“Revannooo!”Seketika pria itu mendesah, menghentikan gerakan tangannya yang sedang sibuk bermain game.“Temani Sera sebentar. Aku ingin mandi.”Untung saja jarak Starla dan Revanno sangat jauh. Jadi saat Revanno mendengus kesal seraya menggumamkan kalimat protes, wanita itu tidak mendengarnya.“Sebentar saja, Revanno. Sera juga masih tidur!” Teriak Starla lagi.Semalaman Revanno tidak tertidur karena Sera terus menangis. Entah yang haus minta susu, entah yang pup, atau terbangun secara tiba-tiba. Entahlah, Revanno hanya ingin bermain sebentar saja ra
Read more
Seminggu Lagi
Revanno menghampiri Starla yang sedang sibuk membungkus kado di ruang tengah. la duduk di sebelah sang istri seraya mengambil setoples keripik kentang buatan Bi Diyah.“Untuk siapa?” Tanya Revanno sambil mengunyah.Starla menoleh sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya membungkus kado hadiah untuk Mikayla, anak sahabatnya—Vania.“Untuk anaknya Vania, namanya Mikayla,” jelas Starla.Beberapa hari yang lalu Vania sempat mengatakan kalau anaknya akan merayakan ulang tahun. Dan berhubung kemarin Starla memiliki waktu untuk berbelanja, sekalian ia membeli hadiah untuk ia berikan kepada anaknya Vania.“Ulang tahun?” Revanno bertanya lagi dan Starla langsung mengangguk. “Kapan?” Imbuhnya dengan tangan yang bersiap memasukan dua keripik kentang sekaligus ke mulutnya.“Besok. Antar aku, ya?”Seketika gerakan tangan Revanno terhenti. “Nggak, ah. Kamu sendiri saja. Lagipula aku kan bekerja.”“Eh, mana bisa begitu?” Starla nenoleh ke arah sang suami, mengernyitkan keningnya. Seolah tidak t
Read more
PREV
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status